Anda di halaman 1dari 13

Adabiyah Islamic Journal: Vol. 1. No.

1 Januari-Juni 2023
Nazza Mahira: Peran Kepala Madrasah dalam menemukan solusi “Jalan Tikus”
Pemberantasan Korupsi melalui sikap Disiplin di MTS Islamiyah…, h. 1-13

Adabiayah Islamic Journal : Jurnal Fakultas Agana Islam Vol. 1 (1) Januari-Juni 2023
ISSN: XXX-XXXX

ADABIYAH ISLAMIC JOURNAL


Jurnal Fakultas Agama Islam
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/adabiyah

Peran Kepala Madrasah dalam Menemukan Solusi “Jalan


Tikus” Pemberantasan Korupsi Melalui Sikap Disiplin di
Madrasah Tsanawiyah Swasta Islamiyah At-Taqwa
Medan Belawan

The Role of the Madrasa Head in Finding the "Rat of the


Rat" Solution to Eradicating Corruption Through
Discipline at the At-Taqwa Medan Belawan Private
Tsanawiyah Madrasah Islamiyah

Nazza Mahira
Fakultas Agama Islam, Universitas Dharmawangsa, Indonesia

*Coresponding Email: nazamahira@gmail.com

Abstract: Madrasah Tsanawiyah Islamiyah At-Taqwa under the auspices of the Islamiyah Foundation which is
located on Cileduk street right next to the KUA Belawan II Office, Medan Belawan District, Medan madya city.
Madrasah Tsanawiyah Islamiyah At-Taqwa has its own uniqueness as there is a Socialization Program for
planting anti-corruption values taught by teachers to students in learning, especially Civic Education and Islamic
Religious Subjects regarding disciplinary attitudes through the direction of the principal as a coach in the
program. This study aims first: to describe the role of madrasah heads in finding solutions to the "rat road" of
eradicating corruption in Mts Islamiyah At-Taqwa Belawan through a disciplined attitude to realize anti-
corruption values. This research uses a qualitative type with Edmund Husserl's phenomenological approach. Data
collection techniques with participant observation techniques, in-depth interviews, and documentation. The result
of this study is a joint class by realizing the application of anti-corruption values through the role of the head of
the madrasa as a coach in finding solutions to the "rat road" eradication and minimizing the culture of corruption
in educational institutions. The result of this study is the strategy of the Head of the Madrasah in instilling a
disciplined attitude as an effort and solution to the "rat road" in the eradication of corruption which starts simply
in the school environment through habituation, exemplary, monthly socialization methods regarding the
importance of anti-corruption values for all school residents and directs all students to protect themselves,
associations, and the environment from the impacts that will give rise to a culture of corruption from an early
age.

Keywords: Madrasah, Eradication of Corruption, Discipline

http://ojs.uma.ac.id/index.php/adabiyah adabiayah@uma.ac.id

1
Adabiyah Islamic Journal: Vol. 1. No. 1 Januari-Juni 2023
Nazza Mahira: Peran Kepala Madrasah dalam menemukan solusi “Jalan Tikus”
Pemberantasan Korupsi melalui sikap Disiplin di MTS Islamiyah…, h. 1-13

PENDAHULUAN
Madrasah Tsanawiyah Islamiyah At-Taqwa di bawah naungan Yayasan
Islamiyah yang terletak di jalan Cileduk tepat di samping Kantor KUA Belawan II,
Kecamatan Medan Belawan, Kota madya Medan. Madrasah Tsanawiyah Islamiyah
At-Taqwa memiliki keunikan tersendiri seperti terdapat Program Sosialisasi
penanaman nilai-nilai anti korupsi yang diajarkan oleh guru kepada siswa dalam
pembelajaran terutama Pendidikan Kewarganegaraan dan Mata Pelajaran Agama
Islam mengenai sikap disiplin melalui arahan dari kepala sekolah sebagai pembina
dalam program tersebut. Penelitian ini bertujuan pertama: mendeskripsikan Peran
Kepala Madrasah dalam menemukan solusi “jalan tikus” pemberantasan korupsi di
Mts Islamiyah At-Taqwa Belawan melalui sikap disiplin untuk mewujudkan Nilai-
nilai antikorupsi. Penelitian ini menggunakan jenis kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi Edmund Husserl. Teknik pengumpulan data dengan teknik observasi
partisipan, wawancara mendalam dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah kelas
bersama dengan mewujudkan penerapan nilai anti korupsi melalui peran kepala
madrasah sebagai pembina dalam menemukan solusi “jalan tikus” pemberantasan
dan meminimalisir budaya korupsi di lembaga pendidikan.
Madrasah Tsanawiyah Islamiyah At-Taqwa Belawan selanjutnya disingkat
dengan MTS Islamiyah, secara administratif berada di dalam wilayah Belawan II, Kec.
Medan Belawan, Kota Medan tepatnya di Jl. Cileduk Gang 14 tepat di samping Kantor
KUA Belawan. Mts Islamiyah terdapat lembaga pendidikan Madrasah Tsanawiyah
dan SMP Islamiyah. Sekolah ini berdiri hampir 20 tahun lebih untuk mendukung
seluruh masyarakat di sekitar madrasah untuk mendapatkan pendidikan dan
pengentasan kemiskinan dengan pendidikan yang memadai. Sebagaimana hasil
wawancara dengan kepala sekolah dan sekaligus Pembina madrasah Islamiyyah
Belawan Ramadhani RS. S.Ag:
“Yayasan ini didirikan sepanjang saya memimpin sudah hampir 20 Tahun
lebih. Sekolah ini dibangun dengan tujuan agar menjadi sarana bagi
masyarakat dari berbagai level dan golongan di sekitar belawan untuk
meningkatkan kualitas diri..., kita membangun sekolah ini selalu berupaya
agar setiap anak mendapatkan pendidikan yang layak untuk itu mampu
mengubah kelayakan hidup. Jadi kita beri pendidikan tanpa memandang ras,
suku, golongan dengan memegang penuh ideologi dasar negara Pancasila
dan berdasarkan pada Al Quran dan Sunah...” (Wan. B. 01 /24/11/2022)
Sekolah ini memiliki program unggulan pendidikan anti korupsi sebagaimana
yang tertuang dalam visi dan misi madrasah yaitu membentuk siswa yang unggul
dalam berwawasan IPTEK dan orientasi LIFE SKILL serta berpedoman pada ideologi
Pancasila. Hal ini membuktikan bahwa sekolah ini menjunjung tinggi ideologi negara

