Anda di halaman 1dari 128

TIM PENYUSUN

Penanggung Jawab : M.R. Karliansyah


Pengarah : Dasrul Chaniago
Tim Penyusun : 1. Aksa Tejalaksana
2. Luckmi Purwandari
3. Ratna Kartikasari
4. Fitri Harwati
5. Djurit Teguh Prakoso
6. John HP. Tambun
7. Yenny Lisanova C.
8. Dian Sugiarti
9. Tri Indriastuti
10. Siswanto
11. Bayu Widiyatama

Tim Editor : 1. Aksa Tejalaksana


2. Dian Sugiarti
3. Bayu Widiyatama
KATA PENGANTAR

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 H bahwa lingkungan hidup
yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara
Indonsia, upaya untuk mewujudkan amanah tersebut diatur dalam
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009 antara lain mengatur tentang tanggung jawab dan kewenangan
pemerintah, pemerintah daerah dan pemangku kepentingan
dalam melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan,
serta hak masyarakat atas lingkungan hidup yang baik dan sehat,
serta kewajiban masyarakat dalam memelihara kelestarian fungsi
lingkungan hidup dan mengendalikan pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup.
Dalam rangka meningkatkan kualitas udara dan mengurangi
dampak negatif pencemaran udara, Direktorat Jenderal Peng-
endalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyelenggarakan Inventarisasi
Petunjuk Pelaksanaan Teknis Penanaman Spesies Pohon Penyerap
Polutan Udara. Sebagai landasan ilmiah dalam pembuatan kebijakan,
strategi untuk melakukan tindakan perbaikan lingkungan dengan
cara melakukan penanaman pohon penyerap polutan udara.
Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan
Lingkungan memiliki tugas membangun kapasitas sumber daya
manusia di daerah agar dapat melakukan penanaman pohon sesuai
dengan Petunjuk Pelaksanaan Teknis Penanaman Spesies Pohon
Penyerap Polutan Udara.

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara iii
Tujuan disusunnya Pedoman Teknis ini adalah agar para
pemangku kepentingan baik pusat maupun daerah dapat
melaksanakan penanaman pohon yang dapat menyerap polutan
udara sehingga dapat menurunkan beban pencemaran udara.
Semoga Pedoman Teknis ini bermanfaat dalam meningkatkan
kualitas udara di Indonesia..

Jakarta, November 2015

M.R. Karliansyah
Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

PETUNJUK TEKNIS
iv Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .............................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii

I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1

II. DEFINISI DAN KLASIFIKASI TUMBUHAN ............................ 5


2.1. Istilah Atau Definisi .................................................................. 5
2.2. Klasifikasi Tumbuhan Pereduksi Polutan Udara ......... 7
2.2.1. Jenis Tanaman yang memiliki kemampuan
menyerap debu .............................................................. 7
2.2.2. Jenis Tanaman yang memiliki kemampuan
menyerap CO (Karbon Monoksida) ....................... 7
2.2.3. Jenis Tanaman yang memiliki kemampuan
mereduksi CO (Karbon Monoksida) ..................... 8
2.2.4. Jenis Tanaman yang memiliki kemampuan
menyerap NO2 (Nitrogen Dioxide) ....................... 9

III. PETUNJUK PELAKSANAAN TEKNIS PENANAMAN


SPESIES POHONPENYERAP POLUTAN UDARA ................. 13
3.1. Perencanaan Penanaman ....................................................... 13

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara v
3.1.1. Kriteria Penentuan Lokasi Penanaman dan
Jenis Pohon ..................................................................... 13
3.1.2. Tata Cara Penanaman ................................................. 22
3.1.3. Ketentuan Teknis Jalan ............................................... 52

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 55

LAMPIRAN ...................................................................................................... 56
Tabel 1. Tumbuhan Pereduksi Polutan .................................. 56
Tabel 2. Tanaman yang Mempunyai Kemampuan
Menyerap CO2 ................................................................... 59
Tabel 3. Tanaman Mereduksi CO ............................................... 61
Tabel 4. Tanaman Semak Penyerap NO2 ................................ 67
Tabel 5. Pohon Penyerap CO2 ...................................................... 84
Tabel 6. Tanaman Penutup Tanah yang Menyerap NO2 91
Tabel 7. Jenis Pohon untuk Taman Lingkungan dan
Taman Kota ....................................................................... 95
Tabel 8. Jenis Pohon untuk Taman Lingkungan dan
Taman Kota ........................................................................ 102
Tabel 9. Tanaman untuk Sabuk Hijau yang Tahan
terhadap penggenangan air ........................................ 106
Tabel 10. Tanaman untuk Peneduh Jalan dan Jalur
Pejalan Kaki ....................................................................... 115

PETUNJUK TEKNIS
vi Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jenis tanaman yang memiliki kemampuan Menyerap


Debu .............................................................................................. 7
Tabel 2. Tanaman yang mempunyai kemampuan menyerap CO 7
Tabel 3. Jenis tanaman yang dapat mereduksi CO ....................... 7
Tabel 4. Serapan NO2 (Nitrogen Dioxide) pada Tanaman
Semak ............................................................................................. 9
Tabel 5. Serapan NO2 (Nitrogen Dioxide) pada Tanaman
Pohon ............................................................................................. 11
Tabel 6. Serapan NO2 (Nitrogen Dioxide) pada Tanaman
Penutup Tanah ........................................................................... 12
Tabel 7. Jenis Pohon untuk Taman Lingkungan dan Taman
Kota ................................................................................................. 14
Tabel 8. Jenis Pohon untuk Taman Lingkungan dan Taman
Kota ................................................................................................ 16
Tabel 9. Tanaman untuk Sabuk Hijau yang Tahan terhadap
penggenangan air ..................................................................... 17
Tabel 10. Tanaman untuk Peneduh Jalan dan Jalur Pejalan Kaki 21
Tabel 11. Kriteria Pemilihan Tanaman pada Persimpangan
Jalan ................................................................................................ 34
Tabel 12. Jarak Pandang Persimpangan di Perkotaan ................. 36
Tabel 13. Kondisi Penanaman Pada Ruang Milik Jalan ................ 43
Tabel 14. Jarak Pandang Henti Minimum .......................................... 54
Tabel 15. Panjang Jarak Pandang Mendahului ................................. 54

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagian-Bagian Jalan .......................................................... 24


