Qiemas, 2020
Qiemas, 2020
Diajukan sebagai salah satu syarat mendapat gelar Ahli Madya Keperawatan
(A.Md.Kep) di Prodi DIII Keperawatan Universitas Bhakti
Kencana Bandung
Oleh :
Muhammad Qiemas
AKX 17.058
Latar Belakang: Hernia merupakan penonjolan pada dinding perut atau dari rongga perut ke
rongga tubuh lainnya. Banyaknya angka kejadian hernia di RSUD Ciamis sepanjang tahun 2019
terdapat 46 kasus. Tindakan operasi hernia menyebabkan terjadinya diskontuinitas jaringan tubuh
sehinga klien merasakan nyeri akut. Tujuan: Mampu elaksanakan asuhan keperawatan pada klien
hernioraphy dengan nyeri akut RSUD Ciamis. Metode: Studi kasus yaitu untuk mengeksporasi
masalah/fenomena dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan data yang mendalam dan
menyertakan berbagai sumber informasi. Studi kasus ini dilakukan pada kedua orang klien
hernioraphy dengan nyeri akut di Ruang Wijaya Kusuma I RSUD Ciamis. Hasil: Setelah di
lakukan asuhan keperawatan dengan memberikan intervensi keperawatan, masalah keperawatan
nyeri akut pada klien satu dan dua teratasi pada hari ke tiga. Diskusi: Klien dengan masalah
keperawatan nyeri akut tidak selalu memiliki respon yang sama terhadap kasus hernioraphy, hal
ini dipengarunhi oleh beberapa hal meliputi arti nyeri, presepsi nyeri, toleransi nyeri, dan reaksi
terhadap nyeri. Untuk itu perawat harus melakukan asuhan yang komprehensif untuk menangani
masalah keperawatan pada klien. Saran: Pemberian terapi musik dan nafas dalam, pada pasien
post operasi efektif terhadap penurunan skala nyeri. Diharapkan rumah sakit mampu
mengaplikasikan terapi musik dan nafas dalam untuk menurunkan nyeri pasca operasi.
ABSTRACT
Backgrond: Henia is a protrusion in the abdominal wall or from the abdominal cavity to other
cavites. Many incidence hernia hernia in public hospitals Ciamis throughout 2019 there were 46
cases. The act of operation of hernia caused changes continuity body tissues that acute pain.
Research Purpose: Implement clients nursing care public hospital Ciamis hernioraphy acut pain.
Method: Case study is to explore problems / phenomena with detailed limitations, have in-depth
data collection and include various sources of information. This case study was carried out on two
hernioraphy clients with acute pain in Room Wijaya Kusuma I Hospital Ciamis. Results: After
nursing care is done by providing nursing intervention, the nursing acut pain in the case of one
and two can be reduced on the third day. Discussion: Patien with acute pain nursing problem do
not always have the same respone every hernioraphy, this is influenced by several things including
the meaning of pain, pain perception, pain tolerance, and reaction to pain. For that, nurses must
carry out comprehensive care to deal with nursing problems to clients. Suggestion:
Administration of music and deep breathing therapy in postoperative patients is effevtive against
decreasing paint scale. The hospital is expected to be to apply music therapy and deep breathing
therapy in reducing postoperative pain.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan karunia – Nya penulis masih diberi kekuatan dan pikiran
sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Pada Klien Post Operasi Hernioraphy Atas Indikasi Hernia Inguinalis Lateralis
Dengan Nyeri Akut Di Ruang Wijaya Kusuma I RSUD Ciamis” dengan sebaik-
baiknya
Maksud dan tujuan penyusunan karya tulis ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan Program Studi Diploma III
Kencana.
