TRANSISI ENERGI DI
INDONESIA
Dadan Kusdiana
Direktur Jenderal EBTKE
pada
Rapat Kerja Nasional BPDLH 2022
2025: Penurunan emisi 231,2 Juta ton CO2 2035: Penurunan emisi 388 Juta ton CO2 2050: Penurunan emisi 1.043,8 Juta ton CO2
Supply: Supply: Supply:
➢ Pengembangan PLT EBT sesuai RUPTL PT PLN (Persero) ➢ Produksi EBT Green Hydrogen mulai 2031 untuk sektor
➢ Produksi EBT Green hydrogen untuk substitusi gas alam
2021-2030 transportasi
untuk proses industri dengan temperatur tinggi mulai
➢ Implementasi PLTS Atap ➢ Battery Energy Storage System (BESS) tahun 2034
tahun 2041
➢ Percepatan pengembangan PLT Sampah ➢ Kapasitas terpasang PLTP mencapai 11 GW pada tahun
➢ Pengembangan PLT Biomassa skala kecil 2035 ➢ Bauran energi primer didominasi oleh EBT
➢ Cofiring PLTU Batu Bara Demand: Demand:
Demand: ▪ Penggunaan kompor Induksi untuk 28,2 juta RT. ▪ Penggunaan kompor Induksi untuk 46,6 juta RT.
▪ Kompor Induksi untuk 8,1 juta RT. ▪ Kendaraan listrik 9,3 juta mobil dan 51 juta motor ▪ Kendaraan listrik 50,2 juta mobil dan 163 juta motor
▪ Kendaraan listrik 300 ribu mobil dan 1,3 juta motor ▪ Jargas untuk 15,2 juta RT. ▪ Jargas untuk 22,7 juta rumah.
▪ Jargas untuk 5,2 juta RT. ▪ Penggunaan biofuels 40% ▪ Penggunaan biofuels 40%
▪ DME sebagai substitusi LPG pada RT
▪ Penambahan penerapan manajemen energi dan ▪ Penerapan hidrogen di sektor industri
▪ Mandatori biodiesel 30% pada 2025
peralatan SKEM
▪ Penerapan hidrogen di sektor transportasi
2021 – 2025 2026 – 2030 2031– 2035 2036 – 2040 2041– 2050 2051 – 2060
Supply: Supply:
Supply:
➢ Pemanfaatan nuklir untuk pembangkit listrik mulai tahun ➢ Tidak ada pembangkit listrik berbahan bakar fossil dan
➢ Pengembangan PLT EBT sesuai RUPTL PT PLN (Persero) tersisa emisi sebesar 129 juta ton CO2 pada sektor
2039
2021-2030 industri dan transportasi
➢ Pemanfaatan pump storage mulai tahun 2025 ➢ Pengembangan EBT, terutama solar PV secara massif, ➢ Semua listrik dihasilkan dari PLT EBT
Demand: dilanjutkan dengan PLT Bayu baik secara onshore dan
Demand:
offshore mulai tahun 2037
▪ Kompor Induksi untuk 18,1 juta RT. ▪ Penggunaan kompor Induksi untuk 54,3 juta RT.
Demand:
▪ Kendaraan Listrik 2 jt mobil dan 13 juta motor ▪ Kendaraan listrik 65 juta mobil dan 175 juta motor
▪ Penggunaan kompor Induksi untuk 37,9 juta RT.
▪ Jargas untuk 10,2 juta RT ▪ Kendaraan listrik 23 juta mobil dan 101 juta motor ▪ Jargas untuk 22,7 juta rumah.
▪ Pemanfaatan biofuels pada sektor industri dan ▪ Jargas untuk 20,2 juta rumah. ▪ Pemanfaatan CCS pada industri sebesar 13 juta ton CO2
transportasi mencapai 40% ▪ Penggunaan biofuels 40% ▪ Proyeksi konsumsi listrik sebesar 1.942 TWh, setara
▪ Manajemen energi dan SKEM untuk 11 peralatan ▪ CCS untuk industri semen dan baja mulai tahun 2036 dengan 5.862 kWh/kapita
2030: Penurunan emisi 327,9 Juta ton CO2 2040: Penurunan emisi 629,4 Juta ton CO2 2060: Penurunan emisi 1.798 Juta ton CO2
Teknologi rendah emisi yang inovatif seperti CCS/CCUS dapat diterapkan dalam kondisi tertentu pada pembangkit listrik fosil yang ada untuk mempercepat
pengurangan emisi dalam peralihan ke energi yang lebih bersih dan lebih hijau
▪ Untuk mengoptimalkan kondisi Indonesia yang merupakan negara kepulauan dimana sumber
2022 2025 2030 2035 2040 2045 2050 2055 2060 daya EBT tersebar luas di seluruh negeri, diperlukan moderninasi jaringan grid yang smart
dan terintegrasi secara nasional, untuk membangun infrastruktur transmisi dalam negeri yang
▪ Proyeksi demand listrik sebesar 1.942 TWh dengan konsumsi listrik setara dengan tangguh dan andal.
5.862 kWh/kapita.
▪ Tujuan:
▪ Sektor pembangkit listrik didominasi oleh VRE VRE dengan tetap mengoptimalkan
sumber ET baseload untuk menjaga stabilitas sistem. ➢ Meningkatkan pengembangan energi terbarukan.
