Anda di halaman 1dari 7

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN MIND MAPPING SEBAGAI UPAYA

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

MI HADIRUL ULUM PEMALANG

Sinta Tri Utami

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

sintatriutami01@gmail.com

ABSTRAK

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana penerapan model Mind Mapping
dalam meningkatkan motivasi belajar Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Hadirul Ulum Pemalang.
Sebagai subjek dalam penelitian ini mengambil salah satu siswa serta guru MI yang berada di
Hadirul Ulum Pemalang. Selain itu penulis juga mengambil langkah penelitian yang
berbentuk Research and Development (R&D) dengan model Dick and Carey yang dimana
kegiatan tersebut dilakukan dengan cara melakukan studi literatur terhadap beberapa jurnal
yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas sebelum ada tindakan
(Prasiklus) mempunyai rata-rata sedang (28,8%), tetapi siswa yang memperoleh skor
kategori tinggi (33,33%), dan sangat tinggi 0%. Setelah Siklus I rata-rata motivasi belajar
memperoleh skor 29% (kategori sedang). Pada Siklus I jumlah paling tinggi siswa
memperoleh nilai 0 dan pada kategori tinggi meningkat menjadi 11 siswa (36,37%). Pada
Siklus II rata-rata angkanya sebesar 30,53 (kategori tinggi). Hingga akhir Siklus II, dapat
disimpulkan bahwa implementasi teknik pembelajaran Mind Mapping dalam proses
pembelajaran di MI Hadirul Ulum Pemalang untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

Kata Kunci : Metode Mind Mapping, motivasi belajar.


PENDAHULUAN

Proses pelatihan peserta didik dirancang dalam bentuk pengalaman belajar untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang dimiliki oleh peserta
didik1. Pendidikan diharapkan mampu menyiapkan generasi yang siap pakai, sehingga
adanya upaya peningkatan kualitas pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik. Upaya peningkatan kualitas ini tentu saja tidak lepas dari peran serta
guru sebagai salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran.

Menurut Keputusan Menpan No.26/MENPAN/1989, tanggal 2 Mei 1989


dikemukakan, guru terlibat langsung dalam proses pendidikan, oleh karena itu guru
memegang peranan yang sangat menentukan bagi tujuan pendidikan.2 Masalah pembelajaran
merupakan masalah yang cukup komplek. Banyak faktor yang mempengaruhi pembelajaran,
salah satunya adalah guru. Guru merupakan komponen pembelajaran yang memegang
peranan penting.

Hambatan dalam komunikasi misalnya Verbalisme yaitu guru hanya berkata-kata,


sedang murid dalam kondisi yang pasif, perhatian murid yang bercabang, kekacauan
penafsiran, tidak ada respon dari murid, kurang perhatian murid karena guru sangat menoton
dan keadaan lingkungan fisik yang sangat mengganggu.3 Setiap guru pasti menginginkan
tujuan pendidikan bisa tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. untuk mewujudkan hal
tersebut, seorang guru diharapkan kreatif dan inovatif untuk menciptakan suasana yang
kondusif, dan nyaman serta membuat peserta didik lebih kreatif dan aktif dalam rangka
pembelajaran. Seorang guru dalam proses belajar mengajar berperan sebagai fasilitator yang
akan memberikan kemudahan bagi setiap peserta didik.4

Agar dapat melaksanakan peran sebagai fasilitator, guru diharapkan mampu


menyiapakan perencanaan pembelajaran yang efektif, termasuk pemilihan dan penentuan
metode yang tepat untuk mencapai tujuan pengajaran. Untuk tujuan tersebut, seorang guru
diharapkan mengetahui kelebihan dan kelemahan pada masing-masing metode
tersebut.Berkaitan dengan pemilihan metode pembelajaran, bila seorang guru tidak variatif,
maka akan membuat siswa menjadi bosan. 5

1
Redja Mudyaharjo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta : PT Raja Granfindo Persada, 2001).
2
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif, (Jakarta : Kencana, 2010).
3
Asnawir, Basyirudin Usman. M, Media Pembelajaran, (Jakarta : Rajagravindo, 2002).
4
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rajawali Pers, 2011), hlm. 146.
5
Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), hlm. 160
Namun seringkali dalam setiap proses belajar mengajar guru kurang inovatif dan
variatif dalam pemilihan metode. Akibatnya, siswa seringkali merasa jenuh dan kurang aktif
dalam kegiatan pembelajaran. Kejenuhan dan kurang aktifnya siswa tersebut akan
memberikan dampak yang besar terhadap pencapaian prestasi hasil belajarnya. Variasi
metode dalam sebuah kegiatan pembelajaran dapat menarik perhatian siswa dalam proses
pembelajaran.

