Anda di halaman 1dari 33

BAB VII

PROSES GERINDA

Gerinda adalah proses pembuangan logam dengan menngunakan serbuk


abrasive yang diikat dalam bentuk roda yang berputar. Ketika roda gerinda
bergerak dan berinteraksi dengan benda kerja, partikel abrasif bertindak sebagai
pahat potong yang kecil. Setiap partikel memotong dan melepaskan geram kecil
dari benda kerja. Proses gerinda sesungguhnya lebih mirip dengan proses
pemesinan (machining) daripada proses penggesekan (rubbing) .

Tujuan utama dari penggunaan mesin gerinda adalah untuk mengasah dan
menajamkan kembali pahat. Serbuk abrasif yang keras pada roda gerinda dibuat
untuk memotong dan membuang material yang sangat keras, seperti HSS.
Jangan menggerinda pada bagian sisi roda. Juga jangan menggerinda material
yang lunak seperti aluminium. Material akan menempel dan melapisi roda
gerinda dan menghalangi serbuk abrasif untuk bekerja dengan baik. .

Mesin gerinda digunakan untuk proses pngasaran dan penghalusan bentuk


permukaan rata, slibndrik dan tirus, penghalusan lubang silindrik; pembentukan
dan penajaman pahat potong; pembersihan atau pembuangan snagging ujung-
ujung kasar pada produk coran dan stamping, serta pembersihan (cleaning,
pemolesan (polishing) dan mengkilapkan permukaan.

Prosedur keamanan untuk proses penggerindaan


Untuk menghindari kecelakaan ikutilah prosedur keamanan di bawah ini :
 Gunakan kacamata pelindung untuk semua operasi penggerindaan
 Periksa roda gerinda dari keretakan sebelum dipasang pada mesin
 Jangan mengoperasikan mesin gerinda pada kecepatan selain yang
direkomendasikan
 Jangan mengatur benda kerja atau pemegang benda kerja ketika mesin
sedang bekerja
 Jangan melampaui kedalaman pemakanan yang direkomendasikan
 Jauhkan benda kerja dari roda gerinda sebelum mesin dimatikan
 Gunakan pelindung yang layak pada semua mesin gerinda
 Pada bench grinder, atur tumpuan 1/16 sampai 1/8 inci dari roda gerinda

JENIS MESSIN GERINDA


Mesin gerinda terdiri dari mesin gerinda yang paling sederhana sampai mesin
yang paling kompleks. Mesin gerinda dapat diklasifikasikan ke dalam tiga
kelompok, yaitu: mesin gerinda keperluan umum (utility grinding machines),
mesin gerinda silindrik (cylindrical grinding machines) dan mesn gerinda rata
(surface grinding machines).
MESIN GERINDA KEPERLUAN UMUM
Mesin gerinda keperluan umum (utility grinding machine) sering digunakan
untuk penggerindaan dengan tangan, di manna benda kerja yang digerinda
dipegang dengan tangan dan diumpankan kepada roda gerinda abrasif. Akurasi
mesin gerinda jenis ini bergantung dari kecekatan, keterampilan dan pengetahun
operator serta kapabilitas kerja alamiah mesin.

Mesin gerinda keperluan umum terdiri dari motor listrik penggerak sederhana
yang terpasang pada posisi horizontal dengan roda gerinda abrasif yang
dipasang pada kedua ujung poros spindelnya. Mesin gerinda ini terdiri dari jenis
yang dapat dipasang di meja dan di lantai. Kondisi dan rancangan bantalan
poros yang disesuaikan dengan putaran motor akan menentukan kapasitas
ukuran roda gerinda. Pelindung roda gerinda yang cocok dan sandaran pahat
diperlukan untuk keamanan dan kemudahan operasi.

Mesin gerinda keperluan umum yang terpasang di lantai


Jenis mesin gerinda utility yang dipasang di lantai (floor Mounted Utility Grinding
Machine) berdiri setinggi pinggang dan dikunci ke lantai dengan baut. Mesin
gerinda ini memiliki dua buah roda gerinda dengan diameter 12-inch dan
ketebalan 2-inch. Susunan dua buah roda gerinda terdiri dari roda gerinda kasar
untuk keperluan pengasaran pada salah satu ujung poros dan satu roda gerinda
yang lebih halus untuk keperluan penghalusan pada ujung yang lain. Susunan
seperti ini akan menghemat waktu daripada mengganti roda gerinda untuk
setiap keperluan yang berbeda.

Gambar 7.1. Mesin gerinda keperluan umum yang terpasang


di lantai (floor-mounted utility grinding machine)
setiap roda gerinda ditutup dengan pelindung roda untuk meningkatkan
keamanan mesin. Pelindung mata transparan, spark arresters, dan pemegang
pahat yang dapat diatur disediakan untuk setiap roda gerinda. Tool tray dan
wadah air dipasang di samping bagian dasar mesin atau pedestal. Wadah air
(water pan) digunakan untuk quenching pahat baja karbon setelah diasah. Mesin
gerinda meja ini menggunakan roda dengan diameter 12 inci. Kecepatan potong
maksimum kira-kira 550 SFPM yang diperoleh dari motor listrik 2 HP dengan
kecaptan putaran maksimum 1750 rpm..

Mesin gerinda keperluan umum jenis meja


Seperti mesin yang dipasang di lantai, gerinda tipe meja ini memiliki satu
gerinda kasar dan satu gerinda halus untuk kenyamanan operasi. Setiap roda
gerinda dilengkpai dengan dudukan pahat yang dapat diatur dan pelindung mata
untuk proteksi. Pada mesin ini, motor dilengkapi dengan switch pembatas
tekanan dan termal yang dapat menghentikan motor jika terjadi tekanan atau
panas yang berlebihan untuk menghindari terbakarnya motor. Putaran motor
maksimum sebesar 3450 Rpm untuk menghasilkan kecepatan potong maksimum
dari roda gerinda 7 inci kira-kira 6300 surface feet per minute (SFPM).

Gambar 7.2. Mesin gerinda keperluan umum yang terpasang di meja


(bench-type utility grinding machine)

Mesin gerinda pahat gurdi tipe meja


Mesin gerinda meja sering digunakan untuk mengasah pahat gurdi. Akurasi dari
mesin gerinda tipe ini tidak bergantung pada kecekatan dan keterampilan
operator karena penggurdi dipegang dengan perangkat pemegang. Pemegang
pahat gurdi ini akan menempatkan pahat gurdi pada posisi yang benar untuk
pengasahan sudut bebas dan sudut yang lain pada geometri pahat.
Mesin gerinda keperluan umum dan buffing tipe meja
Mesin gerinda keperluan umum dan buffing tipe meja (Bench-Type Utility
Grinding and Buffing Machine) cocok untuk penggerindaan lain, pembersihan dan
proses buffing. Mesin gerinda ini tidak direkomendasikan untuk penggerindaan
pahat karena tidak dilengkpai dengan sandaran pahat, pelindung mata
(eyeshield) dan pelindung roda gerinda. Mesin ini umumnya hanya memiliki satu
roda gerinda abrasif berdiameter 4 inci pada salah satu ujung porosnya. Roda
gerinda abrasif ini dapat digunakan untuk penggerindaan umum. Ujung poros
yang lain dipasang roda kawat (wire wheel) yang dapat digunakaan untuk
membersihkan benda kerja. Motor listrik yang dipakai memiliki daya 1/4 HP
yang memutar poros pada putaran maksimum 3450 RPm. Kecepatan potong
maksimum dari roda gerinda 4 inci kira-kira adalah 3600 SPFM .

Gambar 7.3. Bench-Type Utility Grinding and Buffing Machine

Mesin gerinda pahat tipe meja


Mesin gerinda pahat tipe meja (bench-
type tool and cutter grinder)
diutamakan untuk gerinda pahat freis
ujung. Mesin ini dapat dipakai untuk
pemotong kayu dan logam yang
beragam, juga untuk pahat gergaji
(slitting saw cutter) sampai diameter 12
inci dengan menggunakan kelengkapan
gerinda gergaji. Kemampuan mesin ini
adalah:
 Gerak roda gerinda arah vertical
adalah 7 l/2 ini.
 Gerak roda gerinda arah horizontal
adalah 5 1/2 ini.
 Gerak meja - 6 inci.
 Diameter Slitting saw : 12 inci.
 Jarak antara center : 14 inci.
 Ayunan (swing) pada center
(diameter) : 4 l/2 inci.
 Ayunan (swing) pada kepala benda
kerja (diameter) : 4 l/2 inci. Gambar 7.4. Bench-Type Tool and Cutter
Grinder
Mesin Gerinda Tool Post
Mesin gerinda tool post (tool post grinding machine) seperti yang terlihat pada
gambar 7.5 adalah mesin gerinda yang dirancang untuk dapat dipasang pada
tool post mesin bubut. Mesin gerinda ini dignakan untuk penggerindaan lubang
silindrik (internal grinding) maupun penggerindaan silindrik luar (eksternal
grinding).

Gambar 7.5. tool post grinding machine

Milling and Grinding Lathe Attachment


Kelengkapan freis dan bubut gerinda juga dikenal dengan Versa-Mil.
Kelengkapan ini adalah kelengkapan mesin perkakas yang memiliki kemampuan
yang beragam dan dapat dipasang pada eretan (carriage) mesin bubut.
Kelengkapan ini dapat membantu melakukan penggerindaan silindrik internal
dan external diaatara kemampuan yang lainnya

MESIN GERINDA PERMUKAAN (RATA)


Mesin gerinda permukaan (surface grinding machine) digunakan untuk
melakukan penggerindaan pada permukaan benda kerja yang rata. Benda kerja
ditumpu pada meja persegi yang dapat bergerak maju dan mundur dan bolak-
balik (kiri kanan) di bawah roda gerinda. Mesin gerinda permukaan dengan
gerak bolak-balik umumnya memiliki poros spindel horizontal dan menggunakan
roda gerinda abrasif muka lurus.

