Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL

PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA


PERMAINAN TRADISIONAL TALI KARET

DISUSUN OLEH :
Ketua: Mohammad Faiq Fadhlul Aziz
Sekertaris: Ratika Afsah
Anggota:
1. Arinda Maharani
2. Irgi Januariansyah
3. Lia Suherlia
4. Muhammad Revan Alip Paijun
5. Nejli Julmiriansyah
6. Siti Kamila Al Zulfa
7. Yolannda Jeslina Atik

PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH 1
SMA NEGERI 1 JASINGA
Jl. Sukamanah No. 3 RT/RW. 04/02 Desa Setu Kecamatan Jasinga
Telp. Fax. (0251) 8688212 website:https://sman1jasinga.sch.id/
e-mail: smanjas_dbesst@yahoo.co.id
Kabupaten Bogor 16670
LEMBAR PENGESAHAN
PROJEK PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
PERMAINAN TRADISIONAL TALI KARET

Jasinga, 22 Februari 2023


Ketua Kelompok, Sekertaris,

Mohammad Faiq Fadhlul Aziz Ratika Afsah


NISN. 0079427241 NISN. 0071340389

Mengesahkan,

Koordinator P5, Fasililitator,

Samsul Bahri, S.Kom Reca Wiguna, S.Si


NIP. 199202102022211008 NIP. 198304252022211005

Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 1 Jasinga,

Nandang Suherwan, S.Pd., MM.


NIP. 196312161989031007

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
menganugerahkan banyak nikmat sehingga kami dapat menyusun proposal projek
ini dengan baik. Proposal ini berisi tentang Permainan Tradisional “
Proposal ini kami susun secara cepat dengan bantuan dan dukungan berbagai
pihak diantaranya; Pak Samsul Bahri, S.Kom selaku koordinator projek kami, Pak
Reca Wiguna, S.Si selaku fasilitator projek kami. Oleh karena itu kami sampaikan
terima kasih atas waktu, tenaga dan pikirannya yang telah diberikan.
Dalam penyusunan proposal ini, kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh
dari kata sempurna.
Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata semoga proposal ini dapat
memberikan manfaat untuk kelompok kami khususnya, dan kepada pembaca.

Jasinga, 22 Februari 2023


Penyusun

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................2
C. TUJUAN..................................................................................................................2
D. MANFAAAT PENELITIAN.........................................................................................2
1. Manfaat Teoritis.................................................................................................2
2. Manfaat praktis :................................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI...........................................................................................4
A. Profil Pelajar Pancasila...........................................................................................4
B. Kearifan Lokal.........................................................................................................5
C. Permainan Tradisional............................................................................................5
D. Tali Karet................................................................................................................6
1. Sejarah permainan tali karet.............................................................................6
Hingga kini belum jelas juga dari mana asal muasal permainan ini. Namun banyak
pihak menduga bahwa permainan yang sangat popular di tahun 70-an hingga 80-an
ini berasal dari Eropa yang dibawa ke Nusantara dan dimainkan oleh anak-anak
Belanda pada masa penjajahan. Hal ini sangat relevan mengingat permainan
lompat tali karet di Belanda juga dipegang oleh dua orang sedangkan yang lainnya
bermain. Sedangkan di wilayah Eropa lainnya, permainan ini dimainkan oleh satu
orang saja sebagaimana yang biasa dimainkan saat lompat tali ketika sedang
berolahraga................................................................................................................6
Meski belum jelas benar asal mula permainan ini, namun beberapa pihak
mengatakan bahwa permainan ini telah dimainkan di Mesir sejak 1600 tahun
sebelum Masehi. Namun, terdapat pula argumen yang menyatakan permainan ini
berasal dari China. Namun ada pula pendapat yang mengatakan suku Aborigin di
Australia telah memainkan permainan ini turun-menurun, mereka menggunakan
media bambu, atau tanaman merambat lain yang ada di hutan...............................6
2. Pengertian..........................................................................................................6
3. Hubungan permainan tali karet dengan profil pelajar pancasila........................6

iii
4. Nilai Nilai Yang Terkandung Dalam Permainan Tali Karet...................................6
5. Manfaat permainan tali karet............................................................................7
6. Fasilitas yang dibutuhkan.......................................................................................7
BAB III RENCANA DAN TAHAPAN PELAKSANAAN...........................................8
A. TEMA......................................................................................................................8
B. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN....................................................................8
C. ANGGOTA...............................................................................................................8
BAB IV PEMBAHASAN..............................................................................................10
D. Langkah-langkah bermain....................................................................................11
BAB V PENUTUP.........................................................................................................14
A. KESIMPULAN........................................................................................................14
B. SARAN..................................................................................................................14

