Peta Perjalanan NZE - DirJen EBTKE
Peta Perjalanan NZE - DirJen EBTKE
REPUBLIK INDONESIA
disampaikan pada:
Media Briefing Mempersiapkan Transisi Energi
Indonesia & Antisipasi Implikasinya dan Peluncuran
The Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD) 2023
500
4% Realisasi EBT Pada Bauran Energi Primer 23%
2% 19,5% 450
659,3 Indonesia memiliki potensi EBT besar, tersebar, dan beragam, untuk mendukung
0% 17.9% 522,9 400
8% 15.7% 350 ketahanan energi nasional dan pencapaian target bauran EBT
14.5% 448,6
6% 13.4% 366,4 300 ▪ Potensi hidro tersebar di seluruh wilayah Indonesia, terutama di Kaltara, NAD, Sumbar, Sumut, dan
4% 11.6% 12.2%
12.3% Papua
2% 250
12.2% ▪ Potensi Surya tersebar di seluruh wilayah Indonesia, terutama di NTT, Kalbar, dan Riau memiliki
0% 11.2% 200
radiasi lebih tinggi
8% 9.2% 216.5 150
8.6% ▪ Potensi Angin (>6 m/s) terutama terdapat di NTT, Kalsel, Jabar, Sulsel, NAD dan Papua
6% 180.5
162.0 100 ▪ Potensi Energi Laut tersebar di seluruh wilayah Indonesia, terutama Maluku, NTT, NTB dan Bali
4% 143.2
126.0 50 ▪ Potensi Panas Bumi tersebar pada kawasan ring of fire, meliputi Sumatera, Jawa, Bali, Nusa
2%
0% 0 Tenggara, Sulawesi, dan Maluku
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 ▪ Potensi bioenergi tersebar di seluruh wilayah Indonesia baik berupa produk utama, limbah lahan
Realisasi (MBOE) Target (MBOE) Realisasi (%) Target (%) perhutanan/perkebunan, limbah di industri. Jenis potensinya meliputi biofuel, biomassa dan biogas
Direktorat Jenderal EBTKE @2023 2
PETA JALAN NZE SEKTOR ENERGI
Net Zero Emission 2060 | Juta Ton CO2e Roadmap NZE 2060 atau Lebih Cepat
1927.4
(BaU)
Industri Transportasi
1680.1 Supply: Supply: Supply:
Rumah Tangga Komersial
≈pengurangan 93%
Pengembangan PLT EBT sesuai Produksi EBT Green Hydrogen mulai Produksi EBT Green Hydrogen
Lainnya Pembangkitan 1465.8
BAU 1340.2
1412.5 RUPTL 2021-2030, cofiring 2031 untuk transportasi, BESS tahun untuk subtitusi gas alam, bauran
PLTU Batu Bara 2034 energi didominasi EBT
1136.2
1009.5
Demand: Demand: Demand:
821.4 748.6
748.2 Kompor induksi, jargas, mandatori Kompor induksi, jargas, mandatori
656.3 681.6 710.4 Kompor induksi, jargas, DME,
609.0 B40, kendaraan listrik, penerapan
555.3 590.2 mandatori B35, kendaraan B40, kendaraan listrik, manajemen
540.5 422.0 listrik energi, & penerapan hidrogen untuk hidrogen untuk industri
327.5 transportasi
129.4(NZE)
2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050 2055 2060
2021-2025 2026-2030 2031-2035 2036-2040 2041-2050 2051-2060
Pengurangan emisi NZE yaitu 93% dari BaU melalui
optimalisasi suplai dengan EBT dan demand dengan
menerapkan efisiensi energi. Supply: Supply: Supply:
Pengembangan PLT EBT sesuai Pemanfatan nuklir mulai 2039, PLTS Semua listrik dihasilkan dari PLT
