Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL SESI 1

EKMA4315 / AKUNTANSI BIAYA / 3 SKS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PERIODE 2024.1

Nama Penulis : Halim Dedy Perdana, S.E., M.SM., M.Rech., Ak


Nama Penelaah : Olivia Idrus, SE., M.Sc
Status Pengembangan :
Tahun Pengembangan : 2024

Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mencatat masih ada tiga
sektor bisnis yang masih berdarah-darah di tengah perekonomian yang sudah pulih dan
tumbuh tinggi.
Wakil Ketua Bidang Ketenagakerjaan Apindo Darwoto mengatakan sektor usaha yang
masih tertekan sampai saat ini adalah alas kaki, tekstil dan manufaktur. "Itu ada dua
penyebabnya sebetulnya. Pertama karena pengaruh digitalisasi yang makin gencar dan dari
gobal, lalu permintaan yang turun," ujarnya dalam media briefing, Kamis (21/12).
Menurutnya, saat pandemi ketiga sektor tersebut memang paling terdampak dan sampai
saat ini belum pulih sama sekali. Sehingga, dikhawatirkan pemutusan hubungan kerja
(PHK) masih akan terjadi, meski tak semasif sebelumnya.
PHK ada, penyesuaian terhadap bisnis. Jadi pengurangan masih akan tetap ada," jelasnya.
Kendati begitu, ia menyebutkan ada juga sektor usaha yang membuka lapangan kerja baru
dan merekrut pekerja lagi. Misalnya sektor perhotelan yang saat ini juga telah pulih.
"Perhotelan kan kita lihat, mereka saat pandemi itu kan PHK besar-besaran, sekarang mulai
rekrut-rekrut lagi. Jadi ini memang situasi usaha masih penuh dengan ketidakpastian,"
pungkasnya.

Sumber:
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20231221153131-92-1040273/3-sektor-bisnis-
masih-berdarah-darah-meski-ekonomi-sudah-pulih

Berdasarkan kasus di atas:


1. Dalam konteks penurunan permintaan dan tekanan pada sektor alas kaki, tekstil dan
manufaktur, bagaimana perusahaan dapat menggunakan analisis biaya untuk
mengidentifikasi area-area di mana efisiensi operasional dapat ditingkatkan?
2. Bagaimana konsep biaya variabel dan biaya tetap dapat diterapkan dalam mengelola
kembali strategi harga produk untuk mengatasi penurunan permintaan dalam sektor
bisnis yang disebutkan?
3. Mengingat ketidakpastian dalam situasi bisnis dan potensi PHK, bagaimana perusahaan
dapat menggunakan analisis biaya untuk memutuskan apakah lebih baik untuk
melakukan outsourcing produksi atau mempertahankan produksi internal dalam sektor
tekstil atau manufaktur?

Jawaban :
1. Dalam situasi penurunan permintaan dan tekanan pada sektor alas kaki, tekstil, dan
manufaktur, perusahaan dapat menggunakan analisis biaya untuk mengidentifikasi
area-area di mana efisiensi operasional dapat ditingkatkan. Berikut adalah langkah-
langkah yang dapat diambil :
 Identifikasi Biaya Utama:
Identifikasi biaya-biaya utama yang terkait dengan produksi, distribusi,
dan penjualan produk. Ini dapat mencakup biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, biaya overhead pabrik, dan biaya distribusi.
 Analisis Variabel dan Tetap:
Pisahkan biaya-biaya menjadi variabel dan tetap. Biaya variabel berubah
seiring dengan tingkat produksi, sementara biaya tetap tetap konstan. Dengan
memahami perbedaan ini, perusahaan dapat mengevaluasi bagaimana biaya-
biaya ini berdampak pada efisiensi operasional.
 Perbandingan Standar dan Aktual:
Bandingkan biaya aktual dengan standar yang telah ditetapkan. Jika biaya
aktual melebihi standar, perusahaan dapat mengidentifikasi area di mana
efisiensi dapat ditingkatkan.
 Analisis Margin Kontribusi:
Gunakan analisis margin kontribusi untuk mengevaluasi kontribusi setiap unit
produk terhadap biaya tetap dan laba bersih. Ini membantu perusahaan
memahami produk mana yang paling menguntungkan dan mana yang
memerlukan peningkatan efisiensi.
 Pengendalian Biaya:
Setelah mengidentifikasi area-area di mana efisiensi operasional dapat
ditingkatkan, perusahaan dapat mengimplementasikan strategi pengendalian
biaya untuk mengurangi pemborosan dan meningkatkan produktivitas. Dengan
menggunakan analisis biaya secara efektif, perusahaan dapat mengidentifikasi
area-area di mana efisiensi operasional dapat ditingkatkan, sehingga dapat
menghadapi penurunan permintaan dan tekanan pada sektor industri dengan
lebih baik.

