Anda di halaman 1dari 15

EKONOMI MONETER ISLAM

“ARTIKEL”

“PERAN LITERASI KEUANGAN DALAM MEMBANGUN


KECERDASAN FINANSIAL MASYARAKAT MUSLIM BUGIS:
TINJAUAN LITERATUR”

Semester VII (S1)


Tahun Akademik 2023/2024

Dosen Pengampuh :
Herianti, S.E., M.E

Mahasiswa :

MUTIARA
NIM.602022020154
IIN ASRIANI
NIM.602022020156
RIO FEBRIAN
NIM.602022020171
SELFITRIANI
NIM.602022020095

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN BONE)
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
PERAN LITERASI KEUANGAN DALAM MEMBANGUN KECERDASAN
FINANSIAL MASYARAKAT MUSLIM BUGIS : STUDI LITERATUR

Mutiara1, Iin Asriani2, Rio Febrian3, Selfitriani4, Herianti5


1234
Institut Agama Islam Negeri Bone
1
muthyathyara28@gmail.com
2
iinasriani89@gmail.com
3
riofebrian035@gmail.com
4
selfitriani287@gmail.com
5
anthysuhardi@gmail.com

Abstrak

Literasi keuangan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap orang agar


terhindar dari masalah keuangan. Kesulitan keuangan bukan hanya fungsi dari
pendapatan semata (rendahnya pendapatan), kesulitan keuangan juga dapat
muncul jika terjadi kesalahan dalam pengelolaan keuangan (miss-management)
seperti kesalahan penggunaan kredit, dan tidak adanya perencanaan keuangan.
Tujuan dari penelitian ini adalah adalah memahami lebih jelas bagaimana peran
literasi keuangan khususnya pada masyarakat bugis dan aspek-aspek yang
dapat meningkatkan kecerdasan finansial. Adapaun metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah studi literatur (library research) menggunakan
pendekatan kualitatif karena data yang dihasilkan berupa kata atau deskripsi.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peranan penting literasi keuangan di
kalangan masyarakat bugis dalam menciptkan kecerdasan finansial yang
mencakup pengelolaan keuangan khususnya pada pelaku usaha serta mampu
meminimalisir perilaku konsumtif masyarakat bugis pada umumnya.

Kata Kunci : Literasi keuangan, Kecerdasan finansial, Muslim bugis.

PENDAHULUAN
Era revolusi industri 5.0 yang ada di Indonesia saat ini membuat
masyarakat sebagai manusia modern harus memiliki kecerdasan financial,
yaitu kecerdasan dalam mengelola dan bertanggung jawab terhadap
keuangan pribadinya agar tidak menyebabkan ketidakseimbangan antara
pendapatan dan pengeluaran dimana nantinya juga akan berdampak pada
tingkat kesejahteraan hidup individu tersebut. Individu membutuhkan

1
pengetahuan dan skill agar dapat menggunakan uangnya secara efektif agar
memberikan manfaat yang maksimal bagi dirinya. Hilgert, Hogarth,
berpendapat bahwa pengelolaan keuangan (money management) adalah
kombinasi dari kecerdasan seseorang untuk menyadari, menganalisis,
mengendalikan, mengkomunikasikan keuangan pribadi terhadap kesejahteraan
keuangan.
Pentingnya penyusunan skala prioritas kebutuhan tentunya untuk
menghindari perilaku konsumsi yang tidak rasional (perilaku konsumtif) dan juga
harus memperhatikan kemampuan keuangan yang dimiliki. Oleh karena itu,
untuk membuat keputusan ekonomi yang tepat dalam berkonsumsi dan terhindar
dari gaya hidup tinggi (mewah) tentunya dibutuhkan pengetahuan tentang literasi
keuangan (financial literacy). Menurut Danes dan Hira serta Chen dan Volp
mengartikan literasi keuangan sebagai pengetahuan untuk mengelola keuangan
(financial literacy is money management knowledge). Literasi keuangan yang
baik akan membuat seseorang mempertimbangkan keputusan dalam
menggunakan uangnya.
Harta diasumsikan menjadi posisi sentral dalam kehidupan
seseorang, dan merupakan sumber kepuasan dan ketidakpuasan. Menurut
Richins dan Dawson, hal tersebut erat kaitannya dengan materialisme yang
diartikan sebagai sekumpulan keyakinan tentang pentingnya kepemilikan di
dalam kehidupan seseorang. Keyakinan tersebut merupakan manifestasi dari
tingkat dimana kepemilikan materi merupakan sumber utama dari kepuasan
dan ketidakpuasan seseorang dalam hidupnya. Salah satu kecerdasan yang
harus dimiliki oleh manusia modern adalah kecerdasan keuangan yaitu
kecerdasan dalam mengelola aset pribadi, khususnya dalam pengelolaan aset
keuangan pribadi. Gitman (dalam Khrisna, 2010) menyatakan bahwa secara
umum manajemen keuangan didefenisikan sebagai proses perencanaan,
analisa dan pengendalian kegiatan keuangan. Salah satu bentuk aplikasi dari
manajemen keuangan adalah manajemen keuangan pribadi (personal finance)
yaitu proses perencanaan dan pengendalian keuangan dari unit individu atau
keluarga.
Pengetahuan dan pemahaman tentang keuangan pribadi dibutuhkan
individu agar dapat membuat keputusan yang benar dalam keuangan, sehingga
mutlak diperlukan setiap orang dapat secara optimal menggunakan instrumen

