Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Sylva Scienteae Vol. 03 No.

6 Desember 2020 ISSN 2622-8963 (media online)

PERSEPSI MASYARAKAT SEKITAR HUTAN KOTA


KELURAHAN ANGSAU DI KABUPATEN TANAH LAUT
Perception of the People Arround the Urban Forest
of Angsau Sub District in Tanah Laut Regency
Noorrinda Amelia, Gusti Syeransyah Rudy dan Setia Budi Peran
Program Studi Kehutanan
FakultasKehutananUniversitasLambungMangkurat
ABSTRACT. This This research aims to measure or calculate the level of perception of the
people arround about the existence of Urban Forest Pelaihari based on a gender perspective
and explain the factors that influence the level of people arround about the existence of
Pelaihari City Forest. The method used was interviews with respondents chosen by using the
Purpossive Random Sampling technique, in which there were family heads (KK) or
respondents, 81 men and 16 women. The results of the research conducted, obtained the level
of perception of men and women classified as moderate category with an average score of
15.28. The education and employment factors dominate the formation of a significant level of
perception of women, because women with higher levels of education tend to have better
perceptions.
Keywords: Urban forest; perception; people arround
ABSTRAK. Penelitan ini bertujuan mengukur atau menghitung besarnya tingkat persepsi
masyarakat sekitar tentang keberadaan Hutan Kota Pelaihari berdasarkan perspektif gender
dan menerangkan faktor apa saja yang berpengaruh terhadap besarnya tingkat persepsi
masyarakat tentang adanya Hutan Kota Pelaihari. Metode yang dilakukan yaitu wawancara dari
responden yang dipilih dengan teknik Purpossive Random Sampling, dimana terdapat kepala
keluarga (KK) atau responden ,81 orang resonden laki – laki dan 16 orang responden
perempuan. Hasil dari penelitian yang dilakukan, didapatkan besarnya tingkat persepsi
responden laki –laki dan responden perempuan tergolong kategori sedang dengan skor rata –
rata 15,28. Faktor pendidikan dan pekerjaan mendominasi pembentukan besarnya tingkat
persepsi perempuan secara signifikan, karena perempuan dengan tingkat pendidikannya lebih
tinggi condong mempunyai persepsi lebih baik.
Kata kunci: Hutan kota; persepsi; masyarakat
Penulis untuk korespondensi, surel: nooramelia273@gmail.com

PENDAHULUAN yang berubah akibat dari majunya semua


aspek pembangunan yang terjadi di kota-
kota besar. Laju perkembangan kota yang
Kota merupakan bagian dari kesatuan meningkat dipengaruhi oleh perkembangan
jaringan kehidupan manusia dengan teknologi semakin canggih dan
ditandai kepadatan penduduk yang ditinggi, bertambahnya jumlah penduduk.
diwarnai dengan strata sosial ekonomi Berkembangnya sarana dan prasarana
heterogen dan corak matrealistisnya. merupakan tanda berkembangnya fisik kota.
Menurut (Bintarto, 1997). Masyarakat yang Kebutuhan masyarakat kota dengan banyak
ada dikota sangat heterogen seperti agama, melibatkan sarana dan prasaranan
kebudayaan dan mata pencahariannya. membuat berkurangnya lahan bervegetasi
Sebagai tempat beraktivitasnya warga, yang dirubah menjadi tempat pertokoan,
ruang-ruang kota juga membentuk industri, perkantoran, tempat rekreasi dan
lingkungan secara alami. Keramaian kota lain sebagainya, menyebabkan menurunnya
bukan saja hanya dilihat dari banyaknya kestabilan ekosistem lingkungan perkotaan
penduduk dan padat nya aktivitas lalulintas (Dahlan 1992).
pada kota itu sendiri, melainkan juga karena Ketidakmampuan teknologi untuk
irama pertumbuhan kota itu sendiri. mengatasi berbagai masalah yang
Permasalahan lingkungan seperti ditimbulkan oleh pemusatan manusia dan
pertambahan penduduk yang diakibatkan berbagai aktivitasnya ini, kemudian
oleh aktivitas kota dan ekosistem udara menimbulkan berbagai krisis, yaitu krisis

