resume b indo rizal.f
resume b indo rizal.f
(RESUME)
DISUSUN OLEH :
NPM : 02072300021
1
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................
A. Latar Belakang................................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................
3
D. SISTEMATIKA KARYA ILMIAH.............................................................................
H. KUTIPAN...........................................................................................................................
4
8.1 Pengertian Kutipan.................................................................................................
I. DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, berikut adalah rumusan masalah
makalah ini
1. Apa itu EYD?
2. Seberapa penting penggunaan EYD dalam penulisan?
3. Bagaimana penerapan EYD dalam penulisan?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
6
1. Untuk menjabarkan apa itu EYD
2. Untuk menjabarkan bagaimana pedoman penggunaan EYD yang
benar dalam penulisan.
3. Untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai
pentingnya EYD
7
BAB II
PEMBAHASAN
8
2.2 Penulisan Huruf
Dua hal yang harus diperhatikan dalam penulisan huruf berdasarkan EYD,
yaitu:
a. Penulisan Huruf Besar
Kaidah penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa hal yaitu:
1) Digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Misalnya:
Dia menulis surat di kamar
Tugas bahasa Indonesia sudah di kerjakan
2) Digunakan sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya:
Ayah bertanya, “Apakah mahasiswa sudah libur?’’.
“Kemarin engkau terlambat’’, kata ketua tingkat.
3) Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan
dengan nama Tuhan, kata ganti Tuhan, dan nama kitab suci. Misalnya:
Allah Yang Maha kuasa lagi Maha penyayang
Terima kasih atas bimbingan-Mu ya Allah
4) Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan,
keagamaan yang diikutin nama orang. Misalnya:
Raja Gowa adalah Sultan Hasanuddin
Kita adalah pengikut Nabi Muhammad saw.
5) Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang, pengganti nama orang tertentu, nama
instansi, dan nama tempat. Misalnya:
Wakil Presiden Yusuf Kalla memberi bantuan mobil
Laksamana Muda Udara Abd. Rahman telah dilantik.
6) Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang. Misalnya:
Ibrahim Naki
Nofayanti
7) Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
nama bahasa. Misalnya:
9
Bangsa Indonesia
Suku Sunda
8) Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya,
dan peristiwa sejarah. Misalnya:
Tahun Hijriyah hari Jumat
Bulan Desember hari Lebaran
9) Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi unsur nama diri.
Misalnya:
Laut Jawa Jazirah Arab
Asia Tenggara Tanjung Harapan
10) Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga
pemerintah, ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi, kecuali
terdapat kata penghubung. Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat
11) Digunakan sebagai huruf pertama penunjuk kekerabatan atau sapaan
dan pengacuan. Misalnya:
Surat Saudara sudah saya terima
Mereka pergi ke rumah Pak Lurah
12) Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti Anda. Misalnya:
Surat Anda telah saya balas
Sudahkah Anda sholat?
13) Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat
dan sapaan. Misalnya:
Dr. Ibrahim Naki
Abdul Manaf Husain, S.H
14) Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna
yang terdapat pada nama badan lembaga pemerintahan dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi. Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
10
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
15) Digunakan sebagai huruf pertama semua kata didalam judul, majalah,
surat kabar, dan karangan ilmiah lainnya, kecuali kata depan dan kata
penghubung. Misalnya:
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”
11
cock, knock out, time out, check in, built up, complete knock down,
fitnes, chip, server, web, linux, microsoft word, gigabyte, dan lain-lain.
c. Kata asing yang berfungsi untuk memperkaya peristilahan, ditulis sesuai
dengan EYD. Misalnya komputer (computer), kalkulasi (calculation),
matematika (mathematic), infiltrasi (infil-trasio), influensa (influenza),
bisnis (bussines), dan karakter (character).
3) Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan
sapaan. Contoh: Dr. (doktor), S.E. (sarjana ekonomi), Kol.
(kolonel), Bpk. (bapak).
4) Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah
sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih
hanya dipakai satu tanda titik. Contoh: dll. (dan lain-lain), dsb. (dan
sebagainya), tgl. (tanggal).
5) Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, dan detik yang
menunjukan waktu atau jangka waktu. Contoh: Pukul 7.10.12
(Pukul 7 lewat 10 menit 12 detik).
13
Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi,
meja, dan lemari.
Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan
Ekonomi Perusahaan.
2) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang
memerlukan pemerian. Contoh:
Ketua: Supiyan Sauri
Wakil Ketua: Septian
Sekretaris: Kurnia Sari
Bendahara: Maharani
3) Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang
menunjukan pelaku dalam percakapan. Contoh:
Borgx: ―Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!
Rex: ―Siap, Boss!
4) Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halama, (ii)
di antara bab dan ayat dalam kitab suci, atau (iii) di antara judul dan
anak judul suatu karangan. Contoh: Tempo, I (1971), 34:7 Surah
Yasin:9
5) Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).
Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan kata, yaitu:
a. Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan bentuk
yang ditulis sebagai suatu kesatuan. Misalnya: Dia teman baik saya.
b . Kata Turunan (Kata berimbuhan)
Kaidah yang harus diikuti dalam penulisan kata turunan, yaitu:
1 ) Imbuhan semuanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya:
14
Membaca
Menulis
2) Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan kata yang
langsung mengikuti atau mendahuluinya jika bentuk dasarnya
berupa gabungan kata. Misalnya:
Bertepuk tangan
Sebar luaskan.
3) Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus
mendapat awalan dan akhiran, kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
Menandatangan
Keanekaragaman
4) Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam
kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai. Misalnya:
Antarkota
Mahaadil
c. Kata Ulang
Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-)
Jenis jenis kata ulang yaitu :
1) Dwipurwa yaitu pengulangan suku kata awal. Misalnya =
Laki : Lelaki
2) Dwilingga yaitu pengulangan utuh atau secara keseluruhan.
Misalnya = Laki : Laki-laki
3) Dwilingga salin suara yaitu pengulangan variasi fonem.
Misalnya = Sayur : Sayur-mayur
4) Pengulangan berimbuhan yaitu pengulangan yang mendapat
imbuhan. Misalnya =Main : Bermain-main
15
sebagian ahli bahasa Indonesia menganggap belum stabil dan
konsisten. Dikatakan demikian karena pemakai bahasa Indonesia
sering begitu saja menyerap unsur asing tanpa memperhatikan aturan,
situasi, dan kondisi yang ada. Pemakai bahasa seenaknya
menggunakan kata asing tanpa memproses sesuai dengan aturan yang
telah diterapkan.
Berdasarkan taraf integritasnya, unsur serapan dalam bahasa
Indonesia dikelompokkan dua bagian, yaitu:
a. Secara adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap sepenuhnya
secara utuh, baik tulisan maupun ucapan, tidak mengalami
perubahan. Contoh yang tergolong secara adopsi, yaitu: editor,
civitas academica, de facto, bridge.
f. Tanda Hubung
Tanda hubung dipakai dalam hal-hal seperti berikut:
1) Menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian
17
baris
2) Menyambung unsur-unsur kata ulang,
3) Merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
i. Tanda Kurung ()
Tanda kurung dipakai dalam ha-hal berikut:
1) Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan,
2) Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian pokok
pembicaraan,
3) Mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri keterangan.
18
1) Mengapit petikan lagsung yang berasal dari pembicaraan,
naskah atau bahan tertulis lain,
2) Mengapit judul syair, karangan, bab buku apabila dipakai
dalam kalimat,
3) Mengapit istilah kalimat yang kurang dikenal.
19
Diksi, dalam arti pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya
ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti “diksi” yang lebih
umum digambarkan dengan kata – seni berbicara jelas sehingga setiap kata
dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya.
Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan
kata dan gaya. Harimurti (1984) dalam kamus linguistic, menyatakan bahwa
diksi adalah pilhan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu
dalam berbicara di dalam karang mengarang.
Dalam KBBI (2002: 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yanng tepat
dan selaras dalam penggunaanya untuk menggungkapkan gagasan sehingga
diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Jadi, diksi berhubungan
dengan pengertian teknis dalam hal karang-mengarang, hal tulis-menulis,
serta tutur sapa.
21
Makna Leksikal adalah makna kamus atau makna yang
terdapat di dalam kamus. Makna ini dimiliki oleh kata dasar.
Contoh: makan, tidur, ibu, adik, buku.
Makna Gramatikal adalah makna yang dimiliki kata setelah
mengalami proses gramatikal, seperti proses afiksasi
(pengimbuhan), reduplikasi (pengulangan), dan komposisi
(pemajemukan). Contoh: Proses afiksasi awalan me- pada kata
dasar kotor; Adik mengotori lantai itu. Proses reduplikasi pada
kata kacang; Kacang-kacangan merupakan salah satu sumber
protein nabati. Proses komposisi pada kata rumah sakit
bersalin; Ia bekerja di rumah sakit bersalin.
22
c. Perubahan Makna
1) Berdasarkan cakupan maknanya, perubahan makna dibedakan atas:
Meluas, cakupan makna sekarang lebih luas daripada
sebelumnya.
Menyempit, cakupan makna sekarang lebih sempit dari pada
makna dahulu kata Dulu Sekarang. Sebutan untuk semua
orang cendikiawan gelar untuk orang yang sudah lulus dari
perguruan tinggi Madrasah Sekolah Sekolah yang mempelajari
ilmu agama Islam.
2) Berdasarkan nilai rasanya, perubahan makna dibedakan atas:
Ameliorasi adalah perubahan makna ke tingkat yang lebih
tinggi. Artinya barudirasakan lebih baik dari arti sebelumnya.