2
Adabiyah Islamic Journal: Vol. 1. No. 1 Januari-Juni 2023
Nazza Mahira: Peran Kepala Madrasah dalam menemukan solusi “Jalan Tikus”
Pemberantasan Korupsi melalui sikap Disiplin di MTS Islamiyah…, h. 1-13

dan menanamkan nilai anti korupsi melalui guru sebagai informan di kelas dan
kepala sekolah sebagai pembina dari anti korupsi tersebut. Penanaman ini selalu
diinseminasikan pada guru, staff, pegawai, tenaga kependidikan dan lainnya
sebagaimana hasil dengan wawancara dengan PKM II.
“...Jadi kita buat program untuk menanamkan pentingnya anti korupsi sejak
dini melalui penanaman karakter dan rasa disiplin di sekolah sebagai upaya
dari sekolah ini pada siswa sebagai bekal untuk di kehidupan selanjutnya di
masa depan mereka...” (W. A.02 /23/11/2022)
Peneliti pertama kali datang ke MTS Islamiyah At-Taqwa Belawan tersebut,
langsung bisa merasakan aura nilai anti korupsi, terutama sekali di lihat dari segi
kedisiplinan waktu oleh siswa dan guru yang sudah datang sebelum bel sekolah
dibunyikan hal ini menunjukkan bahwa dari segi sederhana saja penanaman nilai anti
korupsi sudah dilaksanakan oleh masyarakat sekolah. Selanjutnya saat peneliti
datang untuk memasuki halaman sekolah sedang ada pentas seni yang diadakan oleh
sekolah sebagai peringatan hari Guru yang akan berlangsung di tanggal 25 November
2022. Pembentukan Pentas Seni dan ajang kreativitas siswa tidak hanya sebagai
penampilan semata namun terselip unsur nilai integritas untuk melatih kemandirian
siswa, tanggung jawab dan pelatihan bagi siswa untuk selalu berkreativitas.
Frekuensi siswa atau peserta didik dibangun melalui kegiatan positif seperti
sosialisasi skill, akademik dilanjutkan pada kegiatan- kegiatan bersama dan dibantu
dengan kegiatan ekstrakurikuler sebagai penanaman dari nilai anti korupsi. Metode
yang digunakan dalam menginseminasikan visi misi nilai anti korupsi tersebut
menggunakan metode Demonstrasi dimana kepala sekolah membina dan
menginformasikan kepada siswa mengenai nilai integritas dibantu oleh guru Mata
Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
"Jadi anak-anak sekolah di sini, kami ajarkan bagaimana menanamkan dalam
diri mereka mengenai integritas sejati sebagai warga Indonesia melalui
kejujuran, amanah, tanggung jawab yang besar, disiplin waktu sebagai
orientasi dari tindakan korupsi sejak dini..." (Wan. B. 01 /24/11/2022)
Tema sosialisasi anti korupsi ini diambil menurut kesesuaian program bulanan
dari mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Pendidikan Agama Islam
tentang budi pekerti dan pemahaman pentingnya sikap disiplin lalu dicari topik dan
tema apa yang sesuai sehingga memiliki titik temu. Materi sosialisasi bersifat
universal tanpa menjatuhkan pihak mana pun dan sesuai dengan asas Pancasila serta
Pedoman Quran dan sunah sebagai panduan Mts Islamiyah At-Taqwa Belawan.
Karena penanaman nilai anti korupsi melalui sikap disiplin ini tujuannya adalah
untuk mengikis pemahaman korupsi sebagai budaya bangsa, menyatukan
stakeholder sekolah untuk tidak berperilaku korupsi di sekolah, menanamkan
pentingnya pembelajaran anti korupsi sebagai dasar untuk kehidupan di masa depan.

3
Adabiyah Islamic Journal: Vol. 1. No. 1 Januari-Juni 2023
Nazza Mahira: Peran Kepala Madrasah dalam menemukan solusi “Jalan Tikus”
Pemberantasan Korupsi melalui sikap Disiplin di MTS Islamiyah…, h. 1-13

