Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 29

1

KESIAPAN KERJA SISWA JURUSAN TATA KECANTIKAN SISWA


SMK NEGERI 6 PADANG DALAM MELAKSANAKAN PRAKTIK KERJA
INDUSTRI (PRAKERIN)

JURNAL

NUZRA MARDANI
13996/2009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS DAN KECANTIKAN


JURUSAN TATA RIAS DAN KECANTIKAN
FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Wisuda Periode Maret 2017
2

PERSETUJUAN PEMBIMBING

KESIAPAN KERJA SISWA SMK NEGERI 6 PADANG DALAM


MELAKSANAKAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

NUZRA MARDANI
13996/2009

Artikel ini disusun berdasarkan skripsi Nuzra Mardani untuk persyaratan

wisuda periode Maret 2017 dan telah diperiksa/disetujui oleh kedua pembimbing

Padang, Februari 2017

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Rostamailis, M. Pd Dra. Hayatunnufus, M.Pd


NIP.195107231976022001 NIP: 196307121987112001
3

Abstrak

Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan yang menunjukkan


kurangnya kesiapan kerja siswa dalam melaksanakan praktik kerja industri, hal ini
dapat terlihat dari siswa yang akan melaksanakan Prakerin merasa canggung dan
takut salah dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Tidak pahamnya siswa
tentang koreksi wajah misalnya terdapatnya kelainan kulit wajah seperti jerawat,
siswa susah dan tidak mengerti bagaimana cara merawat wajah klien tersebut.
Kurangnya pengetahuan siswa terhadap prosedur perawatan tubuh atau kulit
wajah. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kesiapan kerja siswa
Jurusan Tata Kecantikan Kulit SMK Negeri 6 Padang dalam melaksanakan
praktik kerja industri (Prakerin) yang dinilai dari kesiapan kognitif dan kesiapan
psikomotor.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif quantitatif. Populasi dalam penelitian
ini adalah siswa kelas X dan XI SMK Negeri 6 Padang yang terdaftar pada Tahun
Ajaran 2016/2017 Jurusan Tata Kecantikan Kulit dengan jumlah 56 orang dan
semuanya dijadikan sampel (total sampling). Teknik pengambilan data untuk data
kognitif menggunakan test atau soal dan untuk data psikomotor menggunakan
angket (kuisioner) dalam bentuk skala Likert.
Berdasarkan analisis data diperoleh hasil bahwa kesiapan kerja siswa dalam
melaksanakan prakerin, kesiapan pengetahuan (kognitif) diperoleh tingkat
pencapaian responden sebesar 62,02% dengan kategori rendah untuk siswa tata
kecantikan kulit. Pada kesiapan kerja siswa dalam melaksanakan prakerin
berdasarkan kesiapan keterampilan (psikomotor) berada pada persentase 65,26%
dengan kategori sedang, uraian masing-masing sub indikator yaitu meniru pada
persentase 67,00%, manipulasi 67,14%, ketepatan gerak 63,75%, artikulasi
64,93% dan naturalisasi 63,13%. Dari hasil penelitian dapat disarankan bagi
pihak-pihak yang terkait untuk lebih dapat meningkatkan kesiapan kerja siswa
supaya siap untuk memasuki dunia kerja.

Kata kunci : Kesiapan Kerja Siswa, Praktik Kerja Industri

Abstract

The background of this study is the problems that indicate a lack of job
readiness of students in implementing field Industrial practice; it can be seen from
the students who will carry out feel awkward and afraid of the task given.
Incomprehension students about the correction of facial for example the presence
of facial skin disorders such as acne, the students hard and do not understand how
to take care of the client's face. There is a lack of knowledge of students about the
procedure of the body or facial skin care. This study aims to reveal the students'
job readiness Governance Skin Beauty Department of SMK Negeri 6 Padang in
implementing the industry work practices (Prakerin) assessed the readiness of
cognitive and psychomotor readiness.
4

This type of research is descriptive quantitative. The populations in this


study were students in grade X and XI SMK Negeri 6 Padang enrolled in the
Academic Year 2016/2017 Governance Skin Beauty Department with the number
56 of the total sampling. Data collection techniques for data use test cognitive or
psychomotor problems and to the data using a questionnaire in the form of Likert
scale.
Based on the result, students' job readiness in implementing Prakerin,
preparedness knowledge (cognitive) obtained the degree of achievement of
62.02% of respondents with a low category of student governance skin beauty. On
the job readiness of students in performing Prakerin based readiness skills
(psychomotor) is the percentage of 65.26% with a medium category, a description
of each sub indicators that mimic the percentage of 67.00%, 67.14%
manipulation, motion fidelity 63.75 %, the articulation of 64.93% and 63.13%
naturalization. From the research results can be recommended for the parties
concerned to work could further enhance the readiness of students to be ready to
enter the working world.