1064
Amelia. N. et al. 2020. Persepsi Masyarakat Sekitar … (03): 1064 - 1071

pemukiman, krisis air bersih/air minum, maupun perempuan untuk mengetahui


krisis kesehatan, krisis limbah dan lain-lain. kebijakan partisipatif tepat sasaran. Telah
Dengan kata lain, karena berhubungan tersedianya data terpilah dapat mengetahui
dengan pemusatan manusia dan peran yang bisa dikerjakan baik laki-laki
aktivitasnya yang ada dalam ruang yang maupun perempuan (gender division of
terbatas dan kurun waktu relatif pendek, labor) pada masyarakat. Dasar untuk
maka frekuensi dan intensitas serta jenis melibatkan masyarakat laki-laki dan
pencemaran lingkungan semakin meningkat perempuan didalam pengelolaan Hutan
(Irwan, 2005). Kota Pelaihari yaitu persepsi yang baik dari
masyarakat terhadap Hutan Kota Pelaihari,
Berdasarkan “Peraturan Daerah Kota
sehingga mewujudkan kondisi Hutan Kota
Pelaihari Kabupaten Tanah Laut Nomor 177
Pelaihari kedepannya lebih baik lagi dan
Tahun 1996 tentang Pembentukan Tim
terwujudnya keadilan gender pada
Pelaksana Pengembangan Pengelolaan
pengelolaan hutan kota.
Hutan Kota Pelaihari dan Peraturan Daerah
Kota Pelaihari Kabupaten Tanah Laut Tujuan penelitian ini adalah mengukur
Nomor 509 Tahun 2010 Tentang Penujukan atau menghitung besarnya tingkat persepsi
Lokasi Hutan Kota Pelaihari”. Hutan Kota masyarakat sekitar tentang keberadaan
Pelaihari dengan luasan ± 7,89 Ha, selama Hutan Kota Pelaihari berdasarkan perspektif
ini mampu menjadi paru-paru kota, pengatur gender dan menerangkan faktor apa saja
lingkungan mikro dan pencipta ruang hidup yang berpengaruh terhadap besarnya
alami akan ada interaksi ilmiah yang terjadi. persepsi masyarakat tentang adanya Hutan
Kota Pelaihari.
Hutan Kota yang terletak di Kelurahan
Angsau, tepat di belakang Taman Orchid
Park Pelaihari mrmiliki suasana sejuk dan
rindang, karena ditanami beberapa jenis METODE PENELITIAN
pohon. Berdasarkan pantauan di lokasi
sejumlah fasilitas ada yang sudah rusak dan
tidak terawat, seperti toilet dan pos satpam Penelitian Persepsi dan Sikap serta
yang rusak karena sudah tidak digunakan, Partisipasi Masyarakat Sekitar terhadap
selain itu gazebo yang sudah tidak memadai Keberadaan Hutan Kota dilaksanakan di
untuk digunakan oleh pengunjung, gazebo Kelurahan Angsau, Kecamatan Pelaihari,
sangat berguna bagi pengunjung bukan Kab Tanah Laut. Waktu penelitian ini ±
hanya untuk duduk bersantai, juga selama 3 (tiga) bulan, meliputi bagian
digunakan tempat berteduh pada musim persiapan (observasi lapangan),
hujan. Oleh karena itu, perlunya diketahui pengambilan dan pengolahan data, serta
sejauh manakah persepsi masyarakat penyusunan laporan penelitian (skripsi).
tentang adanya Hutan Kota Pelaihari. Objek penelitian persepsi masyarakat
Perilaku pengunjung dan warga sekitar yang sekitar hutan kota kelurahan Angsau, di
mengakibatkan terjadinya hal-hal tersebut. Kabupaten Tanah Laut ini adalah
Jika hal berdampak negatif dibiarkan begitu masyarakat sekitar hutan kota Pelaihari,
saja tidak ada dicarikan solusi dari akar yang berada didekat hutan kota, diwilayah
permasalahan yang tepat, maka lingkungan Kelurahan Angsau Kecamatan Pelaihari
sosial serta ekologi Hutan Kota pelaihari Kabupaten Tanah Laut.
berimbas menjadi negatif. Upaya dalam
mengurangi perilaku serta menumbuhkan Alat – alat yang digunakan pada
rasa memiliki masyarakat tentang adanya penelitian yaitu kuesioner yang berisikan
Hutan Kota Pelaihari dengan dilakukannya daftar pertanyaan yang digunakan sebagai
analisis kebijakaan pengelolaan Hutan Kota instrumen untuk mengumpulkan data primer
Pelaihari yang partisipatif. yang berkaitan dengan karakteristik
responden, kamera foto untuk dokumentasi,
Membentuk perilaku masyarakat sangat alat Perekam Suara untuk merekam data
diperlukannya studi mengenai kondisi pada saat dilakukan diskusi seputar
masyarakat serta karakteristik, ini sangat penelitian, alat-alat tulis untuk mencatat data
diperlukan dalam menganalisis kebijakan yang diperoleh selama penelitian, laptop
pengelolaan Hutan Kota Pelaihari. Perilaku untuk mengolah data dan menganalisis data
masyarakat sekitar dengan adanya Hutan penelitian.
Kota Pelaihari dapat terbentuk dari persepsi
masyarakat itu sendiri, sehingga perlunya Prosedur penelitian meliputi: (1) Unit
data tentang persepsi masyarakat laki- laki analisis penelitian dalam penelitian yang