Tony Buzan menjelaskan bahwa Mind Mapping adalah cara kerjanya sesuai cara
kerja otak. Singkatnya Mind Mapping sesuatu alat yang dapat membantumu siswa dalam hal
pembelajaran.6 Melalui metode tersebut diharapkan dapat termotivasi belajar aktif untuk
meningkatkan prestasi belajarnya. Dengan membuat ringkasan belajar sendiri siswa akan
tertarik dengan kegiatan itu dan akan mempelajari pembelajaran yang dibuatnya sendiri
dengan senang hati. Materi pada pembelajaran dengan metode Mind Mapping ini diterapkan
disekolah tersebut. Dari materi tersebut siswa dapat membuat ringkasan materi tersebut
sehingga mudah untuk diingat.

Berdasarkan uraian diatas, metode mind mapping memiliki sejumlah keunggulan


sehingga efektif dan efisien untuk diterapkan dalam pembelajaran. Metode ini dianggap
efektif karena penerapan metode mind mapping akan lebih menghemat waktu karena dalam
penggunaan metode ini siswa dapat terampil berkompetisi secara berkelompok dan dianggap
efisien karena metode ini menarik dan dapat menarik perhatian siswa karena melibatkan
gambar, warna, dan simbol-simbol, sehingga tepat jika metode mind mapping digunakan
untuk pembelajaran pada tingkat sekolah tingkat MI/SD.

Berdasarkan hasil pra-penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada sekolah MI


Hadirul Ulum Pemalang diperoleh pengetahuan awal yakni guru kelas mengalami sejumlah
kesulitan untuk menyampaikan materi ajar kepada para siswa, metode pengajaran yang
diterapkan adalah kombinasi antara metode ceramah dan penugasan, dan pembelajaran
berpusat pada guru karena selama proses pembelajaran siswa hanya diminta memperhatikan
penjelasan guru, kemudian mencatat apa yang telah disampaikan oleh guru dan mengerjakan
latihan, dalam kegiatan pembelajaran, guru hanya menggunakan buku paket sebagai acuan
dan media papan tulis untuk menyampaikan materi pembelajaran, siswa kurang terlibat aktif
dalam pembelajaran, dan berdasarkan hasil nilai ulangan sebagian besar nilai siswa masih
berada di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan hanya 33,33% di atas KKM.

6
Tony Buzan, Mind Map untuk Anak Agar Lulus Ujian dengan Nilai Bagus, Jakarta: PT.Gramdia,2009, hlm. 11
Berdasarkan pada sejumlah permasalahan yang ada, peneliti bermaksud melakukan
penelitian dengan judul “Penerapan Media Pembelajaran Mind Mapping Sebagai Upaya
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa MI Hadirul Ulum Pemalang” sebagai upaya untuk
memberikan kontribusi pemanfaatan metode pembelajaran yang variatif untuk meningkatkan
hasil belajar siswa di MI Hadirul Ulum Pemalang.

METODE

Jenis peneitian ini penelitian kualitatif data kuantitatif. Data kuantitatif berupa nilai
peserta didik dengan rentang nilai 0 sampai 10. Nilai tersebut diperoleh dari pra siklus,
siklus I dan siklus II. data kualitatif berupa data deskripsi hasil pengamatan dan wawancara
tentang keaktifan belajar, respon peserta didik tentang penerapan metode mind mapping.
Menurut cresweel penelitian dimuali dengan adanya asumsi dan penggunaan kerangka
penafsiran yang membentuk studi tentang permasalahan yang berkaitan dengan makna yang
dikenai oleh individu atau klompok pada suatu permasalahan di sosial. Teknik pengumpulan
data melakukan wawancara terhadap guru MI Hadirul Ulum Pemalang yang berada di dekat
daerah saya. Adapun untuk teknik wawancara menggunakan whatsapp dan juga melakukan
penelitian langsung terhadap salah satu siswa disekolah MI tersebut. Selain itu teknik
pengumpulan data juga menggunakan metode Research and Development (R&D) dengan
model Dick and Carey yang dimana kegiatan tersebut dilakukan dengan cara melakukan studi
literatur terhadap beberapa jurnal yang relevan.

PEMBAHASAAN

Prasiklus (Motivasi belajar siswa Prasiklus)

Skor motivasi belajar Prasiklus merupakan respon siswa sebelum guru menerapkan
pembelajaran dengan teknik Mind Mapping yang merupakan diskripsi motivasi siswa dalam
proses pembelajaran. Adapun hasil motivasi belajar siswa dapat dilihat dalam tabel sebagai
berikut:

Tabel 1. Hasil Penjaringan Angket Motivasi Prasiklus

No Kategori Interval Jumlah % Ket


1 Sangat Tinggi 46 s.d 60 0 0 Nilai Rata –
2 Tinggi 31 s.d 45 10 33,33 Rata = 28.8
3 Sedang 16 s.d 30 20 66,67 (Sedang)
4 Kurang ≤ 15 0 0
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa perolehan skor sangat tinggi masih nol (0%),
skor kategori tinggi 10 (33,3%), skor kategori sedang sebesar 20 (66,67%) dan kategori
kurang 0 (0%). Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa persentase tertinggi perolehan skor
motivasi belajar didominasi skor kategori sedang yaitu sebesar (66,67%). Untuk itu
persentase motivasi belajar siswa masih perlu ditingkatkan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa pada Prasiklus masih perlu ditingkatkan. Hal ini
merupakan langkah agar motivasi dan hasil belajar siklus selanjutnya lebih meningkat.