Mesin gerida permukaan yang bergerak bolak-balik adalah mesin gerinda jenis
horizontal. Benda kerja dikunci pada meja kerja dan dapat digerakkan di bawah
roda gerinda dengan tenaga tangan. Pencekaman benda kerja pada meja kerja
bisasanya dilakukan dengan menggunakan chuck magnetik. Mesin gerinda ini
memiliki pompa internal dan sistem pemipaan yang berfungsi secara otomatis
dan resirkulasi cairan pendingin untuk benda kerja dan roda gerinda. Roda
gerinda muka lurus dipasang pada spindel horizontal spindel dan roda ini hanya
memotong pada permukaan circumferensialnya (keliling/selubung silinder) saja.
Kecepatan roda gerinda dapat diatur.

RODA GERINDA (GRINDING WHEELS)

JENIS-JENIS RODA GERINDA STANDAR


Roda gerinda standar terdiri dari berbagai ukuran, bentuk dan jenis abrasif.
Gambar di bawah memperlihatkan jenis-jenis roda gerinda.

Muka lurus (straight)


Roda gerinda muka lurus
(straight wheels), nomor 1,
5, and 7 umumnya
digunakan untuk gerinda
internal, silindrik, spindel
horizontal, permukaan,
pahat, dan penggerindaan
offhand and snagging. Tipe
nomor 1 memiliki variasi
ketebalan dari 0.006 inci
sampai l/8 inci digunakan
untuk memotong benda kerja
dan membuat alur.

Roda gerinda Silinder


(Cylinder)
Roda gerinda silinder, tipe
nomor 2, dapat disusun Gambar 7.6. Roda gerinda jenis-jenis standar
untuk penggerindaan
periperal atau sisi roda.

Roda gerinda muka tirus (Tapered)


Roda gerinda muka tirus atau kerucut, tipe nomor 4, menggunakan flens
keamanan yang berbentuk tirus untuk menjaga benda kerja agar tidak terbang
jika roda gerinda pecah ketika terjadi benturan.

Roda gerinda mangkuk lurus (Straight Cup)


Roda gerinda mangkuk lurus (straight cup), tipe nomor 6, umumnya digunakan
untuk gerinda permukaan, tapi dapat juga digunakan untuk penggerindaan
offhand permukaan rata. Roda gerinda jenis ini tersedia dengan permukaan rata
dan bevel.
Roda gerinda mangkuk melebar (Flaring Cup)
Roda gerinda mangkuk melebar (terbuka), tipe nomor 11, umumnya digunakan
untuk penggerindaan pahat. Roda gerinda ini mengunakan pengikat resin
sehingga tahan terhadap benturan. Roda gerinda ini tersedia dengan permukaan
rata atau bevel.

Roda gerinda tipe piring (Dish)


Kegunaan utama dari roda gerinda tipe piring (dish), tipe nomor 12 adalah untuk
pengasahan pahat. Mata potongnya yang tipis dapat dimasukkan ke dalam
tempat yang sempit dan sangat sesuai untuk penggerindaan muka dari pahat
freis form-relieved dan pahat parut.

Roda gerinda tipe Saucer


Roda gerinda tipe saucer, tipe nomor 13, juga dikenal dengan saw gummer
karena digunakan untuk mengasah gergaji.

MATERIAL SERBUK ABRASIF


Serbuk abrasif adalah bagian dari roda gerinda yang berfungsi untuk memotong.
Serbuk ini secara aktual memotong serpihan atau geram kecil hingga terlepas
dari benda kerja bersamaan dengan roda yang berputar. Bentuk dari setiap butir
(grain) abrasif adalah ireguler (tidak beraturan) dengan beberapa ujung yang
tajam untuk memotong. Ketika ujung-ujung butir menjadi tumpul, gaya yang
diberikan kepada roda geinda akan memecah butiran abrasif dan menghasilkan
mata potong yang baru.

SERBUK ABRASIF
Kebanyakan serbuk abrasif roda gerinda terbuat dari karbida silikon (silicon
carbide) atau aluminium oksida (aluminum oxide), keduanya adalah abrasif
buatan (artificial). Silicon carbide sangat keras tapi getas. Aluminum oxide
sedikit lebih lunak tapi lebih tangguh daripada silicon carbide. Penumpulan
terjadi lebih cepat, tatapi tidak mudak pecah sehingga lebih baik dan cocok
untuk penggerindaan material yang memilki kekuatan tarik relatif lebih tinggi

UKURAN SERBUK ABRASIF


Ukuran serbuk abrasif dibedakan berdasarkan mesh dari ayakan yang dapat
dilewatinya. Contoh, jenis serbuk (grain) nomor 40 menunjukkkan bahwa serbuk
abrasif tersebut dapat melewati ayakan yang memiliki 40 lubang dalam panjang
satu inci. Berdasarkan ukuran serbuk abrasif yang digunakan, roda gerinda
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu : kasar, medium dan halus.

BAHAN PRNGIKAT
Partikel abrasif dalam roda gerinda diikat dengan menggunakan bahan pengikat.
Persentase dari bahan pengikat dalam roda gerinda akan mementukan
”kekerasan” atau ”kelas” dari roda gerinda. Persentase dan kekuatan bahan
pengikat yang lebih tinggi akan membuat roda gerinda menjadi lebih keras.
Roda gerinda yang ”keras” mampu menahan butiran / serbuk abrasif pemotong
lebih lama, sementara roda gerinda yang lebih ”lunak” lebih mudah melepas
serbuk abrasif. Jika roda gerinda terlalu ”keras” untuk pekerjaan, maka pada
selubung luar roda gerinda akan terbentuk lapisan kaca (glaze) karena kekuatan
bahan pengikat akan menahan serbuk abrasif dengan kuat hingga serbuk abrasif
menjadi tumpul. Hal ini juga akan membuat serbuk yang baru tidak dapat
terbuka untuk adapat melakukan pemotongan. Di samping mengontrol
kekerasan dan mengikat serbuk abrasif, bahan pengikat juga menjadi faktor
keamanan yang dibutuhkan pada perputaran roda gerinda. Ia mengikat roda
secara keseluruh ketika terjadi gaya sentrifugal yang akan cenderung memecah
roda. Bahan pengikat yang umum dipakai pada roda gerinda adalah vitrified,
silicate, shellac, resinoid, dan rubber.

Vitrified
Kebanyakan roda gerinda menggunakan pengikat vitrified. Bahan pengikat ini
tidak terpengaruh oleh panas dan dingin dan terbuat dalam rentang kekerasan
yang lebih besar daripoada bahan pengikat lain. Bahan ini dapat beradaptasi
dengan jenis roda gerinda yang praktikal dengan satu catatan batasan : jika
roda gerinda tidak memiliki ketebalan yang cukup, bahan pengikat ini tidak
mampu menahan tekanan dari samping, hal ini terjadi pada kasus roda
pemotong yang tipis.

Silicate
Bahan pengikat jenis silicate melepas serbuk abrasif lebih cepat daripada bahan
pengikat jenis vitrified. Roda gerinda dengan pengikat silicate cocok sekali untuk
penggerindaan di mana panas harus dijaga minimum, yaitu seperti
penggerindaan mata potong pahat. Pengikat jenis silicate tidak sesuai untuk
penggerindaan yang berat. Gerinda potong yang tipis kadangkala terbuat
dengan pengikat shellac karena dapat memberikan pendinginan yang cepat pada
pemotongan.

Resinoid
Bahan pengikat resinoid bersifat kuat dan fleksibel. Bahan ini banyak dipakai
dalam roda snagging (untuk penggerindaan permukaan benda kerja yang
berbentuk ireguler seperti hasil pengecoran). Penggeindaan seperti ini
dioperasikan pada 9,500 SFPM. Bahan pengikat ini juga dipakai untuk roda
pemotong

Rubber
Roda gerinda dengan pengikat rubber, karet murni yang dicampur dengan sulfur,
memiliki sifat sangat fleksibel. Roda gerinda dengan pengikat rubber dapat
dipakai pada kecepatan operasi kecepatan tinggi dan. Dengan pengikat rubber
dimungkinkan membuat roda gerinda dengan ketebalan 0.006 inci untuk slitting
nibs. Kebanyakan mesin pemotong menggunakan roda abrasif dengan pengikat
rubber.

TINGKAT KEKERASAN
Kualitas roda gerinda dibedakan berdasarkan kekerasan bahan pengikat. Di
bawah ini terurut contoh klasifikasi kualitas :
 Roda gerinda lunak memiliki butiran abrasif yang mudah terlepas,
sementara roda gerinda yang keras memiliki ikatan yang lebih kuat
sehingga butiran abrasif tidak mudah terlepas.
 Kebanyakan roda gerinda diklasifikasikan mengacu kepada standar
kualitas kekerasan dengan sistem huruf (letter). Kebanyakan pembuat
roda gerinda abrasif menggunakan rentang huruf (letter code) dari A
(sangat lunak) sampai Z (sangat keras). Pengikat vitrified dan silicate
umumnya memilki rentang dari sangat lunak sampai sangat keras,
shellac dan resinoid biasanya berada dalam rentang sangat lunak sampai
keras, sedangkan pengikat rubber terbatas pada kelas medium sampai
keras.
 Kualitas kekerasan harus dipilih dengan hati-hati sesuai dengan
kehalusan butir abrasif. Roda gerinda yang terlalau lunak akan terlalu
cepat aus, serbuk abrasif akan terlepas dan tebuang dari roda sebelum
digunakan secara maksimal. Di sisi lain, jika roda gerinda terlalu keras
untuk operasi yang dilakukan, partikel abrasif akan menjadi tumpul
karena bahan pengikat tidak melepasakan serbuk abrasif dan efisiensi
roda akan berkurang.

Gambar di bawah memperlihatkan tiga macam roda gerinda abrasif berdasarkan


perbedaan jarak serbuk. Jika serbuk dan bahan pengikat dalam setiap roda
gerinda ini seragam dalam ukuran dan kekerasan, maka roda gerinda dengan
jarak serbuk yang lebih jauh akan menjadi lebih lunak daripada roda gerinda
dengan jarak serbuk yang lebih dekat. Kekuatan roda gerinda sebenarnya juga
sebanding / bergantung dari kekerasan dan jarak antar butir atau strukturnya.