Gambar 2. Jalur Tanaman Pada Jalan ............................................... 26
Gambar 3. Letak Antara Tanaman dengan Perkerasan Jalan .. 27
Gambar 4. Peletakan Tanaman Pada Jalur Tanam Cara
Berbaris .................................................................................. 29
Gambar 5. Peletakan Tanaman Pada Jalur Tanam Cara
Berkelompok ....................................................................... 30
Gambar 6. Jarak Atur Tanam Pada Tikungan Bagian Dalam
Lengkung Horizontal ........................................................ 33
Gambar 7. Jalur Tanaman pada Daerah Bebas Pandang .......... 35
Gambar 8. Jarak Atur Tanam Pada Persimpangan
(Kecepatan Rencana 40 km/jam) ................................ 38
Gambar 9. Jarak Atur Tanam Pada Persimpangan Bersinyal
(Kecepatan Rencana 40 km/jam) ................................ 39
Gambar 10. Jarak Pandang di Bundaran ........................................... 41
Gambar 11. Simpang Susun Jenis Diamond ..................................... 41
Gambar 12. Simpang Susun Jenis Terompet .................................... 42
Gambar 13. Simpang Susun jenis Clover Leaf ................................. 42
Gambar 14. Tanaman Berfungsi sebagai Penyerap Kebisingan 46
Gambar 15. Tanaman Berfungsi sebagai Penghalang Silau ....... 47
Gambar 16. Tanaman Berfungsi sebagai Pembatas Pandang ... 48
Gambar 17. Tanaman Berfungsi sebagai Pengarah ...................... 49
Gambar 18. Tanaman Berfungsi sebagai Pemecah Angin ......... 52

PETUNJUK TEKNIS
viii Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
I. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pohon adalah makhluk hidup yang tidak dapat berjalan tetapi
memberikan peran yang sangat penting bagi makhluk hidup yang
berjalan. Manfaat pohon bagi kelangsungan hidup semua mahluk
hidup di bumi ini sangatlah penting dan tidak bisa dikesampingkan.
Tanpa pohon, tidak akan ada yang menghasilkan oksigen untuk
kebutuhan pokok bagi makhluk hidup. Semakin banyak pohon,
maka semakin banyak pula oksigen yang dihasilkan.
Beberapa tahun belakangan ini, pesatnya pembangunan
menyebabkan banyak pohon ditebang dan dikorbankan. Hilangnya
satu pohon telah memutus mata rantai kehidupan. Beberapa jenis
hewan berkurang jumlahnya dan hampir punah karena habitat
mereka rusak. Penebangan pohon menyebabkan panas bumi
meningkat, jumlah pasokan oksigen semakin berkurang dan tingkat
polusi udara cenderung meningkat. Demikian pula jumlah pasokan
air dalam tanah semakin berkurang sehingga mengakibatkan
masyarakat kesulitan memperoleh air bersih.
Berbagai penelitian membuktikan, 1 hektar ruang terbuka
hijau yang dipenuhi pohon besar menghasilkan 0,6 ton oksigen
untuk 1.500 penduduk/hari (penelitian lainnya mengatakan 1
pohon besar menghasilkan oksigen 1,2 kilogram/hari), menyerap
2,5 ton karbon dioksida/tahun, menyimpan 900 m3 air tanah/
tahun, mentransfer air 4.000 liter/hari, menurunkan suhu 5°C-8°C,
meredam kebisingan 25-80 persen, dan mengurangi kekuatan
angin 75-80 persen. Berikut adalah beberapa manfaat pohon bagi
kehidupan manusia :           

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 1
1. Manfaat estetis (keindahan), pohon memiliki beberapa bentuk
tajuk yang khas, sehingga menciptakan keindahan tersendiri.
Oleh karena itu, apabila di susun secara berkelompok dengan
jenis yang sama pada masing-masing kelompok dapat
menciptakan keindahan atau suasana yang nyaman. Struktur
bangunan tanpa di imbangi dengan pohon, akan terasa
gersang, sebaliknya apa bila di sekitarnya di tanami pohon
serta di tata dengan baik akan nampak hijau dan asri.
2. Manfaat Orologis,  akar pohon dan tanah merupakan satu
kesatuan yang kuat, sehingga mampu mencegah erosi atau
pengikisan tanah
3. Manfaat Hidrologis,  dalam hal ini di maksudkan bahwa tanaman
pada dasarnya akan menyerap air hujan. Dengan demikian,
banyaknya kelompok pohon-pohon akan menjadikan daerah
sebagai daerah persediaan air tanah yang dapat memenuhi
kehidupan bagi manusia dan makhluk lainnya
4. Manfaat Klimatologis,  dengan banyaknya pohon, akan
menurunkan suhu setempat, sehingga udara sekitarnya akan
menjadi sejuk dan nyaman. Maka, kehadiran kelompok pohon-
pohon pelindung sangat besar artinya.
5. Manfaat Edaphis,  ini manfaat dalam kaitan tempat hidup
binatang. Dilingkungan yang penuh dengan pohon, satwa akan
hidup dengan tenang karena lingkungan demikian memang
sangat mendukung.
6. Manfaat Ekologis,  lingkungan yang baik adalah seimbang
antara struktur buatan manusia dan struktur alam. Kelompok
pohon atau tanaman, air, dan binatang adalah bagian dari alam
yang dapat memberikan keseimbangan lingkungan.
7. Manfaat Protektif,  manfaat protektif adalah manfaat karena
pohon dapat memberikan perlindungan, misalnya terhadap

PETUNJUK TEKNIS
2 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
terik sinar matahari, angin kencang, penahan debu, serta
peredam suara. Disamping juga melindungi mata dari silau.
8. Manfaat Hygienis, adalah sudah menjadi sifat pohon pada
siang hari menghasilkan O2 (oksigen) yang sangat di
perlukan oleh manusia, dan sebaliknya dapat menyerap CO2
(karbondioksida) yaitu udara kotor hasil gas buangan sisa
pembakaran. Jadi secara hygienis, pohon sangat berguna bagi
kehidupan manusia.
9. Manfaat Edukatif, berbagai jenis pohon yang ditanam
merupakan laboratorium alam karena dapat dimanfaatkan
sebagai tempat belajar mengenal tanaman dan berbagai aspek.
Pada beberapa kota besar Indonesia, penanaman pohon di
ruang terbuka hijau hanya melihat unsur manfaat estetis saja
tanpa memandang unsur-unsur manfaat yang lainnya. Pentingnya
penanaman pohon yang sesuai dengan peruntukan sangat
membantu memberikan udara yang baik dan sehat bagi manusia,
bahkan juga dapat memberikan edukasi bagi masyarakat bahwa
pentingnya pohon bagi mahluk hidup dibumi. Berdasarkan hasil
penelitian terdahulu serta beberapa studi literatur dapat dikatakan
bahwa pengelolaan ruang terbuka hijau bukanlah hal yang mudah.
Pemerintah perlu memiliki kebijakan-kebijakan yang mendukung
upaya pengelolaan ruang terbuka hijau. Disamping itu belum
banyak kota yang memiliki presentase ruang terbuka hijau yang
ideal dibanding luas wilayahnya. Ruang terbuka hijau Jakarta baru
sekitar 9,8 persen, Medan sekitar 8 persen, Bandung sekitar 11
persen, Makassar sekitar 15 persen, Solo sekitar 18 persen, Malang
sekitar 17 persen, sedangkan Surabaya 20,22 persen.
Kurangnya ruang terbuka hijau untuk ditanami pohon
membuat lingkungan serta udara di kota menjadi kurang baik
bagi kesehatan. Pada dasarnya ruang terbuka hijau yang telah ada