Strategi Mencapai NZE RUPTL 2021-2030, pump secara massif serta PLTB onshore dan EBT dan emisi tersisa sebesar
1 Elektrifikasi storage mulai 2025 offshore 129 juta ton CO2
4 CCS/CCUS
(EV, kompor induksi, elektrifikasi
Demand: Demand: Demand:
pertanian, dll)
Kompor induksi, jargas, Kompor induksi, jargas, mandatori Kompor induksi, jargas,
2 Pengembangan EBT 5 Sumber energi baru mandatori B40, kendaraan B40, kendaraan listrik, dan CCS untuk kendaraan listrik, dan CCS untuk
(offgrid, ongrid & BBN) (hidrogen and amonia) listrik, manajemen energi industri semen dan baja industri
3 Moratorium PLTU & pensiun 6 Penerapan Efisiensi
dini PLTU yang sudah ada Energi
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2. Limbah 88 296 256 253 40 43,5
Kapasitas Terpasang Pembangkit Listrik 2022 | GW
Fosil EBT Total 84 3. IPPU 36 69,6 63 61 7 9
73 75
70 12.6
62 65
10.9 11.5 4. Pertanian 110,5 119,6 110 108 10 12
10.5
9.4 9.8
Aksi mitigasi sektor energi di tahun 2022 antara lain (juta ton CO2e):
implementasi EBT (36,61), aplikasi efisiensi energi (20,54), penerapan bahan
bakar rendah karbon (gas alam) (15,47), penggunaan teknologi pembangkit
bersih (12,31), serta kegiatan lain (6,57).
▪ Kegiatan mitigasi sektor energi yang harus dipenuhi dari upaya sendiri dan tidak
untuk diperjual belikan ke luar negeri.
▪ Potensi kegiatan lainnya diluar E-NDC meliputi: CCS/CCUS, Gas Flare, dan Early
Retirement PLTU belum diperhitungkan. (Saat ini dalam
tahap penyusunan metodologi)
Direktorat Jenderal EBTKE @2023 5
BENCHMARK TAKSONOMI BERKELANJUTAN INDONESIA
Direktorat Jenderal EBTKE @2023 Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (OJK), 2023
PENGEMBANGAN SEKTOR ENERGI ROADMAP NZE 2060
Kapasitas Pembangkit | GW Super Grid dan pemerataan sumber daya EBT
Coal Gas Diesel
Kapasitas 708 + 60,2 GW
Geothermal Bioenergy Hydro
Terdiri dari: 708
• PLTS 421 GW, Wind Solar Nuclear
637
• PLTB 94 GW, Ocean Storage
• PLTA 72 GW,
• PLTBio 60 GW, 509
• PLTN 31 GW,
• PLTP 22 GW,
389
• PLTAL 8 GW.
• Pumped Storage 4,2 GW, 283
• BESS 56 GW.
199
152
82 100
60 61 60 60 IUPTLS (Captive)
Just Energy Transition Partnership (JETP)
59 58 57
60 57 57 56
55 55 54 PPU
51
53 53 53
50 50
▪ Dalam KTT G20, Indonesia menandatangani komitmen bersama
IPP
48 49 49
yang tidak mengikat dalam upaya dekarbonisasi dalam Just
50
44
42
PLN Energy Transition Partnership yang menghadirkan investasi USD
40
Natural 20 miliar oleh Kelompok Mitra Investasi yang terdiri dari negara-
negara maju
GW
31
29 29 ▪ Tiga fokus utama: mendanai early retirement PLTU,
30 27
mempercepat penerapan energi terbarukan di Indonesia, dan
24
22 mewujudkan target net zero emission (NZE) pada tahun 2060
19
20 17 16
15
atau lebih cepat
▪ Pada tanggal 16 Februari 2023, Menteri ESDM telah meresmikan
10 beroperasinya sekretariat JETP yang bertempat di Kementerian
2
ESDM.
