Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PENGAJUAN DANA

“SHORT MOVIE TARI SEBLANG”

Dosen Pembimbing :

Dr. Moh Badrih, S.Pd. M.pd.

Disusun oleh : Kelompok 3

Anggota :

1. Reza Imtiyazul Fikri


2. M. Kholilur Rahman
3. Ulvatul Ummah
4. Sinta Rokhmawati
5. Echa Nizar Azita
6. Lintang Eka Prasetyo
7. Fadya Estu Lisandra
8. Sevara
9. Ravshan Khabiyev

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2023
HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL
SHORT MOVIE TARI SEBLANG
KELOMPOK 3
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2023

1. Judul Kegiatan : Shooting Film Pendek


2. Kelompok :3
3. Anggota : 9 orang
4. Waktu Pelaksanaan : 10 – 11 Juni 2023
5. Biaya keseluruhan :Rp 1.995.000
Yang diusulkan : Seikhlasnya

Malang, 06 Juni 2023


Panitia Pembuatan Film,
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 2
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................................2
BAB 1 .............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN........................................................................................................................... 4
1.1 LATAR BELAKANG .......................................................................................................... 4
1.2 TUJUAN ................................................................................................................................ 4
BAB 2 .............................................................................................................................................. 4
PROSES PRODUKSI ..................................................................................................................... 4
2.1 PROFIL FILM....................................................................................................................... 4
2.2 SINOPSIS .............................................................................................................................. 4
2.3 PRODUKSI ........................................................................................................................... 5
A. Waktu dan Tempat ............................................................................................................. 5
B. Alat dan Bahan .................................................................................................................... 5
C. Personel dan Pemain ........................................................................................................... 5
2.4 Biaya ...................................................................................................................................... 6
BAB 3 .............................................................................................................................................. 7
3.1 PENUTUP ................................................................................................................................. 7
A. Penutup ................................................................................................................................... 7
B. Lampiran. ................................................................................................................................ 8
a. SKENARIO FILM .............................................................................................................. 8
b. CASTING DAN REKA ADEGAN ................................................................................. 12
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tari Seblang merupakan salah satu ritual upacara masyarakat Osing yang hanya dapat
dijumpai di dua desa dalam wilayah kecamatan Glagah, Banyuwangi, yakni desa
Bakungan dan Olehsari. Ritual ini dilaksanakan untuk keperluan bersih desa dan tolak
bala, agar desa tetap dalam keadaan aman dan tenteram. Menurut sejarahnya telah tercatat
sekitar tahun 1930-an. Awal munculnya tradisi ritual Tari Seblang ini didasari atas
adanya wujud syukur masyarakat Desa Olehsari agar dijauhkan dari wabah
penyakit (pageblug). Namun seiring perkembangan zaman kadang ritual seperti ini banyak
yang tidak mempercayainya, tetapi masih banyak kalangan juga yang mempercayainya
sehingga kita menambahkan sedikit konflik antara Medis dan sebagian Masyarakat. Hal
itulah menjadi suatu hal yang menarik bagi kelompok kami untuk diangkat menjadi
sebuah film pendek, yang mana nantinya film ini akan di bawa pulang oleh 2 teman kami
mahasiswa asal Uzbekistan sebagai oleh – oleh tentang budaya Indonesia.

1.2 TUJUAN
1. Untuk memenuhi tugas akhir Mata Kuliah Drama, Film dan Media Baru.
2. Mengasah individu untuk lebih kreatif.
3. Menunjukkan bahwa Indonesia memiliki banyak sekali budaya.
4. Menghadirkan tontonan yang menghibur dan mendidik bagi masyarakat.

BAB 2
PROSES PRODUKSI
2.1 PROFIL FILM
Jenis film yang akan di produksi :
1. Jenis : Film Pendek
2. Genre : Dokumenter
3. Judul : Tari Seblang
4. Durasi : Kurang Lebih 19 menit

2.2 SINOPSIS
Berawal dari keingintahuan orang asing terhadap budaya banyuwangi dan berkunjung
ke salah satu daerah Bakungan suku osing untuk mendapatkan informasi sejarah Tari
Seblang. dengan alur flashback berlatarkan tahun 1930, Cerita ini mengisahkan ritual tari
seblang yang dilakukan oleh masyarakat suku osing. Ritual ini dilaksanakan untuk tolak
balak dari wabah pageblug. Nyawa seblang menjadi taruhan karena sang dukun
memaksakan si seblang untuk melakukan ritual ini dengan melakukan pertukaran sukma
dengan roh nenek moyang yang pada akhirnya sang seblang pun tak sadarkan diri selama
4 hari, sehingga terjadi perseteruan antara Medis dan Pemangku Adat di desa dimana sang
medis ingin menawarkan bantuan secara medis namun di tolak mentah – mentah oleh
sebagian masyarakat.