Diharapkan bisa mewujudkan sekolah Islam yang berbasis Anti Korupsi dan Sejalan
dengan Tujuan Negara Indonesia.
Kepala Madrasah
Kepala madrasah terdiri dari dua kata yaitu “kepala” dan “madrasah”. Kata
“kepala” dapat diartikan “ketua” atau “pemimpin” dalam suatu organisasi atau
sebuah lembaga. Sedang “madrasah (sekolah)” adalah sebuah lembaga dimana
menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Kepala madrasah adalah pejabat
formal, sebab pengangkatannya melalui suatu proses dan prosedur yang didasarkan
atas peraturan yang berlaku (Marno: 2008, 34). Menurut Wahjosumidjo, secara
sederhana kepala madrasah (sekolah) dapat didefinisikan sebagai seorang tenaga
fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu madrasah (sekolah)
dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi
interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.
(Wahjosumidjo: 1999, 83).
Jadi peneliti mengambil kesimpulan bahwa kepala madrasah (sekolah)
merupakan seseorang yang diberi tugas oleh bawahannya untuk memimpin suatu
madrasah dimana di dalam madrasah diselenggarakan proses belajar mengajar. Di
dalam menjalankan tugasnya kepala madrasah bertanggung jawab terhadap kualitas
sumber daya manusia yang ada. Hal ini bertujuan agar mereka mampu menjalankan
tugas-tugas yang telah diberikan kepada mereka. Selain itu seorang kepala madrasah
juga bertanggung jawab tercapainya pendidikan. Ini dilakukan dengan
menggerakkan bawahan ke arah tercapainya tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.
Korupsi
Korupsi berasal dari kata latin “corruptio” atau “corruptus” yang berarti
kerusakan, keburukan, kebejatan, tidak jujur, dapat disuap, dan tidak bermoral
kesucian. Kemudian muncul dalam bahasa Inggris dan Perancis “Corruption” yang
berarti menyalahgunakan wewenangnya, untuk menguntungkan dirinya sendiri.
Menurut Robert Klitgaard yang dikutip oleh Jusuf Kristianto, Korupsi adalah
tingkah laku yang menyimpang dari tugas-tugas resmi sebuah jabatan negara karena
keuntungan status atau uang yang menyangkut pribadi (perorangan, keluarga dekat,
kelompok sendiri), atau melanggar aturan-aturan pelaksanaan beberapa tingkah laku
pribadi (Jusuf: 2020,168). Menurut Syed Hussein Alatas bahwa korupsi adalah
subordinasi kepentingan umum di bawah kepentingan pribadi yang mencakup
pelanggaran norma, tugas dan kesejahteraan umum, yang diakukan dengan
kerahasiaan, pengkhianatan, penipuan dan kemasabodohan dengan akibat yang
diderita oleh rakyat. (Dwina: 2021).

4
Adabiyah Islamic Journal: Vol. 1. No. 1 Januari-Juni 2023
Nazza Mahira: Peran Kepala Madrasah dalam menemukan solusi “Jalan Tikus”
Pemberantasan Korupsi melalui sikap Disiplin di MTS Islamiyah…, h. 1-13

Pengertian korupsi secara gamblang telah dijelaskan dalam 13 buah pasal


dalam UU No. 31 Tahun 1999 dan UU No. 20 Tahun 2001. Dari sudut pandang hukum,
tindak pidana korupsi secara garis besar memenuhi unsur-unsur seperti perbuatan
melawan hukum, penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana,
memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi, dan merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara.
Peneliti menyimpulkan korupsi adalah perilaku merugikan yang dilakukan
oleh seseorang atau beberapa pihak dan tidak secara eksplisit disebutkan apakah dari
unsur birokrasi, swasta, maupun masyarakat. Karena pada dasarnya tindakan
korupsi bukan saja terjadi di sektor pemerintahan tetapi juga dalam dunia bisnis dan
bahkan dalam masyarakat.
Solusi jalan “tikus” Pemberantasan korupsi
Korupsi di tanah Indonesia, ibarat “warisan haram” tanpa surat wasiat. Ia
tetap lestari sekalipun diharamkan oleh aturan hukum yang berlaku dalam tiap orde
yang datang silih berganti. Hampir semua segi kehidupan terjangkit korupsi.
Apabila disederhanakan penyebab korupsi meliputi dua faktor yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan penyebab korupsi yang
datang dari diri pribadi sedang faktor eksternal adalah faktor penyebab terjadinya
korupsi karena sebab-sebab dari Faktor internal terdiri dari aspek moral, misalnya
lemahnya keimanan, kejujuran, rasa malu, aspek sikap atau perilaku misalnya pola
hidup konsumtif dan aspek sosial seperti keluarga yang dapat mendorong seseorang
untuk berperilaku korup. Faktor eksternal bisa dilacak dari aspek ekonomi misalnya
pendapatan atau gaji tidak mencukupi kebutuhan, aspek politis misalnya instabilitas
politik, kepentingan politis, meraih dan mempertahankan kekuasaan, aspek
manajemen & organisasi yaitu ketiadaan akuntabilitas dan transparansi, aspek
hukum, terlihat dalam buruknya wujud perundang-undangan dan lemahnya
penegakkan hukum serta aspek sosial yaitu lingkungan atau masyarakat yang kurang
mendukung perilaku anti korupsi. (Ita Suryani: 2013)
Jalan “tikus” adalah jalan alternatif untuk melancarkan suatu aktivitas,
kegiatan, juga memuluskan suatu masalah dengan secepat mungkin dalam waktu
yang singkat. Namun korupsi di Indonesia sudah menjadi budaya di mana pun
daerah bahkan secara komprehensif contohnya perusahaan, organisasi, sektor
pendidikan bahkan lembaga pemerintahan yang seharusnya menjadi panutan
tertinggi bagi masyarakat masih melakukan korupsi. Intinya setiap pemegang
kekuasaan atau jabatan harus punya budaya malu dan takut pada hukuman tuhan
karena hukuman negara saja diabaikan apalagi hukuman dari tuhan.(Shafa, R., Lubis,
L., & Wijaya, 2021)
Korupsi yang terjadi di Indonesia sudah bersifat kolosal dan ibarat penyakit
sudah sulit untuk disembuhkan. Korupsi dalam berbagai tingkatan sudah terjadi