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negeri yang kaya akan pulau, rempah-rempah dan
mempunyai ragam budaya, adat istiadat, dan sekaligus mempunyai beragam-
ragam permainan tradisionalnya. Setiap daerah di Indonesia pasti mempunyai
permainan tradisional. Sebagaimana kita ketahui keragaman permainan tradisional
Nusantara berkaitan dengan luas negara, hal tersebut sesuai dengan pendapat Fad
(2014, blm.5) bahwa “Indonesia begitu luas sehingga permainan tradisional pun
beragam luar biasa”.
Permainan tradisional sangatlah populer sebelum teknologi masuk ke
Indonesia. Dahulu, anak-anak bermain dengan menggunakan alat yang seadanya.
Permainan tradisional sesungguhnya memiliki banyak manfaat bagi anak-anak.
Selain tidak mengeluarkan banyak biaya, permainan tradisional sebenarnya sangat
baik untuk melatih fisik dan mental anak. Secara tidak langsung, anak akan
dirangsang kreatifitas, ketangkasan, jiwa kepemimpinan, kecerdasan, dan
keluasan wawasannya melalui permainan tradisional. Para psikolog menilai
bahwa sesungguhnya mainan tradisional mampu membentuk motorik anak, baik
kasar maupun halus.
Namun kini Permainan tradisional perlahan-lahan di lupakan, mereka sudah
jarang bermain permainan tradisional karena mereka lebih memilih permainan-
permainan berbasis teknologi yang berasal dari luar negeri dan mulai
meninggalkan permainan tradisional. Seiring dengan perubahan zaman,
permainan tradisional perlahan-lahan mulai terlupakan oleh anak-anak Indonesia.
Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang sama sekali belum mengenal permainan
tradisional, ini terjadi karena minimnya sosialisasi.
Projek ini adalah projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dilaksanakan
di kelas X. Projek ini diharapkan dapat mengembangkan seluruh dimensi Profil
Pelajar Pancasila khususnya 2 dimensi yaitu Berkebhinekaan Global dan Gotong
Royong. Projek ini mengangkat tema 1 yaitu “kearifan lokal” dengan topik yang
diangkat adalah permainan tradisonal sebagai bagian kekayaan budaya bangsa.

1
Nah, disini kelompok kami mengambil tema permainan tali karet. Melihat
berkurangnya pengetahuan anak-anak maupun remaja zaman sekarang tentang
permainan tradisional, kami memilih topik ini sebagai isu yang harus diangkat.
Dengan kami mengangkat isu ini diharapkan kami bisa menerapkan poin Profil
Pelajar Pancasila yaitu Berkebinekaan global dimana dalam berkebinekaan global
kita sebagai siswa/siswi diharapkan bisa mempertahankan budaya luhur, lokalitas,
dan identitasnya di tengah era globalisasi saat ini dan memungkinkan adanya
budaya baru yang positif tanpa bertentangan dengan budaya luhur bangsa.
Pada permainan tali karet tidak diketahui bagaimana sejarah permainan
lompat tali ini, berasal dari mana dan siapa yang menyebarkannya. Oleh karena
itu, kami memilih permainan ini karena kami sangat ingin tau sejarah dalam
permainan ini sehingga nantinya permainan ini bisa kami sebarluaskan melalui
dari mulut ke mulut, dari orang ke orang, kemudian menyebar dari beberapa
daerah ke seluruh daerah Indonesia .
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara melestarikan permainan tradisional seperti permainan tali
karet?
2. Bagaimana awal mula ditemukannya permainan tali karet?
3. Bagaimana cara menarik anak-anak generasi muda untuk memainkan kembali
permainan tradisional sehingga mereka tidak kecanduan terhadap teknologi?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara melestarikan permainan tradisional seperti permainan
tali karet.
2. Untuk mengetahui awal mula ditemukannya permainan tali karet.
3. Untuk mengetahui cara menarik anak-anak generasi muda untuk memainkan
kembali permainan tradisional sehingga mereka tidak kecanduan terhadap
teknologi.
D. MANFAAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dalam penelitian ini mengkaji substansi batang tubuh
pedagogi tentang prosa pembelajaran, khusunya mengenai permainan
tradisional.