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 3
baik secara alami ataupun buatan diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat langsung (dalam pengertian cepat dan bersifat
tangible), yaitu membentuk keindahan dan kenyamanan
(teduh, segar, sejuk) dan mendapatkan bahan-bahan untuk
dijual (kayu, daun, bunga, dan buah).
2. Manfaat tidak langsung (berjangka panjang dan bersifat
intangible), yaitu pembersih udara yang sangat efektif,
pemeliharaan akan kelangsungan persediaan air tanah, dan
pelestarian fungsi lingkungan beserta segala isi flora dan fauna
yang ada (konservasi hayati dan keanekaragaman hayati)
Berdasarkan penjelasan di atas maka sangat diperlukan
tindakan preventif sebagai upaya perbaikan kualitas udara di
Indonesia, dengan cara mengedukasi masyarakat dengan Petunjuk
Pelaksanaan Teknis Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara.

PETUNJUK TEKNIS
4 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
II. DEFINISI DAN KLASIFIKASI TUMBUHAN
PEREDUKSI POLUTAN UDARA

2.1. ISTILAH ATAU DEFINISI


1. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk manusia
dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,
kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia
serta mahluk hidup lainnya.
2. Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau
dimasukannya mahluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen
lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah
ditetapkan
3. Pengendalian pencemaran udara adalah upaya pencegahan
dan atau upaya penanggulangan pencemaran udara serta
pemulihan mutu udara
4. Pengendalian dampak pencemaran udara adalah upaya
promotif, preventif, penyelidikan, pemantauan, dan pemulihan
terhadap dampak pencemaran udara
5. Udara ambien adalah udara bebas dipermukaan bumi pada
lapisan troposfir yang berada di dalam wilayah yuridiksi
Republik Indonesia yang dibutuhkan dan mempengaruhi
tubuh manusia, mahluk hidup dan unsur lingkungan hidup
lainnya.
6. Polutan adalah bahan/benda yang menyebabkan pencemaran
lingkungan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 5
7. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang/jalur
dan atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat
terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh tanaman
secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.
8. Spesies adalah satuan dasar klasifikasi jenis pohon.
9. Perdu/Semak adalah nama sekelompok pohon yang memiliki
ketinggian di bawah 6 m (20 kaki), hanya cabang utamanya
yang berkayu.
10. Pohon penyerap polutan adalah Jenis tanaman pohon yang
memiliki kemampuan untuk menyerap polutan di udara.
11. Jarak Pandang adalah jarak yang diperlukan seorang
pengemudi untuk menghindar dengan aman pada saat melihat
suatu halangan yang membahayakan.
12. Jarak Pandang Henti (Jh) adalah jarak minimum yang
diperlukan oleh setiap pengemudi untuk menghentikan
kendaraannya dengan aman begitu melihat adanya halangan
di depan.
13. Jarak Pandang Mendahului (Jd) adalah jarak pandang yang
dibutuhkan agar aman melakukan gerakan menyiap dalam
keadaan normal.
14. Menjerap adalah perekatan (pelekatan) pada permukaan
karena daya adhesi (tentang lapisan molekul gas, larutan, atau
lapisan cairan yang sangat tipis pada permukaan zat padat
atau zat cair).
15. Menyerap adalah peristiwa penyerapan suatu unsur ke dalam
unsur lain sehingga bercampur atau menggantikan unsur
yang lama.

PETUNJUK TEKNIS
6 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
2.2. KLASIFIKASI TUMBUHAN PEREDUKSI POLUTAN UDARA
2.2.1. Jenis Tanaman yang memiliki kemampuan menyerap
debu
Tumbuhan-tumbuhan pereduksi polutan tersebut adalah
tanaman yang terdapat pada :
Tabel 1. Jenis tanaman yang memiliki kemampuan
Menyerap Debu
Nama Tanaman Kemampuan Menyerap Debu (g/m3)
Asam Keranji 76,3
Trengguli 48
Kembang Merak 46,3
Sonokeling 41,6
Mindi 37,5
Sengon 34,6
Jambu Air 34,1
Sumber: www.trubus-online.co.id

2.2.2. Jenis Tanaman yang memiliki kemampuan menyerap CO


(Karbon Monoksida)
Bahwa tanaman yang mampu mereduksi karbon monoksida
(CO) adalah seperti yang terdapat dalam Tabel 2:
Tabel 2. Tanaman yang mempunyai kemampuan menyerap CO
Kemampuan Menyerap
Nama Tanaman
CO (ppm/hari)
Puring (Codiaeum Interuptum 125 ppm/hari
Tanaman Kacang Merah (Phaseolus Vulgaris) 12-120 ppm/hari
Sirih Belanda (Epipremnum Aerum) 113 ppm/hari
Angsana (Pterocarpus indicus) 109 ppm/hari
Sumber: www.trubus-online.co.id

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 7
2.2.3. Jenis Tanaman yang memiliki kemampuan mereduksi
CO (Karbon Monoksida)
Tanaman pereduksi CO sangatlah dibutuhkan untuk
mengurangi kadar CO di udara. Berikut ini adalah tanaman
yang dapat mereduksi CO.
Tabel 3. Jenis tanaman yang dapat mereduksi CO.
Daya serap CO
No Nama Lokal Nama Ilmiah
(Kg/Pohon/tahun)
1. Trembesi Samanea saman 28.448,39
2. Cassia Cassia sp 5.295,47
3. Kenanga Canangium adoratum 756,59
4. Pingku Dysoxylum excelsum 720,49
5. Beringin Ficus benyamina 535,90
6. Krey paying Fellicium decipiens 404,83
7. Matoa Pornetia pinnata 329,76
8. Mahoni Swettiana mahagoni 295,73
9. Saga Adenanthera pavoniana 221,18
10. Bungkur Lagerstroema speciosa 160,14
11. Jati Tectona grandis 135,27
12. Nangka Arthocarpus heterophyllus 126,51
13. Johar Cassia grandis 116,25
14. Sirsak Annona muricata 75,29
15. Puspa Schima wallichii 63,31
16. Akasia Acacia auriculiformis 48,68
17. Flamboyan Delonix regia 42,20
18. Sawo Kecik Manilkara kauki 36,19
Sumber: www.trubus-online.co.id

