Anda di halaman 1dari 4

KRITERIA DIAGNOSIS DIABETES MELLITUS

Diagnosis DM ditegakkan atas dasar → pemeriksaan kadar glukosa darah dan HbA1C.
• Pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa darah
secara enzimatik → diambil pada plasma darah vena.
• Pemantauan hasil pengobatan → glukometer
• Diagnosis tidak dapat ditegakkan → karena ada glukosuria

Hasil pemeriksaan anamnesis dan PF untuk indikasi adanya DM apabila ada keluhan:
• Keluhan klasik → poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang
tidak dapat dijelaskan sebabnya
• Keluhan lain → lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada
pria, serta pruritus vulva pada wanita

Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal atau kriteria DM akan → digolongkan
ke dalam kelompok prediabetes meliputi toleransi glukosa terganggu (TGT) dan glukosa darah
puasa terganggu (GDPT)
• Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT) → hasil pemeriksaan glukosa plasma puasa
antara 100-125 mg/dl dan pemeriksaan TTGO glukosa plasma 2-jam <140 mg/dl
• Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) → hasil pemeriksaan glukosa plasma 2 jam
setelah TTGO antara 140-199 mg/dl dan glukosa plasma puasa <100 mg/dl
• Diagnosis prediabetes dapat juga ditegakkan berdasarkan → hasil pemeriksaan
HbA1C yang menunjukkan angka 5,7 - 6,4%
Screening test
Dilakukan pada kelompok risiko tinggi yang tidak menunjukkan gejala klasik DM:
• Kelompok dengan BB lebih (BMI lebih dari sama dengan 23 kg/m2) yang disertai
dengan satu atau lebih faktor risiko sebagai berikut:
o Aktivitas fisik yang kurang
o First degree relative DM (terdapat faktor keturunan DM keluarga)
o Kelompok ras/etnis tertentu
o Perempuan yang memiliki riwayat melahirkan bayi dengan BBL > 4 kg atau
mempunyai riwayat diabetes melitus gestasional
o Hipertensi ( ≥ 140/90 mmhg atau sedang terapi untuk hipertensi)
o HDL < 35 mg/dl dan atau trigliserida >250 mg/dl
o Wanita dengan PCOS
o Riwayat prediabetes
o Obesitas berat, akantosis nigrikans
o Riwayat penyakit kardiovaskular
• Usia >45 tahun tanpa faktor risiko diatas
Notes:
Kelompok risiko tinggi dengan hasil pemeriksaan glukosa plasma normal sebaiknya
diulang setiap 3 tahun, kecuali pada kelompok prediabetes pemeriksaan diulang tiap
1 tahun
Pada keadaan yang tidak memungkinkan dan tidak tersedia fasilitas pemeriksaan TTGO,
maka pemeriksaan diagnosis untuk menentukan kategori → mengunakan pemeriksaan
glukosa darah kapiler diperbolehkan untuk patokan diagnosis DM

HbA1c
• HbA1c atau haemoglobin A1c→ komponen minor di dalam RBC yang dapat berikatan
dengan glukosa
• HbA1c test → tes yang digunakan untuk mengukur rata-rata jumlah sel darah merah
atau hemoglobin yang berikatan dengan gula darah atau glukosa selama 3 bulan
terakhir. Kenapa 3 bulan → mengikuti durasi siklus hidup dari RBC, yaitu sekitar 90 hari
normalnya
• HbA1c → tesnya bisa digunakan untuk diagnosis atau pemeriksaan dan evaluasi untuk
control gula darah pasien diabetes
• Untuk diagnostic test → hasil HbA1c bisa dikelompokan sesuai dengan kategori normal,
prediabetes, dan diabetes
o Normal: jumlah HbA1c di bawah 5,7%
o Prediabetes: jumlah HbA1c antara 5,7–6,4%
o Diabetes: jumlah HbA1c mencapai 6,5% atau lebih
o Notes: Semakin tinggi jumlah HbA1c → semakin banyak hemoglobin yang
berikatan dengan glukosa. Hal ini menjadi pertanda bahwa gula darah tinggi.
Jika jumlah HbA1c melebihi 8% → ada kemungkinan mengalami diabetes yang
tidak terkontrol dan berisiko mengalami komplikasi.
• Perbedaan HbA1c dengan pemeriksaan gula darah
o HbA1c test karena pemeriksaannya tidak terpengaruh oleh perubahan kadar
gula sementara dalam tubuh → ga perlu untuk melakukan puasa sebelum
pengecekan. Tetapi, perlu diperhatikan apabila pasien selama 2-3 bulan
terakhir ada melakukan tranfusi darah, anemia, hemoglobinopati atau
gangguan yang mempengaruhi fungsi ginjal dan umur RBC → bisa
mempengaruhi hasil HbA1c jadi tidak direkomendasikan untuk pengecekan
melalui HbA1c
o HbA1c test → gabisa digunakan untuk mendeteksi jenis diabetes, seperti
diabetes gestasional ataupun pasien yang baru saja mengeluhkan gejala
diabetes 2 bulan yang lalu.
• Untuk evaluation test → HbA1c digunakan untuk menilai efek perubahan pada gula
darah pasien setelah dilakukan terapi 8-12 minggu.
o Untuk melihat hasil terapi dan rencana perubahan terapi, HbA1c diperiksa
setiap 3 bulan atau tiap bulan pada keadaan HbA1c yang sangat tinggi (>
10%).
o Pada pasien yang telah mencapai sasran terapi disertai kontrol gula darah
yang stabil HbA1C diperiksa paling sedikit 2 kali dalam 1 tahun.
o HbA1C tidak dapat dipergunakan sebagai alat untuk evaluasi pada kondisi
tertentu seperti: anemia, hemoglobinopati, riwayat transfusi darah 2-3 bulan
terakhir, keadaan lain yang mempengaruhi umur eritrosit dan gangguan fungsi
ginjal
o Target HbA1c untuk evaluasi → dibawah 7%

Anda mungkin juga menyukai