Contoh: Kata wanita dirasakan lebih baik nilainya daripada
perempuan
Kata istri atau nyonya dirasakan lebih baik daripada
kata bini.
d. Pergeseran Makna
Pergeseran makna dibedakan atas 2 macam:
1) Asosiasi adalah pergeseran makna yang terjadi karena adanya
persamaan sifat. Contoh: Tasya menyikat giginya sampai bersih
Pencuri itu menyikat habis barang-barang berhatga dirumah
itu
2) Sinestesia adalah perubahan makna akibat adanya pertukaran
tanggapan antara dua indra yang berbeda.
23
Contoh: Sayur itu rasanya pedas sekali
Kata-katanya sangat pedas didengar.
e. Relasi Makna
1) Homonim adalah dua buah kata yang mempunyai persamaan
tulisan dan pengucapan.
Contoh: Bisa berarti; dapat, sanggup, racun
Buku berarti; Kitab, antara ruas dengan ruas
2) Homograf adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai
persamaan tulisan tetapi berlainan pengucapan dan arti.
Contoh: Teras (inti) dengan teras (halaman rumah)
Sedan (isak) dengan sedan (sejenis mobil)
Tahu (paham) dengan tahu (sejenis makanan)
3) Homofon adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai
persamaan pengucapan tetapi berlainan tulisan dan arti
Contoh: Bang dengan bank
Masa dengan massa
4) Sinonim adalah dua buah kata yang berbeda tulisan dan
pengucapanya tetapi mempunyai arti yang sama.
Contoh: Pintar dengan pandai
Bunga dengan kembang
Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau
kemiripan. Oleh sebab itu, di dalam sebuah karang mengarang
sebaiknya dipergunakan sinomin kata supaya ada variasinya dan
ada pergantiannya yang membuat lukisan di dalam karangan itu
menjadi hidup. Sinonim dapat terjadi disebabkan oleh hal-hal
berikut ini:
Pengaruh bahasa daerah
Contoh: Kata harimau yang diberi sinonim dengan macan,
Kata auditorium bersinonim dengan kata pendopo,
Kata rindu bersinonim dengan kata kangen.
24
Perbedaan dialek regional
Contoh: Handuk bersinonim tuala,
Selop bersinonim seliper.
Pengaruh bahasa asing
Contoh: Kolosal bersinonim besar,
Aula bersinonim ruangan,
Realita bersinonim kenyataan.
Perbedaan dialek sosial
Contoh: Suami bersinonim laki,
Istri bersinonim bini,
Mati bersinonim wafat.
Perbedaan ragam bahasa
Contoh: Membuat bersinonim menggubah,
Assisten bersinonim pembantu,
Tengah bersinonim madya.
25
Kata kaki yang dipergunakan untuk menahan tubuh manusia
tetapi dapat juga kaki meja yang menahan meja.
b. Definisi
1) Kata Serapan
26
Kata serapan adalah kata yang di adopsi dari bahasa asing yang
sudah sesuai dengan EYD. Kata serapan merupakan bagian
perkembangan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia telah banyak
menyerap terutama dalam unsur kosa kata. Bahasa asing yang masuk
dan memberi pengaruh terhadap kosa kata bahasa Indonesia antara
lain dari bahasa Sansekerta, bahasa Belanda, bahasa Arab, bahasa
Inggris dan ada juga dari bahasa Tionghoa. Analogi dan Anomali
kata serapan dalam bahasa Indonesia. Penyerapan kata ke dalam
bahasa Indonesia terdapat 2 unsur, yaitu:
Keteraturan bahasa (analogi): dikatakan analogi apabila kata
tersebut memiliki bunyi yang sesuai antara ejaan dengan
pelafalannya.
Penyimpangan atau ketidakteraturan bahasa (anomali):
dikatakan ano mali apabilakata tersebut tidak sesuai antara ejaan
dan pelafalannya.
2) Analogi
Karena analogi adalah keteraturan bahasa, tentu saja lebih banyak
berkaitan dengan kaidah-kaidah bahasa, bisa dalam bentuk sistem
fonologi, sistem ejaan atau struktur bahasa. Ada beberapa contoh kata
yang sudah sesuai dengan sistem fonologi, baik melalui proses
penyesuaian ataupun tidak, misalnya: menurut taraf integrasinya unsur
pinjaman ke dalam bahasa asing dapat dibagi dua golongan. Pertama
unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa
Indonesia. Unsur seperti ini di pakai dalam konteks bahasa Indonesia,
tetapi penulisan dan pengucapannya masih mengikuti cara asing. Kedua
unsur pinjaman yang pengucapan dan tulisannya telah di sesuaikan
dengan kaidah bahasa Indonesia.