2
instrumen serta produk-produk keuangan yang tepat. Kurangnya pengetahuan
mengenai literasi keuangan menjadi masalah serius dan menjadi tantangan
besar bagi masyarakat khususnya pada masyarakat bugis. Edukasi financial
adalah proses panjang yang memacu individu untuk memiliki rencana keuangan
di masa depan demi mendapatkan kesejahteraan sesuai dengan pola dan gaya
hidup yang dijalani.
Masyarakat modern sekarang ini khususnya masyarakat suku bugis lebih
memandang kepemilikan akan suatu materi atau produk menjadi tolak ukur yang
penting dalam mengukur kesuksesan dan kebahagiaan seseorang. Aspek-aspek
kepemilikan yang penting misalnya; utilitas, penampilan, finansial dan
kemampuan menonjolkan status, kesuksesan, dan gengsi menjadi hal yang
diprioritaskan. Salah satu aspek kepemilikan yang penting adalah berupa
penampilan. Penampilan yang baik dapat didukung oleh aksesoris yang melekat
pada tubuh seseorang, seperti pakaian, sepatu, tas, dan perhiasan. Pakaian
digunakan untuk mengekspresikan diri seseorang. Sehingga hal tersebutlah
yang sering membuat setiap individu untuk memaksakan diri dalam memenuhi
semua keinginan tersebut dan pada akhirnya mengharuskan diri untuk
melakukan pinjaman atau berutang. Maka dari itu pentingnya literasi keuangan
dalam kehudupan sehari-hari agar setiap individu ataupun kelompok mampu
mengatur keuangan ataupun pengeluaran dengan membedakan mana yang
termasuk kebutuhan dan mana yang termasuk keinginan dan kapan harus
memenuhinya.
Adapun penelitian yang sama terkait peran literasi keuangan yaitu
penelitian yang dilakukan oleh (Novi Rachmawati dan Ita Nuryana 2020). Hasil
penelitian menjelaskan bahwa terdapat pengaruh positif sikap keuangan
terhadap perilaku pengelolaan keuangan melalui literasi keuangan. Dan
penelitian yang dilakukan oleh (Amanita Novi Yushita 2017) mengatakan bahwa
masih terjadi tingkat literasi keuangan yang begitu rendah dimana merupakan
problem yang cukup serius mengingat literasi keuangan berpengaruh positif
terhadap inklusi dan perilaku keuangan. Perbedaan mendasar penelitian ini dan
penelitian sebelumnya terletak pada pendekatan dan fokus penelitian yang
digunakanan. Untuk perbedaan secara garis besarnya akan dibahas pada
review literatur. Meskipun penelitian hanya menggunakan pendekatan studi
literatur namun penelitian ini menguraikan secara jelas adanya peranan penting

3
literatur keuangan dalam membangun kecerdasan finansial khusnya pada
masyarakat muslim bugis.