PETUNJUK TEKNIS
8 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
2.2.4. Jenis Tanaman yang memiliki kemampuan menyerap
NO2 (Nitrogen Dioxide)
Berikut ini disajikan Tabel 4 hingga 6 yang berisi tanaman
penyerap NO2.
Tabel 4. Serapan NO2 (Nitrogen Dioxide) pada Tanaman Semak
Daya serap NO2
No Nama Latin Nama Lokal
(ug/g)
1. Jacobina carnea Lolipop merah 100,02
2. Malphigia sp Kihujan 93,28
3. Acalypha wilkesiana Akalipa merah 64,8
4. Pachystachys lutea Lolipop kuning 61,7
5. Mussaendah erythrophylla Nusa indah merah 53,53
6. Notophanax scultellarium Daun mangkokan 46,07
7. Bougainvillea glabra Bougenvil merah 45,44
8. Gardenia augusta Kaca piring 45,29
9. Coleus blumei Miana 41,7
10. Cordilyne terminalis Hanjuang merah 36,34
11. Rhododendron indicum Azalea 35,95
12. Lantana camara Lantana ungu 35,14
13. Acalypha wilkesiana Akalipa hijau putih 31,24
14. Scindapsus aureus Sirih belanda 25,63
15. Alpinia purpurata Lengkuas merah 24,63
16. Ixora javanica Ixora daun besar (soka) 23,86
17. Notophanax sarcophagus Kedondong laut 20,95
18. Crinum asiaticum Bakung 20,03
19. Nerium oleander Palm kuning 20,03
20. Chrysalidocarpus lutescens Kana 18,91
21. Canna indica Bunga Ganyong 18,86
22. Iresine herbstii Keladi putih 18,5
23. Caladium hortulanum Drasena 17,74
24. Dracaena fragrans Alamanda 17,63

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 9
Daya serap NO2
No Nama Latin Nama Lokal
(ug/g)
26. Allamanda cathartica Bunga pukul empat 17,51
27. Mirabilis jalapa Heliconia merah 16,86
28. Cycas revulata Sikas 16,28
29. Gendarusa vulgaris Gendarusa 16,27
30. Arundinaria pumila Bambu pangkas 15,97
31. Costus speciosus Pacing 15,27
32. Acalypha macrophylla teh -tehan 15,1
33. Carmona retusa Serut 13,67
34. Heliconia sp. Helikonia Oranye 13,6
35. Clerodendron thomsonae Nona makan sirih 13,58
36. Vinca rosea Tapak dara 12,41
37. Plumbago indica Plumbago 12,39
38. Licuala grandis Palm kol 11,93
39. Ficus repens Dollar -dollaran 11,76
40. Mussaendah alba Nusa indah putih 10,9
41. Agaye sisalana Agave hijau 9,99
42. Pleomele variegata Pleomele 8,56
43. Passiflora cocinea Passiflora 8,46
44. Bougainvillea spectabilis Bougenvil oranye 7,89
45. Hippeastrum amaryllis Amarilis 7,71
46. Agave americana Agave kuning 7,61
47. Aglonema nitidum Sri rejeki 7,59
48. Caladium bicolor Keladis hias 7,47
49. Stephanotis floribunda Stepanut 7,44
50. Heliconia rosrata Pisang hias 6,83
51. Rosa chinensis Mawar 6,6
Sumber: www.trubus-online.co.id

PETUNJUK TEKNIS
10 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
Tabel 5. Serapan NO2 (Nitrogen Dioxide) pada Tanaman Pohon
Serapan NO2
No Nama Latin Nama Lokal
(ug/g)
1. Erythrina variegata Dadap kuning 68,31
2. Caliandra surinamensis Kaliandra 41,01
3. Samanea saman Ki hujan 35,37
4. Psidium guajava Jambu biji 30,8
5. Bambusa vulgaris Bambu jepang 25,33
6. Eucaliptus alba Kayu putih 23,65
7. Cassia biflora Kasia golden 21,91
8. Cassia sp. Ayoga 20,28
9. Lansium domesticum Duku 13,06
10. Cinnamomum zeylanicum Kayu manis hijau 12,44
11. Nephelium lappaceum Rambutan 12,35
12. Acacia auriculiformis Akasia 12,2
13. Nephelium longanum Kelengkeng 8,86
14. Laucaena glauca Lamtoro 8,82
15. Cassia siamea Johar 7,79
16. Ficus elastica Beringin karet 7,8
17. Cyrtostachys lakka Palem merah 7,31
18. Cupressus papuana Cemara papua 6,31
19. Cyanometra cauliflora Nam-nam 5,11
20. Lagerstromia loudonii Bungur 5,08
21. Phyllostachys sulphurea Bambu kuning 4,13
22. Polyaltia longifolia Glodogan tiang 3,16
Sumber: www.trubus-online.co.id

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 11
Tabel 6. serapan NO2 (Nitrogen Dioxide) pada Tanaman
Penutup Tanah
Serapan NO2
No Nama Latin Nama Lokal
(ug/g)
1. Alternanthera ficoides Kriminil merah 24,06
2. Zoysia matrella Rumput manila 22,58
3. Rhoeo discolor Adam dan hawa 18.81
4. Cynodon dactylon Rumput kawat/golf 13.94
5. Axonopus compressus Rumput paetan 13,31
6. Alternanthera amoena Kriminil putih 9,96
7. Cuphea mycrohylla Taiwan beauty 9.72
8. Chlorophytum comosum Clorophytum hijau 9,5
9. Philea cardierei Mutiara 7,13
10. Chlorophytum bachestii Clorophytum putih 4,56
11. Ophiopogon jaburan Lili paris putih 2,38
Sumber: www.trubus-online.co.id

PETUNJUK TEKNIS
12 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
III. PETUNJUK PELAKSANAAN TEKNIS
PENANAMAN SPESIES POHON
PENYERAP POLUTAN UDARA

Dalam kegiatan penanaman pohon perlu suatu perencanaan


yang jelas terkait dengan kebijakan, latar belakang, tujuan, lokasi
penanaman, jenis tanaman yang akan ditanam, cara penanaman,
cara pemeliharaan, peralatan dan rencana biaya. Di dalam
perencanaan juga termasuk penting adalah kelengkapan berupa
gambar, peta, foto dan daftar yang menunjukan lokasi dan daerah-
daerah ruang terbuka hijau yang akan ditanami dan jenis tanaman.