1065
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 03 No. 6 Edisi Desember 2020

akan dilakukan ini adalah Kepala Keluarga Dengan komposisi perbaingan antara
yaitu laki-laki dan perempuan serta tinggal responden laki – laki dan responden
berbatasan langsung dengan wilayah Hutan perempuan (21: 4) di RT.026/RW.07, maka
kota Pelaihari, di Kelurahan Angsau diperoleh responden laki- laki (n1) 81 orang
Pelaihari. (2) Populasi, ukuran sampel dan dan responden perempuan (n2) 16 orang.
teknik pengambilan sampel adalah seluruh (3) Jenis, sumber dan pengumpulan data
jumlah kepala keluarga yang berada dekat / primer dan data sekunder. Data primer
sekitar hutan kota, yang bersinggungan merupakan data yang diperoleh langsung
langsung dengan Hutan Kota Pelaihari yaitu melalui responden yang dijdikan sampel
RT.026/RW.07 yang memiliki 128 KK di dilapangan. Pengumpulan data primer
Kelurahan Angsau. Untuk memperoleh dilakukan dengan menggunakan kuesioner,
sampel yang cukup representative agar melakukan wawancara dan lapangan. Data
penelitian dapat dianggap mewakili populasi sekunder didapatkan dari berbagai instansi
dipergunakan rumus Slovin, sebagai berikut: yang berwenang dari tingkat kabupaten dan
kecamatan yang berhubungan dengan
n = N/(1 + Ne²) masalah penelitian. Data sekunder
Keterangan: dikumpulkan dari instansi terkait seperti
Kantor Kecamatan, Dinas Tata Kota, Dinas
n = Ukuran sampel Lingkungan Hidup. (4) Pengolahan data dan
N = Ukuran populasi analisis data, ada beberapa tahapan yang
E = Persen Kelonggaran ketidaktelitian dilakukan yaitu: (a) Kegiatan pengelolaan
karena kesalahan sampel yang masih Hutan Kota Pelaihari, data penelitian yang
dapat ditolerir. didapatkan kemudian dianalisa selanjutnya
diolah bentuk deskriptif dengan gambar dan
juga tabulasi untuk memperoleh gambaran
Persen Kelonggaran ketidaktelitian pada sistem kegiatan serta pengelolaannya di
penelitian ini yaitu 5% maka berdasarkan HKP, Tanah Laut. (b) Persepsi masyarakat
rumus diatas ukuran sampel penelitian ini mengenai hutan kota menurut perspektif
adalah: n = 128/1 + (128) (0,05)² = 97 gender, persepsi responden laki –laki dan
Orang. Sampel dalam penelitian ini diambil responden perempuan tentang HKP dihitung
dengan cara Purpossive Random Sampling, dari penjumlahan skor dari kuisioner
dengan cara menentukan sampel yang pertanyaan dengan memakai skala likert (Tri
diambil ditentukan sendiri oleh peneliti, Sulistyo Saputro 2013). Masing-masing
responen yang diwawancarai merupakan pertanyaan memiliki skor seperti tertera
kepala keluarga (KK) yang dipilih secara pada Tabel 1. Persepsi yang diukur
acak dan dimaksudkan dapat mewakili. Dari menyangkut pandangan mereka mengenai
penggunaan rumus diatas, didapatkan fungsi HKP terhadap kehidupan sosial,
responden laki – laki dan responden ekonomi, dan lingkungan.
perempuan jumah seluruhnya (n) 97 orang.