Gambar 7.7. abrasif pada roda gerinda

Kekuatan ikatan dari roda gerinda tidak seluruhnya bergantung kepada tingkat
kekerasan tetapi juga bergantung kepada struktur roda gerinda, yaitu jarak
butiran atau densitas. Struktur atau jarak diukur dari jumlah butir (serbuk) per
volume satu inci kubik.

PENANDAAN
Setiap roda gerinda diberi tanda oleh pembuatnya dengan stensil atau tanda
(tag) stencil. Pembuat telah membuat sistem standar dari penandaan seperti
gambar 7.8 di bawah.
Gambar 7.8. Sistem Standar Penandaan (Marking)

contoh :

Roda gerinda dengan tanda A36-L5-V23 :


A adalah serbuk abrasive aluminum oxide.
36 adalah ukuran serbuk (butir)
L adalah kelas / kualitas kekerasan, yaitu medium
5 adalah struktur roda gerinda
V adalah tipe bahan pengikat.

BENTUK STANDAR MUKA RODA GERINDA


Gambar 7.9 memperlihatkan bentuk satandar dari muka roda gerinda (grinding
wheel faces). Sistem kerja alamiah yang dapat dilakukan oleh muka gerinda
menjadi ketentuan penamaan bentuk muka. Contohnya bentuk muka A
umumnya digunakan untuk penggerindaan silindrik lurus dab bentuk E untuk
penggerindaan ulir

Gambar 7.9. Bentuk Standar muka roda gerinda

PEMILIHAN RODA GERINDA


Kondisi kerja roda gerinda menjadi dasar pertimbangan untuk memilih roda
gerinda yang sesuai. Dibawah ini akan dibahas faktor-faktor dasar yang perlu
dipertimbangkan pada saat memilih roda gerinda. Tetapi uraian bawah ini juga
harus difahami sebagai faktor yang fleksibel dan subjektif pada kasus-kasus
tertentu.

Kekuatan tarik material yang akan diasah adalah faktor utama pada pemilihan
abrasif yang akan digunakan. Dua tipe abrasif yang cocok untuk material yang
berbeda diperlihatkan di bawah

Silicon Carbide Aluminum Oxide


Gray and chilled iron Carbon steels
Brass and soft bronze Alloy steels
Aluminum and copper High speed steels
Marble and other stone Annealed malleable iron
Rubber and leather Wrought iron
Very hard alloys Hard bronzes
Cemented carbides
Unannealed malleable iron

Pengaruh ukuran butir terhadap pemilihan roda gerinda adalah :


 Material yang lebih lunak dan ulet, ukuran serbuk lebih kasar.
 Untuk menghasilkan jumlah geram yang harus dibuang yang lebih banyak,
diperlukan ukuran serbuk yang lebih kasar
 Untuk permukaan yang lebih halus diperlukan ukuran serbuk yang lebihn
halus

Faktor kekerasan yang perlu dipertimbangan dalam pemilihan roda gerinda


adalah :
 Makin keras material, makin lunak roda gerinda
 Makin kecil lengkungan kontak diperlukan roda gerinda yang lebih
keras.busur kontak adalah busur yang diukur sepanjang batas luar roda
gerinda. Yang di dalam kontak dengan benda kerja pada bagian manapun.
Ini mengikuti sesuai dengan aturan bahwa roda gerinda yang lebih besar,
maka busur kontak akan lebih besar, oleh karena itu diperlukan roda
gerinda yang lebih lunak
 Kecepatan kerja yang lebih tinggi dalam hububngan dengan kecepatan
roda, makin lunak aksi penggerindaan akin keras roda gerinda yang
diperlukan
 Ondidi yang lebih baik dari roda gerinda dan bantalan spindel, roda gerinda
ygn dibutuhkan lebih lunak

Faktor struktur yang perlu dipertimbangan dalam pemilihan roda gerinda


adalah :
 Makin lunak, makin tangguh dan makin ulet material membutuhkan jarak
antara butir yang lebih lebar.
 Makin halus permukaan benda kerja yang diinginkan, makin dekat jarak
antar butir atau densitas lebih tinggi.
 Kebutuhan operasi permukaan membutuhkan struktur lebih terbuka
(jarak butir yang lebih lebar).
 Gerinda silindrik dan penggerindaan pahat sebaiknya dilakukan dengan
roda gerinda dengan struktur medium (jarak antar butir medium).

Faktor bahan pengikat yang perlu dipertimbangan dalam pemilihan roda gerinda
adalah :
 Roda pemotong tipis dan roda gerinda yang lain cenderung tertekuk
ketika dipakai, harus dipilih pengikat dari jenis strains require resinoid,
shellac, atau rubber.
 Roda padat dari diameter yang sangat besar membutuhkan bahan
pengikat silicate.
 Roda gerinda vitrified baik untuk kecepatan sampai 6,500 SFPM
sedangkan roda gerinda resinoid, shellac, atau rubber baik untuk
keceptan di atas 6,500 SFPM.
 Pengikta resinoid, shellac, atau rubber umumnya baik untuk kebutuhan
penghalusan yang tinggi.

INSPECTION OF GRINDING WHEELS


Roda gerinda yang diterima dalam bengkel atau diambil dari gudang harus
diperiksa dengan cermat dari kerusakan atau keretakan sebelum dipasang pada
spindel mesin gerinda. Roda gerinda kecil dapat diperiksa dengan memegangnya
pada satu jari atau dengan sebuah kawat dan di ketuk dengan ringan dengan
alat ringan yang tidak terbuat dari logam, misalnya tangkai obeng.

Roda gerinda yang lebih besar dapat diperiksa dengan cara mengetuknya
dengan wooden mallet. Jika roda gerinda tidak memberikan bunyi dentang yang
jelas maka roda itu tidak boleh dipakai. Semua roda gerinda tidak mengeluarkan
nada yang sama; nada dentang rendah tidak berarti roda gerinda retak. Roda
gerinda serikali terisi dengan resin yang bervariasi atau greases untuk
memodifikasi aksi pemotongannya, dan resin atau grease mematikan nada
dentangya. Roda dengan bahan pengikat vitrified dan silicate menghasilkan nada
dentang logam yang jelas. Roda dengan bahan pengikat resin, rubber, dan
shellac menghasilkan nada dentang yang kurang jelas. Diluar pengaruh
penggunaan bahan pengikat, suara dari roda gerinda yang retak sangat mudah
dikenali.

PEMASANGAN RODA GERINDA


Pemasangan roda gerinda yang benar sangat penting karena pemasangan yang
tidak sempurna akan berpotensi untuk membahayakan operator pada kecepatan
tinggi. Ukuran roda gerinda yang spesifik harus digunakan untuk mesin yang
sesuai dan tidak boleh memakai roda gerinda yang diameternya atau lebarnya
lebih besar. Gambar di bawah memperlihatkan pemasangan roda gerinda yang
benar.

a. Clamping flange
b. Annular groove
c. Counter balance
d. cardboard packing

Gambar 7.10. Pemasangan roda gerinda yang benar

Dibawah ini terurut empat hal penting dalam metoda dan prosedur pemasangan
roda gerinda
 Roda harus dipasang di antara dua flens yang berelief pada permukaan
dalamnya sehingga kedua flens itu memegang roda gerinda hanya pada sisi
luarnya. Kedua flens ini akan lebih aman memegang roda dengan tekanan
yang lebih kecil dan lebih kecil kemungkinan pecah. Untuk dukungan yang
baik, diameter flens harus kira-kira 1/3 dari diameter roda.
 Lubang dalam roda gerinda untuk poros spindel tidak boleh lebih dari 0.002
inci lebih besar dari diameter spindel, karena suaian yang longgar akan
menyulitkan penyenteran roda gerinda. Jika luabang sppindel jauh lebih
besar (oversize), pilih roda gerinda dengan ukuran yang sesuai. Jika tidak
ada yang cocok, gunakan bushing yang pada lubang spindel untuk
mangadaptasi perbedaan lubang.
 Kertas Blotter dengan ukuran yang sesuai biasanya tepasang pada roda
gerinda. Jika kertas blotter itu hilang, buatlah kertas bloter (tidak lebih
tebal dari 0.025 ini) dan tempatkan kertas itu di antara roda gerinda dan
flens pada kedua sisi roda gerinda. Kertas blotter harus cukup lebar untuk
semua menutup area kontak antara flens dan roda gerinda. Blotters
berfungsi sebagai bantalan untuk meminimalkan terjadinya roda pecah.
 Ketika memasang roda gerinda pada spindel, kencangkan nut sppindel
dengan baik, tapi jangan terlalu keras. Karena penguncian yang terlalu keras
akan mengakibatkan tegangan pada roda gerinda.

PENGASAH RODA GERINDA (WHEEL DRESSERS)


Keausan roda gerinda tidak akan terjadi dengan seragam pada operasi
penggerindaan yang umum. Hal ini terjadi karena tekanan yang terjadi pada
permukaan roda gerinda tidak seimbang. Ketidakseragaman tekanan pada muka
roda gerinda juga terjadi jika menggunakan roda gerinda yang tidak sesuai
dengan jenis pekerjaan. Roda gerinda juga dapat terisi dengan partikel logam
atau serbuk abrasif menjadi tumpul sebelum lepas dari ikatan. Jika hal itu terjadi
maka roda gerinda tidak akan dapt berfuingsi dengan baik. Untuk mengatasi hal
ini, diperlukan pengasahan ulang terhadap roda gerinda untuk memngembalikan
efisiensi dan akurasi kerja roda gerinda.

Dressing adalah pemotongan muka roda gerinda untuk mengembalikan kualitas


pemotongan yang sebenarnya. Truing adalah mengembalikan konsentrisitas
roda gerinda atau pembentukan kembali muka potong sesuai dengan bentuk
yang diinginkan. Kedua operasi ini dilakukan dengan proses yang disebut
abrasive wheel dresser.

