OLEH:
YUDIARTI PEBRINITA, SP
NIP. 199502042019022003
ABSTRAK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik dalam mata pelajaran Dasar-dasar Budidaya Tanaman
kelas X ATPH SMK Negeri 6 Seluma. Penelitian ini melibatkan 25 orang
peserta didik. Data yang diambil untuk dianalisis berupa data kuantitatif dan
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode mind
mapping dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hasil dari sebelum
siklus, siklus I dan siklus II menunjukkan peningkatan. Sebelum
mengaplikasikan metode mind mapping, skor rata-rata peserta didik adalah
61,84 Dengan tingkat ketuntasan 32%, nilai hasil belajar peserta didik pada
siklus I rata-rata 65,36 dengan tingkat ketuntasan 36%, oleh karena itu
dilanjutkan ke siklus II. Setelah merefleksikan hasil siklus I, peningkatan
hasil belajar peserta didik naik secara signifikan pada siklus II yaitu 71,8
Dengan standar tingkat ketuntasan 64%, artinya, hasil belajar peserta didik
mampu memenuhi standar ketuntasan minimal dengan nilai standar >70. Hal
ini menunjukkan bahwa model pembelajaran mind mapping dapat
meningkatkan hasil belajar siswa sehingga bisa dijadikan sebagai referensi
metode pembelajaran bagi peserta didik.
Kata Kunci: Mind mapping, Budidaya Tanaman, Hasil Belajar
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kegiatan utama dalam proses pentransferan ilmu pengetahuan sangat ditentukan
dengan proses belajar mengajar itu sendiri. Hasil yang optimal dapat tercapai jika terjadi
kerjasama antara guru dan peserta didik untuk menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif. Dalam menciptakan lingkungan kelas pembelajaran yang kondusif, diperlukan
pemenuhan dimensi kenyamanan dan keindahan psikis dan fisik (Harjali, 2016). Keadaan
ideal ini memerlukan ide dan kreativitas seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran
agar mampu menarik peserta didik terhadap ilmu pengetahuan. Hal ini akan menambah
pemahaman peserta didik terhadap ilmu pengetahuan tersebut, peserta didik juga diharapkan
dapat mengaplikasikan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Observasi awal menunjukkan bahwa peserta didik Kelas X Jurusan ATPH SMK
Negeri 6 Seluma sulit berkonsentrasi dalam proses belajar mengajar. Perhatian mudah
teralihkan sehingga fokus peserta didik mudah hilang, peserta didik juga sering mengobrol
dengan rekannya sehingga sulit menerima materi pelajaran. Kegagalan proses belajar
mengajar ini dibuktikan dengan respon peserta didik yang tidak dapat mengerjakan soal
ulangan harian (post test) yang berhubungan dengan materi pembelajaran tentang
Perencanaan Produksi Tanaman. Faktor yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar ini
bisa dari faktor internal seperti minat belajar siswa yang kurang dan kemampuan belajar
menurun, ditambah lagi dengan faktor eksternal seperti cara guru menyampaikan materi dan
memperlakukan murid juga mempengaruhi hasil belajar siswa itu sendiri (Sirajuddin, 2017).
1.3 TUJUAN
Permasalahan yang terjadi di Kelas X ATPH SMK Negeri 6 Seluma ini merupakan
masalah umum yang lazim terjadi di dunia pendidikan. Setelah mengetahui adanya metode
belajar kreatif yang dianggap efektif tersebut, peneliti tertarik untuk mengaplikasikan metode
menulis mind mapping dalam mata pelajaran Dasar-dasar Budidaya Tanaman sebagai salah
satu usaha untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam BAB Perencanaan Produksi
Tanaman.
BAB II
METODOLOGI
2.1 Metode Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
dilakukan di SMK Negeri 6 Seluma dengan subjek penelitian adalah peserta didik kelas X
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura yang berjumlah 25 anak. Waktu penelitian
dilaksanakan pada bulan Maret 2019. Pelaksanaan pembelajaran diselenggarakan
pertengahan semester II.