Keywords: Readiness Student Work, Employment Practices Industry


5

KESIAPAN KERJA SISWA JURUSAN TATA KECANTIKAN


KULIT SMK NEGERI 6 PADANG DALAM MELAKSANAKAN
PRAKTIK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

Nuzra 1, Rostamailis 2, Hayatunnufus2


Program Studi Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan
Fakultas Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang
email: mardaninuzra@gmail.com

Abstract
The background of this study is the problems that indicate a lack of job
readiness of students in implementing field Industrial practice; it can be seen
from the students who will carry out feel awkward and afraid of the task
given. Incomprehension students about the correction of facial for example the
presence of facial skin disorders such as acne, the students hard and do not
understand how to take care of the client's face. There is a lack of knowledge
of students about the procedure of the body or facial skin care. This study
aims to reveal the students' job readiness Governance Skin Beauty Department
of SMK Negeri 6 Padang in implementing the industry work practices
(Prakerin) assessed the readiness of cognitive and psychomotor readiness.
This type of research is descriptive quantitative. The populations in this study
were students in grade X and XI SMK Negeri 6 Padang enrolled in the
Academic Year 2016/2017 Governance Skin Beauty Department with the
number 56 of the total sampling. Data collection techniques for data use test
cognitive or psychomotor problems and to the data using a questionnaire in
the form of Likert scale.
Based on the result, students' job readiness in implementing Prakerin,
preparedness knowledge (cognitive) obtained the degree of achievement of
62.02% of respondents with a low category of student governance skin beauty.
On the job readiness of students in performing Prakerin based readiness skills
(psychomotor) is the percentage of 65.26% with a medium category, a
description of each sub indicators that mimic the percentage of 67.00%,
67.14% manipulation, motion fidelity 63.75 %, the articulation of 64.93% and
63.13% naturalization. From the research results can be recommended for the
parties concerned to work could further enhance the readiness of students to
be ready to enter the working world.

Keywords: Readiness Student Work, Employment Practices Industry

1
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Tata Rias dan kecantikan Fakultas Pariwisata dan Perhotelan
UNP
2
Pembimbing I dosen jurusan Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan Fakultas Pariwisata dan
Perhotelan UNP
3
Pembimbing II dosen jurusan Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan Fakultas Pariwisata dan
Perhotelan UNP
6

A. Pendahuluan

Lembaga pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam


meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya untuk mencapai cita-cita
bangsa Indonesia guna mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2005 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) menyebutkan bahwa;“pendidikan
Menengah Kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik
untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu”. Kemudian dipertegas oleh Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2003 yang menyatakan bahwa “Pendidikan
Menengah Kejuruan adalah merupakan pendidikan pola jenjang pendidikan
menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk jenis
pekerjaan tertentu”.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan wahana pendidikan


formal yang memiliki tujuan mempersiapkan para siswa untuk menjadi tenaga
kerja tingkat menengah yang mempunyai pengetahuan, keterampilan, keahlian
dan pada akhirnya mempunyai kesiapan kerja setelah menyelesaikan
pendidikannya Djojonegoro (2010:12).Menyiapkan tenaga kerja sesuai dengan
kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) menjadi pusat perhatian
pendidikan kejuruan.

Sesuai dengan penjelasan di atas maka layaknya seorang tamatan SMK


harus mampu memiliki tiga ranah yakni; pengetahuan (kognitif), sikap (afektif)
dan keterampilan (psikomotor). Senada dengan hal tersebut Dimyati (2009:26)
menyatakan bahwa “Jenis perilaku dan kemampuan internal siswa akibat dari
belajar adalah peningkatan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik secara
hierarki.

Jelaslah bahwa dengan memiliki dan menguasai ketiga ranah hasil belajar
maka siswa akan siap untuk memasuki dunia kerja. Sesuai dengan pendapat Illahi
(2012:132) bahwa; “Kesiapan siswa dalam memasuki dunia kerja yang berkaitan
dengan kemampuannya dalam pengetahuan yang harus dipahaminya (kognitif)
7

mengenai pekerjaan apa yang dapat dikerjakan, sikap (afektif) dan keterampilan
(psikomotorik)”. Dengan kemampuan siswa yang sudah menguasai ketiga
kemampuan ini tentu akan memiliki kesiapan dalam memasuki dunia kerja.

Seiring dengan penjelasan di atas maka Slameto (1995:113) juga


menyatakan bahwa; “Kesiapan merupakan kondisi seseorang membuatnya siap
memberi respon atau jawaban dengan cara tertentu terhadap suatu situasi”.

Pada dasarnya Kesiapan kerja terbentuk dari tiga aspek yang mendukung
seperti penjelasan Sukardi (2011:69), yaitu; 1) aspek penguasaan pengetahuan, 2)
penguasaan sikap kerja, dan 3) aspek penguasaan keterampilan kerja yang
dimiliki siswa SMK. Di samping ketiga aspek tersebut, keberhasilan seseorang
dalam usahanya (pekerjaannya), juga didukung oleh kecintaan terhadap pekerjaan.
Hal yang sama juga didukung Ketut (1993:58), bahwa “kepuasan kerja baru akan
timbul hanya jika seseorang benar-benar mencintai pekerjaannya. Seseorang yang
mencintai pekerjaannya akan bekerja dengan tekun, penuh semangat, dan selalu
gembira”.

Kesiapan kerja dapat didefinisikan sebagai “kemampuan dengan sedikit


atau tanpa bantuan menemukan dan menyesuaikan pekerjaan yang dibutuhkan
juga dikehendaki” Ward dan Riddle (2004:23). Selanjutnya kerja menurut Brady
(2009:49) mengatakan “berfokus pada pada sifat-sifat pribadi, seperti sifat pekerja
dan mekanisme pertahanan yang dibutuhkan, bukan hanya untuk mendapatkan
pekerjaan, tetapi juga lebih dari itu yaitu untuk mempertahankan suatu pekerjaan”.