3.1. PERENCANAAN PENANAMAN


3.1.1. Kriteria Penentuan Lokasi Penanaman dan Jenis Pohon
Lokasi penanaman jalan harus berdasarkan ketentuan teknis
yang berlaku berdasarkan peraturan perundang-undangan
bidang jalan. Lokasi penanaman harus berada di dalam area
jalur penanaman.
1. Kriteria Tanaman untuk RTH Taman dan Taman Kota
Kriteria
Pemilihan tanaman untuk taman lingkungan dan taman
kota adalah sebagai berikut:
a. tidak beracun, tidak berduri, dahan tidak mudah
patah, perakaran tidak mengganggu pondasi;
b. tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu
gelap;
c. ketinggian tanaman bervariasi, warna hijau dengan
variasi warna lain seimbang;

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 13
d. perawakan dan bentuk tajuk cukup indah;
e. kecepatan tumbuh sedang;
f. berupa habitat tanaman lokal dan tanaman budidaya;
g. jenis tanaman tahunan atau musiman;
h. jarak tanam setengah rapat sehingga menghasilkan
keteduhan yang optimal;
i. tahan terhadap hama penyakit tanaman;
j. mampu menjerap (adsorpsi) berikan penjelasan dan
menyerap (absorpsi) cemaran udara;
k. sedapat mungkin merupakan tanaman yang
mengundang burung.
Tabel 7. Jenis Pohon untuk Taman Lingkungan dan Taman Kota
No Jenis dan Nama Tanaman Nama Lain Keterangan
1 Bunga Kupu-kupu Bauhinia Purpurea Berbunga
2 Sikat botol Calistemon lanceolatus Berbunga
3 Kemboja merah Plumeria rubra Berbunga
4 Kersen Muntingia calabura Berbuah
5 Kendal Cordia sebestena Berbunga
6 Kesumba Bixa orellana Berbunga
7 Jambu batu Psidium guajava Berbuah
8 Bungur Sakura Lagerstroemia loudonii Berbunga
9 Bunga saputangan Amherstia nobilis Berbunga
10 Lengkeng Ephorbia longan Berbuah
11 Bunga Lampion Brownea ariza Berbunga
12 Bungur Lagerstroemea floribunda Berbunga
13 Tanjung Mimosups elengi Berbunga
14 Kenanga Cananga odorata Berbunga
15 Sawo Kecik Manilkara kauki Berbuah
16 Akasia mangium Accacia mangium

PETUNJUK TEKNIS
14 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
No Jenis dan Nama Tanaman Nama Lain Keterangan
17 Jambu air Eugenia aquea Berbuah
18 Kenari Canarium commune Berbuah
19 Baobab Adansonia digitata sp Berbuah
Sumber : Majalah Trubus
Catatan : pemilihan tanaman disesuaikan dengan kondisi tanah dan iklim setempat

2. Kriteria Tanaman untuk Hutan Kota


Kriteria pemilihan tanaman untuk RTH ini adalah sebagai
berikut:
a. memiliki ketinggian yang bervariasi;
b. sedapat mungkin merupakan tanaman yang
mengundang kehadiran burung;
c. tajuk cukup rindang dan kompak;
d. mampu menjerap dan menyerap cemaran udara;
e. tahan terhadap hama penyakit;
f. berumur panjang;
g. toleran terhadap keterbatasan sinar matahari dan
air;
h. tahan terhadap pencemaran kendaraan bermotor
dan industri;
i. batang dan sistem percabangan kuat;
j. batang tegak kuat, tidak mudah patah;
k. sistem perakaran yang kuat sehingga mampu
mencegah terjadinya longsor;
l. seresah yang dihasilkan cukup banyak dan tidak
bersifat alelopati, agar tumbuhan lain dapat tumbuh
baik sebagai penutup tanah;

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 15
m. jenis tanaman yang ditanam termasuk golongan
evergreen bukan dari golongan tanaman yang
menggugurkan daun (decidous);
n. memiliki perakaran yang dalam

Tabel 8. Jenis Pohon untuk Taman Lingkungan dan Taman Kota


No Jenis dan Nama Tanaman Nama Lain
1 Kiara Ficus Spp
2 Beringin Ficus Benyamina
3 Loa Ficus glaberrima
4 Dadap Erythrina varigata
5 Dangdeur Gosampinus heptaphylla
6 Aren Arenga pinatta
7 Buni Antidesma bunius
8 Buni hutan Antidesma montanum
9 Kembang merak Caesalpina pulcherrima
10 Serut Streblus asper
11 Jamblang Syzygium cumini
12 Salam Syzygium polyanntum
Sumber: Majalah Trubus

3. Kriteria Tanaman untuk sabuk hijau


Kriteria pemilihan tanaman untuk RTH ini adalah sebagai
berikut:
a. Peredam kebisingan; untuk fungsi ini dipilih
penanaman dengan vegetasi berdaun rapat.
Pemilihan vegetasi berdaun rapat berukuran relatif
besar dan tebal dapat meredam kebisingan lebih
baik.
b. Ameliorasi iklim mikro; tumbuhan berukuran tinggi
dengan luasan area yang cukup dapat mengurangi

PETUNJUK TEKNIS
16 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
efek pemanasan yang diakibatkan oleh radiasi energi
matahari.
c. Penapis cahaya silau; peletakan tanaman yang diatur
sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi dan
menyerap cahaya.
d. Mengatasi penggenangan

Tabel 9. Tanaman untuk Sabuk Hijau yang Tahan terhadap


penggenangan air
Lama Jenis tanaman
Genangan
(hari) Nama Lokal Nama Latin
0 – 10 Sungkai, Jati Seberang Peronema canescens
Jati Tectona grandis
Dahat Tectona Hamiltoniana
10 – 20 Salam Euginiu polyantha
Lantana Merah, Tembelekan Lantana Camara
Balsa Orchoma Lagopus
Cendana India Santaum album
Suren Toona Sureni
Gopasa Vitex gopassus
20 – 30 Kesumba Keling, Pacar Keling Bixa orellana
Kemlanding Leucaena glauca
30 – 40 Kayu Palele Castanopsis javanica
Trengguli, Golden Shower Cassia fistula
Dalingsem, Kayu Batu, Kayu
Homalium Tomentosum
kerbau, Gia
40 – 50 Kedondong Bulan Canarium littoralle
Johar Cassia siamea
Keladan Dipterocarpus gracilis
Ampupu Eucalyptus alba
Pinus benquet Pinus Insularis

