Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

KLIMATOLOGI DASAR

“Pengamatan Mingguan III, Hidroponik dan Zat Perangsang Tumbuh”

OLEH:
ANNISA WULANDARI
NIM. 2006126240
AGROTEKNOLOGI-B

LABORATORIUM TEKNIK PERTANIAN


JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
2021
LEMBAR PENGESAHAN
Pengamatan Mingguan III, Hidroponik dan Zat Perangsang
Tumbuh

Pekanbaru, 26 Oktober 2021

ANNISA WULANDARI
2006126240

Mengetahui:

Asisten Praktikum I Asisten Praktikum II

NOVRIALDI AHMAD IHSAN


1906156035 1906155137

Asisten Praktikum III

TABLIQH DEO FATURRAHMAN


1906112015
I. Judul
Praktikum kali ini berjudul “Pengamatan Mingguan III, Hidroponik dan Zat
Perangsang Tumbuh”.

II. Tujuan
Tujuan dari pratikum ini yaitu untuk mengambil data pengamatan III dan
praktikan mengetahui bagaimana cara menghitung data harian dari alat
ombrometer, panci evaporasi, thermometer maksimum dan thermometer
minimum, thermometer bola kering dan bola basah, thermometer air raksa,
anemometer, thermometer tanah,hidroponik, dan ZPT.

III. Waktu dan Tempat


Pratikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 26 Oktober 2021 di Lahan
Percobaan Klimatologi Dasar, Fakultas Pertanian Universitas Riau.

IV. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah ombrometer, panci
evaporasi, thermometer maksimum dan thermometer minimum, thermometer
bola kering dan bola basah, thermometer air raksa, anemometer, thermometer
tanah, pisau, blender, saringan, botol aqua, dan wadah. Sedangkan bahan yang
digunakan yaitu bawang merah, air, alat tulis, dan lahan percobaan Klimatologi
Dasar.

V. Tinjauan Pustaka
Pengamatan adalah menunjukkan sebuah studi dilakukan dengan sengaja,
tujuan, sistematis, terencana dan tujuan yang tepat yang akan dicapai dengan
mengamati dan merekam semua kejadian dan fenomena dan mengacu pada
syarat dan aturan dalam penelitian atau karya ilmiah (Prof. Heru,2015:87).
Dalam kata lain pengamatan atau observasi adalah aktivitas terhadap suatu
proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami
pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang
sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang
dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.
Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari masalah atmosfer misalnya,
suhu, udara, cuaca, angin, dan berbagai sifat fisika dan kimia atmosfer lainnya
yang digunakan untuk keperluan prakiraan cuaca. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia, meteorologi di definiskan sebagai cabang ilmu geografi yang
mempelajari tentang ciri-ciri fisik dan kimia atmosfer untuk meramalkan
keadaan cuaca di suatu tempat secara khusus dan di seluruh dunia secara umum.
Pengertian meteorologi yang lain bahwa meteorologi adalah ilmu yang
mempelajari proses fisis dan gejala cuaca yang terjadi di dalam atmosfer
terutama pada lapisan bawah yaitu troposfer. Meteorologi berasal dari bahasa
Yunani meteoros yang artinya ruang atas (atmosfer), dan logos yang artinya
ilmu. Sehingga secara harfiah Meteorologi dapat di artikan sebagai ilmu tentang
atmosfer. Ada juga beberapa orang yang mungkin menyangkah bahwa
meterologi adalah ilmu yang mempelajari tentang meteor. Meteor dan
pergerakan benda-benda angkasa lainnya di pelajari dalam cabang khusus ilmu
Geografi yang bernama ilmu Astronomi.
Hidroponik merupakan bercocok tanam tanpamenggunakan tanah.
Hidroponik digunakan sebagai alternatif pertanian tanpa atau lahan terbatas.
Dengan hidroponik dimungkinkan sayuran dapat tumbuh dan brkembng tnpa
memerlukan lahan yang baik tau sessuai. Penerapan hidroponik dengan
komersial di Indonesia dijalnan sejak tahun 1980 (Suryani, 2015). Hidroponik
berasal dari bahasa Yunani yaitu hydro berarti air dan ponous berarti kerja.
Sesuai arti tersebut, bertanam secara hidroponik merupakan teknologi bercocok
tanam yang menggunakan air, nutrisi, dan oksigen. Beberapa kelebihan dan
kekurangan sistem hidroponik dibandingkan dengan pertanian konvensional
(Hidroponik, 2016) Hidroponik NFT (Nutrien Film Technique). Kata “film“
dalam hidroponik nutrien film technique menunjukkan aliran air tipis.
Hidroponik ini hanya menggunakan aliran air (nutrien) sebagai medianya. NFT
merupakan model budidaya dengan meletakan akar tanaman pada lapisan air
yang dangkal. Air tersebut tersirkulasi dan mengandung nutrisi sesuai
kebutuhan tanaman. Perakaran bisa berkembang di dalam larutan nutrisi karena
disekeliling perakaran terdapat selapis larutan nutrisi, maka sistem ini dikenal
dengan nama nutrien film technique (Distan, 2018). Floating hidroponic system
(FHS) merupakan suatu budidaya tanaman (khususnya sayuran) dengan cara
menanamkan /menancapkan tanaman pada lubang styrofoam yang mengapung
diatas permukaaan larutan nutrisi dalam suatu bak penampung atau kolam
sehingga akar tanaman terapung atau terendam dalam larutan nutrisi. Metode ini
dikembangkan pertama kali oleh Jensen (1980) di Arizona dan Massantini
(1976) di Italia (Seocript, 2018).
Zat pengatuh tumbuh merupakan senyawa organik bukan nutrisi yang pada
konsentrasi rendah dapat mendorong, menghambat atau secara kualitatif
mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Davies, 1995). ZPT
utama yang terdapat secara alami pada tanaman adalah auksin, giberilin,
sitokinin, asam absisat dan ettilen (Darmawan dan Justika, 2010). Berhubung
auksin yang ada pada tanaman jumlahnya sangat sedikit, maka perlu ditambah
auksin eksogen (Wudianto, 1991). Keuntungan memakai ZPT antara lain
memperbaiki sistem perakaran dan mempercepat keluarnya akar bagi tanaman
muda (bibit), mencegah gugur daun, bunga dan buah, memperbanyak
pertumbuhan vegetatif dan anakan mempercepat pematangan buah dengan
warna seragam dan hasil yang tinggi, meningkatkan proses fotosintesis
(Maryadi, 2008). Zat pengatur tumbuh yang sering digunakan untuk perakaran
adalah auksin, namun relatif mahal dan sulit diperoleh. Sebagai pengganti
auksin sintesis dapat digunakan bawang merah (Ependi, 2009). Umbi bawang
merah mengandung vitamin BI (Thiamin) untuk pertumbuhan tunas, riboflavin
untuk pertumbuhan, asam nikotinat sebagai koenzim, serta mengandung ZPT
auksin dan rhizokalin yang dapat merangsang pertumbuhan akar (Rahayu dan
Berlian, 1999).
VI. Hasil dan Pembahasan

