Tugas 3 Bank & Lembaga Non Bank
Tugas 3 Bank & Lembaga Non Bank
NIM : 050506607
Pertanyaan :
1. Lembaga keuangan non Bank salah satunya adalah perusahaan pegadaian, pegadaian merupakan
Lembaga keuangan yang menyediakan fasilitas pinjaman dengan jaminan tertentu. Banyak masyarakat
yang membutuhkan dana cepat mencari alternatf dalam mengatasi kekurangan dananya dengan
mendatangi pegadaian. Sebutkan kegiatan usaha Perusahaan Pegadaian!
2. Pelaksanaan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Jelaskan akad-akad dengan ketentuan
kegiatan usaha pegadaian syariah!
3. Berdasarkan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-100/MBU/2002 tentang
penilaian Tingkat Kesehatan BUMN, bagaimana perkembangan pegadaian di Indonesia sejak
diberlakukannya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 31/PJOK.05/2016?
Jawaban :
1. a. Pengadaan Barang : Perusahaan pegadaian membeli barang dari masyarakat atau toko dengan nilai
tertentu sebagai pinjaman.
b. Pinjaman dengan Jaminan Barang : Masyarakat yang membutuhkan dana cepat dapat mendapatkan
pinjaman dengan menggunakan barang berharga mereka sebagai jaminan.
c. Penjualan Barang : Jika nasabah tdak dapat membayar kembali pinjamannya, perusahaan pegadaian
akan menjual barang yang dijadikan jaminan untuk menutupi hutangnya.
d. Biaya Layanan : Perusahaan pegadaian menghasilkan pendapatan dari biaya layanan yang dikenakan
kepada nasabahnya.
e. Pengembalian Dana : Setelah periode pinjaman berakhir, perusahaan pegadaian akan
mengembalikan barang jaminan kepada masyarakat yang telah membayar kembali hutangnya.
f. Pengelolaan Risiko : Perusahaan pegadaian juga bertanggung jawab untuk mengelola risiko kerugian
yang mungkin terjadi akibat tdak dapatnya mendapatkan pembayaran kembali oleh nasabahnya.
g. Pelayanan Pelanggan : Memberikan layanan pelanggan yang baik dan responsif untuk memenuhi
kebutuhan nasabah dan membangun hubungan jangka panjang.
h. Keberlanjutan Bisnis : Mengembangkan strategi bisnis yang berkelanjutan untuk meningkatkan
pangsa pasar dan menciptakan nilai bagi semua pihak yang terlibat, termasuk nasabah, pemegang
saham, dan karyawan perusahaan pegadaian itu sendiri.
2. Prinsip Syariah
Adil: Di mana keuntungan dibagi berdasarkan penjualan riil yang sesuai dengan kontribusi serta risiko
dari masing-masing pihak yang terlibat.
Kemitraan: Donatur, peminjam, serta lembaga perbankan syariah memiliki posisi sejajar sebagai mitra
usaha yang bekerja sama untuk mendapatkan keuntungan dari transaksi yang dilaksanakan.
Transparan: Laporan keuangan dalam transaksi yang dilakukan akan diberikan secara terbuka dan
berkala agar donatur dapat mengecek dana yang dipinjamkan.
Universal: Aktvitas perbankan syariah dilaksanakan berdasarkan syariat Islam tanpa membedakan
agama, suku, ras, dan golongan masyarakat.
2. Akad Ijarah
Akad ijarah adalah akad yang mengatur penyediaan pinjaman untuk memindahkan hak guna atau
manfaat barang atau jasa yang terlibat di dalamnya.Adapun proses ini tdak perlu diikut dengan
pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Peminjam bisa memindahkan manfaat atau hak guna
barang tersebut setelah pembayaran upah sewa tanpa menjadi pemilik sahnya.
4. Akad Musyarakah
Akad pinjaman syariah ini diberlakukan ketka terjadi kerja sama antara dua pihak atau lebih di mana
masing-masing pihak memberikan dana pinjaman sesuai porsi yang ditentukan.
Adapun pemberian dana biasanya dilakukan untuk membangun atau mengelola usaha. Keuntungan
dan risiko usaha pun ditanggung masing-masing pihak sesuai dengan kesepakatan.
5. Akad Qardh
Pinjaman dana menurut syariat Islam dapat dilakukan dengan akad Qardh. Akad pinjaman syariah ini
ditujukan untuk peminjaman dana yang dilakukan kepada nasabah.
Dalam hal ini, nasabah diwajibkan mengembalikan dana pinjaman sesuai dengan kesepakatan yang
telah dibuat dengan pihak peminjam atau bank.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2016 tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
memberikan landasan hukum yang kuat bagi Pegadaian untuk beroperasi dan berkembang
dalam sektor jasa keuangan. Sebelumnya, Pegadaian beroperasi di bawah naungan
Kementerian Keuangan. Namun, dengan berlakunya OJK, Pegadaian kini berada di bawah
pengawasan OJK, yang merupakan lembaga independen yang bertugas mengatur dan
mengawasi seluruh kegiatan di sektor jasa keuangan.
Dengan berada di bawah pengawasan OJK, Pegadaian diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan dan produk
yang mereka tawarkan kepada masyarakat. Selain itu, Pegadaian juga diharapkan dapat meningkatkan transparansi
dan akuntabilitas dalam operasional mereka.
Pegadaian juga telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan layanan mereka, sepert meluncurkan
berbagai produk baru yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, serta melakukan berbagai inovasi dalam sistem
pengelolaan dan operasional mereka.
Dengan demikian, perkembangan Pegadaian Indonesia sejak berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun
2016 tentang Otoritas Jasa Keuangan telah mengalami perkembangan yang signifkan dan positf.