Anda di halaman 1dari 3

NAMA : MUH.

HIDAYATULLAH
NIM : 041916605
PRODI : D3 PERPAJAKAN (UPBJJ-UT KENDARI)
AKUNTANSI BIAYA 1
Tugas : 01
PT. Elektro merupakan produsen elektronik yang menghasilkan 3 jenis produk radio (jenis
radio X, Y, dan Z) . Ketiga jenis radio tersebut dihasilkan melalui dua departemen, yaitu
departemen spare parts dan departemen asembling. Pada saat ini, biaya produksi tidak
langsung dibebankan kepada produk di kedua depeartemen tersebut masing-masing atas dasar
Jam mesin dan Jan kerja langsung. Jumlah jam mesin di departemen spare parts adalah 10.000
Jam dan 5.500 jam kerja langsung di departemen asembling. Selama tahun 2002 diperkirakan
volume produksi dan jam yang dikonsumsi di departemen tersebut adalah Sbb:
Jenis Radio Volume Dept. Spare Dept.
parts Asembling
X 25.000 Unit 2.500 Jam 1.500 Jam
Y 12.500 Unit 3.200 Jam 1.700 Jam
Z 7.500 Unit 4.300 Jam 2.300 Jam
Jumlah 45.000 Unit 10.000 Jam 5.500 Jam

Anggaran Biaya overhead untuk tahun 2002 masing-masing Rp. 55 Juta, baik untuk
departemen Spare parts maupun Assembling. Data aktivitas lainnya adalah sebagai berikut:
Aktivitas Biaya Pemicu Biaya Jenis Radio
(Rp) X Y Z
Set-ups 30.000.000,- No. of set up 20 40 60
Machining 38.000.000,- Machine hour 2.000 3.000 4.000
Raw materials 12.000.000,- Material requisition 20 30 40
handling
Packing 30.000.000,- Orders packed 200 350 300

Diminta:
1. Biaya overhead per unit menurut sistem konvensional maupun sistem ABC?!
2. Berikan argumentasi atas ke dua perhitungan tersebut?!
3. Apabila mekanisme sistem target costing dalam kasus ini akan diterapkan, faktor apa
saja dan bagaimana pertimbangan saudara atas activity yang digunakan untuk
menghasilkan spare parts tersebut?! Jelaskan berikut contoh.
JAWAB:

1. Biaya Overhead per Unit Menurut Sistem Konvensional dan Sistem ABC
Sistem Konvensional:
Biaya Overhead per Unit:

Sistem ABC:
Biaya Overhead per Unit:

2. Argumentasi atas Kedua Perhitungan Tersebut


• Sistem Konvensional:
• Menggunakan metode sederhana berdasarkan jam mesin dan jam kerja
langsung.
• Tidak mempertimbangkan aktivitas yang sebenarnya memicu biaya
overhead.
• Sistem ABC:
• Lebih akurat karena memperhitungkan aktivitas yang sebenarnya memicu
biaya overhead.
• Memberikan informasi yang lebih detail dan akurat dalam menetapkan
biaya overhead per unit.
3. Mekanisme Sistem Target Costing dan Pertimbangan Activity untuk Spare Parts
• Faktor-faktor dalam Sistem Target Costing:
• Menetapkan harga jual terlebih dahulu.
• Menghitung biaya produksi yang diizinkan berdasarkan harga jual dan
target profit.
• Menyesuaikan proses produksi dan biaya agar sesuai dengan target costing.
• Pertimbangan Activity untuk Spare Parts:
• Aktivitas yang signifikan dalam produksi spare parts seperti set-ups,
machining, raw materials handling, dan packing harus dipertimbangkan.
• Memastikan biaya overhead yang dialokasikan sesuai dengan aktivitas yang
sebenarnya memicu biaya.
Contoh Penerapan Target Costing
Misalnya, jika target costing menetapkan harga jual per unit radio X sebesar Rp.
200,000 dengan target profit 20%, maka biaya produksi yang diizinkan per unit adalah
Rp. 160,000. Dengan demikian, perlu dilakukan analisis aktivitas untuk
mengoptimalkan biaya produksi agar sesuai dengan target costing tersebut.

Anda mungkin juga menyukai