3.2 Siklus I
Setelah mendapatkan gambaran awal mengenai hasil belajar peserta didik pada pelajaran
Dasar-dasar budidaya tanaman, maka pada minggu ke 2 Maret 2019 peneliti melakukan
langkah-langkah berikut ini.
1. Melihat kurikulum SMKN 6 Seluma semester genap mata pelajaran Dasar-dasar
Budidaya Tanaman khususnya pada materi mengenai perencanaan produksi tanaman.
2. Merefleksikan kondisi kelas berdasarkan hasil belajar yang peserta didik dapatkan
dengan cara mempertanyakan permasalahan yang mereka hadapi sebagai acuan
langkah awal yang dilakukan.
3. Membuat materi pelajaran mengenai Perencanaan Produksi Tanaman dengan
menggunakan metode mind mapping.
4. Membuat instrumen tes untuk post test untuk mengukur keberhasilan metode yang
digunakan.
Setelah langkah-langkah tersebut dilaksanakan, maka siklus I dapat dilaksanakan dengan
hasil tes setelah metode disajikan pada tabel 3. Dari tabel 2 tersebut dapat dilihat bahwa hasil
test setelah metode mind mapping dilaksanakan dalam kelas pada siklus I menunjukkan
bahwa tidak ada peningkatan signifikan yang terjadi. Secara umum, hanya bertambah 1
peserta didik yang nilainya memenuhi KKM. Meskipun nilai rata-rata kelas cenderung naik,
akan tetapi nilai yang diperoleh ini masih di bawah nilai KKM kelas. Oleh karena itu
persentase tingkat ketuntasan peserta didik sangat kecil pada siklus I.
Tabel 3. Hasil Post Test Tahap 1
No Peserta Didik KK Skor Ketuntasan Belajar
M
1 A 70 68 Tidak Tuntas
2 B 70 30 Tidak Tuntas
3 C 70 64 Tidak Tuntas
4 D 70 60 Tidak Tuntas
5 E 70 67 Tidak Tuntas
6 F 70 80 Tuntas
7 G 70 53 Tidak Tuntas
8 H 70 73 Tuntas
9 I 70 67 Tidak Tuntas
10 J 70 65 Tidak Tuntas
11 K 70 58 Tidak Tuntas
12 L 70 23 Tidak Tuntas
13 M 70 90 Tuntas
14 N 70 60 Tidak Tuntas
15 O 70 70 Tuntas
16 P 70 80 Tuntas
17 Q 70 78 Tuntas
18 R 70 64 Tidak Tuntas
19 S 70 55 Tidak Tuntas
20 T 70 85 Tuntas
21 U 70 54 Tidak Tuntas
22 V 70 70 Tuntas
23 W 70 65 Tidak Tuntas
24 X 70 65 Tidak Tuntas
25 Y 70 90 Tuntas
Skor Minimal 23
Skor Maksimal 90
Rata-rata 65.36
Sumber: Data Primer(2019)
Meskipun jumlah peserta didik yang tuntas sangat kecil, akan tetapi dalam
persentasenya jumlah ini naik meskipun tidak drastis. Rata-rata terjadi peningkatan nilai dari
peserta didik meskipun belum mencapai KKM. Hal ini menjadi landasan baru bagi peneliti
untuk melanjutkan siklus ke fase berikutnya. Persentase tingkat ketuntasan peserta didik
dapat dilihat pada tabel 4.
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa persentase peningkatan jumlah peserta didik yang
mencapai ketuntasan hanya bertambah 4%. Hal seperti lazim terjadi karena bisa jadi pada
saat siklus I berlangsung peserta didik masih merasa asing dan belum terbiasa dengan metode
ini. Hal ini juga terjadi pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mengenai penerapan mind
mapping yang dilakukan oleh Ratnasari, dkk (2015) yang mengatakan bahwa ketika
merefleksikan hasil post test masih terdapat kelemahan pada siklus I yang telah dilaksanakan.