2. Dalam menghadapi penurunan permintaan, perusahaan di sektor alas kaki, tekstil, dan
manufaktur dapat menerapkan konsep biaya variabel dan biaya tetap untuk mengelola
kembali strategi harga produk mereka. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat
diambil :
a) Analisis Biaya Variabel:
 Biaya variabeladalah biaya yang berubah sebanding dengan volume produksi.
Perusahaan harus mengidentifikasi semua biaya variabel seperti bahan baku,
tenaga kerja langsung, dan utilitas yang digunakan dalam produksi.
 Dengan mengetahui biaya variabel per unit, perusahaan dapat menentukan
harga jual minimum produk tanpa merugi pada setiap unit yang dijual.
b) Optimasi Biaya Variabel:
 Perusahaan dapat mencari cara untuk mengurangi biaya variabel, seperti
negosiasi harga bahan baku yang lebih rendah atau efisiensi tenaga kerja, untuk
menurunkan harga jual tanpa mengorbankan margin keuntungan.
c) Analisis Biaya Tetap:
 Biaya tetapadalah biaya yang tidak berubah terlepas dari volume produksi,
seperti sewa, gaji staf administrasi, dan asuransi.
 Perusahaan harus memastikan bahwa total biaya tetap tercakup dalam total
pendapatan dari penjualan produk.
d) Penetapan Harga Berdasarkan Biaya:
 Menggunakan informasi dari analisis biaya variabel dan biaya tetap,
perusahaan dapat menetapkan harga yang mencakup kedua jenis biaya tersebut
dan masih memberikan margin keuntungan yang wajar.
e) Strategi Penetapan Harga Fleksibel:
 Perusahaan dapat menerapkan strategi penetapan harga variabel, di mana harga
produk disesuaikan berdasarkan permintaan pasar, musim, atau lokasi
penjualan.
 Strategi ini memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan harga secara
dinamis untuk meningkatkan penjualan selama periode permintaan rendah dan
memaksimalkan keuntungan ketika permintaan meningkat.
f) Pengelolaan Titik Impas: o Mengetahui titik impas—di mana total pendapatan
sama dengan total biaya—adalah penting untuk memastikan bahwa harga produk
tidak ditetapkan terlalu rendah, yang dapat menyebabkan kerugian.
g) Pertimbangan Psikologi Harga: o Perusahaan juga harus mempertimbangkan
persepsi pelanggan terhadap harga. Penetapan harga yang terlalu rendah dapat
menimbulkan persepsi kualitas yang rendah, sementara harga yang terlalu tinggi
dapat mengurangi permintaan.

3. Dalam menghadapi ketidakpastian situasi bisnis dan potensi pemutusan hubungan


kerja (PHK), perusahaan di sektor tekstil atau manufaktur dapat menggunakan analisis
biaya untuk membuat keputusan strategis mengenai outsourcing produksi atau
mempertahankan produksi internal. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat
diambil:
a) Identifikasi Biaya Terkait: Tentukan semua biaya langsung seperti bahan baku
dan tenaga kerja, serta biaya tidak langsung seperti biaya overhead yang terkait
dengan produksi internal.
b) Analisis Biaya Outsourcing: Bandingkan biaya tersebut dengan biaya
outsourcing, yang mungkin termasuk biaya kontrak, biaya logistik, dan biaya
kualitas.
c) Pertimbangkan Faktor Kualitas dan Kontrol: Analisis dampak outsourcing
terhadap kualitas produk dan kontrol proses produksi.
d) Evaluasi Risiko: Pertimbangkan risiko yang terkait dengan outsourcing,
termasuk risiko keamanan, kepatuhan, dan ketergantungan pada pemasok.
e) Analisis Dampak Terhadap Tenaga Kerja: Pertimbangkan bagaimana
outsourcing atau mempertahankan produksi internal akan mempengaruhi
tenaga kerja dan potensi PHK.
f) Kaji Ulang Struktur Biaya: Analisis struktur biaya industri dan pengaruhnya
terhadap kinerja perusahaan.
g) Pertimbangkan Faktor Eksternal: Faktor eksternal seperti perubahan kebijakan
pemerintah, tarif, dan kondisi pasar juga harus dipertimbangkan dalam analisis.
h) Lakukan Analisis Break-Even: Hitung titik impas untuk menentukan apakah
biaya outsourcing lebih rendah dibandingkan dengan biaya produksi internal
pada volume produksi tertentu.
i) Analisis Jangka Panjang: Pertimbangkan implikasi jangka panjang dari
outsourcing terhadap inovasi dan kemampuan bersaing perusahaan.
j) Buat Keputusan Berdasarkan Data: Gunakan data dan analisis untuk membuat
keputusan yang berdasarkan informasi, bukan hanya insting atau pengalaman.
Dengan melakukan analisis biaya yang komprehensif, perusahaan dapat membuat
keputusan yang lebih tepat dalam menghadapi ketidakpastian dan potensi PHK,
sambil mempertimbangkan efisiensi biaya, kualitas, dan keberlanjutan jangka
panjang.

Anda mungkin juga menyukai