3) Anomali
27
Bank Bank (Inggris)
Intern Intern (Inggris)
Qur’an Qur’an (Arab)
Jum’at Jum’at (Arab)
Kata kadang-kadang tidak hanya terdiri dari satu morfem, ada juga
yang terdiri dari dua morfem atau lebih. Sehingga penyerapannya
dilakukan secara utuh. Misalnya:
28
3.5 Kata Ilmiah, Kata Populer, Kata Jargon dan Slang
a. Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang dapat
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
b. Kata popular adalah kata yang biasa digunakan dalam komunikasi sehari-
hari masyarakat umum.
c. Jargon adalah kata-kata yang mengandung makna suatu bahasa, dialek,
atau tutur yang dianggap aneh kata ini juga merupakan kata sandi/kode
rahasia untuk kalangan terterntu (dokter, militer, perkumpulan rahasia,
ilmuwan dsb). Contohnya: populasi, volume, abses, H2O, dan
sebagainya.
d. Kata slang dihasilkan dari salah ucap yang disengaja, atau kadang berupa
pengrusakan sebuah kata biasa untuk mengisi suatu bidang makna yang
lain. Kata-kata ini bersifat sementara, kalau sudah teras usang hilang atau
menjadi kata-kata biasa. Contohnya: asoy, mana tahan dan sesuatu ya.
c. Kata di dan ke
Contoh:
Atika sedang berada di luar kota (fungsi kata depan di)
29
Di saat usianya suadah lanjut, orang itu semakin malas belajar
(keterangan waktu)
30
lomba dan belum pernah dipublikasikan.
a. Bagian Awal
1) Halaman Judul (huruf kapital, mencantumkan nama penulis,
nomorinduk mahasiswa, perguruan tinggi asal dan logonya).
2) Lembar Pengesahan (memuat judul, nama penulis, dan nomor induk
mahasiswa) ditandatangani oleh Dosen Pembimbing, dan pimpinan
perguruan tinggi bidang kemahasiswaan lengkap dengan stempel
perguruan tinggi, dan diberi tanggal sesuai dengan hari pengesahan.
3) Prakata dari penulis
4) Daftar isi dan daftar lain yang diperlukan seperti daftar gambar,
daftar tabel, dan daftar lampiran.
b. Bagian Inti
1) Pendahuluan Bagian Pendahuluan berisi latar belakang dan rumusan
masalah, gagasan kreatif yang diuraikan secara singkat mengenai hal
yang ingin disampaikan, tujuan dan manfaat yang ingin dicapai
melalui penulisan serta metode studi pustaka yang dilakukan.
2) Telaah Pustaka Telaah Pustaka berisi uraian yang menunjukkan
landasan teori dan konsep-konsep yang relevan dengan masalah
31
yang dikaji, uraian mengenai pendapat yang berkaitan dengan
masalah yang dikaji, uraian mengenai pemecahan masalah yang
pernah dilakukan.
3) Analisis dan Sintesis Bagian ini berisi analisis-sintesis
permasalahan yang didasarkan pada data dan atau
informasi serta telaah pustaka untuk
menghasilkan alternatif model penyelesaian masalah (solusi) atau
gagasan yang kreatif.
4) Simpulan dan Rekomendasi Simpulan harus konsisten dengan
analisis dan sintesis pada pembahasan serta menjawab
tujuan. Rekomendasi yang disampaikan berupa alternatif
pemikiran atau prediksi transfer gagasan dan diseminasi
gagasan atau adopsi gagasan olehmasyarakat.
5) Bagian Akhir Bagian akhir memuat daftar pustaka dan
lampiran jikadi perlukan.
4.4 Tata Bahasa dan Tata Cara Penulisan
a. Pemakaian huruf, tanda baca dan penulisan kata mengikuti Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan.
b. Tata bahasa yang digunakan secara taat asas dan tegas.
c. Bahasa yang digunakan tidak mengandung dari unsur dialek daerah,
variasi bahasa Indonesia, dan bahasa asing yang belum dianggap sebagai
unsur bahasa Indonesia, kecuali untuk istilah bidang ilmu tertentu.
d. Jumlah halaman minimal 10 halaman dan maksimal 15 halaman (dari
bagian pendahuluan sampai dengan bagian simpulan dan rekomendasi)
dengan menggunakan bahasa Indonesia baku.
e. Naskah diketik pada kertas A-4, dengan 1,5 spasi, dengan menggunakan
jenis dan ukuran huruf “Times New Roman 12”. Batas pengetikan:
samping kiri 4 cm, samping kanan 3 cm, batas atas 3 cm, dan batas
bawah 3 cm.
f. Daftar Pustaka Penulisan daftar pustaka merujuk pada sistem
Harvard, MLA, Vancouver, atau lainnya.
