Anda di halaman 1dari 8

Nama : Fadhly Rizqiyansyah

NPM : 2204108010007
Program Studi : Teknik Pertambangan
Mata Kuliah : Praktikum Geologi Struktur

RESUME GEOLOGI
STRUKTUR

A. GEOLOGI STRUKTUR
Geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari bentuk struktur kerak bumi
beserta gejala-gejala geologi yang menyebabkan terjadinya perubahan- perubahan
bentuk (deformasi) pada batuan.
Berdasarkan proses terjadinya, struktur geologi dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1. Struktur Primer
Struktur primer adalah struktur yang berbentuk bersamaan dengan saat
pembentukan batuannya. Misalnya struktur sedimen pada batuan sedimen, struktur
aliran pada batuan beku dan struktur foliasi pada batuan metamorf. Contoh: kekar
kolom, struktur sedimen, dan foliasi.
• Kekar Kolom
Kekar kolom adalah hasil bentukan pendinginan aliran lava atau intrusi
dangkal magma. Menurut Spry (1962), kolom-kolom ini terbentuk akibat
tekanan saat lava mendingin. Pada saat pendinginan ini, lava berkontraksi,
membentuk rekahan. Sekali rekahan ini terbentuk, rekahan ini berkembang.
Dan pertumbuhan rekahan ini tegak lurus dengan arah aliran.
• Struktur Sedimen
Struktur sedimen merupakan penampakan dari perlapisan normal
termasuk penampakan kofigurasi perlapisan dan/atau juga modifikasi dari
perlapisan yang disebabkan proses baik selama pengendapan berlangsung
maupun setelah pengendapan berhenti. Struktur sedimen menurut Otto
(1938), adalah suatu perlapisan tunggal dimana satuan sedimentasi yang
diendapkan pada kondisi fisik yang tetap konstan.
• Foliasi
Foliasi disebabkan oleh gaya geser (tekanan yang mendorong bagian -
bagian berbeda dari batuan dari berbagai arah), atau tekanan diferensial.
Lapisan - lapisan tersebut berbentuk sejajar dengan arah gaya geser, atau
tegak lurus arah tekanan terbesar. batuan mengalami foliasi. seperti
metamorfisme prograde pada batulumpur, batusabak, filit, sekis, dan gneis

2. Struktur Sekunder
Struktur sekunder adalah struktur yang terjadi setelah saat pembentukan
batuan terutama akibat adanya tegasan eksternal yang bekerja selama ataupun
setelah pembentukan batuan. Contoh: kekar, lipatan, dan sesar.
• Struktur Lipatan
Lipatan adalah hasil perubahan bentuk atau volume dari suatu bahan
yang ditunjukkan sebagai lengkungan atau kumpulan dari lengkungan pada
unsur garis atau bidang didalam bahan tersebut. Klasifikasi Lipatan:
❖ Berdasarkan Unsur Geometri: Simetrical Fold atau Upright Fold,
Asimetrical Fold, Inclined Fold atau Over Fold, dan Recumbent Fold
❖ Berdasarkan Bentuknya: Concentric Fold, Similar Fold, Chevron Fold,
Isoclinal Fold, Box Fold, dan Kink Fold
Anticline adalah lipatan dengan batuan tertua pada “core” suatu lipatan.
Sedangkan Syncline adalah suatu lipatan dengan batuan termuda pada core
suatu lipatan.
• Kekar (Joint)
Kekar adalah bagian permukaan atau bidang yang memisahkan batuan,
dan sepanjang bidang tersebut belum terjadi pergeseran. Kekar adalah suatu
fracture (retakan pada batuan) yang relatif tidak mengalami pergeseran pada
bidang rekahnya, yang disebabkan oleh gejala tektonik maupun non tektonik
(Ragan, 1973). Kekar adalah struktur retakan/rekahan terbentuk pada batuan
akibat suatu gaya yang bekerja pada batuan tersebut dan belum mengalami
pergeseran.
• Sesar
Patahan atau sesar (fault) adalah satu bentuk rekahan pada lapisan
batuan bumi yg menyebabkan satu blok batuan bergerak relatif terhadap blok
yang lain. Pergerakannya bisa relatif turun, relatif naik, ataupun bergerak
relatif mendatar terhadap blok yg lain (Billings,1954:124). Sesar (fault)
merupakan bidang rekahan atau zona rekahan pada batuan yang sudah
mengalami pergeseran (Williams, 2004). Sesar (fault) merupakan bidang
rekahan atau zona rekahan pada batuan yang sudah mengalami pergeseran
(Williams, 2004).
• Bidang Perlapisan
Bidang perlapisan hanya ditemukan pada batuan sedimen, yaitu suatu
bidang yang memisahkan antara suatu jenis batuan tertentu dengan batuan
lain yang diendapkan kemudian, misalnya batas antara lapisan batupasir
dengan batugamping, atau batas lapisan batupasir yang satu dengan batupasir
lainnya yang dapat dibedakan. Biasanya batuan sedimen terdiri dari banyak
sekali lapisan-lapisan yang berurutan dari tua ke muda, sehingga banyak pula
bidang perlapisannya. Bidang perlapisan tersebut merupakan bagian yang
lemah dibandingkan dengan kekuatan batuan sedimennya, karena itu dalam
analisis kemantapan posisinya menjadi sangat penting.