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 17
Lama Jenis tanaman
Genangan
(hari) Nama Lokal Nama Latin
Tusam Pinus mercusii
Wedang Pterocarpus indicus
Angsana Pterocarpus javanicus
Laban Vitex pubescens
50 – 60 Weru, Kihiyang Albizzia procera
Sonoleking Dalbergia sisso
Senon, Sengon Laut, Jeungjing Paraserianthes falcataria
Kosambi Schleichera oleosa
60-70 Tekik Albizzia Lebbeck
Kopi Coffea spp
Meranti tembaga Shorea leprosula

• Penahan angin; untuk membangun sabuk hijau


yang berfungsi sebagai penahan angin perlu
diperhitungkan beberapa faktor yang meliputi
panjang jalur, lebar jalur.
• Mengatasi intrusi air laut; tanaman yang
dipilih adalah yang daya evapotranspirasinya
rendah. Pada daerah payau dapat dipilih pohon
Mahoni (Swietenia mahagoni) dan Asam Landi
(Pichecolobium dulce).
• Penyerap dan penepis bau; jalur pepohonan
yang rapat dan tinggi dapat melokalisir bau
dan menyerap bau. Beberapa spesies tanaman
seperti Cempaka (Michelia champaca), Kenanga
(Cananga odorata), dan Tanjung (Mimosups
elengi) adalah tanaman yang dapat mengeluarkan
bau harum.

PETUNJUK TEKNIS
18 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
• Mengamankan pantai dan membentuk daratan;
sabuk hijau ini dapat berupa formasi hutan
mangrove, yang telah terbukti dapat meredam
ombak dan membantu proses pengendapan
lumpur di pantai.
• Mengatasi penggurunan; sabuk hijau berupa
jalur pepohonan yang tinggi lebar dan panjang,
yang terletak di bagian yang mengarah ke
hembusan angin, dapat melindungi daerah dari
hembusan angin yang membawa serta pasir.
Pola tanam sabuk hijau sebagai penahan angin adalah
sebagai berikut:
• Sabuk hijau membentuk jalur hijau cembung ke
arah datangnya angin, akan menjadikan angin
laminar dan mencegah terbentuknya angin
turbulen;
• Sabuk hijau seyogyanya ditempatkan tepat pada
arah datangnya angin dan obyek yang dilindungi
harus berada di bagian belakangnya;
• Sabuk hijau yang dibangun harus cukup panjang
agar dapat melindungi objek dengan baik; Sabuk
hijau yang dibangun harus cukup tebal.
• Sabuk hijau yang terlalu tipis kurang dapat
melindungi karena masih dapat diterobos angin
• Tanaman yang ditanam didominasi oleh tanaman
yang cukup tinggi, dengan dahan yang kuat
namun cukup lentur;
• Memiliki kerapatan daun berkisar antara
70–85%. Kerapatan yang kurang, tidak dapat
berfungsi sebagai penahan angin. Sebaliknya

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 19
kerapatan yang terlalu tinggi akan mengakibatkan
terbentuknya angin turbulen;
Tanaman harus terdiri dari beberapa strata yaitu
tanaman tinggi sedang dan rendah, sehingga mampu
menutup secara baik.
4. Kriteria Tanaman untuk Tanaman untuk Peneduh Jalan
dan Jalur Pejalan Kaki
Kriteria untuk Tanaman untuk Peneduh Jalan dan Jalur
Pejalan Kaki:
a. Aspek silvikultur:
• berasal dari biji terseleksi sehat dan bebas
penyakit;
• memiliki pertumbuhan sempurna baik batang
maupun akar;
• perbandingan bagian pucuk dan akar seimbang;
• batang tegak dan keras pada bagian pangkal;
• tajuk simetris dan padat;
• sistim perakaran padat.
b. Sifat biologi:
• tumbuh baik pada tanah padat
• sistem perakaran masuk kedalam tanah, tidak
merusak konstruksi dan bangunan;
• fase anakan tumbuh cepat, tetapi tumbuh lambat
pada fase dewasa;
• ukuran dewasa sesuai ruang yang tersedia;
• batang dan sistem percabangan kuat;
• batang tegak kuat, tidak mudah patah dan tidak
berbanir;

PETUNJUK TEKNIS
20 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
• perawakan dan bentuk tajuk cukup indah;
• tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak
terlalu gelap
• ukuran dan bentuk tajuk seimbang dengan tinggi
pohon;
• daun sebaiknya berukuran sempit (nanofill);
• tidak menggugurkan daun;
• daun tidak mudah rontok karena terpaan angin
kencang;
• saat berbunga/berbuah tidak mengotori jalan
• buah berukuran kecil dan tidak bisa dimakan
oleh manusia secara langsung
• sebaiknya tidak berduri atau beracun;
• mudah sembuh bila mengalami luka akibat
benturan dan akibat lain;
• tahan terhadap hama penyakit;
• tahan terhadap pencemaran kendaraan
bermotor dan industri;
• mampu menjerap dan menyerap cemaran udara
• sedapat mungkin mempunyai nilai ekonomi;
• berumur panjang.

Tabel 10. Tanaman untuk Peneduh Jalan dan Jalur Pejalan Kaki
Tinggi Jarak
No Nama Lokal Nama Latin
(m) Tanam (m)
I. Pohon
1 Bunga Kupu-kupu Bauhinia purpurea 8 12
2 Bunga Kupu-Kupu Ungu Bauhinia blakeana 8 12
3 Trengguli Cassia Fistula 15 12

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 21
Tinggi Jarak
No Nama Lokal Nama Latin
(m) Tanam (m)
4 Kayu Manis Cinnamommum iners 12 12
5 Tanjung Mimosups elengi 15 12
6 Salam Euginia polyantha 15 6
7 Melinjo Gnetum gnemon 15 6
8 Bungur Lagerstroemia floribunda 18 12
9 Cempaka Michelia champaca 18 12
10 Tanjung Mimosups elengi 12 12
II Perdu/Semak/Groundcover
1 Canna Canna varigata 0.6 0.2
2 Soka jepang Ixora spp 0.3 0.2
3 Puring Codiaeum varigatum 0.7 0.3
4 Pedang-pedangan Sansiviera spp 0.5 0.2
5 Lili pita Ophiopogon jaburan 0.3 0.15

3.1.2. Tata Cara Penanaman


Ketentuan prosedur perencanaan RTH adalah sebagai berikut:
a. penyediaan RTH harus disesuaikan dengan peruntukan
yang telah ditentukan dalam rencana tata ruang (RTRW
Kota/RTR Kawasan Perkotaan/RDTR Kota/RTR Kawasan
Strategis Kota/Rencana Induk RTH) yang ditetapkan oleh
pemerintah daerah setempat;
b. penyediaan dan pemanfaatan RTH publik yang
dilaksanakan oleh pemerintah disesuaikan dengan
ketentuan-ketentuan yang berlaku;
c. tahapan penyediaan dan pemanfaatan RTH publik
meliputi:
• perencanaan;
• pengadaan lahan