32
Sistematika di atas adalah hal penting dan sifatnya wajib untuk diikuti,
sehingga penyusunannya tidak bisa asal sesuai selera. Perlu disesuaikan
dengan aturan yang ada dan dari ketetapan ini bukan tanpa tujuan. Penyusunan
karya tulis ilmiah harus mengikuti pedoman sistematika penulisan karya
ilmiah yang berlaku. Alasan hal ini perlu dilakukan merupakan:
35
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa karya ilmiah
adalah laporan tertulis dan dipublikasikan yang memaparkan hasil penelitian
atau pengkajian yang telah di lakukan oleh seorang atau sebuah tim dengan
memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang di kukuhkan dan di taati oleh
masyrakat keilmuan. Pada dasarnya tulisan ilmiah dapat berwujud artikel,
makalah, naskah siaran radio.
b. Netral
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian
bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu, baik kepentingan
pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan pernyataan yang
bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu
dihindarkan.
c. Sistematis
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila
mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan klasifikasi,
kausalitas,dan sebagainya. Dengan demikian, pembaca akan bisa
mengikuti dengan mudah alur uraiannya.
d. Logis
36
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola
nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyempilkan suatu fakta
atau data, pola yang digunakan pola induktif. Sebaliknya kalau bermaksud
membuktikan suatu teori atau hipotesis, pola yang di gunakan pola
deduktif.
f. Tidak Pleonastik
Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat kata-
katanya atau tidak berbelit-belit (langsung tepat menuju sasaran).
c. Sistematika
Karya tulis ilmiah harus disusun secara sistematika, artinya
menuruti alur pemahaman yang runtut dari masalah sampai pada
kesimpulan. Tata tulis baku berhubungan dengan sistematika penulisan
karya tulis ilmiah, biasanya masing – masing lembaga mempunyai
peraturan tata tulis yang berbeda. Akan tetapi, pada dasarnya peraturan
tersebut mempunyai patokan yang sama. Tata tulis baku ini diperlukan
karena :
1) Dapat memperlancar komunikasi hasil penelitian.
2) Memudahkan penilaian atau pertanggungjawabannya.
3) Mempercepat penyebarluasan tanpa membutuhkan penyusunan
38
kembali.
b. Catatan Kaki
Catatan kaki yaitu keterangan-keterangan atas teks karangan yang
ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan. Apabila
39
ditempatkan pada akhir bab atau akhir karangan maka catatan semacam
itu disebut keterangan. Jenis catatan kaki terdiri dari penunjukkan
sumber, catatan penjelas, dan gabungan sumber dan penjelas. Tujuan
penulisan catatan kaki adalah:
1) Menyusun pembuktian;
2) Menyatakan utang budi;
3) Menyampaikan keterangan tambahan;
4) Merujuk bagian teks lain.
c. Daftar Pustaka
40
Daftar pustaka berisi semua sumber bacaan yang digunakan dalam
penulisan. Komponen yang harus ada dalam daftar pustaka adalah, nama
pengarang, tahun terbit, judul buku, kota penerbit, nama penerbit.
2) Praskripsi
Adalah karya ilmiah pendidikan yang digunakan sebagai
persyaratan mendapatkan gelar sarjana muda. Karya ilmiah ini
disyaratkan bagi mahasiswa pada jenjang akademik atau setingkat
diploma 3 atau D3. Format tulisannya terdiri atas:
Bab 1 pendahuluan (latar belakag pemikiran, pemasalahan, tujuan
penelitian atau manfaat penelitian dan metode penelitian)
41
Bab 2 gambaran umum (menceritakan keadaan lokasi penelitian
yang dikaitkan dengan permaslahan penelitian)
Bab 3 deskripsi data (memaparkan data yang diperoleh dari
lokasi penelitian)
Bab 4 analisis (pembahasan data untuk menjawab masalah
penelitian dan
Bab 5 penutup (kesimpulan penelitian dan saran).
3) Skripsi
Skripsi adalah karya ilmiah yang mengemukakan pendapat
penulis berdasarkan pendapat orang lain, pendapat yang diajukan
harus didukung oleh data dan fata-fakta empiris yang objektif, baik
yang berdasarkna penelitian langsung (observasi lapangan) maupun
penelitian tidak langsung (study perpustakaan). Sekripsi ditulis
sebagai syarat mendapatkan gelar sarjana atau S1. Pembahasan dalam
sekripsi harus di lakukan menikuti alur pemikiran ilmiah, yaitu logis
dan empiris.
4) Tesis
Tesis adalah suatu karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam
dari pada sekripsi. Tesis merupakan syarat untuk mendapatkan gelas
magister atau S2. Penulisan tesis bertujuan mensintesiskan ilmu yang
di peroleh dari perguruan tinggi guna memperluas kazanah ilmu yang
telah didapatkan dari bangku kuliah master. Kazanah ini terutama
berupa temuan-temuan baru dari hasil suatu penelitian secara
mendalam tentang suatu hal yang menjadi tema tesis tersebut.
5) Disertasi
Disertasi yaitu suatu karya ilmiah yang mengemukakan suatu
dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta
akurat dengan analisis terinci. Dalil yang dikemukakan biasanya
dipertahankan oleh penulisanya dari sanggahan-sanggahan senat guru
42
besar atau penguji pada suatu perguruan tinggi. Disertasi berisi hasil
penemuan-penemuan penulis dengan menggunakan penelitian yang
lebih mendalam terhadap suatu hal yang dijadikan tema dari disertasi
tersebut. Penemuan tersebut bersifat orisinil dari penulis sendiri.