5
Adabiyah Islamic Journal: Vol. 1. No. 1 Januari-Juni 2023
Nazza Mahira: Peran Kepala Madrasah dalam menemukan solusi “Jalan Tikus”
Pemberantasan Korupsi melalui sikap Disiplin di MTS Islamiyah…, h. 1-13

pada hampir seluruh sendi kehidupan dan dilakukan oleh hampir semua golongan
masyarakat. Dengan kata lain korupsi sudah menjadi bagian dari kehidupan kita
sehari-hari yang sudah dianggap biasa. Oleh karena itu sebagian masyarakat
menganggap korupsi bukan lagi merupakan kejahatan besar. Jika kondisi ini tetap
dibiarkan seperti itu, maka hampir dapat dipastikan cepat atau lambat korupsi akan
menghancurkan negeri ini. Oleh karena itu sudah seharusnya kita menempatkan
korupsi sebagai musuh bersama (common enemy) yang harus kita perangi bersama-
sama dengan sungguh-sungguh.
Disiplin
Disiplin berasal dari bahasa Latin “disciplina” yang menunjuk kepada belajar
dan mengajar. Ekosiswoyo dan Rachman mengatakan bahwa disiplin hakikatnya
adalah pernyataan sikap mental individu maupun masyarakat yang mencerminkan
rasa ketaatan, kepatuhan, yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas
dan kewajiban dalam rangka pencapaian tujuan. (Imam Alimaun: 2015, 10). Disiplin
menurut Aritonang sebagaimana yang dikutib oleh Barnawi dan Mohammad Arifin
adalah “Kemampuan untuk mengendalikan diri dalam bentuk tidak melakukan
sesuatu tindakan yang tidak sesuai atau yang bertentangan dengan sesuatu yang telah
ditetapkan”. (Barnawi & Mohammad Arifin: 2012, 110). Peneliti dapat menyimpulkan
disiplin adalah suatu sikap yang dilakukan seseorang dalam rangka menaati
peraturan atau hukum yang berlaku, baik ia memahami maksud dari peraturan
tersebut ataupun tidak.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis kualitatif karena akan mendeskripsikan,
memahami dan menginterpretasikan, data di lapangan. Penelitian ini diharapkan
dapat mengungkapkan dan memahami, menginterpretasikan fenomena-fenomena di
lapangan terkait dengan penanaman nilai anti korupsi melalui sikap disiplin dalam
menemukan solusi “jalan tikus” pemberantasan korupsi yang dimulai dari hal kecil
di sekolah MTS Islamiyah At-Taqwa Belawan. Metode ini dilandaskan teori Litchman
mengatakan bahwa penelitian kualitatif ini merupakan proses deskripsi, memahami
dan menginterpretasi (Marilyn Lichtman: 2010, 12). Kemudian jenis penelitian
kualitatif memiliki lima pendekatan yakni (1) Grounded Theory, (2) Case Study, (3)
Etnografi, (4) Study Naratif, (5) Fenomenologi. Pendekatan dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan Fenomenologi hasil teori yang dikembangkan oleh
edmund Husserl. Fenomenologi, sebagaimana dikenalkan oleh Edmund Husserl,
merupakan gerakan pemikiran filsafat (cara berpikir) untuk memahami fenomena
(penampakan) yang kemudian, dari gerakan filsafat, fenomenologi dapat dimaknai
sebagai sebuah teori dan juga metode. Hal ini dapat dirunut dari pernyataan Husserl,
bahwa hal yang paling penting adalah mengembangkan suatu metode yang akurat

6
Adabiyah Islamic Journal: Vol. 1. No. 1 Januari-Juni 2023
Nazza Mahira: Peran Kepala Madrasah dalam menemukan solusi “Jalan Tikus”
Pemberantasan Korupsi melalui sikap Disiplin di MTS Islamiyah…, h. 1-13

sehingga mampu mendorong para filsuf dan ilmuwan untuk mencapai “sesuatu itu
sendiri” (things themselves).(Firmansyah, 2021)
Pendekatan fenomenologi merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian
kualitatif, yang berupaya menggambarkan fenomena dari suatu komunitas tertentu
menurut pandangan mereka sendiri (Kuswarno: 2006, 49). Peneliti bermaksud untuk
mengungkap fenomena sosial di kalangan masyarakat sekolah untuk mengetahui
seberapa besar peran kepala madrasah dalam menyikapi dan menemukan solusi kecil
pemberantasan korupsi melalui penanaman sikap disiplin untuk penerapan nilai anti
korupsi. Sumber data dalam penelitian ini digali melalui subjek penelitian yang sudah
ditentukan (purposive sampling) dengan berbagai pertimbangan, yaitu kepala
madrasah, guru PKN, guru PAI dan siswa untuk mencari informasi mengenai
penanaman sikap disiplin dan upaya nilai anti korupsi di lingkungan sekolah MTS
Islamiyah At-Taqwa Belawan.
Data yang diperoleh berasal dari beberapa sumber. Sumber data utama
(primer) penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari para informan.
Sedangkan data pelengkap (sekunder) penelitian ini berasal dari dokumen dan bahan
kepustakaan yang relevan dengan penelitian. Instrumen atau alat penelitian adalah
peneliti itu sendiri. Analisis dalam penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Data
yang diperoleh dicatat dalam catatan lapangan yang berbentuk deskriptif, mengenai
apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan dialami oleh subjek penelitian. Reduksi
data meliputi tahap pemilihan, pemusatan, penyederhanaan dan transformasi data
kasar yang diperoleh di lapangan pada saat proses pengumpulan data.