Mengingat perkembangan zaman yang semakin maju, siswa SMK


diharapkan memiliki kemampuan untuk bekerja dan memiliki kesiapan kerja agar
bisa bersaing dalam dunia kerja. Salah satu program yang diadakan oleh sekolah
untuk mengembangkan wawasan dan menambah pengalaman siswa agar siap
untuk bekerja adalah dengan melakukan Praktik Kerja Industri (Prakerin). Praktik
Kerja Industri ini diatur sesuai dengan kurikulum yang diberikan pada kelas X dan
XI.
8

Menurut Chalpin (2006:179), “Praktik kerja industri adalah bagian dari


Pendidikan Sistem Ganda (PSG) sebagai program bersama antara SMK dan
industri yang dilaksanakan di dunia usaha dan dunia industri (DU/DI)”. Hal ini,
disebabkan karena siswa telah melihat dan terbiasa dengan keadaan dunia kerja
yang sebenarnya. Selain itu dengan adanya Praktik Kerja Industri siswa dapat
melatih keterampilan dan mengaplikasikan teori-teori yang telah didapat di
sekolah sehingga menumbuhkan kepercayaan diri untuk siap bekerja setelah lulus
dari SMK. Pada saat siswa melaksanakan praktik kerja industri, siswa dituntut
untuk bersungguh-sungguh dalam melakukan suatu pekerjaan agar mempunyai
pengalaman yang dapat bermanfaat di kemudian hari. Jika siswa tersebut tidak
bersungguh-sungguh, siswa tidak akan terbiasa dengan keadaan dunia kerja yang
sebenarnya dan keterampilan siswa menjadi kurang, sehingga tidak ada kesiapan
kerja setelah lulus dari SMK.

Namun hasil observasi yang penulis lakukan pada jurusan Tata Kecantikan
SMKN 6 Padang tanggal 28 November sampai 29 November 2016, penulis
menemui permasalahan yang sering dihadapi pada pelakasanaan Praktik Kerja
Industri adalah 1) siswa yang akan melaksanakan prakerin mendapatkan kesulitan
dalam melaksanakan prakerin. Terutama pada mata pelajaran perawatan kulit
wajah, perawatan tubuh dan rias wajah antara lain kurangnya pengetahuan siswa
terhadap prosedur pengurutan baik itu pengurutan kulit wajah maupun tubuh. 2)
kemampuan siswa saat praktik juga kurang menggembirakan, terlihat bahwa
siswa masih bingung dalam pemilihan warna untuk rias wajah dan siswa kurang
paham atau kurang mengerti tentang kosmetik atau produk apa yang akan dipakai
untuk merias wajah dan peneliti meminta penjelesan dari guru kela bahwa nilai
dari masing-masing mata pelajaran 1) perawatan kulit wajah, 2) perawatan tubuh
dan 3) rias wajah ternyata hasil rata-rata masing-masing pelajaran dari bidang
pengetahuan ternyata memiliki nilai rata-rata terendah 60 dan nilai tertinggi diatas
80.
9

Berdasarkan berbagai permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini


adalah untuk dapat melihat kesiapan kerja siswa jurusan Tata Kecantikan Kulit
SMK Negeri 6 Padang dalam melaksanakan praktik kerja indistri (Prakerin) yang
berkaitan dengan kesiapan pengetahuan (kognitif) dan kesiapan keterampilan
(psikomotor).

B. Metode Penelitian

Penelitian ini digolongkan kedalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif.


Populasi dari penelitian ini yakni siswa kelas X dan XI SMK Negeri 6 Padang
sebanyak 56 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Total
Sampling. Variabel dalam penelitian ini yakni “kesiapan kerja siswa jurusan Tata
Kecantikan Kulit SMK Negeri 6 Padang dalam melaksanakan praktik kerja
industri (prakerin)”. Teknik pengumpulan data menggunakan angket skala likert,
jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Untuk
mengetahui apakah instrumen yang digunakan ini benar-benar valid (sahih) dan
reliabel (handal), maka perlu dilakukan uji coba validitas dan reliabilitas.
Kemudian untuk teknik análisis data terbagi atas menentukan distribusi frekuensi,
menentukan tingkat persentase dan teknik klasifikasi data.

C. Hasil dan Pembahasan

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini merupakan deskripsi data terkait dengan gambaran


umum tentang Kesiapan Kerja Siswa Jurusan Tata Kecantikan Kulit SMK
Negeri 6 Padang Dalam Melaksanakan Praktik Kerja Industri (Prakerin). Data
yang diperoleh dideskripsikan berupa Statistika dasar hasil penelitian,
distibusi frekuensi, dan Tingkat Pencapaian Responden untuk masing-masing
Indikator dan Sub Indikator. Berikut deskripsi hasil penelitian dengan dua
indikator yaitu (1) Kesiapan Kerja pada Aspek Kognitif, dan (2)Kesiapan
Kerja pada Aspek Psikomotor.
10

1. Kesiapan Kerja pada Aspek Psikomotor


Gambaran tentang indikator Kesiapan Kerja pada Aspek Psikomotor
diteliti melalui 22 butir soal angket yang telah dianalisis validitas
danreliabilitasnya.Angket disebarkan kepada 56 orang responden penelitian
yang merupakan siswa SMKN 6 Padang Jurusan Tata Kecantikan
Kulit.Statistika dasar hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 8. Statistika Dasar pada Aspek Psikomotor