Tabel 1. Skor pertanyaan pada persepsi


No Kategori Skor
1 Setuju 3
2 Ragu-ragu 2
3 Tidak Setuju 1
Sumber: Tri Sulistyo Saputro (2013)

HASIL DAN PEMBAHASAN Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut


sebagai Kawasan Hutan Kota Pelaihari yang
dfungsikan sebagai kawasan paru-paru
Kawasan Hutan Kota Pelaihari kota, pengatur lingkungan mikro dan
ditetapkan berdasarkan “SK Bupati Tanah penciptanya ruang hidup alami yang
Laut Nomor : 509 Tahun 2009 tentang memungkinkan terjadinya interaksi secara
penunjukan lokasi Hutan Kota Pelaihari”. ilmiah, perlindungan terhadap kondisi fisik
Lokasi Hutan Kota Pelaihari seluas 7,89 Ha alami sekitarnya seperti angin kencang, terik
yang berlokasi di Kelurahan Angsau matahari, polusi udara dan polusi air, juga
sebagai tempat rekreasi dan wisata,

1066
Amelia. N. et al. 2020. Persepsi Masyarakat Sekitar … (03): 1064 - 1071

pendidikan, penyuluhan, dan kegiatan ilmiah pengembangan tanaman anggrek. Fasilitas


lainnya, selain itu sebagai kawasan hijau d di HKP dapat dilihat pada gambar dibawah.
dalam Kota Pelaihari dan pelestarian dan

Gambar 1. Gapura HKP Gambar 2. Sungai buatan sekitar HKP

Gambar 3. Toilet yang ada di HKP Gambar 4. Tempat bermain di HKP

Gambar 5. Gajebo HKP Gambar 6. Jembatan Penyebrangan

Hutan Kota Pelaihari bisa dimanfaatkan Karakteristik Responden


secara langsung oleh masyarakat
contohnya pemanfaatan sebagai tempat Karakteristik responden pada penelitian
rekreasi, tempat pendidikan (arboretum), ini dilihat dari tingkat pendidikan, umur dan
dan tempat pemancingan. Manfaat tak jenis pekerjaan. Selain itu digunakan sebgai
langsung Hutan Kota Pelaihari seperti parameter persepsi, untuk mengetahui
pencegah banjir, penangkal polusi dan faktor yang mempengaruhi hutan kota.
peredam kebisingan dst.

1067
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 03 No. 6 Edisi Desember 2020

Surata (1993). Persepsi dipengaruhi dari (1994) menyatakan pendidikan merupakan


faktor internal seperti minat, emosi, jenis faktor penduga persepsi paling baik selain
kelamin, kapasitas alat indera, pendapatan, faktor – faktor lainnya, seperti faktor jenis
pendidikan serta kecerdasan. kelamin, faktor pekerjaan dan faktor umur.
Cepat nya daya adaptasi terhadap
(a) Tingkat Pendidikan Responden
perubahan bisa dipengaruhi dari tingginya
Pendidikan merupakan salah satu faktor tingkat pendidikan seseorang. Karakteristik
pembentuk pola pikir seseorang dalam responden berdasarkan tingkat pendidikan
menyikapi perubahan yang terjadi. Mauludin dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini.

Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Laki-Laki Perempuan Total
Tingkat Pendidikan Skor
N1 % N2 % N %
Tidak sekolah – SD 1 9 11% 2 13% 11 11%
SMP – SMA 2 46 57% 5 31% 51 53%
Perguruan Tinggi 3 26 32% 9 56% 35 36%
Total 81 100% 16 100% 97 100%

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa pendidikan dan persepsi masyarakat.


pendidikan responden di Kelurahan Angsau Semakin tinggi pendidikan, nilai persentase
perempuan didominasi oleh responden semakin besar.
dengan tingkat pendidikan terakhir Diploma
(b) Umur Responden
- Sarjana, sebesar 56%, sedangkan laki-laki
didominasi dengan tingkat pendidikan SMP- Umur adalah satu dari banyak faktor
SMA sebesar 57%. Hal ini menggambarkan yang berpengaruh terhadap kemampuan
bahwa tingkat pendidikan responden seseorang untuk mengemukakan ide atau
tergolong tinggi. Tingkat persepsi pandangan, sebagaimanakah persepsinya
masyarakat terhadap aspek hutan kota yang mengenai berbagai masalah, terutama
dikaji dapat dihubungkan dengan tingkat persepsi mengenai hutan kota. Karakteristik
pendidikan yang tergolong tinggi tersebut. tingkat umur responden dapat dilihat pada
Pengaruh faktor pendidikan dibuktikan dari tabel 3 dibawah ini.
penelitiannya Purwanto (1998) menyatakan
cukup eratnya hubungan antara tingkat

Table 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia


Laki-Laki Perempuan Total
Berdasarkan Umur Skor
N1 % N2 % N %
Umur < 41 tahun 1 31 38% 5 31% 36 37%
Umur 41 – 60 tahun 2 33 41% 7 44% 40 41%
Umur > 60 tahun 3 17 21% 4 25% 21 22%
Total 81 100% 16 100% 97 100%

Tabel 3 menunjukan masyarakat laki-laki (c) Pekerjaan Responden


ataupun perempuan di Kelurahan Angsau.
Pekerjaan adalah satu dari banyak faktor
yang paling banyak pada kelas umur 41 –
yang berpengaruh kemampuan seseorang
60 tahun yaitu sebanyak 41% dan 44%. .
untuk mengemukakan ide atau pandangan,
Pengalaman yang terdahulu yang diulang-
sebagaimanakah persepsinya mengenai
ulang, kelas umur 41 – 60 tahun selain
berbagai masalah, terutama persepsi
pengalaman secara langsung banyak juga
mengenai hutan kota. Karakteristik
pengalaman yang didapat informasi dari
pekerjaan responden secara rinci dapat
media cetak ataupun media digital.
dilihat pada tabel 4 dibawah ini.

1068
Amelia. N. et al. 2020. Persepsi Masyarakat Sekitar … (03): 1064 - 1071

Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Laki-Laki Perempuan Total


Berdasarkan Jenis Pekerjaan Skor
N1 % N2 % N %
Tidak Bekerja 1 6 7% 3 19% 9 9%
Pensiunan/Buruh 2 17 21% 4 25% 21 22%
PNS/Wiraswasta/Karyawan Swasta 3 58 72% 9 56% 67 69%
Total 81 100% 16 100% 97 100%

Data pada Tabel 4 menunjukkan PNS, Wiraswasta, Karyawan Swasta yaitu


responden laki-laki dan perempuan di sebesar 56%.
Kelurahan Angsau, berdasarkan jenis
Persepsi Masyarakat terhadap
pekerjaan, sebagian besar reponden laki-
Keberadaan Hutan Kota Pelahari
laki memiliki pekerjaan sebagai PNS,
Wiraswasta, Karyawan Swasta yaitu Berdasarkan hasil perhitungan jumlah
sebesar 72%. Begitu juga dengan skor dari kuisoner persepsi dan hasil
responden perempuan menunjukan pengolahan data, diperoleh hasil tingkat
sebagian besar memiliki pekerjaan sebagai persepsi masyarakat untuk HKP yang
disajikan dalam Tabel 5 di bawah ini.