LITERATUR REVIEW
Adapun literatur beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan
pembahasan penelitian :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Novi Rachmawati dan Ita Nuryana yang
berjudul “Peran Literasi Keuangan dalam Memediasi Pengaruh Sikap
Keuangan, dan Teman Sebaya terhadap Perilaku Pengelolaan Keuangan”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh sikap keuangan, teman sebaya, dan literasi keuangan terhadap
perilaku pengelolaan keuangan baik secara langsung maupun melalui literasi
keuangan sebagai variabel mediasi. Populasi penelitian ini adalah
mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Semarang angkatan
2016 sejumlah 327 mahasiswa dan sampel sejumlah 180 mahasiswa yang
dihitung berdasarkan rumus slovin dengan teknik proportional random
sampling. Metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner.
Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif, analisis jalur, dan uji
sobel. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) terdapat
pengaruh positif sikap keuangan, teman sebaya, dan literasi keuangan
terhadap perilaku pengelolaan keuangan (2) terdapat pengaruh positif sikap
keuangan dan teman sebaya terhadap literasi keuangan (3) terdapat
pengaruh positif sikap keuangan dan teman sebaya terhadap perilaku
pengelolaan keuangan melalui literasi keuangan. Saran yang diberikan yaitu
mahasiswa jurusan Pendidikan Ekonomi angkatan 2016 membuat skala
prioritas pada pengeluaran agar tercipta perilaku pengelolaan keuangan
yang baik.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Amanita Novi Yushita yang berjudul
“Pentingnya Literasi Keuangan Bagi Pengelolaan Keuangan Pribadi”. Literasi
keuangan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap orang agar terhindar dari
masalah keuangan. Kesulitan keuangan bukan hanya fungsi dari pendapatan
semata (rendahnya pendapatan), kesulitan keuangan juga dapat muncul jika
terjadi kesalahan dalam pengelolaan keuangan (miss-management) seperti
kesalahan penggunaan kredit, dan tidak adanya perencanaan keuangan.

4
Literasi keuangan (financial literacy) yang kian mendapatkan perhatian di
banyak negara maju kepada kita betapa pentingnya tingkat ‘melek’
keuangan. Di beberapa negara, literasi keuangan bahkan sudah
dicanangkan menjadi program nasional. Hasil riset secara umum
menunjukkan bahwa masih terjadi tingkat literasi keuangan yang rendah di
negara-negara maju dan terlebih lagi di negara-negara sedang berkembang
termasuk Indonesia. Kondisi ini merupakan problem yang cukup serius
mengingat literasi keuangan berpengaruh positif terhadap inklusi dan
perilaku keuangan.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Febri Aulia Artha dan Kartiko Adi Wibowo
yang berjudul "Pengaruh Literasi Keuangan, Perencanaan Keuangan, dan
Sikap Keuangan Terhadap Pengelolaan Keuangan Pribadi”. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh literasi keuangan, perencanaan
keuangan, dan sikap keuangan secara parsial dan simultan terhadap
pengelolaan keuangan pribadi. Populasi penelitian adalah mahasiswa reguler
S1 Manajemen Universitas Muhammadiyah Semarang tahun pelajaran
2021/2022. Penelitian ini menggunakan metode stratifikasi sampling untuk
menentukan jumlah sampel yang terdiri dari 101 responden. Hasil analisis
regresi linear berganda menunjukkan bahwa seluruh variabel independen
(literasi keuangan, perencanaan keuangan, dan sikap keuangan) secara
parsial dan simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap pengelolaan
keuangan pribadi.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Dena Adella yang berjudul “Peran Financial
Literacy dan Financial Technology (FinTech) Dalam Membantu
Perekonomian UMKM di Desa Bandar Khalipah”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui peranan literasi keuangan dan Financial Technology
(FinTech) dalam meningkatkan perekonomian Usaha Mikro, Kecil &
Menengah (UMKM) di Desa Bandar Khalipah. Dalam penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dan dengan jenis penulisan yang digunakan
yaitu deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah 40 pelaku Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM) di Desa Bandar Khalipah. Dalam penelitian ini,
teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Financial Literacy dan Financial Technology dapat
meningkatkan perekonomian pelaku UMKM di Desa Bandar Khalipah.