Gambar 7.11. Dressing tools

Dresser mekanik
Dresser mekanik (mechanical dresser) digunakan dengan cara dipegang dengan
tangan. Dresser mekanik memiliki pilihan bentuk pengasah, yaitu berbentuk
ujung runcing atau cakram (piringan) solid yang dipasang longgar pada sebuah
pin. Dresses ini digunakan untuk mengasah roda gerinda dengan serbuk kasar
dan roda gerinda yang digunakan pada operasi hand grinding.

Dresser Batang Abrasif


Dresser batang abrasif (abrasive stick dresser) terdiri dari dua bentuk, yaitu
bentuk persegi untuk penggunaan tangan dan bulat untuk penggunaan dengan
mesin. Dresser jenis ini sering digukanan untuk menggantikan dresses intan
yang lebih mahal untuk mengasah bentuk roda gerinda. Gerinda ini juga
digunakan untuk pengasahaan roda gerinda secara umum .

Dresser Roda Abrasif


Pengasah roda abrasif (Abrasive Wheel Dresser) adalah ikatan silicon carbide
yang dipasang di meja mesin pada posisi sudut yang kecil terhadap roda gerinda
dan digerakkan oleh kontak dengan roda. Dresser ini menghasilkan permukaan
yang halus (smooth), dan mengahsilkan pemotongan yang bersih dan tidak
meninggalkan jejak pada benda kerja.

Dresser Intan
Pengasah intan (dresser diamond) adalah pengasah yang paling efisien untuk
truing roda gerinda yang diperlukan untuk gerinda presisi, dimana dibutuhkan
akurasi dan penghalusan tinggi.

Dresser harus memiliki satu intan atau banyak yang terpasang pada bagian
ujung tangkai baja silindrik. Ujung intan harus diperiksa secara rutin dari
keausan. Hanya bagian ujung dari intan ini yang dapat dipakai, dan jika ujung
intan ini telah aus, pengasah ini tidak dapat dipakai untuk mengasah roda
gerinda dengan benar.

Pengasah intan dipakai dengan posisi miring sebesar 3° sampai 15° terhadap
arah radial roda gerinda (bidang horizontal) dan 30° terhadap garis roda gerinda
(bidang vertikal) seperti yang terlihat pada gambar 7.12 untuk menghindari
chatter dan gouging. Intan harus diputar dengan ringan pada pemegangnya saat
operasi pengasahan berlangsung untuk menjaga agar tetap tajam. intan yang
tumpul akan menekan serbuk abrasif kedalam rongga bahan pengikat dan akan
membebani permukaan roda gerinda serta menurunkan kemampuan potong dari
roda gerinda.

Ketika menggunakan pengasah intan untuk mengasah (dressing) atau


memperbaiki (truing) bentuk roda gerinda, roda gerinda harus diputar pada
kecepatan operasi normalnya atau sedikit di bawahnya. Pengasahan dan
perbaikan roda gerinda tidak boleh dilakukan di atas kecepatan normalnya.
Untuk penggerindaan basah, roda gerinda harus direndam dengan cairan
pendingin pada saat melakukan pengasahan atau perbaikan. Untuk
penggerindaan kering, roda gerinda harus diasah pada kondisi kering. Semua
operasi pengasahan roda gernda harus menstimulasi operasi gerinda sebanyak
mungkin. Apabila mungkin, pegang pengasah dengan perangkat mekanik. Akan
sangat baik jika ujung roda gerinda dibulatkan dengan handstone setelah
pengasahan untuk mencegah chipping. Ini perlu diperhatikan khusus untuk roda
gerinda yang dipakai untuk penghalusan. Jangan bulatkan susut ujung roda
gerinda jika benda kerja memerlukan sudut yang runcing. Roda gerinda biasanya
lebih banyak aus pada bagian pojok, membuat perbedaan ketinggian pada
permukaan roda gerinda ke arah sumbu gerinda. Oleh karena itu operasi
pengasahan atau pembetulan harus dimulai dengan acuan titik tertinggi dari
keausan muka gerinda, terutama pada bagian sudut ujungnya.

Gambar 7.12. Posisi pengasah intan

Pemakanan ujung pahat pengasah berlangsung cepat 0.001 inci pada satu
waktu, ke dalam roda gerinda sampai suara mengindikasikan roda gerinda
terperbaiki secara sempurna. Rata-rata gerakan ujung pahat pengasah
melintang muka roda gerinda bergantung kepada ukuran serbuk abrasif dan
kualitas roda gerinda, serta bentuk akhir yang diinginkan. Pemakanan yang
lambat menghasilkan permukaan yang halus, tapi jika gerakan terlalu lambat
roda akan menjadi glaze. Pemakanan yang cepat membuat roda terpotong
bebas, tapi jika telalu cepat, pengasah akan meniggalkan jejak pada muka roda
geinda. Keceptan pemakanan yang benar hanya dapat dicapai dengan coba-
coba, tetapi keseragaman gerak pemakanan harus tetap dijaga dalam satu
laluan.

RODA UNTUK PROSES BUFFING DAN POLISHING


Roda untuk proses buffing dan polishing dibuat dari lapisan bahan pakian atau
kulit yang dilem atau dijahit dan disatukan untuk membentuk roda lunak yang
fleksibel. Roda untuk proses buffing umumnya lebih lunak dari roda untuk
polishing dan sering terbuat dari bleached muslin, flannel, atau material bahan
kain lunak. Material dibentuk dalam diameter yang bervariasi dan dijahit
bersamaan dalam bagian yang disatukan untuk membentuk roda untuk buffing.
Roda buffing seringkali dilengkapi denga slot atau dilubangi untuk ventilasi.

Roda untuk polishing dibuat dari kanvas, felt atau kulit yang dijahit atau dilem
bersama untuk menghasilkan kualitas yang bertahap dari lunak sampai keras.
Roda yang semakin keras atau kaku umumnya digunakan untuk pekerjaan yang
lebih berat sementara roda yang lebih lunak dan lebih fleksibel digunakan untuk
polishing dan finishing kontur yang sulit dari benda kerja pada sudut dan tepi
yang harus dijaga pada spesifikasi yang agak ketat.
Roda untuk proses buffing dan polishing dapat ditambah dengan serbuk abrasif
ketika digunakan. Roda kanvas cocok digunakan dengan serbuk abrasif medium,
sementara roda dari felt, kulit dan muslin cocok digunakan bersama serbuk
abrasif yang halus. Serbuk abrasif untuk buffing biasanya berbentuk cake, pasta
atau stik yang diaplikasikan kepada roda. Serbuk abrasif untuk polishing
direkatkan pada roda polishing dengan lem.

RODA KAWAT (WIRE WHEELS)


Roda kawat (wire wheel) terdiri dari banyak untaian kawat yang terikat pada hub
dan menyebar keluar dari hub dengan bentuk roda. Roda kawat digunakan untuk
operasi pembersihan seperti membuang karat atau korosi dari objek metal dan
untuk pemolesan kasar produk coran, hot-rolled steel, dan lainnya. Roda kawat
dipasang pada spindel mesin gerinda dengan cara yang sama seperti
pemasangan roda gerinda.

KLASIFIKASI PROSES GERINDA


Penggerindaan presisi dan semi presisi dapat diklasifikasikan kedalam beberapa
kelas:

Cylindrical Grinding
Gerinda silindrik (Cylindrical grinding) adalah penggerindaan permukaan silinder.
Biasanya ”gerinda silindrik” selalu diarahkan kepada pengerindaan permukaan
silinder luar, sedangkan istilah ”gerinda internal” (internal grinding) digunakan
untuk gerinda lubang silindrik. Bentuk yang lain dari gerinda silindrik adalah
penggerindaan benda kerja tirus (conical / tapered grinding) .

Surface Grinding
Gerinda rata atau gerinda muka (Surface grinding) adalah pengerindaan
permukaan rata yang sederhana.

Tool and Cutter Grinding


Penggerindaan pahat dan pisau pemotong umumnya merupakan opearasi yang
kompleks yang meliputi pembentukan dan penajaman ulang mata potong dari
pahat dan cutter bits, gages, pahat freis, reamers, and lain-lain.

Roda gerinda untuk operasi penggerindaan pahat atau pisau potong apapun
harus dipilih dengan hati-hati dan benda kerja (pahat) harus di-set-up dengan
benar pada mesin gerinda. Kecepatan pengerindaan dan pemakanan harus
dipilih untuk pekerjaan yang spesifik. Cairan pendingin harus diberikan kepada
titik kontak roda gerinda dan benda kerja untuk menjaga roda dan benda kerja
tetap dingin, dan untuk membersihkan geram dan serbuk abrasif dari
permukaan benda kerja serta menghasilkan permukaan yang lebih baik.

KECEPATAN POTONG DAN PEMAKANAN GERINDA


Dalam proses gerinda, kecepatan roda gerinda yang dinyatakan dalam SFPM
dan pemakanan roda gerinda sangat penting untuk diperhatikan, bahkan
terkadang lebih penting daripada pemilihan roda yang sesuai. Pada kasus kusus,
spindel gerinda harus diperiksa dengan tachometer untuk memastikan roda
gerinda bekerja pada putaran spesifiknya. Kecepatan yang terlalu lambat akan
berakibat pada pembuangan abrasif, sementara kecepatan yang berlebihan akan
mengakibatkan aksi penggerindaan yang keras dan glaze pada roda, sehingga
membuat penggrindaan tidak efisien. Pemakanan roda gerinda akan
menentukan kehalusan permukaan yang dihasilkan pada benda kerja yang
beragam.

Keamanan
Roda gerinda jangan pernah diputar pada kecepatan yang lebih tinggi dari
kecepatan yang direkomendasikan oleh pembuatnya. Biasanya, setiap roda
gerinda memilki tag yang ditempel untuk tingkat kecepatan maksimum yang
aman.