2.3 PRODUKSI
A. Waktu dan Tempat
Waktu persiapan, produksi, dan pasca produksi dalam pembuatan film pendek :
MARET - JULI

NO KEGIATAN TANGGAL
13 26 19 22 24 25 28 1 3
MAR MAR MEI MEI JUN JUN JUN JUL JUL

Persiapan, Ide Cerita


1
dan Penulisan Skenario.
Casting dan Take Reka
2
Adegan
3 Shooting
4 Editing
5 Finishing

Tempat yang digunakan untuk proses produksi :

1. Ruang kelas Gedung F Lt 3 No 20 Universitas Islam Malang sebagai tempat


merancang ide, membuat skenario dan casting.
2. Taman Merjosari dan Kontrakan untuk Take Reka Adegan.
3. Desa Turen, Universitas Islam Malang, Kontrakan dll untuk tempat Shooting Video
yang asli.
B. Alat dan Bahan

No Nama Alat Jumlah Pemilik


1 Kamera 1 Sewa
2 Tripod 1 Sewa
3 Kostum 1 Sewa
4 Properti - Beli

C. Personel dan Pemain


a. Personel
- Produser : Dr. Moh Badrih, M.pd.
- Sutradara : Sinta Rokhmawati
- Penulis : Reza Imtiyazul Fikri, Ulvatul Ummah, Sinta Rokhmawati.
- Juru Kamera : M. Kholilur rohman, Reza Imtiyazul Fikri, Echa Nizar
Azita.
- Editor : Reza Imtiyazul Fikri
b. Pemain
- Penari : Echa Nizar Azita
- Pemangku Adat : M. Kholilur Rohman
- Pak RT/Bapak : Reza Imtiyazul Fikri
- Ibu : Sinta Rokhmawati
- Mbah Dukun : Lintang Eka Prasetyo
- Medis : Ulvatul Ummah
- Sinden dan Tourget : Fadya Estu Lisandra
- Turis : Sevara dan Ravshan Khabiyev

2.4 Biaya
HARGA
NO PERLENGKAPAN DURASI TOTAL
SATUAN
1. Transportasi ( Rp 20.000*6 2 hari (PP) Rp 240.000
bensin)
2. Kostum Penari Rp 100.000 2 hari Rp 200.000
3. Omprong (Mahkota) Rp 100.000 2 hari Rp 100.000
4. Kamera camcorder + Rp 270.000 2 hari Rp 540.000
Tripod
5. Properti lain seperti Rp 150.000 2 hari Rp 150.000
infus,sajen dll
6. Sewa tempat Rp 180.000 1 hari Rp 180.000
7. Lighting video Rp 55.000 1 hari Rp 55.000
8. Sandisk 32 gb Rp 15.000 2 hari Rp 30.000
9. Konsumsi Rp 15.000*20 2 hari Rp 300.000
10. Lain - lain Rp 200.000 2 hari Rp 200.000
JUMLAH Rp 1.995.000
BAB 3
PENUTUP

A. Penutup
Demikian proposal ini kami buat dengan harapan para donatur dapat
memberikan bantuan seikhlasnya, sehingga semua kebutuhan take film kelompok
kami bisa tercukupi. Atas ketersediaan para donatur untuk memberikan bantuan
kepada kami, kami ucapkan terimakasih.
B. Lampiran.