Tabel 5. Tingkat Persepsi Masyarakat Terhadap HKP Menurut Jenis Kelamin


Laki-Laki Perempuan Total
Kategori Skor
N1 % N2 % N %
sangat tinggi 18,2 ≤ x < 21,0 18 22,2% 2 12,5% 20 20,6%
Tinggi 15,4 ≤ x < 18,2 23 28,4% 3 18,8% 26 26,8%
Sedang 12,6 ≤ x < 15,4 27 33,3% 4 25% 31 32%
Rendah 9,8 ≤ x < 12,6 8 9,9% 6 37,5% 14 14,4%
sangat rendah 7 ≤ x < 9,80 5 6,2% 1 6,3% 6 6,2%
Total 81 100% 16 100% 97 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebesar 6,2% dan berada pada kategori
persepsi masyarakat terhadap HKP pada sangat rendah sedangkan skor terendah
laki-laki menempati persentase terbesar pada perempuan yaitu sebesar 6,3% dan
yaitu 33,3% dan cenderung berada pada berada pada kategori sangat rendah. Hasil
kategori sedang. Sedangkan pada rata-rata tingkat persepsi masyarakat secara
perempuan, persentase persepsi terbesar umum berdasarkan jenis kelamin dilihat
yaitu 37,5% dan berada pada kategori dalam Tabel 6 di bawah ini.
rendah. Skor terendah pada laki-laki yaitu

Tabel 6. Rata-Rata Tingkat Persepsi Masyarakat Terhadap HKP


No Responden Skor rata-rata Tingkat Persepsi
1 Laki-Laki 15,37 Tinggi
2 Perempuan 14,00 Sedang
3 Total 15,28 Sedang

1069
Jurnal Sylva Scienteae Volume. 03 No. 6 Edisi Desember 2020

Skor Rata-Rata Persepsi


16.00

15.00

14.00

13.00
Laki-Laki Perempuan
Series1 15.37 14.00

Gambar 7. Diagram Nilai Rata-Rata Tingkat Persepsi Masyarakat Terhadap HKP

Keseluruhan persepsi masyarakat dipengaruhi tingkat pendidikan dan tingkat


terhadap HKP tergolong masuk pada umur. Sedangkan untuk perempuan faktor
kategori sedang dengan skor rata-rata 15,37 pendidikan berpengaruh terhadap
pada laki-laki, 14,00 pada perempuan, dan pembentukan persepsi, apabila tinggi tingkat
15,28 secara keseluruhan (seluruh pendidikan yang dimiliki perempuan maka
responden). Dilihat dari skor di atas, persepsi yang dikemukakan cenderung lebih
perbedaan antara laki-laki dan perempuan baik terhadap HKP, karena mereka suda
didapatkan skor rata – rata berlainan mengetahui fungsi dari HKP, yaitu sebagai
besarnya nilai persepsi responden laki-laki sarana rekreasi dan pengembangan
lebih tinggi dibanding besarnya nilai pendidikan. Pendapat bahwa keberadaan
persepsi responden perempuan. Tingkat HKP bisa meredam kebisingan dikota,
persepsi laki-laki terhadap HKP yaitu tinggi mejadikan lingkungan sekitar hutan kota
dan tingkat persepsi perempuan terhadap lebih baik lagi baik dari segi udara dan iklim.
HKP yaitu sedang, kesimpulan yang didapat Ini merupakan pendapat persepsi yang
bahwa ada perbedaan persepsinya tentang benar yang umumnya diketahui masyarakat
HKP. Lak-laki ada faktor yang
Untuk keseluruhan keadaan Hutan Kota
mempengaruhi persepsi yaitu faktor
Pelaihari dapat dilihat pada gambar peta
pendidikan dan faktor usia, sedangkan
berikut:
faktor pekerjaan tidak berpengaruh dengan
persepsi responden. Menurut (Djatmiko
2008) tingkat persepsi masyarakat tinggi