Kondisi Mesin
Mesin gerinda modern dan mesin yang berada pada kondisi yang baik dapat
berfungsi dengan aman pada kecepatan yang lebih tinggi daripada mesin yang
lebih tua atau kondisi yang buruk. Kebanyakan mesin gerinda dilengkapi dengan
bantalan spindel yang dirancang untuk kecepatan putar tertentu yang tidak
boleh dilewati. Kualitas mesin yang rendah akan menimbulakn getaran akibat
kekakuan (rigiditas) yang rendah atau akibat dari keausan bantalan yang sanagt
buruk. Dengan kondisi seperti ini, kecepatan tinggi akan mengakibatkan cacat
pada benda kerja

Material Being Ground


Material yang akan digerinda secara umum akan menentukan serbuk abrasif,
kualitas dan struktur serta bahan pengikat roda gerinda yanga harus dipilih.
Contohnya, jika roda gerinda terlalu lunak untuk material yang akan dipotong,
peningkatan kecepatan akan membuat roda bekerja lebih keras. Sebaliknya, jika
roda gerinda terlalu keras, bersamaan dengan penurunan kecepatan akan
membuat roda gerinda bekerja lebih ringan.

Jenis roda gerinda


Jenis roda gerinda digunakan untuk operasi tertentu adalah salah satu dari
pertimbangan utama dalam pemilihan kecepatan potong yang sesuai. Pada
praktek umum, roda gerinda akan dipilih untuk material yang akan dipotong.
Rekomendasi kecepatan potong dapat ditentukan oleh jenis gerinda, bahan
pengikat dan kelas kekerasannya.

Calculating Wheel Size or Speeds


Kecepatan potong (cutting speeds) dalam SFPM dan kecepatan rotasi (rotational
speed) dalam Rpm harus diketahui untuk menentukan ukuran roda gerinda yang
akan digunakan pada mesin gerinda dengan kecepatan tetap. Untuk
menentukan ukuran roda gerinda dapat digunakan rumus berikut :
Where =
Cutting speed of wheel (In surface feet per minute).
SFPM
RPM = Revolutions per minute of wheel.
D = The calculated wheel diameter (in inches).

Untuk mendapatkan kecepatan potong dalam SFPM dengan diameter roda dan
Rpm tertentu, dapat digunakan rumus yang sama dengan bentuk modifikasi:

Untuk mendapatkan kecepatan rotasional dalam Rpm dengan diameter roda dan
kecepatan potong yang telah ditentukan, dapat digunakan rumus dalam bentuk
yang lain:

CATATAN :
Jika roda gerinda aus dan secara kontinyu diasah dan diperbaiki, diameter
roda gerinda akan bertambah kecil. Hal ini akan berakibat kepada
penurunan kecepatan potong. jika hal ini terjadi, maka sangat baik untuk
meningkatkan kecepatan rotasional dari roda gerinda atau menganti roda
gerinda agar efisiensi penggerindaan tetap terjaga.

Keceptan kerja untuk gerinda silindrik


Dalam gerinda silindrik, sangat sulit untuk merekomendasikan kecepatan kerja
karena hal ini bergantung kepada kekakuan (rigiditas) material yang digerinda
untuk dapat menahan bentuknya, ataupun ukuran diameter benda kerja, dan
beberapa factor lain. Yang tertulis di bawah ini adalah dasar-dasar yang harus
dipertimbangkan untuk melakukan penggerindaan silindrik:
 Diameter benda kerja yang lebih besar memiliki busur kontak dengan roda
gerinda yang lebih besar. Keceptan potong dapat cocok untuk satu diameter
benda kerja tapi mungkin tidak cocok untuk yang lain.
 Kecepatan kerja tertinggi yang dapat dicapai mesin dan roda gerinda akan
kuat untuk digunakan untuk pengasaran.
 Kecepatan kerja gerinda silindrik berikut hanya acuan tipikal: poros baja, 50
sampai 55 FPM; baja roll keras, 80 sampai 85 FPM; besi roll dingin, 80
sampai 200 FPM; besi cor piston, 150 sampai 400 FPM; bantalan poros
engkol, 45 sampai 50 FPM; pin poros engkol, 35 sampai 40 FPM.
 Kecepatan kerja yang lebih tinggi akan meningkatkan aksi pemotongan
roda. Hal ini dapat dijadikan indikator untuk menentukan apakah diperlukan
roda gerinda yang lebih keras atau pengurangan kedalaman pemotongan
untuk mengurangi keausan roda gerinda.
Kecepatan kerja untuk penggerindaan permukaann
Mesin gerinda rata biasanya memiliki kecepatan kerja yang tetap kira-kira 50
SFPM atau memiliki variasi keceptan kerja antara 0 dan 80 SFPM. Sebagaimana
yang terjadi pada gerinda silindrik, kecepatan kerja yang lebih tinggi berarti
akan menghasilkan pemotongan material yang lebih banyak untuk setiap
kecepatan tertentu dari putaran roda dan keausan roda gerinda juga akan terjadi
lebih cepat.

Pemakanan
Pemakanan roda gerinda adalah jarak yang ditempuh roda gerinda ketika
bergerak pada arah lateral melintang benda kerja untuk setiap putaran benda
kerja pada gerinda silindrik atau setiap laluan benda kerja pada gerinda
permukaan. Metoda yang direkomendasikan untuk menentukan pemakanan
adalah:
 Pemakanan harus proporsional terhadap lebar muka roda gerinda dan
penghalusan yang diinginkan. Saecara umum, makin sempit permukaan
roda gerinda, kecepatan pemakanan transversal harus makin lambat;
sebaliknya : makin lebar muka roda gerinda, kecepatan transversal harus
makin cepat.
 Untuk tahap pengasaran, meja harus bergerak transversal kira-kira
tigaperempat lebar roda gerinda untuk setiap putaran atau untuk setiap
laluan benda kerja.
 Untuk tahap penghalusan rata-rata, roda gerinda harus bergerak sepertiga
sampai setengah dari lebar roda gerinda untuk setiap putaran atau untuk
setiap laluan benda kerja.
 Pada gerinda permukaan dengean roda gerinda dengan lebar kurang dari 1
inch, kecepatan transversal meja harus diturunkan kira-kira setengahnya.

Kedalaman pemakanan
Metoda yang dipakai untuk menentukan kedalaman pemakanan sama dengan
yang direkomendasikan untuk mementukan pemakanan.
 Untuk pengasaran, pemotongan harus sedalam kemampuan / ketahanan
roda gerinda, tanpa terjadi kebisingan atau lenturan (defleksi) benda kerja.
Kedalaman pemakanan juga bergantung kepada kekerasan material. Untuk
gerinda silindrik, pemotongan juga bergantung kepada diameter benda
kerja. Pada banyak kasus, pengalaman adalah panduan terbaik. Secara
umum, pemakanan dilakukan pada kedalaman 0.001 sampai 0.003 inci,
bergantung kepada ukuran dan kondisi mesin gerinda.
 Untuk penghalusan, kedalaman pemakanan selalu tipis, umumnya berkisar
dari 0.0005 inci sampai sedalam 0.00005 inci.
 Indikasi kedalaman pemakanan juga diberikan dengan volume percikan
bunga api. Jumlah percikan (spark) yang tidak seragam mengindikasikan
bahwa roda gerinda tidak konsentris.

CAIRAN PENDINGIN
Kebanyakan mesin geinda dilengkapi dengan sistem pendingin. Cairan pendingin
diarahkan kepada titik pertemuan antara roda gerinda dan benda kerja. Hal ini
diperlukan untuk mencegah distorsi (kesalahan) benda kerja akibat terperatur
yang tidak seragam yang terjadi akibat proses pemotongan. Cairan pendingin
juga akan menjamin geram tersapu bersih dari roda gerinda dan titik kontak,
sehingga proses pemotongan dapat terjadi dengan bebas .
Air yang bersih dapat digunkan sebagai cairan pendingin. Beberapa macam
bahan campuran alakli sering digunakan untuk meningkatkan kemampuan
peluamasan dan mencegah karat pada mesin dan benda kerja.

PEMEGANGAN BENDA KERJA

Pemasangan benda kerja untuk gerinda silindrik


Proses gerinda silindrik harus dikerjakan dengan pemasangan benda kerja di
antara senter, dipegang pada chuck dan ditumpu dengan tumpuan center, atau
diklem kepada faceplate pada mesin bubut. Metoda pemegangan benda kerja
terbaik untuk penggerindaan silindrik adalah pemegangan di antara dua center,
karena metoda dapat mengurangi kesalahan akibat keausan pada bantalan
spindel mesin. Kelurusan dan akurasi center harus diperiksa Sebelum
penggerindaan dilakukan. Center mati dipasang pada spindel ekor tetap dan
benda kerja diputar dengan mengunakan lathe dog.

Gambar 7.13. Set up benda kerja untuk gerinda tirus

Untuk penggerindaan bentuk tirus, benda kerja dipasang pada chuck atau di
antara dua center. Untuk pembuatan tirus yang landai (slow taper), pengaturan
sudut tirus dapat diatur dengan memutar meja kerja pada sudut tirus yang
diinginkan sesuai graduasi putaran meja kerja. Karena meja kerja mesin gerinda
universal memiliki sudut putaran yang terbatas, maka mendapatkan kemiringan
tirus yang curam pengaturan sudut harus dilakukan dengan cara memutar
kepala tetap (headstock) pada sudut tirus yang diinginkan seperti yang terlihat
pada gambar 7.13. yang harus diingat adalah bahwa ketika benda akerja akan
diasah bentuk tirus, sumbu benda kerja dan sumbu roda gerinda harus berada
pada ketinggian yang sama. Jika tidak maka benda kerja tidak akan terbentuk
dengan sudut tirus yang benar.

Pemasangan benda kerja untuk gerinda internal


Gerinda internal dikerjakan dengan mesin gerinda universal dan cutter grinder
dengan kelengkapan internal grinding Figure 7.14. Sabuk dan pulli digunakan
untuk memutar arbor pada kelengkapan gerinda internal dan area ini harus
dicover dengan pelindung selama operasi. Karena gerinda internal menggunakan
roda gerinda kecil, maka spindle dan quill harus beroperasi pada kecepatan
tinggi untuk mendapatkan SFPM yang dibutuhkan.