PEMBAHASAN
Strategi Kepala Madrasah menanamkan Disiplin
Kode Nama Jabatan
Wan. B. 01 Ramadhani, RS. S.Ag Kepala Madrasah
Wa. 02 Anita Harahap S.Pd PKM II
Wa. 03 Rahayu Agustina A.Md TU I
Wa. 04 Ria Yunita S.Pd TU II
Wa. 05 Guru/Wali Kelas Guru
Wa. 06 Siswa Siswa

Strategi pemberantasan dan pencegahan Korupsi dapat di implementasikan


dalam sebuah lembaga pendidikan maka, harus dikemas dalam bentuk kegiatan serta
diwajibkan kepada setiap siswa atau siswi untuk mengikuti kegiatan tersebut. Hal ini
yang dilakukan kepala Madrasah MTs Islamiyah At-Taqwa Belawan. Adapun yang
dimaksud nilai-nilai anti korupsi atau siswa yang taat ideologis negara adalah setiap

7
Adabiyah Islamic Journal: Vol. 1. No. 1 Januari-Juni 2023
Nazza Mahira: Peran Kepala Madrasah dalam menemukan solusi “Jalan Tikus”
Pemberantasan Korupsi melalui sikap Disiplin di MTS Islamiyah…, h. 1-13

segala sesuatu yang bersumber dari UUD 1945, Pancasila, Persatuan Indonesia dan
Bhinneka Tunggal Ika yang biasa disebut dengan empat pilar negara. Praktik
pembiasaan penanaman sikap disiplin sebagai bagian pencegahan korupsi
menyatakan bahwa praktik pembiasaan bersikap disiplin menjadi hal utama terhadap
siswa siswi MTS Islamiyah At-Taqwa Belawan karena disiplin tidak lepas dari
masalah nilai anti korupsi. Adapun penuturan Kepala Madrasah tentang program
solusi pemberantasan korupsi juga mengajak kepada guru dan tenaga kependidikan
sekolah untuk selalu menjadi teladan bagi siswa dan siswi dalam menanamkan sikap
disiplin setiap saat.
Penanaman nilai-nilai anti korupsi dapat disampaikan secara terintegrasi
dalam semua mata pelajaran. Guru dapat memilih nilai-nilai yang akan ditanamkan
melalui materi bahasan pada beberapa mata pelajarannya yang relevan (Lukman
Hakim: 2012, 147). Selain sikap disiplin, pemilihan materi yang tepat untuk diajarkan
kepada siswa juga termasuk bagian penting dalam penanaman sikap anti korupsi di
lembaga pendidikan. Kepala Madrasah harus merancang ini kepada Guru, Tenaga
Kependidikan, siswa bahkan kepala madrasah itu sendiri untuk selalu waspada dan
tidak terpengaruh oleh kiat budaya korupsi. Disiplin juga harus sesuai dengan
indikator yang mendukungnya yaitu Berkomitmen untuk berperilaku konsisten dan
berpegang teguh pada aturan yang ada dalam semua kegiatan. Tindakan yang
menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Dari
definisi ini dapat diketahui bahwa strategi penanaman sikap disiplin menjadi cikal
bakal dalam pencegahan korupsi karena disiplin adalah sikap penting dari hal kecil
yang menjadi pembiasaan warga sekolah.
Dengan strategi seperti ini, semua guru adalah pengajar pembelajaran anti
korupsi tanpa terkecuali. Guru akan ikut berperan aktif dan bertanggung jawab
dalam menanamkan nilai-nilai anti korupsi kepada peserta didik. Guru tidak hanya
memberikan pemahaman nilai hidup anti korupsi yang bersifat informatif (kognitif
semata), melainkan bersifat terapan pada setiap mata pelajaran dan menanamkan
sikap disiplin sesuai dengan budaya anti korupsi. Pada prinsipnya semua kegiatan
kesiswaan secara intrinsik mengandung muatan nilai dan perilaku anti Korupsi
dengan kadar yang berbeda. Namun harus dikembangkan secara sengaja dan
terencana sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara efektif. Kegiatan kesiswaan
yang dimaksud dapat berupa kegiatan yang selama ini sudah ada, baik yang
dilaksanakan secara rutin maupun insidental.(Sholihuddin, 2020)
Disiplin menaati peraturan sekolah juga dapat menjadi sarana untuk
menanamkan nilai-nilai anti korupsi. Aturan sekolah dibuat dalam rangka untuk
meningkatkan kedisiplinan warga sekolah agar terbiasa untuk hidup secara tertib dan
teratur. Salah satu contoh tata tertib yang berlaku. MTS Islamiyah At-Taqwa Belawan
seperti siswa diajarkan untuk hidup sederhana, tidak memakai barang-barang yang