VI.1 Perhitungan Harian


Praktikan melakukan pengamatan mingguan III pada hari selasa tanggal
26 Oktober 2021. Dari pengamatan didapat data sebagai berikut:

a. Termometer air raksa


- Pagi : 26 °C
- Siang : 34 °C
- Sore: 31 °C

Suhu rata-rata harian


2 ×T pg +T si +T so 2× 26+34+ 31 117
T ( ° C )= = = =29 , 25
4 4 4

b. Termometer maksimum dan minimum


- Pagi: maks (22°C) dan min (22°C)
- Siang : maks (31°C) dan min (20°C)
- Sore : maks (33°C) dan min (22°C)
Suhu rata-rata harian
T max +T min 22+22 44
T ( ° C )= = = =22
2 2 2

c. Termometer bola basah dan bola kering


- Pagi : bola basah (23°C) dan bola kering (25°C) → kelembaban= 84%
- Siang : bola basah (27°C) dan bola kering (32°C) → kelembaban =
68%
- Sore : bola basah (26°C) dan bola kering (30°C) → kelembaban =
73%
Kelembaban rata-rata harian
2 × RH pg+ RH si + RH so 2× 84+68+ 73 309
RH %= = = =77 ,25
4 4 4

d. Ombrometer
Didapat data yaitu 1,5 mm

e. Panci evaporasi
E (mm) = P0 + CH - Pa= 200 + 1,5 -196 =5,5 mm

f. Termometer tanah
- Pagi: 28°C
- Siang : 33 °C
- Sore : 34,1 °C
Suhu rata rata
( 2 xTpg )+ Tsi+Tso
T (°C) =
4
( 2 x 28 ) +33+34 ,1
=
4
123 ,1
=
4
= 30,77 °C

g. Anemometer
- Pagi: 0,9 m/s
- Siang: 0 m/s
- Sore: 7,2 m/s
pagi+ siang+sore 0 , 9+0+7 , 2
Rata-rata = = = 2,7 m/s
3 3