Penulis disertasi berhak menyandang gelar doctor.
3) Jurnal penelitian
Adalah buku yang terdiri atas karya ilmiah yang isinya berupa
hasil penelitian dan resensi buku. Jurnal penelitian ini harus ditulis
secara teratur dan sebaiknya mendapatkan nomer dari suatu
perpustkaan nasional berupa ISSN (internasional standart serial
number).
43
5.6 Kerangka Penyusunan Karya Ilmiah
Hasil penelitian yang dilaporkan dalam bentuk tulisan merupakan karya
ilmiah. Oleh karena itu, penulisnya harus menuruti suatu aturan kerangka
penulisan tertentu. Aturan penulisan tersebut dapat berbeda-beda tergantung
pada lembaga yang bersangkutan. Secara umum, kerangka penulisan karya
ilmiah dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu: pendahuluan, isi, dan penutup.
a. Bagian Pendahuluan
Bagian ini biasanya berisi: halaman judul, halaman pengesahan, kata
pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan grafik.
b. Halaman Judul
Judul ditulis untuk mengetahui garis besar isi laporannya. Judul
ditulis dengan huruf kapital, biasanya di tengah halaman agak ke atas.
Tetapi ada juga variasi lain. Karya ilmiah baik artikel jurnal, makalah
bahan seminar, maupun laporan hasil penelitian di tulis dengan judul
tertentu. Judul karya ilmiah di tulis dengan:
1) Merumuskan secara singkat
2) Mencerminkan area permasalahan,variabel penelitian dan target
populasi
3) Membuat kata kunci yang diacu dalam penelitian
4) Memisahkan antara judul utama dan judul pelengkap
c. Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan ini digunakan terutama untuk karya-karya
ilmiah yang biasa diujikan atau dipertahankan di depan penguji seperti
skripsi, tesis, dan disertasi. Halaman pengesahan bermaksud
menginformasikan kepada panitian ujian akhir bahwa karya ilmiah yang
akan diujikan itu telah memenuhi syarat dan disetujui oleh pembimbing
untuk dipertahankan di depan para penguji.
d. Kata Pengantar
Dalam kata pengantar di cantumkan terimakasih untuk orang-orang,
lembaga, organisasi dan pihak-pihak lain yang telah membantu. Dalam
44
mempersiapkan, melaksanakan dan menyelesaikan karya ilmiah tersebut.
Tulisan kata pengantar digabung dengan huruf kapital, simetris dibatas
atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik.
e. Halaman Abstrak
Abstrak adalah ikhtisar atau inti dari sebuah karangan. Hal-hal yang perlu
dimuat di dalamnya adalah sebagai berikut:
1) Paragraf pertama latar belakang masalah;
2) Paragraf kedua rumusan masalah, metode yang dipakai dalam
penelitian, dan sumber data atau tempat data itu diperoleh;
3) Paragraf ketiga cara/teknik menganalisis data;
4) Paragraf keempat hasil analisis data.
f. Daftar Isi
Daftar isi harus ditempatkan di bagian depan karya ilmiah dan bukan
di bagian penutup atau di bagian belakang. Daftar isi hampir sama dengan
kerangka karangan. Perbedaannya ialah daftar isi memakai nomor
halaman, sedangkan kerangka karangan tidak. Keduanya terdiri atas bab-
bab dan subbab serta rinciannya.
45
Rumusan masalah ditulis untuk menspesifikasikan masalah yang
akan dibahas dalam karya tulis. Masalah yang dirumuskan harus
merupakan hasi penspesifikasian atau pengkhususan masalah
utama yang harus dijawab pada bab kesimpulan.
Tujuan dan Manfaat Penelitian, biasanya untuk mengetahui
sebuah atau sejumlah fenomena tertentu. Manfaat penelitian yakni
sesuatu yang bisa irasakan dan dilaksanakan. Manfaat terdiri dari
manfaat yang bersifat teoritis dan manfaat yng bersifat praktis.
Metodologi Penelitian, merupakan alat, prosedur,dan teknik yang
dipilih dalam melaksanakan penelitian dan menyangkut berbagai
hal yang diperlukan dan digunakan selam penelitian berlangsung.
Hal-hal tersebut mencakup: metode yang digunakan dalam
penelitian, sumber data, cara mengambil data, cara menganalisis
data, cara menyimpulkan/membuat simpulan.
2) Landasan Teori / Tinjauan Pustaka
Landasan teori diletakkan pada bab dua dan berisi uraian teoritis
yang berhubungan dengan masalah penelitian dan konsep yang
mendasari perumusan hipotesis. Hal-hal yang perlu ditulis dalam
landasan teori harus sesuai dengan bidang kajian atau fenomena yang
sedang diteliti. Agar tidak salah dalam memasukkan teori kita harus
berpedoman pada judul, topic, masalah, kerangka berpikir, dan atau
pada variabel-variabel penelitian (bagi yang penelitiannya terdiri atas
beberapa variabel).