B. TEGASAN (STRESS) DAN REGANGAN (STRAIN)


Proses Deformasi disebabkan oleh gaya atau tekanan yang bekerja pada
materi tersebut. Tekanan merupakan gaya yang diberikan atau dikenakan pada
suatu medan atau area. Tekanan terbagi menjadi tekanan seragam (uniform stress),
dan tekanan diferensial.

• Tegasan (Stress)
Tegasan adalah gaya yang bekerja pada suatu luasan permukaan dari suatu
benda atau suatu kondisi yang terjadi pada batuan sebagai respon dari gaya-gaya
yang berasal dari luar. Gaya merupakan suatu vektor yang dapat merubah gerak dan
arah pergerakan suatu benda. Ada dua bentuk stress yaitu:
❖ Stress uniform: akan menekan dengan besaran yang sama dari segala arah
❖ Stress diferensial: menekan tidak dari semua jurusan dengan besaran yang
sama
Terdapat 3 jenis stress yaitu terdiri dari:
❖ Compression
Dihasilkan akibat gaya eksternal yang saling berhadapan dan keduanya saling
menekan batuan. Batuan akan mengalami pemendekan (shortening).
❖ Tension
Dihasilkan akibat gaya eksternal yang saling berhadapan dan keduanya saling
menjauhi batuan. Batuan akan mengalami pemanjangan.
❖ Shear
Dihasilkan akibat gaya eksternal yang bekerja saling sejajar namunberlawanan
arah batuan akan mengalami pergeseran antar perlapisan.

• Regangan (Strain)
Strain atau regangan merupakan keretakan pada batuan akibat tatanan
tektonik, atau dapat dikatakan juga batuan yang terkena stress yang mengalami
perengangan atau perubahan.

C. DEFORMASI BATUAN
Deformasi merupakan perubahan bentuk, dimensi dan posisi dari suatu
materi baik merupakan bagian dari alam ataupun buatan manusia dalam skala
waktu dan ruang. Deformasi batuan merupakan perubahan lapisan kerak bumi
yang diakibatkan adanya tegangan yang berasal dari gerakan tektonik. Hasil dari
proses deformasi batuan dikenal dengan nama struktur geologi.
Deformasi disebabkan oleh gaya atau tekanan yang bekerja pada materi
tersebut. Tekanan merupakan gaya yang diberikan atau dikenakan pada suatu
medan atau area. Tekanan terbagi menjadi tekanan seragam (uniform stress) yaitu
gaya yang bekerja pada suatu materi sama atau seragam di semua arah, dan tekanan
diferensial atau tekanan dengan gaya yang bekerja tidak sama di setiap arah.
Tekanan diferensial terbagi menjadi tensional stress, compressional stress, dan
shear stress.
1. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Deformasi
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya proses deformasi suatu
mineral/batuan adalah:
• Temperatur dan tekanan ke semua arah (Suhu)
Pada temperatur dan tekanan yang rendah akan lebih cepat terjadi patahan,
pada temperatur dan tekanan yang tinggi akan terjadi lenturan atau bahkan
lelehan. Makin tinggi suhu suatu benda padat semakin ductile sifatnya dan
ketegasannya makin berkurang.
• Kecepatan gerakan yang disebabkan oleh gaya (Waktu & Strain Rate)
Gerakan yang cepat dapat menyebabkan patahan, sedangkan gerakan yang
lambat dapat menimbulkan lenturan, tergantung dari bahan yang
bersangkutan dan dari keadaan-keadaan lain. Makin rendah strain rate
batuan, makin besar kecenderungan terjadinya deformasi ductile.
• Sifat material (Komposisi)
Yang bisa lebih rapuh atau lebih lentur. Jenis dan kandungan mineral dalam
batuan, beberapa mineral (seperti kuarsa, gamet, dan olivin) sangat brittle,
sedangkan yang lainnya (seperti mika, lempung, kalsit, dan gypsum) bersifat
ductile.