Kencana.
vii
6. Anggi Jamiyanti, S.Kep.,Ners, selaku pembimbing pendamping dan
10. Ayahanda Tamsil, S.E, ibunda Ernawati, adikku tercinta Siti Faiqah dan M
11. Ravi Oktapyan Lestari yang selalu memberikan dukungan serta bersedia
12. Para senior dan sahabatku Ramdhan, Eka, Lukman, Riath, Fauzan, Ardi,
13. Difa Alfansha yang membantu dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
3.8 Etika Penelitian ................................................................................51
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................55
4.1 Hasil .................................................................................................55
4.2 Pembahasan ......................................................................................82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................93
5.1 Kesimpulan ......................................................................................93
5.2 Saran .................................................................................................95
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................97
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR SINGKATAN
xiii
DAFTAR BAGAN
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
perut ke rongga tubuh lainnya (pinggul atau pelvis, dada atau toraks) yang
dinding perut yang bisa berisi usus, penggantung usus, atau organ perut
ireponible. Hernia reponibel sendiri bila isi hernia bisa keluar masuk. Usus
keluar bila berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau
didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
Sedangkan hernia ireponible yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat
pulposi. Hernia inguinalis adalah hernia yang paling umum terjadi dan
menerobos ke bawah melalui celah. Jika anda merasa ada dibawah perut
1
2
benjolan lembut, kecil, anda mungkin terkena hernia ini, hernia tipe sering terjadi
hernia tiap tahunnya meningkat. Didapatkan data pada dekade tahun 2005
Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Ciamis
penderita hernia yaitu penanganan konservatif dan terapi operatif. Tiga jenis
untuk penyembuhan luka, fase awal penyembuhan luka ini biasanya timbul
tubuh berhubungan dengan mual dan muntah, gangguan rasa nyaman, resiko
pendarahan, dan resiko infeksi (Nurarif & Kusuma, 2015). Diantara lima
pada pasien post operasi hernioraphy, nyeri post operasi disebabkan oleh
darah dan nadi. Akibat tekanan darah dan nadi yang meningkat dapat
Andrian, 2018).
dibutuhkan untuk mengelola masalah nyeri yang sering timbul pada pasien
bedah. Rencana tindakan yang dapat disusun untuk penanganan nyeri antara
observasi reaksi non verbal dari ketidak nyamanan, pilih dan lakukan
karakteristik, kualitas, cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan
frekuensi, cek riwayat alergi, tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan
(NIC-NOC, 2015).
operasi pada pasien dengan kasus hernia dapat menimbulkan rasa nyeri, apa
bila rasa nyeri tidak diatasi maka akan memperlambat proses penyembuhan.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini dalam sebuah
karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada klien Post
Ciamis.
melaksanakan :
1.4 Manfaat
Karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan sumber referensi dalam perawatan
akut.
7
praktik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
perut ke rongga tubuh lainnya (pinggul atau pelvis, dada atau toraks) yang
dinding perut yang bisa berisi usus, penggantung usus, atau organ perut
menerobos ke bawah melalui celah. Jika anda merasa ada dibawah perut
benjolan lembut, kecil, anda mungkin terkena hernia ini, hernia tipe sering
terjadi pada laki-laki dari pada perempuan (Nufarif & Kusuma, 2015).
8
9
kulit. Pada bagian lateral, terdapat tiga lapisan otot dengan fasia obllik yang
berhubungan satu sama lain. Pada setiap otot terdapat tendon yang disebut
dari otot-otot dinding perut dan merupakan lapisan dinding perut yang
2.1.3 Klasifikasi
(2017):
a. Hernia inguinalis adalah hernia yang paling umum terjadi dan muncul
perut benjolan lembut, kecil, anda mungkin terkena hernia ini, hernia
paha. Tipe ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.
c. Hernia Insisional dapat terjadi melalui pasca operasi perut. Hernia ini
muncul disekitaran pusar yang terjadi ketika otot sekitar pusar tidak
menutup sepenuhnya.
hernia jenis ini biasanya meutup secara bertahap sebelum usia 2 tahun.
e. Hernia Epigastric yaitu penonjolan isi perut yang letaknya antara pusar
dengan batas bawah tulang rusuk, terletak antara bagian bawah perut,
lumbar bawah.