Siklus I (Motivasi belajar siswa Siklus I)

Berikut hasil rekapitulasi perjuangan angket motivasi siklus I.

Tabel 2 Rekap Penjaringan Angket Motivasi Siklus I

No Kategori Interval Jumlah % Ket


1 Sangat Tinggi 46 s.d 60 0 0 Nilai Rata –
2 Tinggi 31 s.d 45 11 35,6 Rata = 29
3 Sedang 16 s.d 30 18 60 (Sedang)
4 Kurang ≤ 15 1 3,3
Jumlah 30 100

Jika dilihat secara keseluruhan hasil belajar siswa pada Siklus I sudah lebih baik
dibandingkan hasil belajar tahap Prasiklus. Pada Siklus I mengalami peningkatan pada
kategori sangat baik dan baik. Sedangkan kategori cukup menurun jumlahnya. Pada Siklus I
ini terdapat satu orang siswa menduduki kategori kurang karena kondisi kesehatan tidak
baik. Namun demikian perolehan rata-rata hasil belajar siswa pada umumnya meningkat.

Siklus II (Motivasi Belajar Siklus II)

Motivasi belajar siswa Siklus II mengalami peningkatan walaupun tidak signifikan. Siklus I
motivasi belajar siswa pada kategori sedang, kemudian pada Siklus II meningkat menjadi
kategori tinggi.

Hasil motivasi belajar siswa pada Siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. Rekap Penjaringan Angket Motivasi

No Kategori Interval Jumlah % Ket


1 Sangat Tinggi 46 s.d 60 4 13,33 Nilai Rata –
2 Tinggi 31 s.d 45 11 36,67 Rata = 74,
3 Sedang 16 s.d 30 14 46,67 96
4 Kurang ≤ 15 1 3,3 (cukup)
Jumlah 35 100

Dapat dikatakan bahwa implementasi teknik pembelajaran Mind Mapping berhasil


meningkatkan motivasi belajar siswa di MI Hadirul Ulum Pemalang. Peningkatan ini
diharapkan dapat diimbangi dengan peningkatan keterampilan metode Mind Mapping yang
hasilnya mencapai ketuntasan minimal 75%. Hasil belajar pada Siklus II mengalami
peningkatan yang signifikan dibanding dengan Siklus I. Peningkatan terlihat pada kategori
baik dan sangat baik terlihat. Sedangkan pada kategori cukup dan kurang mengalami
penurunan. Meskipun ada siswa yang belum mencapai ketuntasan dalam belajar namun
secara kalsikal sampai dengan akhir Siklus II tindakan guru dalam mengimplementasikan
teknik pembelajaran Mind Mapping dapat dikatakan berhasil meningkatkan keterampilan
motivasi belajar siswa.

PENUTUP

Kesimpulan

Motivasi belajar siswa MI Hadirul Ulum Pemalang sebelum ada tindakan (Prasiklus)
mempunyai rata-rata sedang (28,8%), tetapi siswa yang memperoleh skor kategori tinggi
(33,33%), dan sangat tinggi 0%. Setelah ada tindakan pada Siklus I rata-rata motivasi belajar
memperoleh skor 29% (kategori sedang). Pada Siklus I jumlah siswa memperoleh skor sangat
tinggi masih 0 dan pada kategori tinggi meningkat menjadi 11 siswa (36,37%). Pada Siklus II
skor rata-rata motivasi belajar diperoleh angka sebesar 30,53 (kategori tinggi). Dengan
demikian hingga akhir Siklus II, dapat disimpulkan bahwa implementasi teknik pembelajaran
Mind Mapping dalam proses pembelajaran di MI Hadirul Ulum Pemalang dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Mudyaharjo, Redja. 2001. Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT Raja Granfindo Persada.


Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Jakarta : Kencana.

Basyirudin Usman, Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta : Rajagravindo.


Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers.
Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Ngalimun. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin : Aswaja Pressindo.
Buzan, Tony. 2009. Mind Map untuk Anak Agar Lulus Ujian dengan Nilai Bagus. Jakarta:
PT.Gramdia.
Buzan, Tony. 2009. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT.Gramdia.

Anda mungkin juga menyukai