2. Tahap Deformasi
Ketika suatu batuan dikenakan tekanan dengan besar tertentu, maka batuan
itu akan mengalami tiga tahap deformasi, yaitu:
• Elastic deformation
Deformasi batuan yang bersifat sementara atau tidak permanen jadi ketika
tekanan yang diberikan pada batuan tersebut dihilangkan, maka bentuk
batuan tersebut akan kembali seperti semula.
• Ductile deformation
Tahapan deformasi setelah elastic limit dilampaui serta perubahan bentuk dan
volume batuan tidak kembali.
• Fracture deformation
Tahapan deformasi yang tejadi setelah batas atau limit elastic deformation
dan ductile deformation dilampaui.
D. PRINSIP DASAR MEKANIKA BATUAN
Prinsip dasar mekanika batuan yaitu tentang konsep:
• Gaya (force)
Gaya merupakan suatu vektor yang dapat merubah gerak dan arah pergerakan
suatu benda Gaya dapat bekerja secara seimbang terhadap suatu benda (seperti gaya
gravitasi dan elektromagnetik) atau bekerja hanya pada bagian tertentu dari suatu
benda (misalnya gaya-gaya yang bekerja di sepanjang suatu sesar di permukaan
bumi).

• Tekanan litostatik
Tekanan yang terjadi pada suatu benda yang berada di dalam air dikenal
sebagai tekanan hidrostatik. Tekanan hidrostatik yang dialami oleh suatu benda
yang berada didalam air adalah berbanding lurus dengan berat volume air yang
bergerak ke atas atau volume air yang dipindahkannya.

• Tegasan (stress forces)


Tegasan adalah gaya yang bekerja pada suatu luasan permukaan dari suatu
benda. Tegasan juga dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi yang terjadi pada
batuan sebagai respon dari gaya-gaya yang berasal dari luar.

• Gaya tarikan (tensional forces)


Tegasan (stress) dan tegasan tarik (strain stress) adalah gaya gaya yang
bekerja diseluruh tempat dimuka bumi. Salah satu jenis tegasan yang biasa kita
kenal adalah tegasan yang bersifat seragam (uniformstress) dan dikenal sebagai
tekanan (pressure).

E. UNCONFORMITY
Unconformity merupakan suatu bidang ketidakselarasan antar lapisan adalah
hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis batuan lainnya (batas atas atau
bawah) yang tidak kontinyu (tidak menerus), yang disebabkan oleh adanya
rumpang waktu pengendapan. Ketidakselarasan berhubungan dengan sedimentasi
antara satu lapisan batuan dengan batuan lain. Terdapat empat macam bidang
ketidakselarasan, yaitu:

1. Angular Unconformity (Ketidakselarasan sudut)


Ketidakselarasan sudut adalah ketidakselarasan yang kenampakannya
menunjukan suatu lapisan yang telah terlipatkan dan tererosi, kemudian di atas
lapisan tersebut diendapkan lapisan lain salah satu jenis ketidakselarasan yang
hubungan antara satu lapis batuan (sekelompok batuan) dengan satu batuan
lainnya (kelompok batuan lainnya), memiliki hubungan/kontak yang membentuk
sudut.
Ketidakselarasan menyudut atau angular unconformity adalah sebuah
perlapisan dimana batuan yang lebih tua yang telah miring terpotong oleh erosi dan
lapisan yang lebih muda diendapkan diatasnya
Urutannya adalah:
• subsidence dan pengendapan sedimen terjadi
• batuan terangkar dan terdeformasi atau terangkat
• erosi menghilangkan lapisan yang terangkat
• subsidence terjadi, laut menutupi tanah dan sedimen baru terbentuk di atas
lapisan sebelumnya.

2. Disconformity
Kenampakannya berupa suatu lapisan yang telah tererosi dan di atas bidang
erosi tersebut diendapkan lapisan lain adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang
hubungan antara lapisan batuan (sekelompok batuan) dengan lapisan batuan lainnya
(kelompok batuan lainnya) dibatasi oleh satu rumpang waktu tertentu (ditandai oleh
selang waktu dimana tidak terjadi pengendapan). Perlapisan ini juga terbentuk
karena erosi diantara dua lapisan sedimen, namun lapisan paling bawah dari
sedimen tidak miring sebelum terjadi deposisi pada sedimen lapisan atas. Urutan
terjadinya adalah sebagai berikut:
• subsidence dan sedimen mengalami deposisi
• terjadi uplift dan erosi
• subsidence baru dan deposisi terjadi
3. Paraconformity (Keselarasan semu)
Keselarasan semu menunjukkan suatu lapisan di atas dan di bawahnya yang
sejajar, dibidang ketidakselarasannya tidak terdapat tanda-tanda fisik untuk
membedakan bidang sentuh dua lapisan berbeda Untuk menentukan perbedaannya
harus dilakukan analisis Paleontologi (dengan memakai kisaranumur fosil).

4. Nonconformity
Merupakan ketidakselarasan yang yang terjadi dimana terdapat kontak jelas
antara batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.

Anda mungkin juga menyukai