Dalam penelitian diperlukan dua landasan, yakni: Teoritis dan
Metodologis.
Kerangka teoritis adalah teori yang digunakan untuk membangun
kerangka kerja penelitian.
Metodologis ialah hal ikhwal yang berkaitan dengan desain
penelitian, termasuk langkah-langkah pengumpulan dan
pengolahan data dengan berbagai alasannya.
46
3) Hasil penelitian
Menguraikan: pengolahan dan analisis data, serta penafsiran
hasil analisis data. Karya ilmiah artikel dan makalah bahan seminar
maupun laporan hasil penelitian memuat hasil dan pembahasan.
Dalam artikel dan makalah hasil dan pembahasan dapat berbentuk
bab maupun tidak dalam bentuk bab, tapi biasanya dalam bentuk
bab.
i. Bagian Penutup
1) Daftar Kepustakaan
Daftar ini harus secara lengkap dan sistematis mencantumkan
seluruh buku sumber yang digunakan dalam penulisan laporan. Karya
ilmiah harus dilengkapi dengan daftar pustaka, yang memaparkan
karya ilmiah lain yang digunakan sebagai rujukan. Agar dapat
ditelusuri orang lain penulisan karya ilmiah perlu memuat nama
pengarang, judul karya ilmiah, tahun penerbitan serta penerbitnya.
Tata cara penulisannya perlu juga memberikan isyarat apakah
karya ilmiah yang dirujuk itu berupa buku, jurnal, makalah seminar,
laporan penelitian yang tidak dipublikasi, dokumen web dan lain-lain.
47
Oleh karenanya ada tata cara yang ditetapkan untuk menuliskan daftar
pustaka. Penulisan pustaka disusun menurut abjad dari nama
penulisannya dan nama keluarga harus ditulis terlebih dahulu tanpa
menyertakan gelar.
2) Lampiran
Berisi seluruh materi yang disertai daftar pertanyaan, perhitungan
statistik, tabel, dan lain-lain.
3) Indeks
Berisi daftar kata, istilah, atau nama yang ada dalam laporan dan
disusun menurut abjad.
53
belakang, tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan dari penelitian yang telah
dilakukan. Abstrak jenis ini biasanya lebih panjang dari abstrak indikatif.
c. Abstrak Kritis (Critical Abstrak) adalah jenis abstrak yang memberikan
evaluasi atau penilaian terhadap karya tulis ilmiah yang telah dilakukan.
Abstrak jenis ini biasanya digunakan pada karya tulis ilmiah yang
membahas tentang hasil penelitian yang kontroversial atau memerlukan
analisis kritis.
d. Abstrak Deskriptif, memberikan gambaran singkat mengenai isi karya
tulis ilmiah secara deskriptif. Abstrak jenis ini tidak memberikan informasi
mengenai tujuan, metode, hasil, atau kesimpulan dari penelitian yang telah
dilakukan.
H. KUTIPAN
Dalam membuat tulisan kita pasti sering mengambil atau mengutip dari tulisan
orang lain, maka dari itu perlu kita tahu bagaimana prinsip-prinsip yang benar
dalam mengutip dari tulisan orang lain. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Apabila dalam mengutip sebuah karya atau tulisan yang ada salah ejaan
dari sumber kutipan kita, maka sebaiknya kita biarkan saja apa adanya
seperti sumber yang kita ambil tersebut. Kita sebagai pengutip tidak
diperbolehkan membenarkan kata ataupun kalimat yang salah dari sumber
kutipan kita.
b. dalam kutipan kita diperkenankan menghilangkan bagian - bagian kutipan
dengan syarat bahwa penghilangan bagian itu tidak menyebabkan
perubahan makna atau arti yang terkandung dalam sumber kutipan kita.
Caranya:
I. DAFTAR PUSTAKA
58
bukan hasil pemikiran penulis sendiri, tapi hasil pemikiran orang lain
yang penulis.
b. Untuk memberikan arah bagi para pembaca buku atau karya tulis yang
ingin meneruskan kajian atau untuk melakukan pengecekan ulang
terhadap sumber aslinya.
c. Untuk memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku
atau karya tulis yang dirujuk terhadap hasil karyanya yang turut
menyumbang peraran dalam penulisan karya tulis yang kita tulis.
d. Menjaga profesionalitas penulis terhadap karya tulis yang telah dia buat.
e. Untuk melihat kebenaran bahan yang dikutip. Tentu saja penyusunan
sebuah daftar pustaka harus mengedepankan asas kemudahan. Oleh
karena itu, diterbitkanlah sebuah format atau cara penulisan daftar
pustaka.
59
c. Nama yang mencantumkan gelar tradisi, maka nama yang diletakkan di
depan dalam pembalikan adalah nama yang tercantum setelah gelar.