Kejadian serupa juga dialami oleh Novalia (2018) dalam PTK yang dilakukannya mengenai
Penerapan Metode Game Papan Juara (GPJ) juga menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil
belajar peserta didik pada siklus I masih di bawah KKM. Oleh karena itu, maka PTK ini
dilanjutkan ke Siklus II dan dilakukan beberapa perbaikan agar siswa dapat terlibat aktif dan
menikmati materi pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelas ini.
3.3 Siklus II
Setelah melakukan refleksi pada siklus 1, maka pada minggu ketiga Maret 2019 PTK
terhadap penerapan model pembelajaran mind mapping kembali dilaksanakan di kelas X
ATPH SMKN 06 Seluma. Hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus II tersaji pada tabel
5.
Setelah siklus II dilaksanakan, dapat dilihat pada tabel 5 bahwa ada peningkatan nilai
rata-rata kelas mencapai KKM. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa
dengan menggunakan metode mind mapping. Pada siklus II proses pembelajaran menjadi
lebih baik karena tenaga pendidik mulai bisa mengendalikan suasana kelas dengan metode
mengajar yang masih baru. Hal serupa juga ditunjukkan dari perkembangan peserta didik
yang mulai paham dengan metode pembelajaran mind mapping untuk mempelajari materi
mengenai Perencanaan produksi tanaman.
Persentasi jumlah peserta didik yang mampu mencapai angka KKM untuk mata
pelajaran Dasar-dasar budidaya tanaman juga meningkat. Tabel 6 berikut menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan persentase ketuntasan hasil belajar siswa.
Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik kelas X ATPH SMKN 6 Seluma ini
menunjukkan adanya peningkatan signifikan. Artinya metode mind mapping ini bisa
diaplikasikan di sekolah ini dengan mempertimbangkan bahwa tenaga pendidik benar-benar
memahami konsep pengajaran dalam menggunakan metode mind mapping itu sendiri. Selain
itu juga perlu ditingkatkan keterlibatan siswa secara aktif dan diperkenalkan dengan baik
metode belajar seperti ini. Karena terbukti setelah siswa memahami dan menerapkan metode
belajar ini, maka siswa dapat lebih aktif di dalam proses pembelajaran pada tahap II.
Pada informasi mengenai ketuntasan siswa ini, masih terdapat 32% peserta didik yang
belum tuntas karena hasil belajar masih di bawah KKM yaitu 70. Akan tetapi, meski belum
mencapai KKM, nilai peserta didik ini cenderung naik jika dibandingkan dengan siklus I dan
pra siklus. Meski demikian tak dapat dipungkiri juga bahwa beberapa peserta didik memang
kurang bisa bekerja sama dalam menjalankan metode ini, karena menganggap hal ini seperti
permainan. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya peserta didik diberikan edukasi terlebih
dahulu mengenai metode pembelajaran mind mapping adalah cara lain untuk belajar
memahami materi pelajaran, sehingga harus dilaksanakan dengan serius.
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan untuk melihat pengaplikasian metode mind
mapping dalam upaya peningkatan hasil belajar peserta didik di SMKN 6 Seluma dianggap
berhasil. Karena dari 2 siklus yang dilakukan membuktikan bahwa ada peningkatan hasil
belajar siswa kelas. Sehingga mind mapping bisa dijadikan sebagai salah satu model
pembelajaran di sekolah kejuruan ini, terutama pada kelas X ATPH.
4.2 Saran
Saran dari pelaksanaan metode ini adalah kepada para tenaga pendidik untuk benar-
benar memberikan pemahaman kepada para peserta didik bahwa metode pembelajaran mind
mapping adalah sama dengan proses belajar lainnya sehingga perlu diikuti dengan serius agar
tujuan pendidikan tercapai. Sehingga dengan memberikan pemahaman ini diharapkan semua
peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan serius dan juga dapat meningkatkan hasil
belajar di akhir pertemuan.
DAFTAR PUSTAKA