PETUNJUK TEKNIS
22 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
• perancangan teknik
• pelaksanaan pembangunan RTH
• pemanfaatan dan pemeliharaan
d. penyediaan dan pemanfaatan RTH privat yang
dilaksanakan oleh masyarakat termasuk pengembang
disesuaikan dengan ketentuan perijinan pembangunan;
e. pemanfaatan RTH untuk penggunaan lain seperti
pemasangan reklame (billboard) atau reklame 3 dimensi,
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
• mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku
pada masing-masing daerah;
• tidak menyebabkan gangguan terhadap pertumbuhan
tanaman misalnya menghalangi penyinaran matahari
atau pemangkasan tanaman yang dapat merusak
keutuhan bentuk tajuknya;
• tidak mengganggu kualitas visual dari dan ke RTH;
• memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan
pengguna RTH;
• tidak mengganggu fungsi utama RTH yaitu fungsi
sosial, ekologis dan estetis
a. Penentuan Lokasi Penanaman
Lokasi penanaman jalan harus berdasarkan ketentuan
teknis yang berlaku berdasarkan peraturan perundang-
undangan bidang jalan. Lokasi penanaman harus berada
di dalam area jalur penanaman
 Jalur penanaman
Pohon pada sistem jaringan jalan di luar kota harus
ditanam di luar ruang manfaat jalan. Pohon pada

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 23
sistem jaringan jalan di dalam kota dapat ditanam
di batas ruang manfaat jalan, median, atau di jalur
pemisah. Ruang manfaat jalan meliputi badan jalan,
saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya. Ruang
manfaat jalan merupakan ruang sepanjang jalan
yang dibatasi lebar, tinggi, dan kedalaman tertentu.
Ruang manfaat jalan hanya diperuntukkan bagi
median, perkerasan jalan, jalur pemisah, bahu jalan,
saluran tepi jalan, trotoar, lereng, ambang pengaman,
timbunan dan galian, gorong-gorong, perlengkapan
jalan, dan bangunan pelengkap lainnya.

Gambar 1. Bagian-Bagian Jalan

PETUNJUK TEKNIS
24 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
Jalur Tanaman Pada Jalan Bermedian dengan Lereng

Jalur Tanaman Pada Jalan Tanpa Lereng

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 25
Jalur Tanaman Pada Jalan Berlereng
Gambar 2. Jalur Tanaman Pada Jalan

 Peletakan tanamanan
Tanaman jalan harus diletakkan pada tempat
atau daerah yang sesuai dengan rencana dan
tetap memperhatikan aspek fungsi, keselarasan,
keharmonisan, keindahan dan keselamatan. Hal-hal
utama yang perlu diperhatikan adalah jarak tanaman
dengan perkerasan dan jarak antara tanaman di jalur
tanam
1. Jarak tanaman terhadap perkerasan
Peletakan tanaman dengan berbagai fungsi
selalu akan berkaitan dengan letaknya di jalur
tanaman, hal ini memperlihatkan bahwa kaitan
titik tanam dengan tepi perkerasan perlu
dipertimbangkan. Jarak titik tanam dengan tepi

PETUNJUK TEKNIS
26 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
perkerasan mempertimbangkan pertumbuhan
perakaran tanaman agar tidak mengganggu
struktur perkerasan jalan
• Jarak Titik Tanam Pohon dengan Tepi
Perkerasan

• Jarak Titik Tanam Perdu/Semak dengan Tepi


Perkerasan

Gambar 3. Letak Antara Tanaman dengan Perkerasan Jalan

2. Jarak Antara Tanaman


a. Letak Tanam Berbaris
• Tanaman Pohon

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 27
Tanaman pohon yang ditanam
berbaris terutama pada jalur tanaman
mempertimbangkan jarak titik tanam
bagi tanaman pohon
- Jarak Titik Tanam Tidak Rapat

- Jarak Titik Tanam

• Tanaman Perdu/Semak
Tanaman perdu/semak ditanam berbaris
pada jalur tanaman ditanam membentuk
massa

- Jarak Titik Tanam Rapat

PETUNJUK TEKNIS
28 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
- Jarak Titik Tanam Tidak Rapat

- Jarak Titik Tanam Jarang

Gambar 4. Peletakan Tanaman Pada Jalur Tanam Cara Berbaris

b. Letak Tanaman Berkelompok


Sistem penanaman ini penerapannya
dikhususkan untuk penanaman tanaman
secara berkelompok (massal), dengan jarak
maksimal 1 tajuk tanaman
• Sistem Tanam Bujur Sangkar Jarak titik
tanam a = Ø tajuk pohon/perdu (tajuk
bersinggungan) a = b

a PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 29
b
a

• b
Sistem Tanam Persegi Panjang (
memanjang ) Jarak titik hitam a =
a
disesuaikan dengan rencana b = Ø tajuk
pohon/perdu (tajuk bersinggungan)
b
a

b
a

b
• Sistema Tanam Segi Tiga (Silang) Jarak
titik hitam
b c a = b = c = Ø tajuk pohon /
perdu (tajuk bersinggungan

a
b c

Gambar 5. Peletakan Tanaman Pada Jalur Tanam


Cara Berkelompok

 Kriteria Pengaturan Penanaman


1. Sepanjang Ruas Jalan
a. Tepi Jalan
• Jenis tanaman tidak boleh melebihi tinggi
kabel pada tiang listrik atau telepon
atau menutupi rambu-rambu lalu lintas,
tanpa harus memotong cabangnya terus
menerus, selain itu jenis tanaman tidak

PETUNJUK TEKNIS
30 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
boleh merusak struktur atau utiliti
bawah tanah. Di perkotaan dengan
lahan yang terbatas hanya rumput yang
diperbolehkan.
• Pohon yang ditanam harus diatur
agar bayangan pohon tidak menutupi
pancaran cahaya lampu jalanan.
• Jarak atur tanaman minimum 9 meter
dari tepi perkerasan untuk daerah luar
perkotaan dan 4 meter untuk daerah
perkotaan, dan harus diperlihara untuk
jalan yang berdekatan dengan utiliti
umum.
• Perdu/semak atau pohon dapat ditanam
sepanjang pedestrian pada sisi jalan yang
jauh dari jalur lalu lintas
b. Median
• Hanya perdu/semak dan tanaman
berbunga yang dapat ditanam pada
median. Tinggi tanaman ini tidak boleh
menghalangi lampu kendaraan. Untuk
median yang kurang dari 1,5 meter dapat
ditanam tanaman dengan ketinggian
kurang dari 1,00 meter, dengan ketentuan
tidak ada bagian dari cabang tanaman
yang menghalangi badan jalan.
• Pada median terbuka untuk belokan,
ketinggian perdu/semak harus diatur
pada 0,5 meter agar pengendara
mempunyai daerah bebas pada
garis pandang dan harus diatur 2,5