5
Financial Literacy dan Financial Technology memudahkan UMKM dalam
menjalankan usahanya terutama di dalam kegiatan transaksi penjualan.
Pelaku UMKM menyadari bahwa pengetahuan tentang fungsi, manfaat dan
kegunaan fintech apabila digunakan dalam melakukan transaksi, dapat
mempermudah dan mempercepat proses transaksi dalam menjalankan
Usaha Mikro Kecil & Menengah (UMKM).
Dari keempat penelitian diatas dapat disimpulkan mengenai inti
penelitian tersebut, ditemukan titik persamaan dan perbedaan terhadap
penelitian yang dilakukan. persamaannya adalah sama-sama menganalisis
mengenai literasi keuangan. Adapun perbedaannya dapat dilihat dari
pendekatan yang digunakan, penelitian ini lebih berfokus pada masyarakat
muslim bugis dan sumber utama pengumpulan datanya menggunakan studi
literatur dan menghubungkan dengan fenomena sosial yang terjadi saat ini.
Maka dengan demikian, berdasarkan hasil penelusuran beberapa penelitian
diatas, terdapat perbedaan yang signifikan sehingga memungkinkan untuk
dilakukan penelitian ini untuk lebih mengetahui peran literasi keuangan
dalam membangun kecerdasan finansial masyarakat muslim bugis.

METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kepustakaan atau studi
literatur (library research) dimana peneliti mengandalkan berbagai literatur untuk
memperoleh data penelitian dan menggunakan pendekatan kualitatif karena data
yang dihasilkan berupa kata atau deskripsi. Penelitian kepustakaan atau
penelitian literatur adalah penelitian yang tempat kajiannya adalah pustaka atau
literatur. Pada penelitian ini, penelitian dilakukan dengan memanfaatkan kajian-
kajian yang mana serupa atau berhubungan. Setelah mengumpulkan berbagai
literatur yang berhubungan dengan kajian yang diteliti, peneliti menghubungkan
dengan fenomena atau gejala sosial yang terjadi saat ini kemudian obyek
penelitian tersebut digali melalui beragam informasi kepustakaan baik itu dari
buku, jurnal alamiah, data digital, dokumen dan sebagainya guna menganalisa
peran literasi keuangan dalam membangun kecerdasan finansial pada
masyarakat muslim bugis.

PEMBAHASAN
1. Literasi Keuangan

6
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), literasi keuangan lebih pada
sebuah rangkaian proses atau aktivitas mengelola informasi ekonomi
menjadi sebuah pengetahuan, keyakinan, penilaian, dan juga keterampilan
keuangan, sehingga masyakarat mampu mengelolah keuangan dengan baik.
Selain itu, literasi keuangan juga dimaksudkan untuk dapat merubahan
perilaku keuangan dalam membuat perencanaan keuangan dan keputusan
keuangan yang lebih optimal dan efektif. Definisi komprehensif literasi
keuangan lainnya juga dikonsepkan oleh jaringan Internasional OECD
(Organization for Economic Cooperation and Development) sebagai
kombinasi dari kesadaran finansial, pengetahuan, pemahaman,
penganalisaan, keterampilan, pengelolaan, sikap, dan perilaku keuangan
yang diperlukan untuk membuat keputusan dan pengambilan tindakan
keuangan yang tepat dan efektif untuk mencapai kesejahteraan finansial.
Hal ini membuktikan bahwa literasi keuangan menjadi sebuah faktor
penting yang diperlukan dalam menghadapi permasalahan keuangan serta
membantu individu membuat pilihan, keputusan, dan tindakan keuangan
yang tepat berdasarkan informasi yang didapat. Jika dijabarkan lagi, literasi
keuangan menjadi sebuah jendela pengetahuan yang mampu membuat
seseorang mengetahui apa, dimana, mengapa, kapan, dan bagaimana
seharusnya mengelola pengetahuan menjadi informasi ekonomi dan
keuangan dalam mendayagunakan sumber keuangan serta
mengimplementasikannya dalam menentukan sumber pembelanjaan,
mengelola keuangan, mengelola risiko, mengelola aset, dan mempersiapkan
keuangan untuk masa pensiun.
Literasi keuangan dalam bentuk pemahaman terhadap semua aspek
keuangan pribadi bukan ditujukan untuk mempersulit atau mengekang orang
dalam menikmati hidup, tetapi justru dengan literasi keuangan, masyarakat
dapat menikmati hidup dengan mendayagunakan sumber daya keuangannya
dengan tepat dalam rangka mencapai tujuan keuangan pribadinya. Literasi
keuangan merupakan suatu keharusan bagi setiap seseorang agar terhindar
dari masalah keuangan karena seseorang seringkali dihadapkan pada trade
off yaitu situasi dimana seseorang harus mengorbankan salah satu
kepentingannya demi kepentingan lainnya.