2
2. Manfaat praktis :
a. Bagi guru :
1) Memberikan motivasi untuk melakukan penelitian tindakan kelas.
2) Memberikan gambaran tentang manfaat permainan tradisional dalam
mengembangkan motorik kasar anak.
b. Bagi anak :
1) Dapat mengembangkan kemampuan motorik kasar.
2) Dapat mengenalkan salah satu jenis permainan tradisional pada anak.
3) Meningkatkan keberanian anak untuk melompat menggunakan rintangan.
c. Bagi sekolah :
1) Menambah wacana di perpustakaan tentang permainan tradisional
2) Sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan kemampuan
motorik kasar, khususnya melalui permainan tradisional.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Profil Pelajar Pancasila


(Kemdikbud, Direktorat sekolah dasar, 2022) Profil pelajar Pancasila adalah
perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki
kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Profil
Pelajar Pancasila memiliki 6 dimensi dan beberapa elemen di dalamnya.
1. Beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME
Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan
pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci
beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia: (a) akhlak
beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak kepada
alam; (e) akhlak bernegara.
2. Berkebinekaan global
Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas, dan identitasnya,
dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga
menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya dengan
budaya luhur yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa.
Elemen dan kunci kebinekaan global meliputi mengenal dan menghargai
budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan
sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.
3. Bergotong royong
Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan
untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar
kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-
elemen dari bergotong-royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.
4. Mandiri
Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung
jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari
kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.
5. Bernalar kritis

4
Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik
kualitif maupun kuantitif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi
dan gagasan, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya.
Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses
informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi
pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil keputusan.
6. Kreatif
Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang
orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif
terdiri dari menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan
tindakan yang orisinal.
B. Kearifan Lokal
Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak
dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal biasanya
diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi melalui cerita dari
mulut ke mulut. Salah satu kearifan lokal adalah permainan tradisional.
C. Permainan Tradisional
Permainan tradisional menurut Mulyani adalah suatu permainan warisan dari
nenek moyang yang wajib dan perlu dilestarikan karena mengandung nilai-nilai
kearifan lokal. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Marzoan & Hamidi
menyimpulkan bahwa “permainan tradisional merupakan kegiatan yang dilakukan
dengan suka rela dan menimbulkan kesenangan bagi pelakunya, diatur oleh
peraturan permainan yang dijalankan berdasar tradisi turun-temurun”. Sejalan
dengan pernyataan tersebut, “permainan tradisional merupakan permainan yang
dimainkan secara turun temurun yang bernilai suatu budaya dan biasa dimainkan
menggunakan bahasa maupun ciri khas dari daerah tertentu.