a. SKENARIO FILM

1. INT. RUANG TAMU – PAGI


Kisah berawal dari 2 orang warga Negara Uzbekistan yang ingin berwisata ke Indonesia,
mereka menghubungi teman dari Indonesia lalu meminta tolong untuk membantu mereka
menemani liburan di indonesia.
Sevara : “hallo, musim panas tahun ini aku akan berlibur ke Indonesia. Menurutmu dimana
tempat yang cocok, sayai ngin mengenal budaya Indonesia”.
Sandra :” iya haloo sevara, oke saya akan membantumu, menurutku tempat yang menarik
untuk dikunjungi adalah banyuwangi”
Sevara :”okeee, kenapa harus banyuwangi? “
sandra : “ karena disana sangat banyak wisata dan budaya yang sangat kental “
sevara : “ wahsangatmenarik, akuakankesanaminggudepan “
sandra : “ baiklah sevara, kalau begitu aku akan menyiapkan keperluanmu disini termasuk
tourgate yang akan memandu nanti“
teman mereka menyarankan untuk pergi ke jawa bagian timur yaitu desa bakungan yang
terletak di banyuwangi. Setelah itu merekaberduabertemudengantemanmereka di Indonesia
lalupergibersamauntukmenemuitourgatedanberangkatkebanyuawangi.
2.INT. Tempat wisata – siang
Sesampainya di banyuwangi tourgate mulai memberikan penejelasan kepada sevara tentang
adat istiadat di daerah tersebut salah satunya sejarah asal usul tari seblang.
(alur cerita masuk kebagian awal sejarah tari seblang).
3. INT Rumah pak RT- sore
padatahun 1930 di Desa Bakungan Banyuwangi, mengalami wabah penyakit yang sering
disebut dengan pageblug, di mana masyarakat yang terkena akan langsung mati dalam
hitungan jam
warga 1 : “pie iki? Keluargaku sedo kabeh!”
Warga 2: “ora sampeyan tok, keluargaku yo kenek!”
Pak RT : “wargaku tenang disek, digolek i jalan keluare bareng bareng, ayo menyang omae
pemangku adat.”