➢ Menjaga stabilitas dan keandalan transmisi
▪ Pump storage masuk sistem pada 2025, Battery Energy Storage System (BESS) ➢ Mengatasi mismatch antara lokasi sumber daya EBT dengan area dengan demand listrik
dimanfaatkan secara masif mulai 2031. tinggi.
▪ PLTN akan tersambung pada sistem di tahun 2049 untuk menjaga keandalan sistem. ➢ Menyediakan dan memperluas akses energi.
Pada tahun 2060, PLTN yang dikembangkan akan mencapai 31 GW.
Investasi interkoneksi akan berkurang apabila REBID (Renewable Energy Based
▪ Total investasi: 1.108 miliar USD atau 28,5 miliar USD/tahun s.d. 2060.
Industry Development) diimplementasikan
Direktorat Jenderal EBTKE @2022 4
KAPASITAS TERPASANG PLT BIOENERGI (NOVEMBER 2022)
PLT BIOENERGI
3.086,58 MW LIMBAH SAWIT
667,19 MW.
LIMBAH SAWIT
116,01 MW
INDUSTRI KERTAS
POME 1801,91 MW.
43,90 MW
POME
84,42 MW.
IPP EXCESS POWER
80,1 MW 153,07 MW
LAINNYA
77,06 MW.
14 14
Potensi Bahan Baku Biomassa
12 12
10.20 10.11
10 9.08 9.11 9.14 8.91 10
Produksi (TWh)
8 8
6 6
4 2.83 4
2.20
Limbah 2 0.45 2
0.25
Tanaman Energi Pertanian/Perkebunan 0 0
2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
PLTU
25 35 50 52 52 52 52 52 52 52
(Jumlah)
Produksi
0.18 0.34 2.74 3.53 12.71 12.60 11.31 11.35 11.39 11.10
(TWh)
Limbah Industri Kayu Sampah Rumah Tangga Biomasa
0.25 0.45 2.20 2.83 10.20 10.11 9.08 9.11 9.14 8.91
(Juta Ton)
Direktorat Jenderal EBTKE @2022 6
PROSES BISNIS RANCANGAN PERMEN COFIRING BIOMASSA PADA PLTU
Pentahapan Pemanfaatan
Insentif Fiskal dan non Bahan Bakar Biomassa Pokok-Pokok yang diatur :
Fiskal 1. Bahan Bakar Biomassa terkait Harga,
jenis dan standar
2. Pentahapan pemanfaatan Bahan Bakar
Pemilik PLTU Biomassa
Penyedia 3. Penyediaan Bahan Bakar Biomassa
kewajiban 4. Aspek K3L
Bahan Bakar Biomassa 5. Pelaporan
6. Pembinaan dan Pengawasan
Bahan Bakar Biomassa 7. Insentif
Kontrak 8. Ketentuan Peralihan
1. Harga
Penyediaan 1.
2. Standar
Biomassa Murni
Bahan Bakar Pelaporan
Biomassa
VOLUNTARY
BBJP/SRF
2. Pemilik Wilus Non PLN
Pembinaan dan Pengawasan
a. Pentahapan cofiring
b. Standar dan mutu Biomassa
Rekomendasi Ekspor c. Aspek K3L
d. Ketersediaan pasokan
e. Laporan pelaksanaan
Pasar Internasional
Monitoring
& Evaluasi Standar Nasional Infrastruktur
(Pemerintah Bersama (Standar Nasional dan (Kesiapan Infrastruktur untuk
stakeholder terkait melakukan Panduan Teknis untuk mendukung pencampuran dan
pemantauan intensif dan menjaga kualitas) sistem distribusi)
berkala) BBN -> B30D10 & B40
Direktorat Jenderal EBTKE @2022 11
PENINGKATAN AKSESIBILITAS DAN PENYEDIAAN ENERGI BERSIH
Pembangunan Infrastruktur EBTKE melalui APBN KESDM 2011-2022 Program Konversi PLTD (Dedieselisasi)
APDAL in Papua (2021)
5.200 Tersebar di
2.130 lokasi (mayoritas
unit remote)
Manfaat:
1 Mengurangi 67 ribu kL
konsumsi BBM
2 Reduksi emisi 0,3 juta CO2e
GRK
Dukungan Pemerintah 3 Peningkatan bauran 0,5%
1. APBN EBT
2.Dana Alokasi Khusus
✓ Surya, Hidro (Air) , PTL Bio, dll. (DAK) Energi Skala Kecil
2 Konversi PLTD 304 Konversi PLTD ke bahan bakar
✓ APDAL (Alat Penyalur Daya Listrik)
3.Bantuan Pasang Baru Ke Gas MW gas
✓ PJU – TS (Penerangan Jalan Umum
Listrik Permen ESDM
Tenaga Surya)
3/2022 Konversi PLTD 1070
✓ LTSHE (Lampu Tenaga Surya Hemat 3 Konversi PLTS ke pembangunan grid /
Energi) ke Grid MW interkoneksi jaringan
@djebtke www.ebtke.esdm.go.id
POTENSI BAHAN BAKAR BIOMASSA (B3m) UNTUK COFIRING
B3m Limbah
(Full Batok / Tempurung Kelapa
Pertanian /
425.978 ton
Bahan Perkebunan
Organik)
Limbah
Industri
Sawdust Wood chip Cangkang sawit Sekam Padi EFB / Tankos
2.427.638 ton 789.008 ton 12.850.976 ton 10.047.142 ton 47.120.246 ton
Data terlampir merupakan data