5
D. Tali Karet
1. Sejarah permainan tali karet
Hingga kini belum jelas juga dari mana asal muasal permainan ini. Namun
banyak pihak menduga bahwa permainan yang sangat popular di tahun 70-an
hingga 80-an ini berasal dari Eropa yang dibawa ke Nusantara dan dimainkan oleh
anak-anak Belanda pada masa penjajahan. Hal ini sangat relevan mengingat
permainan lompat tali karet di Belanda juga dipegang oleh dua orang sedangkan
yang lainnya bermain. Sedangkan di wilayah Eropa lainnya, permainan ini
dimainkan oleh satu orang saja sebagaimana yang biasa dimainkan saat lompat
tali ketika sedang berolahraga.
Meski belum jelas benar asal mula permainan ini, namun beberapa pihak
mengatakan bahwa permainan ini telah dimainkan di Mesir sejak 1600 tahun
sebelum Masehi. Namun, terdapat pula argumen yang menyatakan permainan ini
berasal dari China. Namun ada pula pendapat yang mengatakan suku Aborigin di
Australia telah memainkan permainan ini turun-menurun, mereka menggunakan
media bambu, atau tanaman merambat lain yang ada di hutan.
2. Pengertian
Permainan lompat tali karet adalah permainan yang dimainkan menggunakan
tali karet sebagai alat permainannya. Jenis permainan ini termasuk ke dalam
permainan tradisional yang memanfaatkan kekuatan dan kerja sama para
pemainnya. Tali karet yang digunakan dalam permainan lompat tali karet dianyam
memanjang.
3. Hubungan permainan tali karet dengan profil pelajar pancasila
Dalam permainan tali karet ini berhubungan dengan profil pelajar Pancasila
adalah tumbuhnya rasa gotong royong, karena dalam permainan tali karet ini
membutuhkan kerjasama untuk memenangkan permainan dimana rasa gotong
royong merupakan salah satu dimensi dan elemen dalam Profil Pelajar Pancasila.
4. Nilai Nilai Yang Terkandung Dalam Permainan Tali Karet
Permainan karet sebenarnya memiliki pembelajaran moral. Jurnal yang
ditulis oleh Tria Paradisa berjudul “ Permainan tradisional lompat tali merdeka
atau yang lebih dikenal sebagai lompat tali karet sebagai media pelaksanaan

6
proses game stage di SD Negri 94 Pekanbaru“ menjelaskan beberapa nilai moral
yang bisa diperoleh dari permainan lompat tari karet.
Nilai-nilai moral tersebut mungkin tidak terlihat secara nyata namun
terlindung dalam simbol-simbol ketika anak bermain. Nilai moral (moral value)
ini yang sangat bermanfaat bagi pengembangan jiwa anak untuk membentuk
karakter, sikap, pribadi anak. Selanjutnya pesan moral ini akan menjadi bekal dan
modal dasar bagi anak dalam berinteraksi dengan anggota masyarakat lainnya
sesuai dengan norma yang berlaku.
Berikut ini adalah nilai-nilai moral yang terkandung dalam permainan tradisional
lompat karet, diantaranya :
a. Nilai Kebersamaan.
b. Nilai Kepemimpinan dalam permainan lompat tali karet.
c. Nilai Tanggung Jawab.
d. Nilai kejujuran.
5. Manfaat permainan tali karet
Dengan memainkan permainan ini, dapat melatih otot kaki dan koordinasi
tubuh, meningkatkan fungsi kognitif, serta meningkatkan kepadatan tulang.
Lompat tali bisa juga termasuk jenis olahraga ringan. Gerakan melompat
tergolong sebagai aktivitas kardiovaskular yang baik untuk jantung.
6. Fasilitas yang dibutuhkan
Fasilitas yang dibutuhkan dalam bermain lompat tali karet adalah karet.
Sebelum memainkan permainan ini kita harus menganyam karetnya terlebih
dahulu. Adapun cara menganyamnya, yaitu menyambungkan satu karet pertama
dengan dua karet selanjutnya, sehingga bentuknya memanjang 3 sampai 4 meter.
Sebagai permainan tradisional, permainan lompat tali karet tersebar di beberapa
daerah di Indonesia dengan nama yang berbeda-beda. Nama lain untuk permainan
lompat tali karet adalah Yeye (Lampung), Tali Merdeka (Riau), Lompatan, dan
sebagainya.