Usus keluar bila berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring
atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi
usus.
isi kantong pada peritoneum kantong hernia. Hernia ini biasa disebut
c. Hernia strangulate atau inkarserata yaitu bila isi hernia terjepit oleh
2.1.4 Etiologi
Menurut Dermawan dan Rahayu (2010):
a. Kelemahan abdomen
e. Batuk
f. Kegemukan
2.1.5 Patofisiologi
tekanan seperti pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang
air besar atau batuk kuat ataupun perpindahan usus kedaerah otot
abdominal yang tipis atau tidak cukup pada daerah tersebut dimana kondisi
itu ada sejak proses perkembangan yang cukup lama. Pertama terjadi
dewasa terjadi karena usia lanjut, karena bertambahnya usia maka akan
dan jaringan tubuh mengalamin proses degenerasi. Pada usia lanjut kanalis
mengankat beban yang berat, dan mengejan. Kanal yang sudah tertutup
Factor Pencetus:
Aktivitas berat, bayi premature, kelemahan dinding Hernia
abdominal,Intraabdominal tinggi, adanya tekanan
Pembedahan
b. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan bila isinya terjepit disertai
perasaan mual.
c. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada
komplikasi.
g. Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia akan bertambah
besar.
2.1.7 Penatalaksanaan
a. Reposisi
b. Suntikan
c. Sabuk Hernia
Diberikan pada pasien yang hernia yang masih kecil dan menolak
dilakukan operasi.
2) Operatif
a. Herniotomy
b. Hernioraphy
c. Hernioolasty
hingga/ tertutup hingga dinding perut jadi lebih kuat karena tertutup
otot.
dengan dua cara yaitu: pada anak kurang dari 1 tahun :menggunakan
teknik Michele benc, sedangkan pada anak berusia lebuh dari 1 tahun
2.2.1 Pengkajian
1) Pengumpulan Data
a. Biodata
1. Identitas Klien
dan alamat.
2) Riwayat Kesehatan
sakit yang didapatkan adalah benjolan pada lipat paha atau nyeri
dari organ lain, dan penyakit lain yang memperberat hernia seperti
Hiperplasia.
21
a. Pola Nutrisi
Pada aspek ini dikaji mengenai makan dan minuman klien saat
b. Pola Eliminasi
Pada aspek ini dikaji mengenai BAB dan BAK klien saat dirumah
c. Istirahat Tidur
Pada aspek ini dikaji mengenai kebutuhan istirahat dan tidur saat
siang maupun malam dan keluhan tidur yang dialami. Pada pasien
e. Aktivitas
4) Pemeriksaan Fisik
a. Sistem pernafasan
b. Sistem Kardiovaskuler
c. Sistem Pencernaan
bising usus.
d. Sitem Perkemihan
output urine, hal ini terjadi karena adanya intake oral selama
e. Sistem Muskuloskeletal
f. Sistem Integumen
g. Sistem Persyarafan
h. Sistem Pendengaran
i. Sistem Endokrin
tiroid.
h. Sistem penglihatan
5) Data Psikologis
6) Data Sosial
Data Sosial klien dilihat saat hubungan interaksi klien dengan keluarga,
7) Data Spiritual
8) Data Penunjang
10) Analisa
tindakkan operasi.
d. Resiko perdarahan.
tindakkn operasi.
Tabel 2.1
Intervensi Nyeri Akut
efektif memberikan
penguatan positif,
meningkatkan rasa
control dan
menyiapkan pasien
untuk intervensi yang
biasa digunakan
setalah pulang
(Sumber Doengus,
2014).
- Evaluasi bersama - Memahami kaprahan
pasien dan tim dan lokasi nyeri,
kesehatan lain membantu untuk
tentang ketidak menentukan upaya
efektifan control kontrolnyeri cepat
nyeri masa lampau (Sumber Doengus,
2014).
- Bantu pasien dan - Informasi ini
keluarga untuk menentukan tindakan
mencari dan selanjutnya (Sumber
menemukan Doengus, 2012).
dukungan
- Kontrol lingkungan - Untuk meningkatkan
yang dapat manajemen nyeri dan
mempengaruhi farmakologi (Sumber
nyeri seperti suhu Doengus, 2012).
ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan.
- Pilih dan lakukan - Membantu klien
penanganan nyeri istirahat dan
(farmakologi, non membantu
farmakologi dan memfokuskan
inter personal) kembali perhatian
sehingga megurangi
nyeri dan ketidak
nyamanan (Sumber
Doengus, 2012).
- Kaji tipe dan - Menentukan data
sumber nyeri untuk dasar kondisi pasien
menentukan dan memandu
intervensi intervensi
keperawatan
(Sumber Doengus,
2012).
- Ajarkan tentang - Dapat menurunkan
teknik non intensitas nyeri serta
farmakologi memfokuskan
perhatian selain
nyeri untuk mencapai
relaksasi penuh (Nur
Intan, 2014).
- Evaluasi - Nyeri merupakan
keefektifan kontrol pengalaman
nyeri subjektif, pengkajian
29
berkelanjutan
diperlukan untuk
evaluasi efektifan
medikasi dadn
kemajuan
kesembuhan
(Sumber Doengus,
2012).
- Tingkatkan istirahat - Mengurangi
ketegangan otot
meningkatkan
relaksasi dan dapat
meningkatkan
kemampuan koping
(Sumber Doengus,
2012).
- Kolaborasikan - Perubahan padaa
dengan dokter jika karakteristik nyeri
ada keluhan dan dapat
tindakan nyeri tidak mengidikasikan
berhasil. suatu komplikasi ,
memerlukan evaluasi
dan intervensi yang
cepat dan tepat
(Sumber Doengus,
2012).
Analgesic
Administration
- Tentukan lokasi, - Mengenal dan
karakteristik, memudahkan dalam
kualitas, dan derajat melakukan tindakan
nyeri sebelum keperawatan
pemberian obat (Sumber Doengus,
2018).
- Cek instruksi - Menghindari
dokter tentang jenis terjadinya kesalahan
obat, dosis, dan dalam pemberian
frekuensi obat ke pasein
(Sumber Doengus
2018).
- Cek riwayat alergi - Mengetahui adanya
alergi (Sumber
Doengus, 2018).
- Pilih analgesik - Nyeri berat atau lama
yang diperlukan dapat meningkatkan
atau kombinasi dari syok dan lebih sulit
analgesik ketika hilangnya,
pemberian lebih memerlukan dosis
dari satu. lebih besar yang
dapat menderasi
masalah (Sumber
Doengus, 2018).
- Tentukan pilihan - Nyeri berfariasi dari
analgesik ringan sampai
tergantung tipe dan keberat analgetik
30
Tabel 2.2
Intervensi Ketidak Seimbangan Nutrisi
- Untuk membantu
Nutrition Monitoring perubahan atau
- BB pasien dalam penurunan BB
batas normal (Sumber Doengus,
2012).
- Membantu dalam
identifikasi
- Monitor adanya malnutrisi, protein,
penurunan berat khusunya bila berat
badan badan berkurang
(Sumber Doengus,
2012).
- Lingkungan yang
bersih dan nyaman
- Monitor lingkungan dapat meningkatkan
selama makan selera makan
(Sumber Doengus,
2012).
- Tidak menjadwal
apapun saat klien
- Jadwalkan makan (Sumber
pengobatan dan Doengus, 2012)
perubahan - Dehidrasi dapat
pigmentasi mempengarumgi
- Monitor kulit kering kondisi kulit
dan perubahan (Sumber Doengus,
pigmentasi 2012).
- Turgor kulit
menentukan apakah
- Monitor turgor kulit kulit dehidrasi atau
tidak (Sumber
Doengus, 2012).
- Meminimalkan
anoreksia dan
- Monitor mual dan mengurangi iritasi
muntah gester (Sumber
Doengus, 2012).
- Memantau
pemeriksaan lab
- Monitor kadar untuk selalu keadaan
albumin, total normal (Sumber
protein, Hb, dan Doengus, 2012).
kadar Ht - Dapat menentukan
dan mengidentifikasi
- Monitor kalori dan masalah untuk
intake nutrisi meningkatkan intake
nutrisi (Sumber
Doengus, 2012).