4. INT Rumah pemangku adat- sore menjelang magrib


Warga dan pak RT berbondong bonding dengan penuh tangisan pergi menemui pemangku
adat.Sesampainya mereka didepan rumah sang pemangku adat, mereka mengetuk pintu
dengan tergesa gesa.
Warga : “tok tok tok!! Mbah kolel mbah kolel, buka lawange mbah.”
Pemangku adat : “ono opo to iki kok rame rame?”
Pak RT : “ono PAGEBLUG!, akeh warga seng sedho tanpo sebab.”
Pemangk uadat : “wes mulio disek, lawang cendelo di tutupi. Tak golekane solusine disek.”
5. INT hutan- malam
Keesokan harinya, Pemangku adat menemui sang dukun untuk membicarakan dan mencari
solusi untuk wabah pageblug ini
Pemangku adat : “yoopo iki mbahh? Kok akeh warga seng sedo tanpo sebab? Opo deso iki
oleh kutukan?”
Mbah dukun : “heheheheh ( tertawakecil), aku wes ngiro wabah iki mesti mangan akeh
korban”
Pemangku adat : “opo sajene kurang genep?”
Mbah dukun : “kabeh sajen lan ritual wes di lakoni ( selametan deso, sajen kebo urip ), kiro
kiro kurang opo maneh?”
Pemangku adat : “opo ngadakne ritual tari seblang ae?”
Mbah dukun : “heheheh ( tertawa kecil) ngertikan mbah lil, koyo opo resiko Tari Seblang.”
Pemangku adat : “iyoo aku ngerti, nyowo arek sing kepilih bakal di tumbalno yen ritual
gagal.”
Mbah dukun : “ orapopo, yen ora koyo ngene nyelot akeh sing dadi korban. Wes ayo ndang
golek dino digae ritual tari seblang. “
Pemangkuadat : “ Malem jum ‘ at kliwon wae. “
6. INT ..........- siang
disisi lain ada seorang medis bersama denga asistennya berteriak di tengah tengah kepanikan
warga
medis : “ warga!!, jangan lah engkau percaya terhadap entiti yang disebut roh leluhur, itu
hanyalah ilusi yang dibuat buat oleh dukun “
warga yang kebingungan bertanya kepada medis
warga :” kalau kita tidak berbuat apa apa, bagaiman wabah ini bisa hilang? “
medis :” tenang, saya akan berusaha mencari obat untuk wabah ini, apabila ritual ini
dilakukan apakah kalian akan terima keluarga kalian menjadi tumbal?”
medis : “sudah banyak korban karena wabah ini pastinya kalian mengerti kalau sampai ada
korban lagi,dan belum ritual ini berhasil “
medis : “ sadarlah!! “
warga pun ikut bimbang tentang ritual tari seblang, di tengah tengah kegaduhan warga
pemangku adat mendatangi medis yang begitu berani menolak ritual tari seblang
pemangku adat : “ biadab kau wahai manusia durhaka “
pemangku adat : “ wabah ini terjadi karena adanya orang sepertimu, yang tidak
menghargai roh leluhur kita “
medis : “ baik pak kalo seperti itu keputusan warga, “
Sang dukun dan pemangku adat mulai menyiapkan apa yang dibutuhkan dalam ritual ini, pada
tahap pertama pra prosesi dilakukan dengan penetuan penari yang disebut dengan kajiman,
dimana roh leluhur memilih gadis mana yang akan menjadi penari. Sang dukun dan
masyarakat memulai ritual.
Pak RT : “ Ayo ndang dimulai ae rituale “
Pemangkuadat : “ opo sesajen lan persyaratan liane opo wes siap kabeh? “
Pak RT : “ uwes “
Sang dukun pun memulai ritual, kemudian salah satu gadis di desa tersebut mengalami
kesurupan yang mana berarti gadis itu yang terpilih. Namun dari pihak keluarga sigadis dan
juga sebagian masyarakat tidak setuju dengan ritual ini karena ditakutkan ritual ini tidak
berhasil dan sukma sang penari tidak bisa kembali.
Warga1 : “ arek iki to seng kepilih “
Mbahdukun : “ iyoo, roh leluhur miliharek iku “
Warga1 : “ tapi mesakke arek sek enom iku seng dadi tumbale “
Warga2 : “ aku ora setuju, wes akeh korban mosok yo arep nambahi korban maneh “
Warga1 : “ opo ora ono cara lio to? “
Pak RT : “ TENANG! TENANG! Mbah dukun lan pemangku adat iki wes mikir mateng –
mateng. Iki wes dadi solusi paling apik “
Mbahdukun : “ ORA USAH RAME AE, IKI DALAN TERBAIK! NGORBANKE SIJI
WONG ORA MASALAH “
Pak RT : “ Ritual ikiurungmestigagal, dadipercoyoae.”
Pada tahap prosesi, pada hari H pelaksanaan tradisi tari seblang perias membuat omprong (
mahkota ) yang akan digunakan sang penari, juga sang sinden menyiapkan dirinya untuk ikut
mengiringi sang penari.
Sinden : “ mbak, nyuwun tulung sampean jupukne kebaya lans ewekku. “
Perias : “ ohh, nggih mbak. “
Sinden : “ opo ompronge uwes dadi? “
Perias : “ sampun”
Setelah itu, sang penari datang ke rumah sang perias dengan tatapan kosong, sorot matanya
seperti menjelaskan bahwa sebenarnya sang penari tidakmau untuk melaksanakan ritual ini.
Perias : “ ritual iki sek pisan dilakoni. “
Penari : “ nggih.”
Perias : “ kuatkan atimu nduk, maut wes ono sing ngatur “
Penari : “ .........”
Perias : “ wes nduk, tak pacaki sak iki yo “
Seusai persiapan ini, sang penari dijemput oleh dua dukun yang akan digiring menuju punden
beserta sinden yang juga ikut mengiringinya. Seiring dengan itu penari mulai kerasukan oleh
roh leluhur atau yang disebut dengan kajiman, ritual pun dimulai saat menjelang magrib
dipunden .Dukun membantu sipenari berdiri dengan membawa tempeh sembari membaca
mantra, kemenyan dan membawa sesajen. Penari meliukkan tubuhnya seiring dengan suara
gending dan nyanyian sinden.
Penari menari hingga beberapa jam sampai ritual ini selesai. Mbah dukun dan Pemangku adat
membacakan mantra – mantra untu turut melancarkan ritual ini. Begitu ritual ini selesai, sang
penari terjatuh dan tak tersadarkan diri dan disambut tangis dari sang ibu.
Ibu : “ Duhh gustiii anakku “
Pak RT : “ Ayooo, ayooo ndang digowo menyang omah “
Akhirnya sang penari dibopong oleh warga menuju ke rumahnya, sang dukun juga pemangku
adat ikut mengiringi untuk memberikan penyembuhan secara tradisional agar sang penari bisa
kembali ke sadar.
Tak terasa sudah 4 hari sang penari masih tidak tersadarkan diri, akan tetapi di satu sisi ada
kabar baik datang dimana wabah pakgeblug sudah berenti dan hilang dari desa itu.
Sang ibu sudah mulai khawatir dengan keadaan putrinya yang sudah 4 hari tak sadarkan diri.
Ibu : “ yoopo iki pak, wes 4 dino anake ora tangi – tangi aku wedi yen kenopo – nopo. “
Pak RT : “ Ora popo rausah wedi, mbah dukun iseh berusaha ben anake biso sadar “
Ibu : “ alah aku wes ra peduli pak, aku kate nyeluk wong medis ae “
Pak RT : “ AH ORA BUTUH MEDIS, IKI ISO WARAS GAE PENGOBATA
TRADISIONAL. “
Sang ibu pun tidak menghiraukan ucapan Pak RT dan berlari sembari menangis untuk
menemui sang medis. Sesampainya di rumah sang medis, ibu memohon untuk datang
kerumah dan menyembuhkan putrinya.
Ibu : “ Mbak,mbak tolong anak saya! Tolong anak saya, dia sudah 4 hari tidak sadarkan
diri seusai ritual itu. “
Medis : “ Tenang Bu, kami akan segera menuju ke sana. “
Sesampainya dirumah sang penari, medis pun melakukan tindakan untuk menbantu agar sang
penari bisa kembali sadarkan diri. Setelah melakukan pengecekan menurut sang medis penari
tersebut kelelahan juga dehidrasi karena dipaksa ber puasa selama beberapa hari.
Medis “ Bu, anak ibu mengalami dehidrasi juga kelelahan setelah melakukan ritual itu tanpa
jeda istirahat yang membuat tubuhnya lemah “
Pak RT : “ ALAH ORA, NGARANG IKU BU. RAUSAH PERCOYO BU.”
Ibu : “ Nampo to pak, wes cukup percoyo hal gak masuk akal koyo ngono “
Perdebatan pun terjadi antara medis, mbah dukun dan pemangku adat.
Medis : “ Sudahlah Pak, tidak ada salahnya mencoba pengeobatan secara medis “
Pak RT “ Ora usah kakean cangkem, iki anakku! Yo skarepku kate tak obati koyo opo