7
BAB III
RENCANA DAN TAHAPAN PELAKSANAAN

A. TEMA
“KEARIFAN LOKAL”
B. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN
Tempat: SMAN 1 JASINGA
Waktu:

Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at

1 2 3

6 7 8 9 10
TAHAP 1: SOSIALISASI DAN PEMBAGIAN KELOMPOK
13 14
FEBRUARI 15 16 17
TAHAP 2: MEMBUAT PROPOSAL BAB I, BAB II
20 21 22 23 24
TAHAP 3: MEMBUAT PROPOSAL BAB III, BAB IV
27 28

MARET 1 2 3
TAHAP 4: MEMBUAT PROPOSAL BAB V
6 7 8 9 10
TAHAP 5: MEMBUAT VIDIO
13 14 15 16 17
TAHAP 6: MEMBUAT TWIBBON DAN PPT
20 21 22 23 24

27 28 29 30 31

C. ANGGOTA
Anggota yang berada di kelompok 1 ini diantaranya :
1. Arinda Maharani
2. Irgi Januariansyah
3. Lia Suherlia
4. Mohammad Faiq Fadhlul Aziz
5. Muhammad Revan Alip Paijun
6. Nejli Julmiriansyah

8
7. Ratika Afsah
8. Siti Kamilla Al Zulfa
9. Yolannda Jeslina Atik
D. LAPORAN KEGIATAN
Nah, Projek Penguatan Pelajar Profil Pancasila dilaksanakan selama 3 bulan
dari mulai bulan Februari sampai dengan bulan April. Pada awal bulan Februari
kami dibagi kelompok sekaligus pembagian fasilitator dan tema setelah itu kami
lanjutkan dengan memulai mencari topik permainan yang akan kami mainkan
pada tema kearifan lokal ini, selanjutnya kami memulai bimbingan dengan
fasilitator setelah kami melakukan bimbingan kami membuat proposal dari BAB I
sampai dengan BAB V. Ketika proposal tersebut sudah selesai maka kami
memberikan proposal yang sudah kami kerjakan kepada fasilitator dan
koordinator untuk di revisi. Setelah menerima revisi, kami memberikan kembali
proposal tersebut kepada fasilitator dan koordinator. Ketika fasilitator dan
koordinator telah menyetujuinya lalu kami segera print proposal yang sudah kami
buat dan meminta tanda tangan untuk lembar pengesahan kepada fasilitator,
koordinator dan kepala sekolah.
Selanjutnya, Pada bulan Maret sebelum melakukan pembuatan video kami
terlebih dahulu membuat naskah, setelah naskah tersebut selesai kami memulai
pembuatan video sekaligus membuat tali karet. Lalu, setelah video tersebut selesai
di take kami edit video tersebut, sekaligus memulai membuat ppt dan yang
terakhir kami membuat twibbon.
Tahap terakhir projek, Pada bulan April kami melaksanakan sidang projek dan
kami siap mempertanggungjawabkan projek yang sudah kami laksanakan kurang
lebih selama dua bulan lamanya.

9
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Cara Melestarikan Permainan Tali Karet


Permainan tradisional termasuk dalam warisan budaya nenek moyang yang
perlu kita jaga dan lestarikan. Sayangnya, di era digital seperti saat ini membuat
keberadaan permainan tradisional semakin tergeser. Hal ini lantaran generasi
muda saat ini lebih suka memainkan permainan yang ada digadget. Lantas,
bagaimana cara untuk melestarikan permainan tradisional?Berikut ini adalah cara
melestarikan permainan tali karet diantaranya :
1. Memperkenalkan permainan tradisional pada generasi muda
Cara pertama yang bisa dilakukan untuk melestarikan permainan tradisional
adalah dengan mengenalkannya pada generasi muda. Kita bisa
memperkenalkannya melalui kegiatan-kegiatan di lingkungan sekolah maupun
tempat tinggal. Selain itu, agar anak-anak mudah tertarik, alangkah baiknya kita
memperkenalkan permainan tradisional dengan cara yang lebih menarik. Misalnya
dengan mengadakan lomba tentang permainan tradisional dan memberikan hadiah
atau penghargaan bagi pemenang.
2. Tetap memainkan permainan tradisional
Kamu bisa tetap memainkan permainan tradisional bersama dengan teman-
temanmu. Kemudian, kamu bisa mengunggahnya ke media sosial agar orang lain
juga dapat mengenal permainan tradisional yang kita mainkan tersebut. Hal ini
berkemungkinan bisa memancing orang lain agar tertarik untuk memainkan
permainan tradisional tersebut.
3. Mengadakan festival permainan tradisional secara rutin
Cara lain untuk melestarikan permainan tradisional adalah dengan rutin
mengadakan festival permainan tradisional. Contohnya di Boyolali, ada kegiatan
Festival Dolanan Anak yang bertujuan memperkenalkan permainan tradisional
pada anak-anak masa kini
B. Awal Mula ditemukannya permainan tali karet
Pada awalnya permainan ini hanya dimainkan oleh anak-anak Belanda pada
masa itu. Ada juga yang mengatakan bahwa asal permainan lompat tali karet ini