33
Tabel 2.3
Intervensi Gangguan Rasa Nyaman
Tabel 2.4
Intervensi Resiko Perdarahan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
keperawatan Hasil
Resiko NOC NIC
Perdarahan ❖ Blood lose Bleeding precautions
- Monitor ketat tanda- - Perubahan pada TD
severity
tanda perdarahan denyut nadi dapat
❖ Blood
digunakan untuk
koagulation
perkiraan kasar
kehilangan darah.
Kriteria Hasil : TD kurang dari 90
❖ Tidak ada mmHG dan dan
hematuria dan denyut nadi lenih
hematemesis dari 110 menandakan
❖ Kehilangan penurunan volume 5-
darah yang 35% atau kira-kira
terlihat 1000 mL hipotensi
❖ Tekanan darah postural
dalam batas mencerminkan
normal sistol dan penurunan volume
diastole sirkulasi. (Sumber
❖ Tidak ada Doengus, 2012).
perdarahan - Catat nilai Hb dan - Untuk mengetahui
pervagina HT sebelum dan kondisi nilai Hb dan
❖ Tidak ada sesudah terjadìnya Ht pasein seblum
distensi perdarahan terjadi pendarahan.
abdominal (Sumber Doengus,
❖ Hemoglobin dan 2012).
hematrokrit - Monitor nilai lab - Menditeksi
dalam batas (koagulasi) yang perbubahan
normal meliputi PT, PTT, pembekuan darah
❖ Plasma, PT, PTT trombosit (Sumber Doengus,
dalam batas 2012).
normals - Pertahankan bed rest - Mengurangi
selama perdarahan kemungkinan cedera
aktif mesikipun aktivitas
perlu dipertahankan
(Sumber Doengus,
2012).
- Kolaborasi dalam - Transfusi dapat
pemberian produk diberikan pada
darah (platelet atau kejadian pendarahan
fresh frozen plasma) persistem atau masih
(Sumber Doengus,
2012).
- Lindungi pasien dari - Mengurangi cidera
trauma yang dapat tidak sengaja yang
menyebabkan dapat menyebabkanb
perdarahan pendarahan (Sumber
Doengus, 2012).
35
Bleeding reduction
- Identifikasi penyebab - Untuk menentukan
pendarahan kebutuhan
penggantian darah
dan mengawasi
keefektifan terapi
(Sumber Doengus,
2012).
- Monitor trend - Untuk menentukan
tekanan darah dan kebutuhan
parameter penggantian darah
hemodinamik dan mengawasi
keefektifan terapi
(Sumber Doengus,
2012)
- Monitor status - Mengetahui keadaan
cairanyang berkaitan intake output yang
dengan intake dan telah diberikan
output kepada pasien.
- Monitor penentu - Untuk mengetahui
pengiriman oksigen kebuthab oxsyen
- Pertahankan patensi - Sebagai saluran
IV line intake (Sumber
Doengus, 2012)
36
Tabel 2.5
Intervensi Resiko Infeksi
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
keperawatan Hasil
Resiko infeksi NOC NIC
❖ Immune Status Infection Control
❖ Knowledge : (Kontrol infeksi)
Infection - Bersihkan lingkungan - Untuk meningkatkan
setelah dipakai pasien pemulihan dan
control
lain mencegah
❖ Risk control komplikasi (Sumber
Doengus, 2012).
Kriteria Hasil: - Pertahankan teknik - Meminimalkan
❖ Klien bebas isolasi pathogen yang ada
dari tanda dan disekeliling (Sumber
gejala infeksi Doengus, 2012).
