Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian

yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang dan prilaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif juga merupakan suatu

pendekatan induktif untuk penyusunan pengetahuan yang menggunakan riset dan

menekankan subjektifitas serta arti pengalaman bagi individu.1

Penelitian ini akan mendeskripsikan upaya pencegahan seks bebas pada

remaja. Alasan digunakannya jenis penelitian kualitatif karena, permasalahan

dalam penelitian ini belum jelas, holistik, kompleks, dan dinamis. Olehnya itu,

peneliti bermaksud untuk memahami situasi sosial secara mendalam dengan jenis

penelitian kualitatif.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian di kelurahan Tipulu, Kec. Kendari Barat, Kota

Kendaripada bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2016.

C. Sumber Data

Penelitian kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif yang telah

menetapkan populasi dan sampel. Sesuai dengan fokus penelitian, maka sumber

data dalam penelitian ini yaitu:

1
Brockopp, Doroty Y., & Tolsma-Hastings, Marie. T., Dasar-Dasar
RisetKeperawatan (Fundamentals of Nursing Research) Edisi 2. (Jakarta:EGC, 2011), h. 124.

34
1. Data Primer

Sumber data primer yakni data yang langsung diperoleh dari hasil

wawancara oleh informan pendukung dan informan utama di Kelurahan Tipulu.

data primer dalam penelitian ini yakni berjumlah (11) orang, diantaranyapihak

pemerintah (4) orang yaitu pak lurah dan (3) RT lainnya, (4) pelaku seks bebas,

(1) mantan pelaku seks bebas, (1) orang pihak Kepolisian, (1) orang imam masjid,

dan (1) Penjual obat-obatan. Pemerintah setempat dalam hal ini Bapak Lurah dan

para Ketua RT, Bapak Imam, Pihak Kepolisian,Tokoh Masyarakat, pelaku seks

bebas dan hasil observasi di tempat tersebut. Dalam data ini data primer adalah

utama dan penulis adalah pengumpul data.

Ke (11) narasumber di atas ditetapkan oleh peneliti berdasarkan

representatif peninjauan dilapangan sebelum kemudian diadakan penelitian.

Peneliti dalam usaha mendapatkan informan pertama kali yakni pejual obat-

obatan (JS) sumber tersebut berdasarkan laporan dari para pengguna kounsumen

obat-obatan. Untuk informan ke dua dalam hal ini adalah pihak pemerintah

Kelurahan Tipulu, yakni Bapak Lurah karena beliau adalah pimpinan tertinggi

pemerintah di kelurahan dan yang memiliki hak untuk mengeluarkan informasi

terkait keputusan pemerintah setempat. Selanjutnya ialah pelaku seks bebas,

sumber informan pertama (IF) peneliti menemukan setelah hasil pengamatan dan

bincang-bincang terhadap sahabatnya yang kemudian menunjukan bahwa mereka

memiliki kawan yang sering melakukan seks bebas. Hal tersebut diketahui karena

pelaku pasca melakukan seks bebas, bercerita terhadap kawan kawan-kawannya

itu, kemudian peneliti dipertemukan dengan pelaku seks tersebut untuk memulai

35
wawancara.Sementara untuk pelaku seks selanjutnya bersumber dari pelaku seks

yang pertama dalam sebuah diskusi, begitu pula selanjutnya. Intinya adalah terjadi

rentetan dalam menentukan siapa pelaku seks bebas.

Berpindah dari pelaku seks bebas, sumber selanjutnya ialah pemerintah

bagian terkecil yaitu para Ketua RT, peneliti mengambil 3 sumber hal ini

dikarenakan informan pertama sampai ketiga memberikan jawaban yang senada

terkait perilaku seks bebas. Sementara dalam proses penentuan siapa yang akan

menjadi informan diantara sekian RT yang ada di Kelurahan Tipulu adalah

dengan melihat kondisi yang ada atau berdasarkan tempat kedudukan RT tersebut

dalam hal ini lingkungan yang kemungkinan memiliki pengaruh besar terhadap

pergaulan seks bebas dalam hal ini prilaku seks bebas. Informan RT pertama

ditentukan peneliti ialah RT 12, dikarenakan RT 12 sangat berdekatan dengan

Kendari Beach (KEBI) sekaligus hampir berada dititik tengah dari panjang

Kelurahan Tipulu. Selanjutnya ialah RT 13, penelii menentukan RT 13 sebagai

salah satu informan di sebabkan karena letaknya yang sangat Strategis yakni

tempat berkumpulunya para remaja dimalam hari sperti yang peneliti sebutkan

diatas yaitu KEBI, dan yang terahir ialah RT 03 yang posisinya diapit oleh tiga

tempat discotik, cafe-cafe sepanjang Bypass Kelurahan Tipulu, dan ditambah satu

tempat panti pijat. Hal itulah yang kemudian menjadi alasan mengapa peneliti

menentukan 3 informan tersebut.