Gambar 7.13. Set up benda kerja untuk gerinda internal

Kebanyakan kelengkapan tambahan gerinda internal memiliki ukuran quil yang


beragam. Untuk mendapatkan penggerindaan internal yang maksimal, sebaiknya
digunakan ukuran quil yang terbesar yang paling mungkin untuk lubang yang
akan digerinda. Quil yang lebih kecil memiliki kecenderungan untuk melentur
dan menghasilkan bentuk tirus dan ireguler.

Satu kondisi yang lebih berat dalam gerinda internal daripada gerinda eksternal
adalah bahwa gerinda internal memiliki area kontak yang lebih lebar dan dapat
mengakibatkan beban yang lebih besar dan mengaakibatkan glaze pada roda
gerinda dengan cepat yang dapat mengakibatkan getaran dan menghasilkan
permukaan akhir yang buruk. Oleh Karena itu, sangat penting untuk
memperhatikan kondisi roda gerinda dan menggunakan roda dengan serbuk
kasar untuk dapat menghasilkan geram lebih banyak atau menggunakan roda
yang lebih lunak yang lebih mudah rusak. Selama penggerindaan, biarkan roda
gerinda berputar keluar dari sumbunya (run-out) pada ujung lubang setidaknya
setengah dari lebar muka roda gerinda,tetapi tidak lebih dari duapertiganya. Jika
roda gerinda dapat membersihkan benda kerja setiap meja bergerak bolak-balik,
maka roda gerinda akan menggerinda mulut lubang hingga membentuk pola
seperti bell akibat lenturan arbor di dalam quil. Bentuk lubang dalam tirus juga
dapat digerinda pada mesin gerinda universal, yaitu dengan menggunakan
kombinasi aturan penggerindaan tirus eksternal dan penggeindaan internal
lurus. Hal utama yang harus diingat adalah mamastikan bahwa sumbu quil
berada pada center yang sama tinggi dengan sumbu benda kerja .
Pemegangan benda kerja untuk gerinda permukaan (rata)
Benda kerja untuk proses gerinda permukaan biasanya dipegang pada meja
kerja yang dapat bergerak bolak-balik dengan chuck magnetik. Benda kerja juga
dapat dipegang pada ragum atau dikelm langsung pada meja.

Meja magnetik terdiri dari dua jenis, yaitu meja dengan magnet permanen dan
magnet elektrik. Meja atau chuck electrik dibuat lebih besar dan lebih kuat. Tapi
meja magnetik permanen lebih aman. Kemungkian kecelakaan pada waktu
melepas benda kerja akibat kesalahan sumber daya listrik tidak akan terjadi
pada penggunaan meja magnetik permanen.

Pemegangan benda kerja untuk gerinda pahat dan pisau pemotong


Benda kerja (pahat) yang akan diasah biasanya dipegang di antar center atau
pada diklem pada fixture dan meja. Benda kerja (pahat) dipasang dengan cara
yang sama seperti pada gerinda silindrik, kecuali jika dipasang pada pada mesin
bubut. Jika menggunakan fixture, benda kerja ditempatkan pada fixture dan
fixture diklem pada meja.

OPERASI GERINDA UMUM


Penggerindaan yang efisien sangat bergantung kepada set up yang tepat pada
mesin yang digunakan. Jika mesin tidak dipasang dengan aman, maka getaran
akan terjadi dan mengakibatkan penggerindaan menghasilkan bentuk
permukaan yang salah. Pelurusan dan penyenteran yang tidak benar akan
memberikan efek yang buruk kepada akurasi penggerindaan. Adalah sangat baik
untuk memeriksa keamanan dan sistem pipa cairan pendingin mesin gerinda
setiap bulan. penempatan pelat bantalan di bawah flens pemasangan sangat
baik untuk dilakukan, sesuai dengan kebutuhan shims untuk pelurusan dan
penyenteran serta membantu meredam getaran.

Jika roda gerinda berfungsi dengan benar, serbuk abrasif akan memotong geram
yang sangat kecil dari benda kerja dan pada saat yang sama bagian dari ikatan
roda gerinda akan terkikis. Selama bahan pengikat terkikis sama cepatnya
dengan terkikisnya serbuk abrasif dari roda, roda gerinda akan bekerja terus
dengan baik. Jika ikatan terlalu cepat terkikis, berarti roda gerinda terlalu lunak
dan tidak akan bertahan lama. Jika serbuk abrasif aus lebih cepat daripada
ikatan, muka roda gerinda akan menjadi seperti kaca (glaze) dan roda gerinda
tidak akan memotong dengan baik.

OFFHAND GRINDING
Offhand grinding adalah proses pemosisian dan pemakanan benda kerja kepada
roda gerinda yang dilakukan dengan tangan. Penggerindaan dengan tangan
dapat digunakan untuk mengurangi bekas-bekas pengelasan dan bentuk yang
tidak bagus pada benda kerja, pengasahan pahat bubut, pahat sekerap, dan
pahat gurdi. Penentuan kedalaman pemotongan dan pemakanan dilakukan
berdasarkan pada pengetahuan operator.

Penggerindaan dengan tangan dilakukan pada mesin gerinda utillity yang secara
umum memiliki kecepatan spindel yang ukuran roda gerinda yang tetap,
sehingga keceptan potong roda gerinda tetap konstan dan tidak dapat diubah
untuk material yang berbeda. Oleh karena itu, operator harus berhati-hati agar
pemakanan tidak membebani roda gerinda secara berlebihan dengan
pemotongan yang berat yang dapat mengakibatkan keausan yang berlebihan
pada roda gerinda. Operator juga harus menghidari terjadinya glaze pada roda
gerinda dengan tidak memberikan tekanan yang berlebih pada roda gerinda.

Satu variabel yang juga harus diperhatikan dalam penggerindaan dengan tangan
adalah pemilihan rode gerinda abrasif, walaupun dibatasi dengan satu ukuran
diameter. Misalnya roda gerinda yang lunak atau yang keras dapat ditukar untuk
kelas medium standar ketika kondisi dan material memerlukan perubahan.

PENGASAHAN PAHAT DAN PISAU POTONG

Penggerindaan Pahat Freis


Pahat freis harus digerinda atau ditajamkan kembali secara berkala untuk
menjaga agar pahat tesebut tetap dalam kondisi operasi yang baik.
Penggerindaan pahat freis harus dilakukan dengan hati-hati untuk menjaga
geometri pahat tetap benar. Penggerindaan yang tidak benar dapat
mengakibatkan mata potong yang buruk, konsentrisitas yang buruk dan
kehilangan bentuk pada kasus pahat freis dengan bentuk gigi (formed tooth
cutters). Pahat freis tidak dapat diasah atau ditajamkan kembali dengan metoda
offhand grinding. Pengasahan pahat hars dilakukan dengan menggunakan mesin
gerinda pahat dan pisau potong.

Mesin gerinda pahat dan pisau potong tipe meja


Mesin gerinda pahat dan pisau potong tipe meja (bench-type tool and cutter
grinding machine) yang diuraikan di sini adalah tipe yang paling umum. Mesin ini
dirancang untuk pengasahan pahat freis, spot facer dan counterbore, reamer,
serta saw blades yang presisi. Mesin gerinda memiliki motor listrik penggerak
1/4 HP yang dipasang pada support bracket yang dapat diputar yang dapat
diatur dalam arah vertical pada tiang mesin gerinda. Tiang mesin dipasang pada
dasar mesin yang memiliki alur-T untuk memasang fixture yang digunakan
untuk memegang tools yang akan diasah

Poros motor atau spindel roda gerinda memiliki roda gerinda pada kedua
ujungnya. Satu ujungnya memiliki wheel guard dan tool rest untuk
penggerindaan dengan tangan untuk pengasahan pahat bubut dan sejenisnya.
Roda gerinda jenis cup, straight, dan roda gerinda abrasif tirus 15º digunakan
pada mesin ini. Fixture digunakan untuk pengasahan pahat dan pisau potong,
termasuk center fixture untuk memegang pahat reamers, taps, dan sejenisnya di
antara dua center; fixture diameter luar digunakan untuk memegang pahat freis
jenis arbor dan shanked peripheral cutting edge tools; dan fixture end mill untuk
memegang pahat end cutting pada dasar mesin gerinda.

Penggerindaan Formed Milling Cutters


Formed milling cutters biasanya diasah dengan roda gerinda bentuk mangkuk
(cup) atau dish dengan ukuran serbuk medium (36 to 60 grain). Formed cutter
hanya diasah pada bagian muka (bidang geram), bukan pada bagian tepi (land),
karena akan merusak bentuk pahat. Pengasahan hanya dilakukan pada bagian
muka agar sudut punggung (rake angle) yang benar tidak berubah dan merata
untuk setiap mata potong.

Formed cutter diasah dengan gerinda radial. Pengasahan pahat freis yang benar
diperlihatkan dalam gambar 7.14. Pada A, gigi diasah tanpa pengasahan
punggung (rake), hanya cutter yang aslinya. Pada B, pengasahan yang benar
dengan rake positif. Sudut bebas punggung (sudut geram) umumnya berkisar
antara 10O sampai 15O dari radius kearah mata potong, 12O adalah sudut yang
umumnya dipakai. Gigi yang diperlihatkan pada C, memiliki sudut rake positif
yang berlebihan, gigi akan mencungkil dan menghasilkan kedalaman pemakanan
yang berlebihan, dan mata potong akan cepat tumpul dengan material yang
keras. Pada D, sudut rake yang negatif, gigi akan menggaruk benda kerja dan
menghasilkan pemakanan yang dangkal.