8
Adabiyah Islamic Journal: Vol. 1. No. 1 Januari-Juni 2023
Nazza Mahira: Peran Kepala Madrasah dalam menemukan solusi “Jalan Tikus”
Pemberantasan Korupsi melalui sikap Disiplin di MTS Islamiyah…, h. 1-13

belum sepatutnya dimiliki dan diperlukan oleh anak-anak seusia mereka. Ada juga
aturan lainnya, seperti jam masuk sekolah pukul 07.15 WIB dan guru harus datang
tepat waktu sebelum kegiatan pembelajaran dimulai dan melakukan pembiasaan
untuk melatih kedisiplinan, dan lain-lain. Dengan pemberlakuan aturan yang jelas
bagi semua warga sekolah dan adanya hukuman yang tegas bagi pelanggarnya akan
dapat memberikan dampak positif dalam menciptakan suasana belajar yang
kondusif.
Menanamkan kebiasaan yang baik memang tidak mudah dan membutuhkan
waktu yang lama untuk menanamkan nilai-nilai anti korupsi. Melalui pembiasaan
yang baik yang dilakukan secara berulang-ulang diharapkan dalam menciptakan
budaya anti korupsi pada siswa. Jangan sekali-kali mendidik siswa berdusta, tidak
disiplin, menyontek dalam ulangan dan sebagainya. Sesuatu yang sudah menjadi
kebiasaan akan sukar untuk diubah, sehingga penanaman nilai-nilai anti korupsi
sejak dini sangat penting untuk membentuk karakter dan sikap anti korupsi
kedepannya melalui sikap disiplin
Faktor Pendukung menanamkan Disiplin anti Korupsi
Dalam menanamkan nilai-nilai anti korupsi di MTS Islamiyah At-Taqwa
Belawan, terdapat faktor-faktor yang mendukung terlaksananya pendidikan anti
korupsi melalui sikap disiplin yaitu:
Pertama, Lingkungan keluarga (Ormrod: 2008, 94) sebagai salah satu faktor
penentu yang berpengaruh dalam perkembangan pribadi anak, terdiri dari tiga aspek
yaitu: a). Kondisi ekonomi keluarga yang baik dan cukup, b). kedekatan antara anak
dan wali murid, c). Pola asuh atau cara orang tua mendidik anak
Kedua, Teman sangat berpengaruh terhadap perkembangan sosial siswa. Sikap
teman yang baik akan dapat memberikan pengaruh yang baik pula terhadap siswa.
Misalnya kalau punya teman yang rajin datang dan jarang terlambat, maka siswa
yang menjadi temannya akan memiliki motivasi tinggi untuk disiplin datang ke
sekolah. Oleh karena itu siswa harus pandai-pandai dalam memilih teman pergaulan
yang baik agar dapat membawa pengaruh positif terhadap perilaku siswa.
Ketiga, kurikulum pendidikan di lembaga pendidikan Islam seperti halnya
Madrasah Tsanawiyah, menyajikan muatan materi keislaman yang lebih lengkap jika
dibandingkan dengan sekolah menengah pertama umum. Materi-materi keagamaan
banyak diajarkan dalam mata pelajaran Akidah Akhlak, Fikih, SKI, Al-Qur’an Hadits,
dan Bahasa Arab juga pelajaran umum lainnya seperti Pendidikan Kewarganegaraan,
IPS dan Bahasa Indonesia Maka Pendidikan anti korupsi akan lebih mudah
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran tersebut dengan menanamkan nilai-nilai
hidup berdasarkan perintah Allah Swt dan suri tauladan dari Nabi Muhammad Saw.
Sehingga kurikulum pendidikan Islam akan dapat menjadi pondasi bagi siswa agar

9
Adabiyah Islamic Journal: Vol. 1. No. 1 Januari-Juni 2023
Nazza Mahira: Peran Kepala Madrasah dalam menemukan solusi “Jalan Tikus”
Pemberantasan Korupsi melalui sikap Disiplin di MTS Islamiyah…, h. 1-13

memiliki wawasan keagamaan yang luas dan dapat terhindar dari perbuatan tercela
seperti halnya korupsi.
Keempat, integrasi nilai-nilai anti korupsi dapat diwujudkan melalui
pembentukan institution culture yang mencerminkan adanya misi pendidikan
karakter, ketiga dalam tataran operasional, rancangan kurikulum dan esktrakurikuler
harus dirancang sedemikian rupa tentang nilai-nilai fundamental agama dan akhlak
mulia terpadu secara koheren (Zainal Abidin: 2005, 108).
Kelima, Dukungan dan komitmen dari kepala madrasah sangat dibutuhkan
dalam hal mengeluarkan kebijakan terkait pelaksanaan pendidikan anti korupsi,
seperti peraturan tentang tata tertib guru dan siswa, kebijakan tentang proses
pembelajaran, kebijakan jam masuk dan pulang sekolah, dan lain sebagainya. Dengan
adanya dukungan dari kepala madrasah, guru akan sangat terbantu dalam
menanamkan nilai-nilai antikorupsi kepada siswa dari sikap disiplin. Sehingga
pendidikan antikorupsi dapat diajarkan dan dilaksanakan dengan baik.
Hambatan dalam menanamkan Disiplin
Kurangnya kesadaran siswa dan kebiasaan perilaku koruptif menjadi faktor
yang mendasar sulitnya untuk mengamalkan nilai-nilai antikorupsi terutama sikap
disiplin di MTS Islamiyah At-Taqwa Belawan Meskipun sudah diajarkan dan selalu
disinggung dalam berbagai kegiatan sekolah seperti upacara bendera, tetapi masih
ada beberapa siswa yang melakukan perilaku koruptif. Dari hambatan tersebut, guru
memberikan solusi dengan adanya sanksi yang tegas kepada para siswa yang
melakukan perilaku koruptif agar dapat menyadarkan siswa akan pentingnya
bersikap disiplin, jujur, dan mematuhi aturan sekolah sebagai wujud tindakan anti
korupsi dan solusi dalam menemukan “jalan tikus” pemberantasan korupsi dimulai
dari sikap paling sederhana.
Pemberian sanksi kepada siswa bukan bermaksud untuk menghukum siswa,
tetapi untuk memberikan pendidikan dan efek jera agar tidak mengulangi
perbuatannya. Pemberian sanksi menjadi jalan terakhir jika cara-cara halus seperti
sosialisasi dan pembiasaan perilaku positif tidak berjalan. Pemberian sanksi yang
tegas tidak boleh sembarangan diberikan tetapi harus melalui beberapa tahap.
Misalnya seorang siswa melanggar aturan yang telah ditetapkan contohnya selalu
datang terlambat, maka tindakan yang pertama yaitu menasihati terlebih dahulu. Jika
masih melanggar diberi teguran, dan jika masih melanggar untuk yang ke tiga kali,
maka baru dikenakan sanksi sesuai dengan kesalahannya.
Latar belakang atau kondisi keluarga peserta didik yang kurang mendukung
menjadi salah satu penghambat dalam mendidik siswa berperilaku antikorupsi.
Kesalahan dalam pengasuhan anak akan berakibat pada kegagalan dalam
pembentukan karakter yang baik (Kompri: 2014, 58). Beberapa kesalahan orang tua
dalam mendidik anak dapat mempengaruhi kecerdasan emosi anak seperti Orang tua