Statistics

Psikomotor

N Valid 56

Missing 0

Mean 71.79

Median 70.50
a
Mode 52

Std. Deviation 16.462

Minimum 34

Maximum 106

Sum 4020

Dari jawaban responden diperoleh skor rata-rata (mean) 71.79, nilai tengah
(median) 70.50, nilai yang sering muncul (mode) 52, simpangan baku
(standart deviation )16.462, nilai terendah (minimal)34 sedangkan nilai
tertinggi (maximum)adalah106, dengan dan total nilai (sum) 4020. Untuk
menggambarkan distribusi frekuensi data berdasarkan kelas interval dapat
diuraikan dalam tabel berikut ini:

Tabel 9.Distribusi Frekuensi data Indikator Kesiapan Kerja pada


Aspek Psikomotor
BK Kelas Interval Fo (%) Fo
1 34 – 43 2 3.57
2 44 – 53 4 7.14
11

3 54 – 63 18 32.14
4 64 – 73 6 10.71
5 74 – 83 9 16.07
6 84 – 93 11 19.64
7 94– 106 6 10.71
Total 56 100

Berdasarkan Tabel 9di atas dapat terlihat bahwa frekuensi tertinggi


berada pada kelas interval 54 – 63 dengan frekuensi sebesar 18 (32.14%),
sedangkan frekuensi terendah berada pada kelas interval 34 – 43 dengan
frekuensi sebesar 2 (3.57%).Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Histogram berikut:

18
18
16
14
12 11

10 9

8 6 6
6 4
4 2
2
0
34 – 43 44 – 53 54 – 63 64 – 73 74 – 83 84 – 93 94– 106

Gambar 2. Distribusi Frekuensi Kesiapan Kerja Aspek Psikomotor

Rata-rata tingkat pencapaian responden (TPR) skor Indikator


Kesiapan Kerja Aspek Psikomotor dengan mempergunakan rumus
persentase, diperoleh hasil sebagai berikut:
12

Total Skor
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒𝑇𝑃𝑅 = x 100%
Jumlah Skor Tertinggi Ideal

4.020
= x 100%
5 x 22 x 56
4.020
= x 100%
6.160

= 65.26%

Berdasarkan persentase tingkat pencapaian responden yang


diuraikan di atas, maka diperoleh persentase sebesar 65.26%, persentase
tersebut berada pada rentang nilai 65% – 79% dengan kategoriSedang.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Kesiapan Kerja siswa SMK N 6
Padang dalam melaksanakan prakerin(Prakerin) pada aspek psikomotor
masih sedang.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai Kesiapan Kerja siswa
SMK N 6 Padang Dalam Melaksanakan Prakerin pada aspek psikomotor
berdasarkan sub indikatornya yakni (1) Meniru, (2) Maanipulasi, (3)
Ketepatan Gerak, (4) Artikulasi dan (5) Naturalisasi dapat dilihat pada
bagian berikut:
a. Meniru
Gambaran tentang sub indikator Meniru diteliti melalui 5 butir soal
yang telah dianalisis validitas dan reliabilitasnya. Angket disebarkan
kepada 56 orang responden .Statistika dasar hasil penelitian dapat dilihat
pada Tabel berikut:

Tabel 10. Statistika Dasar pada Sub Indikator Meniru

Statistics

Meniru

N Valid 56

Missing 0

Mean 16.75

Median 16.00
13

a
Mode 15

Std. Deviation 4.329

Minimum 9

Maximum 25

Sum 938

a. Multiple modes exist. The smallest


value is shown

Dari jawaban responden diperoleh skor rata-rata (mean) 16.75,


nilai tengah (median) 16.00, nilai yang sering muncul (mode) 15,
simpangan baku (standart deviation )4.329, nilai terendah (minimal)9
sedangkan nilai tertinggi (maximum)adalah25, dengan dan total nilai
(sum) 938. Rata-rata tingkat pencapaian responden (TPR) skor sub
indikator meniru dengan mempergunakan rumus persentase, diperoleh
hasil sebagai berikut:

Total Skor
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒𝑇𝑃𝑅 = x 100%
Jumlah Skor Tertinggi Ideal

938
= x 100%
5 x 5 x 56
938
= x 100%
1400

= 67.00%

Berdasarkan persentase tingkat pencapaian responden yang


diuraikan di atas, maka diperoleh persentase sebesar 67.00%, persentase
tersebut berada pada rentang nilai 65% – 79% dengan kategoriSedang.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Kesiapan Kerja siswa SMK N 6
Padang Dalam Melaksanakan Prakerin pada aspek psikomotor dan sub
indikator meniru masih sedang.
b. Manipulasi
Gambaran tentang sub indikator manipulasi diteliti melalui 4 butir
soal angket yang telah dianalisis validitas dan reliabilitasnya. Angket
14

disebarkan kepada 56 orang responden penelitian yang merupakan siswa


SMKN 6 Padang Jurusan Tata Kecantikan Kulit. Statistika dasar hasil
penelitian dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 11. Statistika Dasar pada Sub Indikator Manipulasi

Statistics

Manipulasi

N Valid 56

Missing 0

Mean 13.43

Median 13.00

Mode 12

Std. Deviation 3.526

Minimum 5

Maximum 20

Sum 752

a. Multiple modes exist. The smallest


value is shown

Dari jawaban responden diperoleh skor rata-rata (mean) 13.43,


nilai tengah (median) 13.00, nilai yang sering muncul (mode) 12,
simpangan baku (standart deviation )3.526, nilai terendah (minimal)5
sedangkan nilai tertinggi (maximum)adalah20, dengan dan total nilai (sum)
752. Rata-rata tingkat pencapaian responden (TPR) skor sub indikator
manipulasi dengan mempergunakan rumus persentase, diperoleh hasil
sebagai berikut:
Total Skor
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒𝑇𝑃𝑅 = x 100%
Jumlah Skor Tertinggi Ideal