Beranjak dari para Ketua RT, peneliti pula akan menjelaskan informan

selanjutnya yang dalam hal ini BABINKAMPTIBMAS (AD) yaitu pihak

Kepolisan POLRES Kendari yang ditugaskanuntuk menjaga keamanan dan

36
mengontrol perilaku-perilaku menyimpang yang terjadi dimasyarakat wilayah

Kelurahan Tipulu. Mengapa peneliti kemudian menunjuk bapak (AD) sebagai

salah satu informan, karena peneliti menganggap perilaku-perilaku menyimpang

yang terjadi pada remaja di wilayah tersebut sedikit banyak informan mengetahui

hal tersebut, selain dari itu peneliti akan mendapatkan informasi pandangan secara

hukum yang berlaku, dan upaya apa yang telah dilakukan pihak Kepolisian dalam

menangani hal-hal seperti itu.

Yang terahir adalah sumber dari tokoh agama, karena penganut terbanyak

masyarakat Tipulu adalah Islam, olehnya itu peneliti mengambil informan tokoh

agama adalah imam masjid, diantara sekian imam masjid yang berada di

Kelurahan Tipulupeneliti menentukan adalah imam masjid terbesar yang berada

di Tipulu yaitu Masjid Babutaqwa (HF) selain masjidnya yang besar, posinya pula

yang berada ditengah Kelurahan Tipulu dan diapit oleh sekeliling tempat tempat

hiburan malam.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data pendukung dari data utama untuk melengkapi

penelitian, diantaranya dengan menambahkan profil Kelurahan, dan mencari

sumber-sumber pengetahuan lain yang menyinggung dari focus penelitian

peneliti, diantaranya buku-buku, majalah atau internet.

Untuk mempermudah input data penelitian penentuan informan

menggunakan teknikPurposive sampling,yang merupakan teknik pengambilan

sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini,

misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang diharapkan

37
atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti

menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti.2

D. Metode Pengumpulan Data

Upaya memperoleh data yang akurat diperlukan beberapa metode yaitu

data dikumpulkan dengan beberapa prosedur seperti, observasi, wawancara, dan

dokumen lainya sehingga diperoleh data objektif”.3

1. Observasi

Mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang

berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di

lihat dari perspektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.

Dari hasil catatan tersebut selanjutnya dianalisis. M. Burhan Bungin dalam

bukunya mengemukakan bahwa metode observasi adalah metode pengumpulan

data yang diinginkan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan

penginderaan.4 Dalam hal ini yang menjadi obyek observasi dalam penelitian ini

adalah remaja Kelurahan Tipulu yang menjadi pelaku seks bebas, orang-orang

terdekat mereka dan orang yang memiliki pengaruh ditempat

tersebut(penguasa/pemerintah)

2. Wawancara

Teknik wawancara (interview) yang digunakan peneliti adalah teknik

wawancara yang mendalam dan tidak terstruktur, artinya pedoman wawancara

2
Sugiono,Metode Penelitian Kuantitaf Kualitatif dan R&D., (Bandung: Alfabeta, 2011),
h.219
3
Henri Guntur Tarigan, Prinsip-Prinsip Metode Riset Pengajaran dan Pembelajaran
Bahasa, (Bandung: Angkasa, 1993), h. 180.
4
M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 115.

38
hanya dibuat dengan garis besar yang akan dipertanyakan tetapi tetap terarah

(guided interview). Wawancara digunakan untuk mendapatkan data dari orang

yang menjadi sumber data primer dalam penelitian (informan) mengenai

‘bagaimana pencegahan seks bebas terhadap remaja yang memiliki dampak

negatif sangat besar’. Dalam teknik wawancara, pewawancara (interviewer)

mengajukan pertanyaan dan yang di wawancarai (interviewee) memberikan

jawaban.5

Wawancara dilakukan kepada pemerintah setempat yaitu Bapak Lurah,

Tokoh agama yakni imam masjid, tokoh masyarakat serta pelaku seks sendiri dan

orang yang ada disekitarnya yang tahu bahwa dia adalah pelaku seks bebas,

beserta masyarakat yang paham, mencurigai, atau mengetahui tentang perilaku

pelaku seks bebas tersebut.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan kegiatan pencarian data yang tidak

menggunakan narasumber mengenai hal-hal yang berkaitan dengan variabel

penelitian yang berupa catatan atau dokumen terhadap perbuatan seks bebas

tersebut yang dilakukan terkhusus pada remaja, yang selanjutanya peneliti

mempelajari dengan saksama agar dapat disimpulkan.