10
Adabiyah Islamic Journal: Vol. 1. No. 1 Januari-Juni 2023
Nazza Mahira: Peran Kepala Madrasah dalam menemukan solusi “Jalan Tikus”
Pemberantasan Korupsi melalui sikap Disiplin di MTS Islamiyah…, h. 1-13

kurang menunjukkan ekspresi kasih sayang baik secara verbal maupun fisik seperti
kepedulian yang minim dari orang tua terhadap pendidikan karakter disiplin,
tanggung jawab juga jujur dan pendidikan agama.
Lingkungan pergaulan juga dapat memberikan dampak negatif. Pergaulan
yang tidak tepat akan dapat menjerumuskan atau memberikan dampak negatif
terhadap pembentukan karakter atau kepribadian siswa. Memang tidaklah mudah
memilih pergaulan yang tepat, sebab kadang kala pergaulan yang negatif justru lebih
menyenangkan. Pergaulan semacam ini lebih mengasyikkan dan sulit menyadari
bahwa apa yang dilakukan menyimpang. Dalam firman Allah memperingatkan
adanya bahaya berteman dengan orang yang tidak baik. Sebab itu, sejak dini orang
tua harus memberikan bimbingan kepada anak-anaknya, bahkan jika mungkin
kepada teman bergaulnya. Berikut ini disampaikan dalam terjemahan Qs. Al-Kahfi
ayat 28:
َ ‫عونَربَّ ُهمَبَِٱ ۡلغد ٰوةََِوَٱ ۡلع ِش‬
َ‫ي َِي ُِريدُونَو ۡجه َهُۥَۖوَلَتعۡ ُدَع ۡيناك‬ َ ‫وَٱصۡ بِرََۡن ۡفسكَمعَٱلَّذ‬
ُ ‫ِينَي ۡد‬
َ‫َُزينةَٱ ۡلحي ٰوةََِٱلد ُّۡنيَۖاَوَلَت ُ ِطعۡ َم ۡنَأ ۡغف ۡلناَق ۡلب َهُۥَعنَذ ِۡك ِرناَوََٱتَّبعََهو ٰىهَُوكان‬
ِ ‫ع ۡن ُه ۡمَت ُ ِريد‬
َ٢٨َ‫أمۡ ُرَهُۥَفُ ُر ٗطا‬
Artinya: Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru
Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan
janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan
dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan
dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu
melewati batas.
Di MTS Islamiyah At-Taqwa Belawan sikap siswa banyak dipengaruhi oleh
lingkungan pergaulannya. Misalnya kalau ada temannya yang suka datang sekolah
terlambat, maka lama kelamaan siswa itu akan terpengaruh juga untuk terlambat
mengikuti kebiasaan temannya. Guru di MTS Islamiyah At-Taqwa Belawan berusaha
untuk menanamkan sikap kejujuran agar berani untuk menasihati dan mengajak
temannya agar berperilaku baik, ataupun melaporkannya kepada guru. Untuk
mengatasi hambatan tersebut, guru dan orang tua harus mengawasi lingkungan
pergaulan siswa. Guru dan orang tua harus selalu menghimbau agar anak-anak
pandai dalam memilih teman dengan menanamkan sikap yang selektif dalam
pergaulannya.
Di MTS Islamiyah At-Taqwa Belawan juga masih sangat minim buku-buku
tentang pendidikan anti korupsi, kalaupun ada tidak membicarakan secara eksplisit
tentang pendidikan anti korupsi. Sehingga Dalam menanamkan dan menerapkan
nilai-nilai anti korupsi, Kepala Madrasah dan guru yang mengajar harus memiliki
pengetahuan atau wawasan yang luas. Untuk mengatasi hambatan tersebut, guru dan
kepala madrasah secara bersama bersikap aktif untuk mencari sumber belajar lainnya,
seperti melalui koran, majalah, maupun internet. Pemikiran guru harus terbuka

11
Adabiyah Islamic Journal: Vol. 1. No. 1 Januari-Juni 2023
Nazza Mahira: Peran Kepala Madrasah dalam menemukan solusi “Jalan Tikus”
Pemberantasan Korupsi melalui sikap Disiplin di MTS Islamiyah…, h. 1-13

dalam memandang berbagai fenomena atau masalah tentang korupsi sehingga akan
dapat memberikan penguatan secara maksimal kepada siswa dalam pelaksanaan
pendidikan anti korupsi terutama dari penilaian sikap disiplin.
Di MTS Islamiyah At-Taqwa Belawan, salah satu penyebab terhambatnya
pencegahan sikap disiplin adalah penyalahgunaan teknologi informasi dan
komunikasi karena minimnya pengawasan dari orang tua. Untuk mengatasi
hambatan tersebut, guru dan kepala sekolah di MTS Islamiyah At-Taqwa Belawan
selalu menghimbau orang tua agar dapat memberikan pengarahan dalam
penggunaan teknologi-teknologi tersebut. Orang tua harus mengajarkan anak-
anaknya untuk dapat menggunakan handphone, komputer, maupun televisi dengan
bijak sesuai dengan fungsinya. Kepala Madrasah juga terus menghimbau orang tua
untuk memperhatikan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi agar tepat
guna bagi anak. Sehingga seluruh stakeholder madrasah bersama orang tua akan
menjalin komunikasi yang baik agar perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi dapat memberikan dampak positif terhadap kecerdasan intelektual
maupun mental anak kedepannya.