752
= x 100%
5 x 4 x 56
752
= x 100%
1120
15

= 67.14%

Berdasarkan persentase tingkat pencapaian responden yang


diuraikan di atas, maka diperoleh persentase sebesar 67.14%, persentase
tersebut berada pada rentang nilai 65% – 79% dengan kategoriSedang.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Kesiapan Kerja siswa SMK N 6
Padang Dalam Melaksanakan Prakerin pada aspek psikomotor dan sub
indikator manipulasi masih sedang.
c. Ketepatan Gerak
Gambaran tentang sub indikator ketepatan gerak diteliti melalui 4
butir soal angket yang telah dianalisis validitas dan reliabilitasnya. Angket
disebarkan kepada 56 orang responden penelitian yang merupakan siswa
SMKN 6 Padang Jurusan Tata Kecantikan Kulit. Statistika dasar hasil
penelitian dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 12. Statistika Dasar pada Sub Indikator Ketepatan Gerak

Statistics

Ketepatan_Gerak

N Valid 56

Missing 0

Mean 12.75

Median 12.00

Mode 11

Std. Deviation 3.444

Minimum 5

Maximum 20

Sum 714

a. Multiple modes exist. The smallest


value is shown
16

Dari jawaban responden diperoleh skor rata-rata (mean) 12.75,


nilai tengah (median) 12.00, nilai yang sering muncul (mode) 11,
simpangan baku (standart deviation )3.444, nilai terendah (minimal)5
sedangkan nilai tertinggi (maximum)adalah20, dengan dan total nilai (sum)
714. Rata-rata tingkat pencapaian responden (TPR) skor sub indikator
manipulasi dengan mempergunakan rumus persentase, diperoleh hasil
sebagai berikut:
Total Skor
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒𝑇𝑃𝑅 = x 100%
Jumlah Skor Tertinggi Ideal

714
= x 100%
5 x 4 x 56
714
= x 100%
1120

= 63.75%

Berdasarkan persentase tingkat pencapaian responden yang


diuraikan di atas, maka diperoleh persentase sebesar 63.75%, persentase
tersebut berada pada rentang nilai 65% – 79% dengan kategoriRendah.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Kesiapan Kerja siswa SMK N 6
Padang Dalam Melaksanakan Prakerin pada aspek psikomotor dan sub
indikator ketepatan gerak masih rendah.
d. Artikulasi
Gambaran tentang sub indikator artikulasi diteliti melalui 5 butir
soal angket yang telah dianalisis validitas dan reliabilitasnya. Angket
disebarkan kepada 56 orang responden penelitian yang merupakan siswa
SMKN 6 Padang Jurusan Tata Kecantikan Kulit. Statistika dasar hasil
penelitian dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 13. Statistika Dasar pada Sub Indikator Artikulasi


Statistics

Artikulasi

N Valid 56
17

Missing 0

Mean 16.23

Median 16.00
a
Mode 13

Std. Deviation 4.077

Minimum 8

Maximum 25

Sum 909

a. Multiple modes exist. The smallest


value is shown

Dari jawaban responden diperoleh skor rata-rata (mean) 16.23,


nilai tengah (median) 16.00, nilai yang sering muncul (mode) 13,
simpangan baku (standart deviation ) 4.077, nilai terendah (minimal)8
sedangkan nilai tertinggi (maximum)adalah25, dengan dan total nilai (sum)
909. Rata-rata tingkat pencapaian responden (TPR) skor sub indikator
artikulasi dengan mempergunakan rumus persentase, diperoleh hasil
sebagai berikut:
Total Skor
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒𝑇𝑃𝑅 = x 100%
Jumlah Skor Tertinggi Ideal

909
= x 100%
5 x 5 x 56
909
= x 100%
1400

= 64.93%

Berdasarkan persentase tingkat pencapaian responden yang


diuraikan di atas, maka diperoleh persentase sebesar 64.93%, persentase
tersebut berada pada rentang nilai 65% – 79% dengan kategori Sedang.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Kesiapan Kerja siswa SMK N 6
18

Padang Dalam Melaksanakan Prakerin pada aspek psikomotor dan sub


indikator Artikulasi masih sedang.
e. Naturalisasi
Gambaran tentang sub indikator naturalisasi diteliti melalui 4 butir
soal angket yang telah dianalisis validitas dan reliabilitasnya. Angket
disebarkan kepada 56 orang responden penelitian yang merupakan siswa
SMKN 6 Padang Jurusan Tata Kecantikan Kulit. Statistika dasar hasil
penelitian dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 14. Statistika Dasar pada Sub Indikator Naturalisasi

Statistics

Artikulasi

N Valid 56

Missing 0

Mean 12.62

Median 12.00

Mode 10

Std. Deviation 3.651

Minimum 5

Maximum 20

Sum 707

a. Multiple modes exist. The smallest


value is shown

Dari jawaban responden diperoleh skor rata-rata (mean) 12.62,


nilai tengah (median) 12.00, nilai yang sering muncul (mode) 10,
simpangan baku (standart deviation )3.651, nilai terendah (minimal)5
sedangkan nilai tertinggi (maximum)adalah20, dengan dan total nilai (sum)
909. Rata-rata tingkat pencapaian responden (TPR) skor sub indikator
naturalisasi dengan mempergunakan rumus persentase, diperoleh hasil
sebagai berikut:
19