10
berasal dari benua Eropa yang menyebar ke benua-benua lainnya termasuk di
dalamnya benua Asia Tenggara tepatnya Indonesia
C. Permainan tali karet dalam merubah karakter generasi z
Kegiatan bermain memiliki manfaat yang sangat penting bagi anak-anak.
Bermain bukan hanya suatu kesenangan tetapi suatu kebutuhan yang harus
dipenuhi. Melalui kegiatan bermain, anak dapat belajar tentang diri mereka
sendiri, orang lain dan lingkungannya. Anak-anak biasanya mengalami masa-
masa peka, di mana anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya
pengembangan seluruh potensi. Masa ini adalah masa yang sangat bagus dan
cocok untuk meletakkan dasar pertumbuhan dalam mengembangkan kemampuan
fisik motorik, kognitif, moral, sosial emosional, disiplin, bahasa, seni, konsep diri,
dan nilai-nilai agama.
Ketika kita ingin merubah karakter generasi z kita tidak bisa langsung
merubahnya. Karena, semua itu memerlukan proses. Seperti halnya ketika kita
ingin merubah karakter generasi z untuk tidak terus menerus bergantung kepada
kecanggihan teknologi agar mereka bisa melestarikan kebudayaan yang ada di
Indonesia seperti permainan tradisional terutama permainan tali karet yang kami
jadikan topik pada siklus projek kali ini. Untuk prosesnya kita bisa melakukan
dengan berbagai cara seperti memperkenalkan permainan tradisional ini kepada
generasi z dengan melalui dan memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk
mempromosikan permainan tradisional tersebut. Sehingga nantinya mereka yang
melihatnya merasa tertarik untuk memainkan permainan tersebut.
D. Langkah-langkah bermain
Adapun cara bermain karet adalah sebagai berikut :
1. Sebelum mulai bermain buat tali terlebih dahulu.
2. Tali yang digunakan dalam permainan ini terbuat dari karet.
3. Karet karet ini dirangkai menjadi seperti rantai, hingga panjangnya mencapai
3-5 meter.
4. Sebelum bermain kita harus menentukan kelompoknya terlebih dahulu dengan
cara hompimpa, jika kelompoknya sudah diketahui maka masing-masing
kelompok itu menentukan ketuanya. Ketua dari masing masing kelompok
melakukan suit Jepang, jika ada yang kalah maka dia yang jaga. Sebenarnya

11
permainan ini bisa dimainkan secara individu, namun di sini kami memakai
permainan kelompok, sehingga permainan tali karet ini dimainkan dengan
minimal 3 orang pemain.
5. Permainan ini membutuhkan 2 orang pemegang tali, yang kalah tadi jaga dan
pegang tali.
6. Dan kelompok yang menang tadi memainkan permainan tali karet.
7. Kita harus melompati tali karet yang di bentangkan oleh kedua pemegang tali
secara bergantian.
8. Ketinggian karet akan terus meningkat dimulai dari mata kaki, lutut, perut,
dada, telinga, atas kepala, hingga pada posisi tangan lurus diatas kepala atau
biasa disebut dengan “merdeka”.
9. Untuk ketinggian dari mata kaki hingga dada kita harus melompat tanpa
mengenai karet.
10. Jika salah satu anggota kelompok yang bermain tadi ada yang kalah boleh
digantikan oleh anggota kelompoknya.
11. Ketika mencapai ketinggian di telinga, kaki kita boleh mengenai tali. Jika ada
salah satu dari anggota tersebut ada yang tidak dapat melewatinya, maka boleh
digantikan oleh anggota yang lain akan tetapi jika seluruh anggota dari
kelompok tersebut tidak mampu melewatinya maka tim tersebut dinyatakan
kalah.
12. Jika tim sebelumnya dinyatakan kalah maka tim yang jaga tali karet tadi akan
mulai bermain dan sebaliknya tim yang sebelumnya dinyatakan kalah akan
menjaga tali karet.
13. Jika tim tersebut bisa melewati seluruh tahap-tahap bermain tali karet maka
tim tersebut dapat dinyatakan menang dalam permainan.
E. Faktor Pendukung Dan Faktor penghambat
Permainan tradisional lompat tali karet ini dirasa mudah namun terdapat faktor
pendukung dan penghambat dalam permainan tradisional tali karet. Adapun faktor
pendukung dari permainan tradisional tali karet yaitu:
1. Biaya yang diperlukan ringan karena peralatan yang digunakan yaitu tali
karet.