SIMPULAN
Strategi pemberantasan dan pencegahan Korupsi dapat di implementasikan
dalam sebuah lembaga pendidikan maka, harus dikemas dalam bentuk kegiatan serta
diwajibkan kepada setiap siswa atau siswi untuk mengikuti kegiatan tersebut. Hal ini
yang dilakukan kepala Madrasah MTs Islamiyah At-Taqwa Belawan. Adapun yang
dimaksud nilai-nilai anti korupsi atau siswa yang taat ideologis negara adalah setiap
segala sesuatu yang bersumber dari UUD 1945, Pancasila, Persatuan Indonesia dan
Bhinneka Tunggal Ika yang biasa disebut dengan empat pilar negara.
Menanamkan kebiasaan yang baik memang tidak mudah dan membutuhkan
waktu yang lama untuk menanamkan nilai-nilai anti korupsi. Melalui pembiasaan
yang baik yang dilakukan secara berulang-ulang diharapkan dalam menciptakan
budaya anti korupsi pada siswa. Jangan sekali-kali mendidik siswa berdusta, tidak
disiplin, menyontek dalam ulangan dan sebagainya. Sesuatu yang sudah menjadi
kebiasaan akan sukar untuk diubah, sehingga penanaman nilai-nilai anti korupsi
sejak dini sangat penting untuk membentuk karakter dan sikap anti korupsi
kedepannya melalui sikap disiplin
MTS Islamiyah At-Taqwa Belawan melakukan upaya pemberantasan korupsi
secara sederhana melalui kegiatan sosialisasi bersama sebagai salah satu program
sekolah untuk menanamkan, bahkan menghilangkan sikap-sikap anti Pancasila dan
budaya korupsi sejak dini di tengah-tengah warga masyarakat, khususnya warga
sekolah Dengan harapan setelah kembali ke keluarga atau masyarakat, mereka
menjadi calon orang-orang hebat tanpa memberlakukan budaya korupsi. Dan

12
Adabiyah Islamic Journal: Vol. 1. No. 1 Januari-Juni 2023
Nazza Mahira: Peran Kepala Madrasah dalam menemukan solusi “Jalan Tikus”
Pemberantasan Korupsi melalui sikap Disiplin di MTS Islamiyah…, h. 1-13

menanamkan sikap disiplin melalui mata pelajaran yang diajarkan oleh guru
didukung dengan arahan dari kepala madrasah dengan metode keteladanan dan
pembiasaan sebagai panduan dalam penanaman anti korupsi melalui sikap disiplin
bagi siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Alimaun, Imam. 2015. Pengaruh Kedisiplinan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Se-Daerah Binaan R.A. Kartini Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo. (Skripsi). FIP.
Universitas Negeri Semarang.
Barnawi & M. Arifin. 2012. Manajemen Sarana dan Prasarana sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Dwina Putri. 2021. Korupsi dan Perilaku Koruptif. Jurnal Pendidikan, agama dan Sains. Vol. 5
No. 2
Firmansyah, F. (2021). Class Together in Realizing the Values of Moderation of Islamic
Education Through Multicultural School Culture. International Journal Education
Multicultural of Islamic Society, 2(1), 1–12.
Ita Suryani. 2013. Penanaman Nilai anti Korupsi di Perguruan Tinggi sebagai Upaya Preventif
Pencegahan Korupsi. Jurnal Visi Komunikasi. Vol. 12 No. 2.
Kompri. 2014. Manajemen Sekolah Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta.
Kuswarno. 2009. Fenomenologi: Metodologi Penelitian Komunikasi. Widya: Padjadjaran
Lichtman, Marilyn. 2010. Qualitative Research in Education: A User’s Guide. USA: Sage
Publication.
Lukman Hakim. 2012. Filosofi Kewenangan organ & lembaga daerah. Malang: Setara Press
Marno. 2008. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam. Bandung: PT Refika Aditama
Ormrod, Jeanne Ellis. 2008. Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh Dan Berkembang.
Edisi Keenam Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Shafa, R., Lubis, L., & Wijaya, C. (2021). Construction of climate of social affection in realizing
the noble morals of youth (Phenomenology study in Medan Johor Kota Medan district).
International Journal of Islamic Education, Research and Multiculturalism (IJIERM), 3(2), 93–
119.
Sholihuddin, M. (2020). Internalization of Principal Curriculum Management in Primary
School and Madrasah Ibtidaiyah. International Journal of Islamic Education ….
https://journal.yaspim.org/index.php/IJIERM/article/view/118%0Ahttps://journ
al.yaspim.org/index.php/IJIERM/article/download/118/94Wahjosumidjo, 1999.
Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Zainal Abidin. 2005. Pemidanaan, Pidana dan Tindakan Dalam Rancangan KUHP. Jakarta: Elsam.

13

Anda mungkin juga menyukai