E. Teknik Analisis Data

Dari data yang diperoleh dari penelitian, “dianalisis agar memperoleh data

yang valid dan cocok melalui reduksi data, display data, verifikasi data untuk

5
Suaharsimi Arikonto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,(Jakarta: Rineka Cipta,
2002), h. 202.

39
disajikan sesuai dengan masalah yang dibahas”6, dalam penelitian ini peneliti

menggunakan tahap dalam melakukan analisis data, yaitu :

1. Reduksi Data

yaitu semua data dilapangan dianalisis sekaligus dirangkum, dipilih hal-

hal yang pokok dan difokuskan pada hal-hal yang penting. dicari tema dan

polanya sehingga tersusun secara sistematis dan mudah dipahami.

2. Display Data

yaitu tehnik yang digunakan oleh peneliti agar data yang diperoleh dan

banyak jumlahnya dapat dikuasai dan dipilih secara fisik dan dibuat dalam

bagan. Membuat display merupakan analisis pengambilan keputusan.

3. Verifikasi Data

yaitu tehnik analisis data yang dilakukan oleh peneliti dalam rangka

mencari makna data, dan mencoba untuk mengumpulkannya. Pada awal

kesimpulan data masih kabur penuh dengan keraguan tetapi dengan

bertambahnya data dan diambil suatu kesimpulan, pada akhirnya akan

ditemukan dengan mengelola data dilapangan.

F. Pengecekan Keabsahan Data.

Keabsahan data dicek dengan beberapa metode, sebagaimana diungkapkan

Sugiono bahwa :

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian


kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan,
peningkatan ketekunan dalam penelitian, trianggulasi, diskusi dengan
teman sejawat. 7

6
Lexy J. Moleang, Op.Cit., h. 259.
7
Ibid., h. 368.

40
Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan metode yaitu,

trianggulasi (sumber). Kriteria ini dalam pengumpulan data dan informasi yang

dikumpulkan harus mengandung nilai kebenaran, yang berarti bahwa hasil

penelitian kualitatif harus dapat dipercaya oleh para pembaca yang kritis dan

dapat diterima oleh orang-orang/informan yang memberikan informasi yang

dikumpulkan selama informasi berlangsung, dan teknik pemeriksaan dalam

kredibilitas ini yaitu triangulasi.

Trianggulasi dilakukan untuk mengecek keabsahan data yang terdiri dari

sumber, metode, dan waktu. Dalam pengujian keabsahan data dalam penelitian

ini, peneliti menggunakan 3 (tiga) macam trianggulasi, yaitu trianggulasi sumber,

trianggulasi metode dan trianggulasi waktu:

1. Trianggulasi sumber

Yaitupeneliti membandingkan dan mengecek kembali tingkat kebenaran suatu

informasi yang diperoleh dari lapangan penelitian melalui alat dan waktu yang

berbeda.

2. Trianggulasi metode

Dilakukan dengan cara membandingkan hasil data observasi dengan data hasil

wawancara, dengan demikian data yang telah dirumuskan akan disimpulkan

kembali untuk memperoleh data akhir autentik yang sesuai dengan penelitian

ini.

Trianggulasi dalam penelitian ini diartikan sebagai pengecekan data dari

berbagai sumber (informan) dengan berbagai cara. Tujuan triangulasi data yakni

untuk meningkatkan pemahaman terhadap apa yang telah ditemukan terkait

41
dengan bagaimana pencegahan pelaku seks bebas pada remaja di Kelurahan

Tipulu, Kec. Kendari Barat, Kota Kendari.

42
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Letak Geografis Kelurahan Tipulu

Kelurahan Tipulu, Kecamatan Kendari Barat ialah salah satu kelurahan

dari 64 kelurahan yang berada di Kota Kendari. Kelurahan yang memiliki warga

kurang lebih 4999 orang, di sebelah Utara berbatasan dengan Gunung Nipa-Nipa

Kecamatan Soropia, di sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Kendari, Sebelah

Timur berbatasan dengan Kelurahan Punggaloba Kecamatan Punggaloba, dan

sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Watu-Watu Kecamatan Kendari

Barat. Kelurahan yang memiliki jumlah Kepala keluarga kurang lebih 1189,

memiliki luas wilayah 558 m2. Dari jumlah kepala keluarga diatas, lak -laki

berjumlah 2511 orang, perempuan berjumlah 2488 orang. Sementara yang

menjadi objek penelitian ialah remaja. Adapun data rincian usia remaja yang

berada dikelurahan tipulu ialah :

Tabel. Data Rincian usia remaja Kelurahan Tipulu tahun 2016

Usia Laki-Laki Perempuan Total

12-13 108 79 187

14-15 103 93 196

16-17 80 80 160

18-19 91 83 174

20-22 137 136 273

Jumlah 519 471 990

43

Anda mungkin juga menyukai