1070
Amelia. N. et al. 2020. Persepsi Masyarakat Sekitar … (03): 1064 - 1071

KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA

Kesimpulan Bintarto. 1997. Pengantar Geografi Kota:


Yogyakarta
Kesimpulan dari penelitian tentang
Dahlan, E.N. 1992. Hutan kota untuk
persepsi dan sikp serta partisipasi
Pengelolaan dan Peningkatan Kualitas
masyarakat sekitar terhadap keberdaan
Lingkungan Hidup. Asosiasi Pengusaha
hutan kota di Kelurahan Angsau Kabupaten
Hutan Indonesia. Jakarta.
Tanah Laut adalah sebagai berikut:
Djatmiko HT. 2008. Persepsi masyarakat
Tingkat persepsi responden laki-laki
perkotaan terhadap hutan kota (studi
terhadap Hutan Kota Pelaihari yaitu tinggi
kasus di rw.013, rw.002 dan rw.020
pada skor 15,37 dan tingkat persepsi
Kelurahan Kayuringin Jaya, Kecamatan
responden perempuan terhadap Hutan Kota
Bekasi Selatan, Kota Bekasi) [skripsi].
Pelaihari yaitu sedang pada skor 14,00,
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
dapat disimpulkan rata - rata tingkat
persepsi masyarakat terhadap Hutan Kota Irwan, Z.D. 1994. Peranan Bentuk dan
Pelaihari yaitu sedang pada skor 15,28. Struktur Hutan Kota Terhadap Kualitas
Sehingga responden laki-laki dan responden Lingkungan Kota
perempuan mempunyai persepsi berbeda
Mauludin, Uu. 1994. Persepsi Masyarakat
terhadap Hutan Kota Pelaihari dan tingkat
Kotamadya Bogor Terhadap Hutan Kota
persepsi laki-laki lebih baik dari pada
Di Wilayah Kotamadya Bogor (Studi
perempuan.
Kasus Di Kecamatan Bogor Timur dan
Bogor Selatan) [skripsi]. Bogor: Jurusan
Saran
Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas
Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Pihak pengelola bersama pemerintah
Tidak diterbitkan
setempat perlu mengadakan kegiatan untuk
meningkatkan persepsi masyarakat Purwanto, B. 1998. Studi Persepsi Dan
khusunya wanita yang dapat berupa Interaksi Masyarakat Terhadap
kegiatan pengenalan HKP atau penyuluhan Lingkungan Hijau Pada Hutan Kota Tipe
tentang HKP yang ada di kota sehingga Permukiman (Studi Kasus Di Kelurahan
masyarakat akan tahu tentang keberadaan Cengkareng Barat, Jakarta Barat).
HKS dan peran HKP bagi masyarakat [skripsi]. Bogor: Jurusan Konservasi
sekitar. Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan.
Institut Pertanian Bogor. Tidak
Pihak pengelola bersama pemerintah
diterbitkan.
setempat dapat mengadakan acar-acara
tertentu yang dapat meningkatkan persepsi Saputro, T.S. 2013. Persepsi, Sikap dan
masyarakat dan meningkatn sikap perduli Partisipasi masyarakat sekitar terhadap
masyarakat terhadap keberadaan HKP yang pengelolaan Hutan Kota Srengseng,
ada di kotanya seperti kerja bakti bersama, Jakarta Barat menurut perspektif gender
penanaman pohon bersama, dan kegiatan [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
lainnya yang pada intinya melibatkan Bogor.
masyarakat untuk menumbuhkan perasaan
SK Bupati Tanah Laut: Nomor.509 tahun
memiliki sehingga akan turut menjaga HKP
2009 tentang penunjukan lokasi Hutan
yang ada.
Kota Pelaihari
Surata, S. P. K. 1993. Persepsi Seniman
Lukis Tradisi Bali Terhadap Konservasi
Burung. [tesis]. Bogor: Program
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Tidak diterbitkan.

1071

Anda mungkin juga menyukai