VI.2 Tabel Data Mingguan III


Alat Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu Rata-
rata
Maks 21,5 22 22 18,5 20 28,5 28,5 23
&
min
(°C)
air 29,5 29,25 29,75 28,25 29,25 30,75 29,75 29,5
raksa
(°C)
Ombr 51 1,5 1 8,5 0 0 0,5 8,92857
1
Panci 1 5,5 3 13,5 10 5 2,5 5,78571
(mm) 429
Ther 84,25 77,25 77,25 79 80 79,75 84,25 80,25
B&
K
(%)
Anem 0,5 2,7 1,57 1,63 1,33 2,57 5,97 2,32429
omete
r
Ther 26,7 31,25 31,15 31,25 31,25 31,3 31,25 30,5928
tanah 57
max
&
min
Ther 30,1 30,775 30,5 30,325 29,925 28,87 30,925 30,2035
tanah 5 714

VI.3 Pembahasan
VI.3.1 Alat Klimatologi Dasar
VI.3.1.1 Hygrometer
Hygrometer merupakan instrumen pengukur kelembapan
secara relatif berdasarkan lokasi pengukurannya. Pada
prinsipnya hygrometer harus selalu didampingkan dengan
termometer karena faktor yang paling berpengaruh pada
kelembapan adalah temperatur (The Editors of
Encyclopaedia Britannica, 2013). Prinsip kerja dari
hygrometer juga berdasarkan couple termometer.
Termometer pertama disebut dengan termometer bola kering
yang mengukur temperatur sebenarnya dan termometer
kedua disebut dengan termometer bola basah yang mengukur
suhu saturasi (jenuh) yang diperlukan agar uap air tidak
berkondensasi. Karena terdapat perbedaan temperatur maka
bola dingin akan melepaskan panas melalui proses
penguapan. Besar penguapan yang terjadi pada bola dingin
memiliki nilai yang sama dengan kelembapan udara di
atmosfer (Riyanto, 1997).

VI.3.1.2 Pisikometer Ashman


Psikrometer Ashman merupakan alat yang digunakan
untuk mengukur suhu dan kelembaban nisbi udara dengan
memanfaatkan bola basah dan bola kering yang dihubungkan
ke termometer raksa. Cara kerja alat ini yaitu pertama
disiapkan alat yang akan digunakan. Hidupkan alat. Kipas
pada alat akan berputar. Pastikan bola basah pada alat telah
terisi air. Lalu gantung alat pada tiang dengan tinggi 1-2
meter. Tunggu selama 15 menit. Setelah itu lihat perubahan
ketinggian raksa pada termometer bola basah dan kering.
Untuk menghitung kelembaban nisbi udara, maka dihitung
selisih anatar bola basah dan bola kering lalu hasilnya
disesuaikan dengan tabel yang tercantum pada diktat.

VI.3.1.3 Thermometer Tanah


Termometer tanah digunakan untuk mengukur suhu
tanah di kedalaman tertentu biasa digunakan untuk keperluan
pertanian. Suhu tanah yang diperlukan setiap tanaman untuk
tumbuh dan berkembang secara optimal berbeda-beda. Cara
kerja dari termometer tanah biasa adalah pertama disiapkan
alat. Setelah itu buat lubang pada tanah. Lalu masukkan
termometer pada lubang tersebut hingga batas tertentu. Lalu
tutup kembali lubang tersebut. Tunggu hingga lebih kurang
10 menit. Setelah itu diamati perubahan pada air raksa.
Pengamatan pada alat harus dilakukan sejajar dengan mata si
pengamat. Data suhu tanah lalu dicatat. Setelah digunakan,
alat dibersihkan dengan air dari sisa-sisa tanah yang masih
menempel pada alat dan dikeringkan dengan tisu. Alat lalu
disimpan kembali pada tempatnya.