Total Skor
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒𝑇𝑃𝑅 = x 100%
Jumlah Skor Tertinggi Ideal

707
= x 100%
5 x 4 x 56
909
= x 100%
1120

= 63.13%

Berdasarkan persentase tingkat pencapaian responden yang


diuraikan di atas, maka diperoleh persentase sebesar 63.13%, persentase
tersebut berada pada rentang nilai 64% – 55% dengan kategori Rendah.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Kesiapan Kerja siswa SMK N 6
Padang Dalam Melaksanakan Prakerin pada aspek psikomotor dan sub
indikator naturalisasi masih Rendah.
2. Kesiapan Kerja pada Aspek Kognitif
Gambaran tentang indikator Kesiapan Kerja pada Aspek Kognitif
diteliti melalui 26 butir soal tes yang telah dianalisis validitas dan
reliabilitasnya.Soal tes disebarkan kepada 56 orang responden penelitian yang
merupakan siswa SMKN 6 Padang Jurusan Tata Kecantikan Kulit. Statistika
dasar hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 15. Statistika Dasar pada Aspek Kognitif

Statistics

Kognitif

N Valid 56

Missing 0

Mean 16.12

Median 17.00
a
Mode 15

Std. Deviation 5.547

Minimum 4

Maximum 26
20

Sum 903

a. Multiple modes exist. The smallest


value is shown

Dari jawaban responden diperoleh skor rata-rata (mean) 16.12, nilai tengah
(median) 17.00, nilai yang sering muncul (mode) 15, simpangan baku
(standart deviation )5.547, nilai terendah (minimal)4 sedangkan nilai tertinggi
(maximum)adalah26, dengan dan total nilai (sum) 903. Untukmenggambarkan
distribusi frekuensi data berdasarkan kelas interval dapat diuraikan dalam
tabel berikut ini:

Tabel 16.Distribusi Frekuensi data Indikator Kesiapan Kerja pada


Aspek Kognitif

BK Kelas Interval Fo (%) Fo


1 4–6 3 5.36
2 7–9 8 14.29
3 10 – 12 3 5.36
4 13 – 15 9 16.07
5 16 – 18 13 23.21
6 19 – 21 11 19.64
7 22 – 26 9 16.07
Total 56 100

Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat terlihat bahwa frekuensi tertinggi


berada pada kelas interval 16 – 18 dengan frekuensi sebesar 13 (23.21%),
sedangkan frekuensi terendah berada pada kelas interval 4 – 6 dengan
frekuensi sebesar 3 (5.36%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Histogram berikut:
21

14 13

12 11

10 9 9
8
8

4 3 3

0
4–6 7–9 10 – 12 13 – 15 16 – 18 19 – 21 22 – 26

Gambar 3. Distribusi Frekuensi Kesiapan Kerja Aspek Kognitif


Rata-rata tingkat pencapaian responden (TPR) skor Indikator Kesiapan
Kerja Aspek Kognitif dengan mempergunakan rumus persentase, diperoleh
hasil sebagai berikut:
Total Skor
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒𝑇𝑃𝑅 = x 100%
Jumlah Skor Tertinggi Ideal

903
= x 100%
1 x 26 x 56
903
= x 100%
1.456

= 62.02%

Berdasarkan persentase tingkat pencapaian responden yang


diuraikan di atas, maka diperoleh persentase sebesar 62.02%, persentase
tersebut berada pada rentang nilai 64% – 55% dengan kategoriRendah.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Kesiapan Kerja siswa SMK N 6
Padang dalam melaksanakan prakerin pada aspek Kognitif masih Rendah.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai Kesiapan Kerja siswa SMK
N 6 Padang Dalam Melaksanakan Prakerin pada aspek Kognitif
berdasarkan sub indikatornya yakni (1) Perawatan Kulit Wajah, (2)
Perawatan Tubuh dan (3) Rias Wajah dapat dilihat pada bagian berikut:
22

a. Perawatan Kulit Wajah


Gambaran tentang sub indikator Perawatan Kulit Wajah diteliti
melalui 9 butir soal tes yang telah dianalisis validitas dan reliabilitasnya.
Soal Tes disebarkan kepada 56 orang responden penelitian yang
merupakan siswa SMKN 6 Padang Jurusan Tata Kecantikan Kulit.
Statistika dasar hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 17. Statistika Dasar pada Sub Indikator Perawatan Kulit


Wajah

Statistics

Prw_Kulit_Wajah

N Valid 56

Missing 0

Mean 5.66

Median 6.00
a
Mode 4

Std. Deviation 2.242

Minimum 0

Maximum 9

Sum 317

a. Multiple modes exist. The smallest


value is shown

Dari jawaban responden diperoleh skor rata-rata (mean) 5.66, nilai


tengah (median) 6.00, nilai yang sering muncul (mode) 4, simpangan baku
(standart deviation )2.242, nilai terendah (minimal)0 sedangkan nilai
tertinggi (maximum)adalah9, dengan dan total nilai (sum) 317. Rata-rata
tingkat pencapaian responden (TPR) skor sub indikator perawatan kulit
wajah dengan mempergunakan rumus persentase, diperoleh hasil sebagai
berikut:
23