Misalnya: RahmanSutan Radjo………………..> ditulis sebagai: Rajo,
Rahman Sutan.
d. Nama yang mencantumkan kata bin atau binti, maka yang dicantumkan di
depan dalam penulisan daftar pustaka adalah nama yang tercantum setelah
kata binatau binti tersebut. Misalnya: Siti Nurhaliza binti
Rustam……………..> ditulis sebagai: Rustam, Siti Nurhaliza binti.
e. Nama pengarang memiliki nama majemuk. Misalnya: Hillary Rodham-
Clinton………………………> ditulis sebagai: Rodham-Clinton,
Hillarydan bukanClinton, Hillary Rodham.
f. Nama keluarga berada di bagian depan nama seperti nama-nama orang
Cina,maka tidak perlu ada pembalikan nama dalam penulisan daftar
pustaka.Misalnya: Wong Kam Fu………..> ditulis sebagai: Wong, Kam
Fu. Kecuali jika mencantumkan nama Barat, maka asas pembalikan nama
ini tetap berlaku.Misalnya: Michelle Yeoh………….> ditulis sebagai:
Yeoh, Michelle
g. Penulisan nama-nama pengarang dari Eropa yang memiliki kata depan,
kata sandang, atau perpaduannya juga memiliki peraturan tersendiri dalam
penulisan daftar pustaka. Misalnya nama-nama Italia yang nama
keluarganya didahuluidengan awalan, maka kata utama ada pada awalan
tersebut. Misalnya: LeonardiDi Caprio…………………> ditulis sebagai:
Di Caprio, Leonardo. Akan tetapi,nama-nama Italia yang nama
keluarganya berawalan d’, de, de’, degli, dei,dan de li,maka kata utama
ada nama setelah awalan itu. Misalnya: Lorenzo d‟Montana …………>
ditulis sebagai: Montana, Lorenzo d‟
62
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penerapan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dalam karya ilmiah
menandai komitmen yang kuat terhadap kualitas dan akurasi. Dalam dunia
akademik, EYD bukan hanya menjadi aturan tetapi juga representasi dari
dedikasi terhadap bahasa Indonesia. Mengikuti EYD memastikan konsistensi
dan keseragaman dalam penulisan, memfasilitasi komunikasi yang efektif
antara penulis dan pembaca, serta menegaskan legitimasi dan otoritas karya
ilmiah tersebut. Selain itu, penerapan EYD juga menghormati norma
linguistik yang telah disepakati, menambah kepercayaan pembaca terhadap
kredibilitas karya, dan menunjukkan rasa tanggung jawab penulis terhadap
penyebaran informasi yang akurat. Sebagai hasilnya, EYD tidak hanya
memperkuat identitas bahasa Indonesia tetapi juga meningkatkan integritas
dan profesionalisme dalam penyajian ilmiah.
B. Saran
Dalam konteks penulisan karya ilmiah, penerapan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD) menjadi krusial untuk memastikan kualitas dan
akurasi informasi. Untuk memastikan konsistensi dan keseragaman, penulis
sebaiknya selalu merujuk pada pedoman resmi EYD yang telah ditetapkan.
Selain itu, sebaiknya dilakukan pemeriksaan ejaan secara cermat
menggunakan alat bantu pemeriksa ejaan yang handal sebelum menyajikan
karya ilmiah kepada publik.
Menyelenggarakan pelatihan atau workshop terkait EYD bagi peneliti,
dosen, mahasiswa, dan stakeholder lainnya di bidang akademik juga dapat
meningkatkan kesadaran dan keakuratan dalam penggunaan ejaan. Mengingat
pentingnya integritas akademik, institusi pendidikan juga dapat menerapkan
kebijakan yang mewajibkan penggunaan EYD dalam semua karya ilmiah
63
yang diajukan atau dipublikasikan. Dengan demikian, penerapan EYD dalam
penulisan karya ilmiah tidak hanya memperkuat kredibilitas dan otoritas
karya, tetapi juga memperkaya literasi dan penggunaan bahasa Indonesia
yang benar di kalangan akademisi dan peneliti.
64
DAFTAR PUSTAKA
Aprudi, M. S., dkk. (2023). Makalah Bahasa Indonesia Bagaimana Cara Menulis
Abstrak. Universitas Musi Rawas.
Ghani, M. R., dkk. (2023). Makalah Abstrak Dalam Karya Tulis Ilmiah Bahasa
Indonesia. Universitas Musi Rawas.
Ghani, M. R., dkk. (2023). Makalah Bentuk Dan Pilihan Kata Diksi. Universitas
Musi Rawas.
Prayogi, I. G., dkk. (2023). Makalah Bahasa Indonesia Penulisan Karya Ilmiah.
Universitas Musi Rawas.
Prayogi, I. G., dkk. (2023). Makalah Bahasa Indonesia Kaidah Ejaan Yang
Disempurnakan. Universitas Musi Rawas.
65