Mbah Dukun : “ Opo o seh sek iso diandelne teko pengobatan medis, iki tanah jowo udu
papane nganggo pengobatan medis “
Pemangku Adat : : “ Pakgeblug wes ilang, yo goro – goro ritual iki, dadi aku yakin pasti
arek iki yo iso waras nganggo pengobatan tradisiona iki.”
Ibu : “WES CUKUP! OJOK EGOIS KOYO NGONO TO PAK, IKI JUGA ANAKKU
AKU YO BERHAK NENTOKKE PENGOBATANE, AKU SEK NGANDUNG LAN
NGELAIRKE ! “ ( Ucap ibu sambil menangis tersendu – sendu )
Medis : “ Mohon maaf pak, kita tidak bisa hanya mengandalkan pengobatan tradisional saja
karena kita tidak tau pasti bagaimana keadaannya. Saya paham ini memang tanah jawa tapi
tidak ada salahnya juga kita mencoba pengobatan secara medis, Pak. “
Ibu : “ Pak rungokno Ibu, Pengobatan tradisional karo Pengobatan medis tetep dilakoni
bebarengan. Ora usah ndebatke ndi sek apik. “
Medis : “ Betul, Saya setuju “
Mbah Dukun : “ Karepmu wes, gajalen gae cara medis, tak delok ono perkembangane pora. “
( dengan ekspresi kurang suka)
Setelah mendapatkan ijin untuk melakukan pengobatan secara medis, sang medis pun
langsung memberikan penananganan dengan memberikan infus kepada sang penari agar
kondisi tubuhnya membaik. Setelah beberapa jam kemudian, akhirnya sang penari membuka
matanya. Akan tetapi tidak ada yang tau bagaimana keadaan sang penari.

The end

b. CASTING DAN REKA ADEGAN


https://drive.google.com/drive/folders/1iChCGeLr30khcIGAanhkmb6bYbEh33jJ

Anda mungkin juga menyukai