Total Skor
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒𝑇𝑃𝑅 = x 100%
Jumlah Skor Tertinggi Ideal

317
= x 100%
1 x 9 x 56
317
= x 100%
504

= 62.89%

Berdasarkan persentase tingkat pencapaian responden yang


diuraikan di atas, maka diperoleh persentase sebesar 62.89%, persentase
tersebut berada pada rentang nilai 65% – 79% dengan kategoriRendah.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Kesiapan Kerja siswa SMK N 6
Padang Dalam Melaksanakan Prakerin pada aspek kognitif pada sub
indikator perawatan kulit wajah masih rendah.
b. Perawatan Tubuh
Gambaran tentang sub indikator Perawatan Tubuh diteliti melalui 8
butir soal tes yang telah dianalisis validitas dan reliabilitasnya. Soal Tes
disebarkan kepada 56 orang responden penelitian yang merupakan siswa
SMKN 6 Padang Jurusan Tata Kecantikan Kulit. Statistika dasar hasil
penelitian dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 18. Statistika Dasar pada Sub Indikator Perawatan


Tubuh

Statistics

Prw_Badan

N Valid 56

Missing 0

Mean 4.73

Median 5.00

Mode 6

Std. Deviation 2.408

Minimum 0
24

Maximum 8

Sum 265

a. Multiple modes exist. The smallest


value is shown

Dari jawaban responden diperoleh skor rata-rata (mean) 4.73, nilai


tengah (median) 5.00, nilai yang sering muncul (mode) 6, simpangan baku
(standart deviation )2.408, nilai terendah (minimal)0 sedangkan nilai
tertinggi (maximum)adalah 8, dengan dan total nilai (sum) 265. Rata-rata
tingkat pencapaian responden (TPR) skor sub indikatorperawatan tubuh
dengan mempergunakan rumus persentase, diperoleh hasil sebagai berikut:
Total Skor
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒𝑇𝑃𝑅 = x 100%
Jumlah Skor Tertinggi Ideal

265
= x 100%
1 x 8 x 56
265
= x 100%
448

= 59.15%

Berdasarkan persentase tingkat pencapaian responden yang


diuraikan di atas, maka diperoleh persentase sebesar 59.15%, persentase
tersebut berada pada rentang nilai 64% – 55% dengan kategoriRendah.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Kesiapan Kerja siswa SMK N 6
Padang Dalam Melaksanakan Prakerin pada aspek kognitif pada sub
indikator perawatan tubuh masih rendah.
c. Rias Wajah
Gambaran tentang sub indikator Rias Wajah diteliti melalui 9 butir
soal tesyang telah dianalisis validitas dan reliabilitasnya. Soal Tes
disebarkan kepada 56 orang responden penelitian yang merupakan siswa
SMKN 6 Padang Jurusan Tata Kecantikan Kulit. Statistika dasar hasil
penelitian dapat dilihat pada Tabel berikut:
25

Tabel 19. Statistika Dasar pada Sub Indikator Rias Wajah

Statistics

Rias_wajah

N Valid 56

Missing 0

Mean 5.73

Median 6.00

Mode 7

Std. Deviation 2.483

Minimum 0

Maximum 9

Sum 321

a. Multiple modes exist. The smallest


value is shown

Dari jawaban responden diperoleh skor rata-rata (mean) 5.73, nilai


tengah (median) 6.00, nilai yang sering muncul (mode) 7, simpangan baku
(standart deviation )2.483, nilai terendah (minimal)0 sedangkan nilai
tertinggi (maximum)adalah 9, dengan dan total nilai (sum) 321. Rata-rata
tingkat pencapaian responden (TPR) skor sub indikatorrias wajah dengan
mempergunakan rumus persentase, diperoleh hasil sebagai berikut:
Total Skor
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒𝑇𝑃𝑅 = x 100%
Jumlah Skor Tertinggi Ideal

321
= x 100%
1 x 9 x 56
321
= x 100%
504

= 63.69%

Berdasarkan persentase tingkat pencapaian responden yang


diuraikan di atas, maka diperoleh persentase sebesar 63.69%, persentase
tersebut berada pada rentang nilai 64% – 55% dengan kategoriRendah.
26

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Kesiapan Kerja siswa SMK N 6


Padang Dalam Melaksanakan Prakerin pada aspek kognitif pada sub
indikator rias wajah masih rendah.

B. Pembahasan
Berdasarkan analisis dan deskripsi data yang telah diuraikan di atas
maka berikut pembahasan dari hasil penelitian:
1. Kesiapan Pengetahuan (Kognitif)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk kesiapan
pengetahuan (kognitif) siswa Tata Kecantikan Kulit dalam melaksanakan
prakerin maka diperoleh hasil bahwa tingkat jawaban siswa tertinggi berada
pada kelas interval 16 - 18 dengan jumlah 13 orang siswa (23.21%). Tingkat
pencapaian responden pada kesiapan kognitif siswa tata kecantikan kulit
berdasarkan total nilai keseluruhan (TCR) adalah 64% - 55% dengan kategori
rendah.