7
Cakupan literasi keuangan pada dasarnya bukan hanya mengacu
pada pengetahuan keuangan saja, tetapi juga tidak bisa terlepas dari faktor-
faktor yang saling berhubungan, seperti; sikap keuangan, keterampilan,
persepsi, sampai perilaku. Dengan demikian, dimensi literasi keuangan itu
sangat identik dengan pengelolaan pengetahuan atau informasi ekonomi
yang akan membentuk sebuah sikap dan perilaku keuangan. dimensi literasi
keuangan harus mencakup tiga dimensi yang komprehensif yaitu;
pengetahuan keuangan, sikap keuangan, dan perilaku keuangan.
a. Pengetahuan keuangan (Financial knowledge) adalah penguasaan ilmu
dan pengalaman yang diperoleh dari pendidikan formal maupun non-
formal yang erat kaitannya dengan konteks keuangan. Pengetahuan
keuangan merupakan dimensi pokok dalam literasi keuangan. Tentu,
orang yang melek keuangan akan memiliki pengetahuan dasar dan
pemahaman yang luas tentang konsep ekonomi khususnya konteks
keuangan.
b. Perilaku keuangan (Financial behavior) adalah sebuah pandangan
individu dan psikologi individu tentang uang itu sendiri untuk dapat
mempengaruhi kesejahteraan finansialnya yang didapat dari
pengambilan keputusan keuangan dalam pemenuhan kebutuhan
hidupnya. Pada dasarnya, perilaku sendiri sangat erat kaitannya dengan
keterlibatan emosi, sifat, kesukaan, serta keinginan yang melekat pada
diri seseorang sebagai makhluk sosial.
c. Sikap (Attitude) berarti kecenderungan untuk berperilaku tertentu
terhadap suatu objek yang berasal dari keyakinan ekonomi dan non-
ekonomi, keyakinan baik buruknya objek, serta keyakinan untuk
mempertahankan atau meninggalkan. Maka jika dihubungan dengan
objek keuangan, sikap keuangan cenderung pada pengekspresian
seseorang tentang manajemen keuangan dengan tingkatan kesepakatan
dan ketidaksepakatannya terhadap keputusan keuangan jangka pendek
maupun panjang.
2. Kecerdasan keuangan
Salah satu kecerdasan yang harus dimiliki oleh manusia modern
adalah kecerdasan keuangan, yaitu kecerdasan dalam mengelola aset
keuangan pribadi. Memiliki pengetahuan dan melakukan perencanaan

8
keuangan merupakan proses mencapai tujuan hidup yakni masa depan yang
sejahtera dan bahagia lewat penataan keuangan. Financial Literacy atau
literasi keuangan lebih dikenal dengan pengetahuan dalam pengaturan
keuangan adalah salah satu perilaku ekonomi yang berkembang di
masyarakat dengan sadar ataupun tidak sadar telah dijalani selama
bertahun-tahun.
Ada 5 jenis kecerdasan keuangan yang harus diketahui untuk membuat
keuangan terkendali, yaitu:
a. Kecerdasan menghasilkan uang
ini adalah kecerdasan tentang bagaimana seseorang bisa mendapatkan
penghasilan dari aset pasif maupun aktif, untuk memenuhi semua
kebutuhan.
b. Kecerdasan mengalokasikan uang
kecerdasan bagaimana seseorang mengalokasikan penghasilanya,
intinya bagaimana kita bisa menunda kesenangan saat ini untuk
kebutuhan yang akan datang.
c. Kecerdasan mengembangkan uang
kecerdasan ini berhubungan tentang bagaimana seseorang bisa
mengembangkan investasinya, supaya tujuannya terpenuhi. Ada 2 jenis
aset, aset aktif dan aset pasif.
d. Kecerdasan melindungi investasi
ini adalah kecerdasan yang berhubungan cara seseorang melindungi
investasinya supaya tidak hilang. Contohnya asuransi kesehatan,
asuransi jiwa dan lain sebagainya.
e. Kecerdasan mencari informasi
kecerdasan ini berkaitan dengan bagaimana seseorang mendapatkan
informasi untuk memenuhi kebutuhan investasinya. Sebelum
menentukan investasi kita harus memililki ilmu yang cukup baik untuk
berinvestasi.
Individu yang memiliki kecerdasan finansial ini memiliki ciri-ciri khusus,
antara lain:
1) Mampu Membedakan Hak dan Kewajiban Keuangan Tanda pertama
adalah mampu dalam membedakan hak dan kewajiban terkait finansial.
Hak merupakan sesuatu yang harus didapatkan, seperti gaji dari profesi