1 0 0 -
- Energy Transition Mechanism (ETM)
2036
2050
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
2037
2038
2039
2040
2041
2042
2043
2044
2045
2046
2047
2048
2049
2051
2052
2053
2054
2055
2056
2057
2058
2059
2060
▪ Dalam mekanisme ini, Pemerintah mendukung penggunaan
1. Kapasitas PLTU termasuk PLTU eksisiting dan yang berprogres untuk seluruh area bisnis, baik
blended finance yang akan dikelola oleh PT Sarana Multi
PLN dan Non PLN; Infrastruktur, special mission vehicle (SMV) Pemerintah dalam
pembiayaan dan pendanaan infrastruktur.
2. Kapasitas PLTU meningkat berdasarkan proyek di RUPTL;
▪ PT SMI akan menyalurkan dana energi bersih yang terkumpul
3. PLTU Retirement memberikan salah satu kontribusi utama dalam mengurangi emisi pada
untuk mentransformasi pembangkit listrik berbahan bakar
sektor pembangkit listrik;
batubara menjadi energi terbarukan dengan
4. Usia PLTU PLN berdasarkan revaluasi aset dan maksimum 30 tahun dan IPP 25-30 tahun
mempertimbangkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
(berdasarkan PPA);
(RUPTL).
Direktorat Jenderal EBTKE @2023 8
UPAYA PENURUNAN EMISI GRK: PEMBANGUNAN PLT EBT ON GRID
“Green RUPTL sebagai Landasan Untuk Mencapai Zero Carbon Tahun 2060
▪ Penambahan kapasitas EBT ditargetkan mencapai 20,9 GW di 2030 (51,6% dari total pembangkit di RUPTL 2021-2030). PROYEKSI PENURUNAN EMISI CO2
▪ Pengembangan EBT dilaksanakan dengan tetap mempertimbangkan neraca daya kelistrikan di Indonesia RUPTL 2021-2030 (CM1)
97.01
80.39
68.86
57.02
52.36
47.6
25.53
19.58
13.89
11.54
2023
2028
2021
2022
2024
2025
2026
2027
2029
2030
No Pembangkit 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 Total
1 Panas Bumi 136 108 190 141 870 290 123 450 240 808 3.355 ▪ Penambahan pembangkit EBT sebesar 20,9
2 PLTA 400 53 132 87 2.478 327 456 1.611 1.778 1.950 9.272
GW dapat menurunkan emisi sebesar 97,01
3 PLTM/MH 144 154 277 289 189 43 - 2 13 6 1.118
Juta Ton CO2.
4 PLTS 60 287 1.308 624 1.631 127 148 165 172 157 4.680
▪ Belum memperhitungkan PLTU Batubara
5 PLTB - 2 33 337 155 70 - - - - 597
6 Bioenergi 12 43 88 191 221 20 - 15 - - 590
(early retirement).
7 PLT EBT - Base - - - - - 100 265 215 280 150 1.010 ▪ PLTU yang masih beroperasi untuk
8 PLT EBT - Peaker - - - - - - - - - 300 300 menangani baseload diharapkan dapat
diganti dengan PLT EBT.
Total 752 648 2.028 1.670 5.544 978 991 2.458 2.484 3.370 20.923
Direktorat Jenderal EBTKE @2023 9
PENGUATAN REGULASI UNTUK MEMPERCEPAT INVESTASI PLT EBT
PERPRES NOMOR 112 TAHUN 2022 PERPRES NOMOR 11 TAHUN 2023 tentang Urusan Pemerintahan Konkuren Tambahan di
Bidang ESDM pada Subbidang EBT.