Hasil penelitian ini menguatkan dugaan awal pada saat observasi


penelitian yang menyatakan bahwa kesiapan kerja siswa dalam melaksanakan
prakerin berdasarkan kesiapan pengetahuan siswa masih belum baik secara
keseluruhan dan masih rendah. Hal ini sejalan dengan penjelasan Sudijono
(2009:50), bahwa pengetahuan (kognitif) “merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (ovent behavior)“. Ranah
kogntif ini merupakan cakupan kegiatan otak yang berdasarkan pengalaman
dan penelitian perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Berdasarkan teori tersebut maka dapat dijelaskan bahwa pengetahuan


yang berasal dari cakupan kegiatan otak dan daya fikir siswa yang baik dapat
tercermin dari tindakan atau perilaku dalam perbuatannya yang lebih bertahan
lama dari pada siswa yang memiliki pengetahuan yang rendah. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa untuk memiliki kesiapan yang tinggi dalam
27

melaksanakan prakerin siswa harus meningkatkan pengetahuannya agar


apapun tindakan yang dilakukan saat prakerin dapat berdasarkan pada ilmu
pengetahuan yang telah dipelajarinya.
2. Kesiapan Keterampilan (Psikomotor)
Berdasarkan analisis data yang dilakukan maka dapat diketahui bahwa
kesiapan keterampilan (psikomotor) siswa dalam melaksanakan prakerin
secara keseluruhan memiliki skor 65.26% dengan kategori sedang, uraian
masing-masing indikator adalah sub indikator meniru siswa diperoleh skor
67.00% dengan kategori sedang, sub indikator manipulasi siswa diperoleh
skor 67.14% dengan kategori sedang, sub indikator ketepatan gerak siswa
diperoleh skor 63.75% dengan kategori rendah, sub indikator artikulasi siswa
diperoleh skor 64.93% dengan kategori sedang dan sub indikator naturalisasi
siswa diperoleh skor 63.13% dengan kategori rendah. Hasil penelitian sesuai
dengan penjelasan Alwi (2005:181) “Keterampilan merupakan kecakapan
untuk menyelesaikan tugas“. Namun kenyataannya kesiapan siswa dalam
melaksanakan prakerin berdasarkan kesiapan keterampilan (psikomotor)
masih sedang.

Oleh karena itu, dalam proses belajar mengajar pada sekolah kejuruan,
keterampilan dan skill lebih diutamakan dalam bentuk pelajaran pratikum.
Aspek psikomotor mencakup semua kemampuan-kemampuan motorik,
menggiatkan dan mengkoordinasi gerakan. Kemampuan tersebut dimulai dari
hal yang paling sederhana sampai pada yang paling kompleks. Oleh karena
itu, untuk menunjang kesiapan kerja siswa jurusan tata kecantikan kulit SMK
Negeri 6 Padang Dalam Melaksanakan Prakerin harus ditunjang oleh kesiapan
keterampilan (psikomotor).

D. Kesimpulan dan saran


28

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dapat diambil


kesimpulan sebagai berikut;

1. Kesiapan kerja siswa dalam melaksanakan prakerin berdasarkan kesiapan


pengetahuan (kognitif) diperoleh tingkat pencapaian responden sebesar
62.02% dengan kategori rendah untuk siswa jurusan tata kecantikan kulit.
2. Kesiapan kerja siswa dalam melaksanakan prakerin berdasarkan kesiapan
keterampilan (psikomotor) secara keseluruhan berada pada persentase
65.26% dengan kategori sedang, uraian masing-masing sub indikator
yakni meniru pada skor 67.00%, manipulasi pada persentase 67.14%,
ketepatan gerak pada persentase 63.75%, artikulasi pada persentase
64.93% dan naturalisasi pada persentase 63.13%.
A. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan maka dapat yang menjadi
saran penelitian ini adalah sebagai berikut;

1. Guru dalam mengembangkan pembelajaran untuk lebih meningkatkan


kesiapan kerja siswa supaya siap untuk memasuki dunia kerja.
2. Bagi siswa SMK Negeri 6 Padang untuk meningkatkan kesiapannya
memasuki dunia kerja.
3. Pihak sekolah, untuk lebih meningkatkan kesiapan kerja siswa untuk
memasuki dunia kerja.
4. Penulis sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi diploma
empat (D4) Program Studi Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan Fakultas
Pariwisata dan Perhotelan Universitas Negeri Padang dan sebagai wahana
menambah ilmu pengetahuan melalui kajian ilmiah khususnya yang
terkait dengan penelitian.
5. Peneliti lainnya sebagai kajian dalam melaksanakan penelitian lanjutan
yang relevan dan efisien.
29

Catatan : artikel ini disusun berdasarkan skripsi penulis dengan pembimbing I


Dra. Rostamailis, M.Pd dan Pembimbing II Dra. Hayatunnufus, M.Pd

DAFTAR PUSTAKA

Alwi.2003. Bahasa dan Sastra Indonesia. E-journal. Ac.id


Chaplin, JP. 2009. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Djojonegoro, Wardiman. 2010. Pengembangan Sumber Daya Manusia
MelaluiSekolah Menengah Kejuruan (SMK). Jakarta: Jaya Gusna
Dmyati. 2008. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatifdan
Menyenangkan. Bandung : Rosda Karya.

Ketut, Dewa. (1993). Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah. Jakarta: Ghalia


Lapangan Kerja. Yogyakarta: Jurnal Pendidikan Lembaga Penelitian
IKIP
Robert Brady. 2009. Pychologymania. E- journal. Uajy.ac.id. pdf
Slameto.(2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sukardi, MS. 2011. Evaluasi Pendidikan, Prinsip dan Operasionalnya. Bandung:
Bumi Aksara
Ward, V.G.and D.I. Riddle Building Employment Readiness Jurnal. Compilation

Anda mungkin juga menyukai