- Batasi pengunjung bila - Menghindari
❖ Mendeskripsik
perlu masuknya
an proses mikroorganisme atau
penularan bakteri yang akan
penyakit, faktor menyebabkan infeksi
yang (Sumber Doengus,
mempengaruhi 2012).
penularan serta - Instruksikan pada - Menghindari
pengunjung untuk penularan atau
penatalaksanaa
mencuci tangan saat penyebabran bakteri
nnya atau pun kuman
berkunjung dan setelah
❖ Menunjukkan (Sumber Doengus,
berkunjung
kemampuan meninggalkan pasien 2012).
untuk - Gunakan sabun - Antiseptik digunakan
mencegah antimikrobia untuk untuk mencegah
cuci tangan terjadinya infeksi
timbulnya
ataupun kuman
infeksi (Sumber Doengus,
❖ Jumlah leukosit 2012).
- Cuci tangan setiap
dalam batas sebelum dan sesudah - Dapat meminimalkan
normal tindakan keperawatan kotoran yang
Menunjukkan terdapat ditangan
perilaku hidup sehat (Sumber Doengus,
2012).
- Gunakan baju, sarung - Untuk mencegah
tangan sebagai alat penularan antara
pelindung pasien dan petugas
(Sumber Doengus,
2012).
- Pertahankan - Tehnik steril
lingkungan aseptik mencegah terjadinya
selama pemasangan infeksi (Sumber
alat Doengus, 2012).
37
Infection Protection
(proteksi terhadap
infeksi)
- Monitor tanda dan - Untuk mengetahui
gejala infeksi sistemik adanya tanda dan
dan local gejala infeksi
(Sumber Doengus,
2012)
- Monitor hitung - Jumlah granulosit
granulosit, WBC yang lebih dari batas
normal menandakan
terjainya infeksi
(Sumber Doengus,
2012).
- Batasi pengunjung - Menghindari
Sering pengunjung masuknya
terhadap penyakit mikroorganisme atau
menular bakteri (Sumber
Doengus, 2012).
- Pertahankan teknik - Meminimalkan
aspesis pada pasien proses masuknya
yang beresiko bakteri (Sumber
Doengus, 2012).
- Inspeksi kulit dan - Untuk mengetahui
membran mukosa tanda dan gejala
terhadap kemerahan, infeksi terhadap
panas, drainase kondisi luka (Sumber
Doengus, 2012).
- Inspeksi kondisi luka / - Mengetahui kondisi
insisi bedah luka (Sumber
Doengus, 2012).
- Dorong masukan - Cairan yang cukup
cairan berperan untuk
mempercepat
penyebuhan luka
(Sumber Doengus,
2012).
38
2.2.4 Implementasi.
sesudah pelaksanaan tindakkan, serta menilai data yang baru (Nikmatur dan
saiful, 2012).
2.2.5 Evaluasi
pasien dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan.
S : Data Subjektif.
O: Data Objektif
Data ini memberikan gejala klinis klien dan fakta yang berhubungan dengan
diagnose.
A: Analisa
P: Planning
Membuat rencana tindakan saat itu atau yang akan dating. Untuk
menjaga kesejahteraannya.
I: Implementasi
E: Evaluasi
diberikan, analisa dari hasil yang sudah dicapai menjadi focus dari
R: Reassesment
dari rencana tindakkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Rencana
a. Berdasarkan Durasi
1) Nyeri Akut
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit,
dating.
2) Nyeri Kronis
dengan tepat dan sering sulit untuk diobati karena biasanya nyeri
pada penyebabnya.
b. Berdasarkan Asal
1) Nyeri Nosiseptif
mengenai kulit, tulang, sebdi, otot, jaringan ikat, dan lain-lain. Hal
ini dapat terjadi pada post operatif dan nyeri kanker. Dilihat dari
2) Nyeri Neuropatik
saraf perifer. Nyeri ini lebih sulit di obati. Pasien akan mengalami
mnunjukan titik pada garis yang menunjukan bletak nyeri terjadi pada
garis tersebut. Ujung kirinya menandakan “tidak ada” atau “tidak nyeri”
patokan 10cm.
cara tehnik distraksi dan relaksasi yaitu dengan cara mendengar music dan
dengan tehnik memfokuskan perhatian klien pada suatu selain dari rasa