VI.3.1.4 Soil Tester


Soil tester adalah alat yang digunakan untuk mengukur
keasaman tanah dan kelembaban tanah. Alat ini digunakan
dengan cara ujung alat ditancapkan kedalam tanah sampai
batas tertentu kemudian lihat angka yang tertera pada alat
tersebut yang menunjukkan kelembaban tanah (%). Untuk
mengukur pH tanah dilakukan dengan menekan tombol
kemudian dilepaskan dan angka yang tertera menunjukkan
pH tanah.
VI.3.2 Hidroponik
Salah satu cara yang cara yang dapat mendukung
pertumbuhan dan peningkatan produksi tanaman sawi huma
(Pakcoy) adalah dengan menerapkan penanaman secara
hidroponik. Penanaman tanaman secara hidroponik merupakan
salah satu teknologi bercocok tanam dengan menggunakan air,
nutrisi dan oksigen tanpa menggunakan tanah sebagai media
tumbuhnya. Ada enam jenis sistem penanaman secara hidroponik,
yaitu sistem sumbu, sistem kultur air, sistem pasang surut, sistem
irigasi tetes, sistem NFT dan sistem aerponik (Krisnawati, 2014).
Sawi pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayuran
yang termasuk family Brassicaceae yang dimanfaatkan daun atau
bunganya sebagai bahan pangan. Pakcoy merupakan salah satu
jenis sayuran daun yang banyak dibudidayakan dengan sistem
hidroponik. Pakcoy hidroponik memiliki prospek untuk
dikembangkan karena permintaan pasar dan harga yang tinggi
dibandingkan jenis sawi-sawian yang lain. Teknik budidaya
pakcoy dengan sistem hidroponik, berbeda dengan teknik budidaya
pakcoy secara konvensional, dimana budidaya tanaman dengan
sistem hidroponik tidak menggunakan tanah sebagai media tanam.
Larutan unsur hara yang digunakan yaitu larutan hidroponik
dengan standar (AB mix). AB mix adalah larutan unsur hara yang
terdiri dari larutan unsur hara A yang berisi unsur hara makro dan
B yang berisi unsur hara mikro. Nutrisi hidroponik mengandung
unsur hara makro (Nitrogen, Protein, Kalium, Calsium,
Magnesium dan Sulfur) dan unsur hara mikro (Besi, Mangan,
Tembaga, Zing, Boron, Molibdenum) dengan bahan 100% larut
dalam air, sehingga nutrisi akan mudah diserap dan cerna tanaman
dan dapat memenuhi kebutuhan dari nutrisi tanaman (Toko
Pertanian, 2016).
Untuk mengukur suhu dan ppm pada air hidroponik
menggunakan alat yang bernama TDS meter. TDS(Total Dissolved
Solids) meter merupakan salah satu alat ukur penentu mutu air,
yang berguna untuk mengukur banyaknya padatan-padatan yang
terlarut dalam air. Suhu masuk dalam kategori parameter fisika.
Suhu air yang melebihi batas normal menunjukkan indikasi
terdapat bahan kimia yang terlarut dalam jumlah yang cukup besar
atau sedang terjadi proses dekomposisi bahan organik oleh
mikroorganisme yang berbahaya bagi tubuh. (TDS) merupakan
bagian dari parameter fisika air. Besarnya jumlah padatan terlarut
dalam air ini dapat diukur dengan TDS meter.

VI.3.3 Zat Pengatur Tumbuh


Zat pengatur tumbuh (ZPT) merupakan senyawa organik
bukan hara yang mempengaruhi proses fisiologi suatu tanaman
(Widyastuti dan Tjokrokusumo 2006). Seringkali ZPT yang secara
alami ada dalam tanaman berada di bawah optimal, sehingga
dibutuhkan sumber dari luar untuk menghasilkan respon yang
maksimal. Penggunaan ZPT yang tepat akan berpengaruh baik
terhadap pertumbuhan tanaman namun bila dalam jumlah yang
terlalu banyak maka akan merugikan tanaman atau dapat meracuni
tanaman. Adapun cara membuat ZPT dengan menggunakan bahan
bawang merah yaitu:
 Sediakan bawang merah secukupnya (sekitar 20 siung)
 Kupas bawang merah lalu di cuci hingga bersih
 Sediakan air sebanyak 500 ml
 Kemudian blender bawang merah yang telah di cuci
 Saring bawang merah menggunakan saringan dengan tujuan
untuk mengambil ekstrak dari bawang merah
 Pindahkan ke botol aqua yang berukuran besar
 Lalu tambahkan air 1liter kedalam ektrak bawang merah
 Setelah itu botol yang terisi ektrak bawang merah dihomogen
 Lalu diamkan selama 2 hari untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan

VII. Kesimpulan
Hygrometer merupakan instrumen pengukur kelembapan secara relatif
berdasarkan lokasi pengukurannya. Pada prinsipnya hygrometer harus selalu
didampingkan dengan termometer karena faktor yang paling berpengaruh
pada kelembapan adalah temperatur (The Editors of Encyclopaedia
Britannica, 2013). Psikrometer Ashman merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur suhu dan kelembaban nisbi udara dengan memanfaatkan bola
basah dan bola kering yang dihubungkan ke termometer raksa. Pastikan bola
basah pada alat telah terisi air. Suhu tanah yang diperlukan setiap tanaman
untuk tumbuh dan berkembang secara optimal berbeda-beda. Setelah
digunakan, alat dibersihkan dengan air dari sisa-sisa tanah yang masih
menempel pada alat dan dikeringkan dengan tisu. Soil tester adalah alat yang
digunakan untuk mengukur keasaman tanah dan kelembaban tanah. Alat ini
digunakan dengan cara ujung alat ditancapkan kedalam tanah sampai batas
tertentu kemudian lihat angka yang tertera pada alat tersebut yang
menunjukkan kelembaban tanah (%). Untuk mengukur pH tanah dilakukan
dengan menekan tombol kemudian dilepaskan dan angka yang tertera
menunjukkan pH tanah. Salah satu cara yang cara yang dapat mendukung
pertumbuhan dan peningkatan produksi tanaman sawi huma (Pakcoy) adalah
dengan menerapkan penanaman secara hidroponik. Penanaman tanaman
secara hidroponik merupakan salah satu teknologi bercocok tanam dengan
menggunakan air, nutrisi dan oksigen tanpa menggunakan tanah sebagai
media tumbuhnya. Teknik budidaya pakcoy dengan sistem hidroponik,
berbeda dengan teknik budidaya pakcoy secara konvensional, dimana
budidaya tanaman dengan sistem hidroponik tidak menggunakan tanah
sebagai media tanam. Untuk mengukur suhu dan ppm pada air hidroponik
menggunakan alat yang bernama TDS meter. TDS(Total Dissolved Solids)
meter merupakan salah satu alat ukur penentu mutu air, yang berguna untuk
mengukur banyaknya padatan-padatan yang terlarut dalam air. Penggunaan
ZPT yang tepat akan berpengaruh baik terhadap pertumbuhan tanaman
namun bila dalam jumlah yang terlalu banyak maka akan merugikan tanaman
atau dapat meracuni tanaman.
DAFTAR PUSTAKA

KHUZEY, T., 2019. PENGARUH ASPEK ASTRONOMI TERHADAP


TERJADINYA PERUBAHAN CUACA DAN IKLIM
BERDASARKAN PENGAMATAN BADAN METEOROLOGI,
KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA KELAS 1 BANDUNG. KARYA
TULIS.

FALDY, C.R., 2019. MEMPREDIKSI CUACA BERDASARKAN PENGAMATAN


OLEH BMKG MARITIM SEMARANG UNTUK KESELAMATAN
BERNAVIGASI DI LAUT JAWA. KARYA TULIS.

ACARA, I., ALAT-ALAT KLIMATOLOGI.

WISNU, D.P., 2019. PENGAMATAN DATA METEOROLOGI UNTUK


KESELAMATAN NAVIGASI DI PELAYARAN SAAT KONDISI
CUACA BURUK. KARYA TULIS.

Narulita, N., Hasibuan, S. and Mawarni, R., 2019. Pengaruh Sistem dan Konsentrasi
Nutrisi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Pakcoy
(Brassica Rapa L.) Secara Hidroponik. Bernas: Jurnal Penelitian
Pertanian, 15(3), pp.99-108.

Roni, A., 2017. PENGARUH EKSTRAK BAWANG MERAH (Allium cepa L.)
TERHADAP PERTUMBUHAN AKAR STEK TANAMAN KACA
PIRING (Gardenia jasminoides Ellis) DAN SUMBANGSIHNYA
PADA MATERI PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF TUMBUHAN
KELAS IX SMP/MTS.[SKRIPSI] (Doctoral dissertation, UIN RADEN
FATAH PALEMBANG).

DJATI, S.G., ALAT-ALAT YANG BERHUBUNGAN DENGAN IPBA.

Unaeni, U., Kontaminasi telur Soil Transmitted Helminths (STH) pada buah stroberi
di perkebunan dan pasar Ciwidey, Bandung Selatan, Jawa
Barat (Bachelor's thesis, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta).

Roidah, I.S., 2014. Pemanfaatan lahan dengan menggunakan sistem


hidroponik. Jurnal Bonorowo, 1(2), pp.43-49.
LAMPIRAN

gambar 1. Pengamatan thermometer air raksa gambar 2. Pengamatan ombrometer

gambar 3. Pengamatan panci evaporasi gambar 4. Pengamatan B. kering dan B.basah


gambar 5. Pengamatan thermo max & min gambar 6. Pengamatan anemometer

gambar 7. Pengamatan thermometer tanah gambar 8. Persiapan alat dan bahan

gambar 9. Pengupasan bahan ZPT gambar 10. Air sebanyak 500ml


gambar 11. Penghalusan bawang merah gambar 12. Saring ekstrak bawang merah

gambar 13. Masukkan hasil ekstrak kedalam botol aqua

gambar 14. Penanaman sawi pakcoy (Brassica rapa L) secara hidroponik

Anda mungkin juga menyukai