9
yang dijalankan, sedangkan kewajiban yaitu hal yang harus ditunaikan,
contohnya membayar tagihan penggunaan listrik.
2) Mampu Membuat Keputusan Keuangan Sendiri Manusia cerdas finansial
memiliki kemampuan untuk membuat keputusan terkait keuangannya, jeli
dalam melihat peluang dan membuat kalkulasi sehingga tidak sekadar
mengikuti tren dalam memanfaatkan uang yang dimiliki.
3) Berutang untuk Produktif, Bukan Konsumtif Seseorang yang memiliki
intelektualitas dalam hal finansial tidak akan takut berutang. Hal
penggunaannya bukan untuk kebutuhan konsumtif, tetapi produktif yaitu
memiliki potensi menghasilkan profit yang besar. Mengajukan pinjaman
atau berutang pinjaman karena yakin dapat mengembalikan pokok
maupun bunga sambil tetap menghasilkan keuntungan.
3. Harta dalam pandangan islam
Islam mengakui bahwa eksistensi harta sangat penting untuk
mendukung penyempurnaan hidup manusia, mempermudah pemenuhan
kebutuhan di dunia dan pelaksanaan ibadah baik yang ritual ataupun sosial,
bahkan jihad salah satunya harus dengan harta. Harta merupakan karunia
Allah Swt untuk umat manusia. Oleh sebab itu, Islam melalui al-Quran dan
hadîts memberikan tuntunan tentang harta, agar manusia bisa memosisikan
harta dengan benar untuk meraih keselamatan dan kebahagiaan di dunia
dan akhirat sebagaimana tujuan aktivitas ekonomi Islam.
Islam memandang keinginan manusia untuk memperoleh, memiliki,
dan memanfaatkan harta sebagai sesuatu yang wajar dan normal karena
harta diperoleh, dimiliki, dan dimanfaatkan manusia untuk memenuhi hajat
hidupnya, baik bersifat materi maupun non-materi. Namun, keinginan dan
motivasi tersebut tetap memiliki batasan-batasan yang telah digariskan oleh
Allah Swt yang diungkapkan dalam alQuran yang memaknai harta dan
mendudukkan pada posisi sebenarnya. Di dalam alQuran dijelaskan bahwa
pemilik harta secara mutlak adalah Allah Swt. Harta diberikan kepada
hamba-Nya sebagai amanat yang harus dipegang dengan baik, sebagai
perhiasan yang menambah kebahagiaan dalam hidup, sebagai ujian
keimanan, dan sebagai bekal ibadah. Dalam al-Quran, kedudukan dan
implikasi harta digambarkan sebagai berikut :

10
a. Pemilik mutlak harta adalah Allah Swt, sedangkan kepemilikan manusia
terhadap harta bersifat relatif
b. Harta adalah amanah Allah Swt
c. Harta sebagai bekal ibadah saat di dunia
d. Harta sebagai perhiasan
e. Harta sebagai ujian keimanan
dapat disimpulkan bahwa posisi manusia atas harta kekayaan adalah
sebagai khalifah Allah Swt yang bertugas untuk mewujudkan kemakmuran
dan kesejahteraan dalam hidup dan kehidupan serta tugas pengabdian
dalam arti luas. cerdas secara finansial akan terlihat dari perilakunya yang
menempatkan posisi harta sebagai perantara dan alat yang diberikan oleh
Allah Swt untuk menjalankan tugasnya sebagai khalifah di bumi. Seorang
yang cerdas finansial akan mengelola harta yang diperolehnya dengan
sebaik-baiknya sesuai syariatnya karena keyakinan yang tinggi bahwa harta
tersebut suatu saat akan diminta pertanggungjawabannya yang berdampak
pada diri individu di akhirat kelak.
kedudukan harta bagi seseorang yang memiliki kecerdasan finansial
adalah sebagai penopang hidup, perhiasan dan amanah. Ketiga kedudukan
harta tersebut saling terkait dan beririsan antara satu dengan lainnya,
sehingga hal ini menggambarkan relasi yang sangat erat dari kedudukan
harta tersebut untuk digunakan oleh manusia
4. Peran Literasi keuangan Pada Masyarakat Muslim Bugis
Suku Bugis, merupakan salah satu kelompok etnis utama Sulawesi
Selatan di Indonesia. Menurut Said (2004), suku Bugis merupakan penduduk
terbesar yang mendominasi dalam jumlah serta area yang luas di mana
mereka tinggal. Hal ini menjadikan suku ini menjadi etnis yang paling
berpengaruh berkaitan dengan kegiatan ekonomi di daerah. Sementara itu
menurut Badan Pusat Statistik, Suku Bugis merupakan suku terbesar di
Indonesia Timur dan merupakan suku terbesar ke-7 di Indonesia. Orang
Bugis dikenal memiliki motivasi yang baik dalam untuk menjalankan dan
memperkenalkan kehidupan yang lebih baik. Keadaan ini didukung oleh
suburnya tanah mereka, memungkinkan mereka untuk mengembangkan
peran penting mewarnai kegiatan lokal.