Pengembangan ET dilaksanakan berdasarkan dokumen RUPTL, dengan pertimbangan
target bauran EBT, supply-demand, dan nilai keekonomian. Untuk mendukung pemanfaatan EBT dalam bauran energi primer dan tercapainya
penurunan emisi global perlu mengoptimalkan kewenangan koordinasi dan sinergis antara
Harga Patokan Tertinggi (HPT) staging 2 tahap tanpa eskalasi dengan faKtor lokasi berlaku Pemerintah dan Pemerintah Daerah
pada staging 1, untuk setiap jenis ET:
Jenis Stage 1 (cUSD/kWh) Stage 2 (cUSD/kWh) Urusan Pemerintahan Konkuren Tambahan bagi Pemda:
PLTP 7,65 – 9,76 x F 6,5 – 8,30
a pengelolaan penyediaan Biomassa dan/atau Biogas dalam wilayah provinsi
PLTA 6,74 – 11,23 x n x F 4,21 – 7,02
Excess PLTA 5,80 x 0,7 b pengelolaan pemanfaatan Biomassa dan/atau Biogas sebagai bahan bakar dalam
PLTS 6,95 – 11,47 x n x F 4,17 – 6,88 wilayah provinsi
PLTB 9,54 – 11,22 x n x F 5,73 – 6,73
PLTBg 7,44 – 10,18 x n x F 4,46 – 6,11 x n c pengelolaan Aneka Energi Baru Terbarukan yang bersumber dari sinar matahari, angin,
aliran dan terjunan air, serta gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut dalam wilayah
PLTBm 9,29 – 11,55 x n x F 7,43 – 9,24 x n
provinsi
n: Faktor Teknis (0,7 – 1,0) F: Faktor Lokasi (1 – 1,5)
Harga Kesepakatan (memerlukan persetujuan MESDM): PLTA Peaker; PLT BBN; PLTAL) d pengelolaan Konservasi Energi terhadap kegiatan yang izin usahanya dikeluarkan oleh
daerah provinsi
Perpres 112/2022 juga mengamanatkan Pemerintah c.q. KESDM menyusun peta jalan percepatan e pelaksanaan Konservasi Energi pada sarana dan prasarana yang dikelola oleh
pengakhiran masa operasional PLTU, kecuali PLTU dalam RUPTL; PLTU yang (1) memenuhi syarat perangkat daerah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang energi dan
Terintegrasi dengan Industri, (2) Berkomitmen melakukan pengurangan GRK > 35% dalam 10 tahun sumber daya mineral
sejak PLTU beroperasi melalui pengembangan teknologi, carbon offset, dan/atau bauran ET, (3)
Beroperasi s.d. 2050. f pembinaan dan pengawasan pelaksanaan Konservasi Energi yang dilakukan oleh
pemangku kepentingan di tingkat daerah provinsi
RUU EBET
“ Revisi Permen ESDM untuk Percepatan Pengembangan PLTS Atap
“ Sebagai regulasi yang komprehensif untuk menciptakan iklim
pengembangan EBT yang berkelanjutan dan berkeadilan
Revisi dilakukan guna mendorong optimalisasi capaian pemanfaatan PLTS Atap, dimana
potensinya mencapai 32,5 GW, namun pemanfaatannya baru mencapai 110 MWp
27 27 27
113 26 28
109 96
105 25 94
99 23 92 89 90 25
89
91 22
81 22
20
82 18
66 18
69
56 15
55
48 12
10
7
6
2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050 2055 2060 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050 2055 2060 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050 2055 2060 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050 2055 2060
Batubara
Batu Bara Gas
Gas Listrik
Listrik Kerosene
Kerosene LPG
LPG Gas Minyak Energi Baru Terbarukan Listrik
Minyak
Minyak Energi
Energi Baru Terbarukan
Terbarukan Gas Minyak Listrik
Listrik
Listrik Gas
GasBumi Biogas
Biogas Dimethyl Ether
DME
tentang Konservasi Energi, energi sebagai persyaratan kewajiban Penurunan Emisi CO2 35,03
(Ton/Tahun) Juta
dengan tujuan: pelaksanaan manajemen energi
a. Penyedia Energi ≥ 6000 TOE 4000
1. Melestarikan sumber daya b. Pengguna Energi: TOE/tahun
(Usulan)
SEKTOR TRANSPORTASI
energi dalam negeri 1) Sektor Industri ≥ 4000 TOE Potensi Penghematan 1,1
1 2 3 4
@KementerianESDM KementerianESDM