12
2. Permainan tali karet ini juga dapat mengembangkan motorik kasar anak
karena dalam permainan ini banyak gerakan dasar yang dilakukan anak seperti
berlari dan melompat. Bahkan permainan tradisional tali karet ini juga dapat
mengembangkan kecerdasan sosial anak.
3. Tidak terlalu sulit untuk dimainkan karena menggunakan gerakan dasar lari
dan lompat.
Sedangkan faktor penghambatnya adalah bahwa permainan ini membutuhkan
pemain lebih dari 2 orang, maka harus mencari pemain lebih dari 2 orang yang
memungkinkan untuk nantinya dapat dilaksanakannya permainan tradisional
lompat tali karet tersebut.
F. Dampak Projek
Bagi generasi sekarang dampak projek ini memberikan dampak yang positif
karena di permainan tali karet ini menumbuhkan rasa kerjasama dimana sekarang
ini kerjasama antara individu atau kelompok mulai berkurang, dan permainan tali
karet bermanfaat bagi kesehatan, permainan tali karet sangat bagus untuk melatih
otot kaki dan koordinasi tubuh, meningkatkan kepadatan tulang juga baik bagi
kesehatan jantung lompat tali juga termasuk kedalam olahraga ringan, sehingga
cocok untuk digunakan pada pembelajaran kebugaran jasmani di sekolah yang
dapat meningkatkan keterampilan gerak dan meningkatkan segala potensi yang
dimiliki oleh siswa.

13
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Permainan tradisional memiliki banyak manfaat bagi anak-anak dan
sebenarnya sangat baik untuk melatih fisik dan mental anak. Para Psikolog
menilai bahwa sesungguhnya permainan ini mampu membentuk motorik anak,
baik kasar maupun halus. Alasan kami mengangkat isu ini diharapkan kami bisa
menerapkan poin Profil Pelajar Pancasila dan memungkinkan adanya budaya baru
yang positif tanpa bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Pada permainan tali
karet tidak diketahui bagaimana sejarah permainan lompat tali ini, berasal dari
mana dan siapa yang menyebarkannya, Sehingga kami ingin menarik perhatian
anak-anak generasi muda untuk memainkan kembali permainan tradisional
sehingga mereka tidak kecanduan terhadap teknologi.
B. SARAN
Adapun saran yang muncul adalah sebagai berikut:
1. Anak-anak maupun remaja zaman sekarang harus selalu dikenalkan tentang
Permainan Tradisional meskipun mereka sekarang lebih terfokus dengan
kecanggihan teknologi yang ada seperti smartphone.
2. Anak-anak maupun remaja zaman sekarang setidaknya harus mengetahui
tentang Permainan Tradisional yang ada dan berasal di daerahnya.
3. Anak-anak maupun remaja zaman sekarang harus mengetahui tentang manfaat
Permainan Tradisional.
4. Diharapkan anak-anak maupun remaja zaman sekarang bisa melestarikan dan
melindungi permainan tradisional dari kepunahan.

14
DAFTAR PUSTAKA

15

Anda mungkin juga menyukai