11
Masyarakat Bugis dikenal dengan bangsa pedagang (padangkang).
Cukup banyak profesi wirausaha dalam berbagai bidang. Disamping aktivitas
pedagang (padangkang), masyarakat Bugis Makassar menekuni peran
sebagai pappalele (distributor) dan pabbalu-balu (penjual). Pekerjaan
sebagai padangkang, pabbalu-balu atau pappalele tersebut, mulai dari
menyediakan bahan makanan hasil pertaniaan hingga industri, baik yang
dikelola untuk kelompok tertentu, pasar, konveksi, hingga perlengkapan
rumah tangga. Dengan mayoritas masyarakat bugis yang banyak tertarik
dalam dunia bisnis maka harus ada pengelolaan keuangan yang baik untuk
terus mempertahankan usaha yang dimiliki mulai dari manajemen resiko
sampai dengan dengan pengelolaan anggaran.
Saat ini seiring dengan perkembangan zaman yang banyak
memunculkan hal baru mendorong perilaku masyarakat khususnya pada
masyarakat bugis menjadi sangat konsumtif. Banyak hal yang sebenarnya
bukan termasuk kebutuhan utama, menjadi suatu kebutuhan yang harus
dipenuhi. Tantangan besar bagi para individu, khususnya bagi mereka yang
sudah berkeluarga, adalah untuk dapat mengendalikan pengeluaran pada
zaman konsumtif seperti kondisi saat ini. Kebiasaan untuk mengatur
pengeluaran sangat berpengaruh terhadap neraca keuangan setiap individu
maupun rumah tangga. Oleh karena itu Pengelolaan keuangan yang
terstruktur memiliki peran yang sangat penting di dalam mengelola
keuangan. Hal ini tidak hanya dikaitkan dengan mengelola keuangan dari sisi
bisnis saja namun juga pengelolaan keuangan keluarga. Pengelolaan
keuangan keluarga berkaitan dengan pengelolaan uang, yang umumnya
mencakup perencanaan keuangan, manajemen arus kas, manajemen
pendapatan dan pinjaman, serta manajemen investasi.

KESIMPULAN
Literasi keuangan merupakan pengetahuan keuangan dan kemampuan
untuk mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari dengan tujuan mencapai
kesejahteraan. Dimensi literasi keuangan itu sangat identik dengan pengelolaan
pengetahuan atau informasi ekonomi yang akan membentuk sebuah sikap dan
perilaku keuangan. dimensi literasi keuangan harus mencakup tiga dimensi yang