Gambar 7.14. penggerindaan formed milliing cutter yang


benar dan yang salah

Pada pahat yang baru, belakang (back) (gambar 7.14) setiap gigi harus diasah
dengan benar sebelum mengasah muka. Prosedur ini direkomendasikan agar
tersedia permukaan referensi yang akurat untuk jari pembagi (index finger)
yang ada pada kelengkapan mesin gerinda. Metoda lain yang dapat dipakai
untuk menjamin pemosisian ini adalah dengan memasang pahat freis yang
memiliki jumlah gigi yang sama pada arbor yang sama dengan pahat yang akan
diasah. Dengan menggunakan pahat freis yang kedua posisikan pahat dengan
baik dan dikunci pada posisi tersebut, index finger dapat dipakai bersamaan
dengan gigi pada pahat freis kedua.

Roda gerinda harus di-set-up agar roda tersebut bergerak traversal lurus
terhadap muka (bidang geram) dari satu gigi. Pelurusan harus diperiksa dengan
menggerakkan roda gerinda menjauhi cutter, putar cutter, dan periksa ulang
arah transversal pada gigi yang lain. Setelah pelurusan dilakukan, kedalaman
pemotongan diatur dengan memutar pahat sedikit, sehigga sudut rake akan
terjaga tetap sama dengan pahat yang diasah. Kedalaman pemakanan tidak
boleh dicapai dengan menggerakkan pahat atau roda gerinda pada arah paralel
terhadap spindel roda gerinda. Gerakan ini akan mengubah rake angle dari
pahat freis.
Gambar 7.15. pemosisian formed milling cutter
terhadap roda gerinda

Penggerindaan Plain Milling Cutters


Plain milling cutters dengan tipe mata potong gergaji diasah dengan cara
menggerinda tepi (land) pada lingkaran luar gigi pahat. Tepi pahat harus diasah
dengan menggunakan roda gerinda jenis yang lurus (straight grinding wheel)
atau jenis mangkuk (cup-shaped grinding wheel).

Pertimbangan yang penting


ketika mengasah pahat potong
jenis ini adalah sudut bebas
utama (primary clearance angle)
atau relief angle dari tepi land.
Jika sudut bebas utama terlalu
besar, mata potong akan terlalu
tajam dan mata potong akan
cepat menjadi tumpul. Jika sudut
bebas utama terlalu kecil, pahat
akan menggaruk benda kerja
dan bukan memotong sehingga
kenaikan temperatur akan
terjadi dengan cepat.

Sudut bebas utama (primary


clearance angle) harus berkisar
antara 3° dan 5° untuk material Gambar 7.16. Nomenklatur pahat freis
yang keras dan kira-kira 10°
untuk material lunak seperti aluminium. Untuk pahat yang memiliki diameter di
bawah 3 inci, sudut bebas yang digunakan harus 7° untuk material keras dan
12° untuk material lunak.
Sudut bebas untuk ujung dan sisi gigi harus kira-kira 2° dan muka (bidang
geram) harus diasah 0.001 atau 0.002 inci cekung kearah center untuk
mencegah terjadinya penggarukan (drag).

Tepi (land) pahat harus diasah untuk mendapatkan sudut bebas utama, gigi
diposisikan menghadap roda gerinda di bawah sumbu roda gerinda gambar 7.17

Gambar 7.17. Pengasahan sudut bebas utama


(primary clearance angle)

Untuk mendapatkan sudut bebas utama ketika menggerinda dengan roda


gerinda lurus, indexing finger harus diturunkan atau roda gerinda dinaikkan pada
jarak yang ekivalen dengan 0.0088 kali sudut bebas terhadap diameter roda
gerinda. Contoh, untuk mendapatkan jarak di bawah center indexing finger
untuk pahat dengan sudut bebas 5°, dengan roda gerinda lurus dengan diameter
6 inci, perhitungannya adalah : 0.0088 x 5 x6 = 0.264 inci. Indexing finger
harus diset 0.264 inci di bawah sumbu roda. sumbu milling cutter juga harus
0.264 inci di bawah sumbu roda.

Untuk mendapatkan sudut bebas utama, ketika menggerinda dengan roda


gerinda bantuk cup, rumus untuk roda gerinda lurus juga dapat digunakan,
dimana diameter roda gerinda yang digunakan dalam rumus adalah diameter
pahat yang digunakan. Pada kasus ini, the index finger diset sesuai dengan
perhitungan jarak di bawah sumbu pahat freis.

Tepi (land) setiap gigi harus dibentuk dengan lebar 1/32 sampai 1/16 inci,
bergantung kepada tipe dan ukuran pahat freis. Sebagai hasil dari
penggerindaan berulang dari sudut bebas utama, tepi pahat mungkin menjadi
terlalu lebar akibat dari gesekan heel dengan benda kerja. pengaturan lebar tepi
dapat dilakukan dengan pengasahan subut bebas pembantu (secondary
clearance angle). Sudut ini biasanya diasah dengan sudut 30°, walaupun akurasi
sudut ini tidak kritis. Umumnya, sudut antara 20° dan 30° cukup memadai untuk
tepi gigi.

Penggerindaan End Milling Cutters


Keliling gigi dari pahat ujung (end mill) diasah dengan perlakuan yang sama
dengan gigi pada pahat freis yang lurus. Ketika menggerinda ujung pahat dari
gigi yang kasar pada pahat freis ujung, pahat harus dipegang pada posisi
vertikal dalam lengan tirus dari fixture untuk pahat ujung dan dimiringkan untuk
mendapatkan sudut bebas yang diinginkan. Pahat freis ujung sedikit di-offset
untuk menggerinda gigi 0.001 sampai 0.002 inci di bawah sumbu untuk
menghindari dragging. Untuk mengasah pahat freis ujung diperlukan roda
gerinda bentuk dish yang dipasang pada spindel vertikal.

Pembuangan Burrs
Setelah pahat freis diasah, mata potong harus dihaluskan (honing) dengan
oilstone yang halus untuk membuang burrs akibat pengasahan. Praktek ini perlu
ditambahkan untuk mendapatkan ketajaman mata potong dan menjaga
ketajaman mata potong untuk jangka waktu yang lebih lama.

GERINDA SILINDRIK
Gerinda silindrik adalah praktik dari gerinda benda kerja silindrik atau tirus yang
dilakukan dengan cara memutar benda kerja pada kontak dengan roda gerinda.
Penggerindaan silindrik dibedakan menjadi tiga operasi umum, silinder rata,
gerinda tirus dan gerinda internal. Benda kerja dan roda gerinda di set untuk
berputar pada arah berlawanan pada titik kontaknya (gambar 7.18) .

Gambar 7.18. Arah putaran untuk gerinda silindrik

Gerinda silindrik biasa (lurus)


Poros atau benda slindrik yang akan digerinda harus telah dibubut secara kasar
sebelum digerinda. benda kerja dipasang di antara center kepala tetap dan ekor
tetap. Center ekor tetap harus dilumasi. Center harus terpasang pada lubang
center drill dengan benar tanpa goyangan.

Kecepatan putar kerja diatur sesuai pada wheel head. Rentang yang umum
untuk gerinda silindrik adalah 60 sampai 100 SFPM. Penggerindaan kasar yang
berat kadang dikerjakan dengan kecepatan rendah, 20 atau 30m SFPM. Material
lunak sepeti aluminium kadang digerinda dengan kecepatan sampai 200SFPM.

Meja trip dogs diatur posisinya agar meja dapat bergerak transversal minimum.
Roda gerinda harus overlap pada setiap ujung benda kerja tidak lebih dari
setengah lebar roda gerinda untuk meyakinkan arah pemotongan lurus yang
seragam di atas benda kerja

kecepatan transversal meja dapat dihitung dengan menggunakan rumus di


bawah ini :
TT = (WW x FF x WRPM) ÷ 12

Where TT = Table travel in feet per minute


WW = Width of wheel
FF = Fraction of finish
WRPM = Revolutions per minute of workpiece
12 = Constant (inches per foot)

Fraksi penghalusan dari baja yang dianil adalah 1/2 penggerindaan kasar dan
1/6 penggerindaan penghalusan; untuk baja yang dikeraskan, 1/4 untuk
pengasaran dan 1/8 untuk penghalusan.

Contoh :

roda gerinda dengan lebar l-inci digunakan untuk penggerindaan kasar


material baja yang dikeraskan dengan kepetan putar kerja 300 RPM.

Table travel =
(1 x 1/4 x 300) ÷ 12 = (75) ÷ 12 = 6.25 FPM

Setelah penghitungan selesai, mesin diset untuk gerak transversal yang sesuai,
kemudian mesin dapat dinyalakan untuk tenaga pemakanan gerak transversal
meja dan menggerinda benda kerja.

Ukuran benda kerja harus sering diperiksa selama penggerindaan dengan


mikrometer. center ekor harus tetap seringkali diperiksa dan diatur kembali jika
terjadi ekspansi benda kerja akibat tekanan yang berlebihan pada lubang drill
center pada benda kerja.

Pemotongan penghalusan harus dilakukan dengan kedalaman yang tipis, tidak


boleh lebih dari 0,001 inci dan dilakukan dengan pemakanan halus memakai
roda gerinda dengan serbuk halus

Jika digunakan dua atau lebih roda gerinda dengan ukuran serbuk yang
berbeda, setiap roda gerinda harus diasah dan dibetulkan terlebih dahulu
sebelum digunakan.

Gerinda tirus
Hampir semua gerinda tirus (konis) dilakukan dengan cara yang sama dengan
gerinda silindrik. Jika mesin gerinda telah di-setup, meja telah diputar sampai
kepada ketirusan yang diinginkan tercapai. Penggerindaan dengan kemiringan
tirus yang besar biasannya dilakukan dengan memutar kepala tetap pada sudut
tirus. Tetapi yang lebih penting adalah bahwa yang manapun metoda yang
digunakan, sumbu roda gerinda harus berada pada ketinggian center yang sama
dengan sumbu benda kerja.

GERINDA INTERNAL
Kelengkapan gerinda internal dipasang pada kepala roda pada mesin gerinda
pahat adan pisau universal. RPM ditingkatkan dengan menempatkan pulli yang
lebih besar pada motor dan pulli yang kecil pada kelengkapan tambahan.

