Tugas 1 EKMA 4315
Tugas 1 EKMA 4315
Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mencatat masih ada tiga
sektor bisnis yang masih berdarah-darah di tengah perekonomian yang sudah pulih dan
tumbuh tinggi.
Wakil Ketua Bidang Ketenagakerjaan Apindo Darwoto mengatakan sektor usaha yang
masih tertekan sampai saat ini adalah alas kaki, tekstil dan manufaktur. "Itu ada dua
penyebabnya sebetulnya. Pertama karena pengaruh digitalisasi yang makin gencar dan dari
gobal, lalu permintaan yang turun," ujarnya dalam media briefing, Kamis (21/12).
Menurutnya, saat pandemi ketiga sektor tersebut memang paling terdampak dan sampai
saat ini belum pulih sama sekali. Sehingga, dikhawatirkan pemutusan hubungan kerja
(PHK) masih akan terjadi, meski tak semasif sebelumnya.
PHK ada, penyesuaian terhadap bisnis. Jadi pengurangan masih akan tetap ada," jelasnya.
Kendati begitu, ia menyebutkan ada juga sektor usaha yang membuka lapangan kerja baru
dan merekrut pekerja lagi. Misalnya sektor perhotelan yang saat ini juga telah pulih.
"Perhotelan kan kita lihat, mereka saat pandemi itu kan PHK besar-besaran, sekarang mulai
rekrut-rekrut lagi. Jadi ini memang situasi usaha masih penuh dengan ketidakpastian,"
pungkasnya.
Sumber:
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20231221153131-92-1040273/3-sektor-bisnis-
masih-berdarah-darah-meski-ekonomi-sudah-pulih
Jawaban :
1. Dalam situasi penurunan permintaan dan tekanan pada sektor alas kaki, tekstil, dan
manufaktur, perusahaan dapat menggunakan analisis biaya untuk mengidentifikasi
area-area di mana efisiensi operasional dapat ditingkatkan. Berikut adalah langkah-
langkah yang dapat diambil :
Identifikasi Biaya Utama:
Identifikasi biaya-biaya utama yang terkait dengan produksi, distribusi,
dan penjualan produk. Ini dapat mencakup biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, biaya overhead pabrik, dan biaya distribusi.
Analisis Variabel dan Tetap:
Pisahkan biaya-biaya menjadi variabel dan tetap. Biaya variabel berubah
seiring dengan tingkat produksi, sementara biaya tetap tetap konstan. Dengan
memahami perbedaan ini, perusahaan dapat mengevaluasi bagaimana biaya-
biaya ini berdampak pada efisiensi operasional.
Perbandingan Standar dan Aktual:
Bandingkan biaya aktual dengan standar yang telah ditetapkan. Jika biaya
aktual melebihi standar, perusahaan dapat mengidentifikasi area di mana
efisiensi dapat ditingkatkan.
Analisis Margin Kontribusi:
Gunakan analisis margin kontribusi untuk mengevaluasi kontribusi setiap unit
produk terhadap biaya tetap dan laba bersih. Ini membantu perusahaan
memahami produk mana yang paling menguntungkan dan mana yang
memerlukan peningkatan efisiensi.
Pengendalian Biaya:
Setelah mengidentifikasi area-area di mana efisiensi operasional dapat
ditingkatkan, perusahaan dapat mengimplementasikan strategi pengendalian
biaya untuk mengurangi pemborosan dan meningkatkan produktivitas. Dengan
menggunakan analisis biaya secara efektif, perusahaan dapat mengidentifikasi
area-area di mana efisiensi operasional dapat ditingkatkan, sehingga dapat
menghadapi penurunan permintaan dan tekanan pada sektor industri dengan
lebih baik.
2. Dalam menghadapi penurunan permintaan, perusahaan di sektor alas kaki, tekstil, dan
manufaktur dapat menerapkan konsep biaya variabel dan biaya tetap untuk mengelola
kembali strategi harga produk mereka. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat
diambil :
a) Analisis Biaya Variabel:
Biaya variabeladalah biaya yang berubah sebanding dengan volume produksi.
Perusahaan harus mengidentifikasi semua biaya variabel seperti bahan baku,
tenaga kerja langsung, dan utilitas yang digunakan dalam produksi.
Dengan mengetahui biaya variabel per unit, perusahaan dapat menentukan
harga jual minimum produk tanpa merugi pada setiap unit yang dijual.
b) Optimasi Biaya Variabel:
Perusahaan dapat mencari cara untuk mengurangi biaya variabel, seperti
negosiasi harga bahan baku yang lebih rendah atau efisiensi tenaga kerja, untuk
menurunkan harga jual tanpa mengorbankan margin keuntungan.
c) Analisis Biaya Tetap:
Biaya tetapadalah biaya yang tidak berubah terlepas dari volume produksi,
seperti sewa, gaji staf administrasi, dan asuransi.
Perusahaan harus memastikan bahwa total biaya tetap tercakup dalam total
pendapatan dari penjualan produk.
d) Penetapan Harga Berdasarkan Biaya:
Menggunakan informasi dari analisis biaya variabel dan biaya tetap,
perusahaan dapat menetapkan harga yang mencakup kedua jenis biaya tersebut
dan masih memberikan margin keuntungan yang wajar.
e) Strategi Penetapan Harga Fleksibel:
Perusahaan dapat menerapkan strategi penetapan harga variabel, di mana harga
produk disesuaikan berdasarkan permintaan pasar, musim, atau lokasi
penjualan.
Strategi ini memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan harga secara
dinamis untuk meningkatkan penjualan selama periode permintaan rendah dan
memaksimalkan keuntungan ketika permintaan meningkat.
f) Pengelolaan Titik Impas: o Mengetahui titik impas—di mana total pendapatan
sama dengan total biaya—adalah penting untuk memastikan bahwa harga produk
tidak ditetapkan terlalu rendah, yang dapat menyebabkan kerugian.
g) Pertimbangan Psikologi Harga: o Perusahaan juga harus mempertimbangkan
persepsi pelanggan terhadap harga. Penetapan harga yang terlalu rendah dapat
menimbulkan persepsi kualitas yang rendah, sementara harga yang terlalu tinggi
dapat mengurangi permintaan.