12
komprehensif yaitu; pengetahuan keuangan, sikap keuangan, dan perilaku
keuangan.
Salah satu kecerdasan yang harus dimiliki oleh manusia modern adalah
kecerdasan keuangan, yaitu kecerdasan dalam mengelola aset keuangan
pribadi. Memiliki pengetahuan dan melakukan perencanaan keuangan
merupakan proses mencapai tujuan hidup yakni masa depan yang sejahtera dan
bahagia lewat penataan keuangan. Ada 5 jenis kecerdasan keuangan yang
harus diketahui untuk membuat keuangan terkendali, yaitu: Kecerdasan
menghasilkan uang, Kecerdasan mengalokasikan uang, Kecerdasan
mengembangkan uang, Kecerdasan melindungi investasi, dan Kecerdasan
mencari informasi.
Islam memandang keinginan manusia untuk memperoleh, memiliki, dan
memanfaatkan harta sebagai sesuatu yang wajar dan normal karena harta
diperoleh, dimiliki, dan dimanfaatkan manusia untuk memenuhi hajat hidupnya,
baik bersifat materi maupun non-materi. Namun, keinginan dan motivasi tersebut
tetap memiliki batasan-batasan yang telah digariskan oleh Allah Swt yang
diungkapkan dalam alQuran yang memaknai harta dan mendudukkan pada
posisi sebenarnya. kedudukan harta bagi seseorang yang memiliki kecerdasan
finansial adalah sebagai penopang hidup, perhiasan dan amanah. Ketiga
kedudukan harta tersebut saling terkait dan beririsan antara satu dengan lainnya,
sehingga hal ini menggambarkan relasi yang sangat erat dari kedudukan harta
tersebut untuk digunakan oleh manusia.
Masyarakat Bugis dikenal dengan bangsa pedagang (padangkang).
Cukup banyak profesi wirausaha dalam berbagai bidang. Dengan mayoritas
masyarakat bugis yang banyak tertarik dalam dunia bisnis maka harus ada
pengelolaan keuangan yang baik untuk terus mempertahankan usaha yang
dimiliki mulai dari manajemen resiko sampai dengan dengan pengelolaan
anggaran. Selain itu, Tantangan besar bagi para individu, khususnya bagi
mereka yang sudah berkeluarga, adalah untuk dapat mengendalikan
pengeluaran pada zaman konsumtif seperti kondisi saat ini. Kebiasaan untuk
mengatur pengeluaran sangat berpengaruh terhadap neraca keuangan setiap
individu maupun rumah tangga. Oleh karena itu Pengelolaan keuangan yang
terstruktur memiliki peran yang sangat penting di dalam mengelolah keuangan.

13
DAFTAR PUSTAKA
Anugrah, Rizky. “Pengaruh Literasi Keuangan dan Sikap Keuangan terhadap
Perilaku Pengelolaan keuangan Masyarakat dengan Niat sebagai
Variabel Intervening. Skripsi, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam, UIN Alauddin Makassar, Makassar 2018.

Asnaini dan Riki Aprianto, “Kedudukan Harta dan Implikasinya dalam Perspektif
Al-Qur’an dan Hadîts,” dalam Jurnal al-Intaj, Vol.5 No.1 Tahun 2019.

Aulia Artha, Febri, Kartiko Adi Wibowo. "Pengaruh Literasi Keuangan,


Perencanaan Keuangan, dan Sikap Keuangan Terhadap Pengelolaan
Keuangan Pribadi”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 19, No. 1, 2023.

Fauziah Yahya, Andi. “Memaknai Intensi Kewirausahaan Pada Mahasiswa di


Kota Makassar”. Jurna Ilmiah Manajemen Bisnis,Vol.8,No.3, Desember
2021.

Imawati, Indah. Pengaruh Financial Literacy Terhadap Perilaku Konsumtif


Remaja Pada Program IPS SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran
2012/2013

Indrajati Widjaja, Djeni. “Kecerdasan Keuangan Untuk Generasi Z–Siswa/I PA


Keluarga Kasih di Jakarta Timur”. Jurnal Ilmiah, 2 Desember 2021.

Muslima. “Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kecerdasan Finansial Anak”. Jurnal
Ilmiah, Vol. 1, No. 1, Maret 2015.

Nababan, Darman & Sadalia, Isfenti. 2012. Analisis Personal Financial Literacy
dan Financial Behavior Mahasiswa Strata I Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara. (Online), (http://jurnal.usu.ac.id), diakses 20 Februari
2016.

Novi Yushita, Amanita. “Pentingnya Literasi Keuangan Bagi Pengelolaan


Keuangan Pribadi”. Jurnal Nominal, Vol.6, No.1, 2017.

Rachmawati, Novi, Ita Nuryana. “Peran Literasi Keuangan dalam Memediasi


Pengaruh Sikap Keuangan”. Journal Unnes, 2020.

Silmi al- Anshor, Dien. “PENGELOLAAN KEUANGAN KELUARGA DALAM


PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM: PERAN LITERASI KEUANGAN DAN
KETERAMPILAN IBU RUMAH TANGGA”. Tesis, Program Studi Ilmu
Agama, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta 2022.

Tomi Arganata, Lutf. “Pengaruh niat berperilaku, kecerdasan spiritual dan literasi
keuangan terhadap pengelolaan keuangan keluarga”. Journal of
Business and Banking, Volume 9 Number 1 Mei - Oktober 2019.

14

Anda mungkin juga menyukai