Benda kerja harus diset untuk berputar pada arah yang berlawanan dengan arah
putar roda gerinda. Tahapan prosedur berikut untuk penggerindaan lubang
bushing tertulis di bawah ini sebagai contoh.
 benda kerja dipasang dalam chuck independen dengan benar.
 kelengkapan untuk gerinda internal dipasang pada kepala roda dan
posisinya diatur hingga roda gerinda berada pada posisi center vertikal
yang benar terhadap benda kerja.
 roda gerinda harus diperbaiki dan diasah terlebih dahulu.
 kecepatan roda gerinda diatur dengan mengatur puli dan sabuk yang
menghubungkan spindel roda gerinda dan poros motor
 pemakanan benda kerja diset pada putaran yang benar. Keceptan harus
berkisar antara 60 sampai 100SFPM
 kelonggaran yang sesuai harus dipastikan ketika mengatur kecepatan
arah transversal agar roda gerinda tidak akan memukul (menabrak)
bagian benda kerja ataupun setup ketika roda gerinda masuk dan
melakukan pemakanan dan kembali keluar dari benda kerja
Jika digunakan dua atau lebih roda gerinda untuk menyelesaikan penggerindaan
internal, asah dan perbaiki setiap roda gerinda sebelum digunakan.

SURFACE GRINDING
Gerinda permukaan (Surface grinding) atau gerinda rata (grinding flat surfaces)
dicirikan dengan area kontak yang luas antara roda gerinda dengan benda kerja,
sebagai lawan dari gerinda silindrik di mana terjadi area kontak yang relatif
kecil. Sebagai hasilnya, gaya yang bekerja pada setiap serbuk abrasif yang
bekerja pada gerinda silindrik menjadi lebih kecil. Pada gerinda rata, roda
gerinda secara umum harus lebih lunak dan memiliki struktur yang lebih lebar
daripada gerinda silindrik.

Permukaan mesin gerinda harus diatur agar kepala gerinda dan meja kerja
betul-betul paralel. Roda gerinda dengan serbuk, kualitas, struktur dan bahan
pengikat harus disesuaikan dengan material dan proses yang akan dilakukan.
Dan pasangkan roda gerinda tersebut pada pada spindel mesin. Pelindung harus
diletakkan di atas roda gerinda dan keamanan semua bagian mesin gerinda yang
dapat diatur harus diperiksa, terutama dalam hal kekakuan dan kekurangan
backlash. Sebelum memulai penggerindaan, roda gerinda harus diasah dan
diperbaiki.

Benda kerja dipasang pada meja kerja dan permukaan yang akan digerinda
harus sejajar terhadap meja kerja dan roda gerinda. kecepatan roda gerinda
diatur pada untuk mendapatkan kecepatan kerja dan keceptan pemakanan.
Setalh semua set-up dilakukan proses gerinda dapat dimulai. Kedalaman
pemakanan diatur sesuai kebutuhan. akurasi harus diperiksa di antara setiap
pemotongan. Demikian juga dengan ketegaklurusan benda keja tegak lurus
terhadap roda gerinda agar tidak keluar dari alignment. Jika perlu dapat
digunakan dua atau lebih roda gerinda untuk menyelesaikan penggerindaan
internal.

PROSES KHUSUS PADA MESIN GERINDA

PEMBERSIHAN (CLEANING)
Roda kawat yang dipasang pada mesin gerinda utility dapat digunakan untuk
operasi pembersihan seperti membuang karat, cat atau debu dari benda logam.
Jika mesin gerinda utility dengan roda sikat dilengkapi dengan pelindung roda
dan pemegang pahat, maka bagian ini harus dilepaskan atau diayun (diputar)
keluar dari jalur gerak roda kawat agar objek yang akan dibersihkan dapat
diarahkan kepada roda sikat kawat tanpa terhalang

Untuk membersihkan objek dengan roda kawat (wire wheel), objek harus
ditempatkan berhadapan dengan roda kawat. Objek dikerjakan pada arah maju
dan mundur melintang pada permukaan benda kerja sampai semua karat, cat
atau debu terangkat. Tekanan pada permukaan benda kerja tidak boleh
berlebihan untuk menghindari pelebaran kawat baja. Titik kontak di bawah pusat
roda kawat harus dijaga konstan untuk menghindari sentakan balik dari benda
kerja

POLISHING, BUFFING, AND LAPPING


Polishing, buffing, and lapping adalah tiga metoda yang mirip untuk penghalusan
komponen logam.

Polishing
Polishing atau pemolesan adalah proses penggosokan di mana jumlah kecil
logam dibuang dari permukaan benda kerja untuk menghasilkan permukaan
yang halus atau permukaan yang mengkilap dengan menggunakan roda bantal
kain atau dilapisi dengan abrasif. Pemolesan dapat digunakan untuk reduksi atau
menghaluskan permukaan sampai pada level umum untuk penghalusan tinggi di
mana akurasi tidak penting, atau ini dapat dikerjakan untuk membuang sebagain
material dengan jumlah yang relatif dari komponen dengan kontur yang tidak
beraturan. Poles kasar dilakukan dengan roda gerinda kering menggunakan
serbuk abrasif no 60 atau lebih kasar. Poles penghalusan kering mirip dengan
proses di mana digunakan serbuk abrasif no.70 sampai no.120. pemberian oli
adalah langkah yang dapat diaplikasikan untuk proses pemolesan dengan serbuk
abrasif lebih halus pada no. 120. Dalam proses ini, abrasif biasanya ditambah
dengan gemuk (grease), tallow atau substansi yang mirip.

Buffing
Buffing adalah operasi penghalusan yang dilakukan dengan proses yang lebih
mirip kepada plastic flow daripada penggosokan logam. Abrasif yang digunakan
biasanya lebih halus daripada yang digunakan pada proses polishing. Buffing
digunakan untuk menghasilkan kilauan atau warna yang baik tanpa kekurangan
akurasi dimensi atau kerataan. Pemotongan buffing menghasilkan aksi
penghalusan yang cepat dengan abrasif fast-cutting dan roda abrasif yang
relatif keras. Proses ini dilakukan dengan kecepatan tinggi dan tekanan yang
besar agar terjadi kombinasi aliran plastis dan aksi penggosokan. Buffing
berwarna (color buffing) adalah penambahan penghalusan kilauan tinggi pada
benda kerja dengan menggunakan roda abrasif lunak dan buffing lunak.

Lapping
Seperti poles, lapping adalah proses penggosakan di mana hanya terjadi sedikit
pembuangan material. Berbeda dengan poles, lapping bertujuan untuk
menghasilkan permukaan yang sangat halus dan akurat dan tidak pernah
digunakan sebagai pengganti polishing atau buffing jika kelonggaran (clearance)
menjadi pertimbangan penting. Lapping dikerjakan dengan memberikan
tambahan bentuk logam yang disebut laps dengan tepung abrasif yang halus
dan kemudian digosokkan kepada benda kerja dengan lap. Lap dapat berupa
bentuk apapun dan dirancang untuk sesuai ke dalam mesin perkakas yang
paling bertenaga. Lap hanya membutuhkan material yang lebih lunak daripada
material yang akan di-lapping. Lap yang digunakan memiliki porositas yang
cukup untuk menerima lapisan serbuk abrasif. Material yang umum dipakai
untuk proses laping adalah besi cor lunak, tembaga, kuningan dan timbal.
Beberapa lap berbentuk permukaan rata dan silindrik agar dapat dipasang pada
arbor baja untuk lapping lubang internal. Oli untuk pemotongan
direkomendasikan hampir untuk semua proses lapping

Kecepatan untuk proses polishing dan buffing


Kecepatan yang seusai untuk polishing dan buffing ditentukan oleh tipe roda,
material dan hasil permukaan yang diinginkan. Untuk polishing dan buffing
secara umum di mana roda dalam kondisi keseimbangan yang baik dan
terpasang dengan benar pada spindel, kecepatannya kira-kira 1750 Rpm dan
digunakan untuk roda dengan diameter 6 inci sampai 8 inci. untuk roda sampai
diameter 6 inci digunakan 3500 Rpm. Jika berputar pada kecepatan yang lebih
rendah, benda kerja akan cenderung menyobek material poles dari roda, tetapi
dengan kecepatan yang terlalu tinggi, benda kerja yang dihasilkan tidak akan
berkualitas baik.

Abrasif untuk polishing


Serbuk abrasif yang digunakan untuk poles harus memiliki karakteristik yang
bervariasi untuk aplikasi operasi yang beragam. Serbuk abrasif untuk poles
disuplai dalam bentuk bulk dan tidak dicampur dengan pembawa (media) lain.
Serbuk abrasif yang digunakan biasanya aluminium oxide atau silicon carbide
dengan rentang kasar sampai halus (1 sampai 20 serbuk per inch)

Buffing Abrasives
Abrasif untu buffing secara komparatif memiliki ukuran butir lebih halus dan
seringkali dibentuk dalam bentuk pasta, batang, atau balok. Abrasif diikat
dengan gemuk (grease) atau media sejenis. Abrasif untuk buffing berukuran
280, 320, 400, 500 dan 600. beberapa pembuat abrasif menggunakan huruf dan
angka untuk menandai ukuran serbuk, seperti F, 2F, 3F, 4F dan XF (dari halus
sampai sangat halus). Pumice, rottenstone, dan rouge sering digunakan sebagai
abrasif buffing.

Lapping Abrasives
Hanya abrasif terhalus yang digunakan untuk proses laping. Abrasif ini dapat
berupa abrasif alami atau buatan. Abrasif untuk lapping memiliki rentang dari
No. 220 sampai No. 600 atau No. 800, berupa tepung yang sangat halus.
Campuran (compound) untuk proses lapping umumnya dicampur dengan air
atau oli sehingga dapat diaplikasikan dengan cepat untuk lapping.

Daftar Pustaka :
1. Gerling, Heinrich, “All About Macnie Tools”, Wiley Easatern Limited, New
Delhi, 1965
2. Amstead, otswald dan begeman, Manufacturing Processes, john willey
and sons,
3. http://metalwebnews.org/machinist/ch5.html

Anda mungkin juga menyukai