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 31
meter sebelum bukaan median untuk
menghindari hambatan samping ketika
10 kendaraan membelok, dan juga
mempermudah pejalan kaki melihat
kendaraan. Pohon besar dan rimbun
harus dihindari agar tidak menjadi
penghalang bagi pengendara dalam jarak
dekat.
• Jarak atur tanaman minimum adalah 0,5
meter dari garis tepi jalan
2. Sepanjang Lengkung Horizontal
a. Tepi Jalan
• Pada sisi luar tikungan, clear zone
area/daerah bebas pandang dikaitkan
dengan kecepatan rencana dan faktor
keselamatan. Mengacu pada Tata Cara
Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota.
• Pada sisi dalam tikungan, jarak
atur tanaman dimaksudkan untuk
memberikan jarak pandang sepanjang
tikungan dan menghilangkan penggunaan
tanda dua garis (bukan daerah yang
dilewati). Jarak atur tanaman secara
berangsur-angsur menyempit seiring
pertemuan sudut tikungan dengan
alinyemen ruas jalan.
• Ketinggian maksimum untuk semak/
perdu 0,50 m dan ruang bebas minimum
dari jalan ke tajuk pohon harus diatur
minimal setinggi 5 m. Jenis-jenis semak/
perdu.

PETUNJUK TEKNIS
32 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
Gambar 6. Jarak Atur Tanam Pada Tikungan Bagian Dalam
Lengkung Horizontal

b. Median
Sebagai tambahan jarak atur tanam pada
point a), pohon yang ditanam daunnya harus
tidak bermassa padat, seperti pohon dengan
cabang kecil. Hanya pohon dan perdu dengan
diameter kurang dari 10 cm yang dapat
digunakan, seperti Soka berwarna-warni
(Ixora stricata), Lantana (Lantana camara),
Pangkas Kuning (Duranta sp).
3. Pada Persimpangan
Beberapa hal penting yang perlu
dipertimbangkan dalam penyelesaian lansekap
jalan pada persimpangan, antara lain:
• Daerah bebas hambatan/pandang di mulut
persimpangan

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 33
Pada mulut persimpangan diperlukan daerah
terbuka agar tidak menghalangi pandangan
pemakai jalan. Untuk daerah bebas pandang ini
ada ketentuan mengenai jarak atur tanam yang
disesuaikan dengan kecepatan kendaraan dan
bentuk persimpangannya.

Tabel 11. Kriteria Pemilihan Tanaman pada Persimpangan Jalan


Jarak dan Jenis Tanaman
Bentuk Persimpangan Letak Tanaman Kecepatan 40 Kecepatan 60
Km/jam km/jam
Persimpangan kaki empat Pada ujung 20 m Tanaman 40 m Tanaman
tegak lurus tanpa kanal persimpangan rendah rendah
Mendekati 80 m Tanaman 100 m Tanaman
persimpangan tinggi tinggi
Persimpangan kaki empat Pada ujung 30 m Tanaman 50 m Tanaman
tidak tegak lurus Persimpangan rendah tinggi
80 m Tanaman 80 Tanaman
tinggi tinggi

• Pemilihan jenis tanaman pada persimpangan


Penataan lansekap pada persimpangan akan
merupakan ciri dari persimpangan itu atau
lokasi setempat. Penempatan dan pemilihan
tanaman dan ornamen hiasan harus
disesuaikan dengan ketentuan geometrik
persimpangan jalan dan harus memenuhi
kriteria sebagai berikut:
− Daerah bebas pandang tidak
diperkenankan ditanami tanaman yang
menghalangi pandangan pengemudi.
Sebaiknya digunakan tanaman rendah
berbentuk tanaman perdu dengan

PETUNJUK TEKNIS
34 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
ketinggian < 0.50 m, dan jenisnya
merupakan berbunga atau berstruktur
indah, misalnya: Soka berwarna-warni
(Ixora stricata), Lantana (Lantana
camara), Pangkas Kuning (Duranta sp).

Gambar 7. Jalur Tanaman pada Daerah Bebas


Pandang

• Bila pada persimpangan terdapat pulau lalu


lintas atau kanal yang dimungkinkan untuk
ditanami, sebaiknya digunakan tanaman
perdu rendah dengan pertimbangan agar
tidak mengganggu penyeberang jalan dan
tidak menghalangi pandangan pengemudi
kendaraan.
Penggunaan tanaman tinggi berbentuk tanaman
pohon sebagai tanaman pengarah, misalnya:
 Tanaman berbatang tunggal seperti jenis
palem contoh palem raja (Oreodoxa regia),
pinang jambe (Areca catechu), lontar
(siwalan) (Borassus flabellifer).
 Tanaman pohon bercabang > 2 m, contoh
khaya (Khaya sinegalensis), bungur
(Lagerstromea loudonii), tanjung (Mimosups
elengi).

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 35
Penanaman pohon pada tepi jalan khususnya
di pertigaan dan persimpangan tidak boleh
menghalangi pandangan pengendara motor dan
rambu-rambu lalu lintas. Tabel 2 menyajikan
jarak pandang yang aman di persimpangan,
jarak yang jelas dibutuhkan oleh pengemudi
untuk membelok atau menyeberang dengan
aman pada persimpangan.

Tabel 12. Jarak Pandang Persimpangan di Perkotaan

Kecepatan Rencana Jarak Pandang Minimum (M)


(Km/Jam) Bersinyal Tidak Bersinyal
60 170 105
0 130 80
40 100 55
30 70 35
20 40 20
Sumber: Tata Cara Perencanaan Geometrik Antar Kota, Ditjen Bina Marga,

• Persimpangan Tidak Bersinyal


Pada kondisi lalu lintas dengan persimpangan
tidak bersinyal (menggunakan tanda/
rambu), penting bagi pengemudi untuk
melakukan tindakan (seperti memperlambat
atau menghentikan kendaraannya) ketika
untuk melintas di jalan utama sebelum
kendaraan lainnya di jalan seberangnya
mencapai persimpangan.
Pengemudi harus mempunyai garis pandang
yang jelas untuk melihat tanda peringatan
sebelum mencapai persimpangan. Jarak

PETUNJUK TEKNIS
36 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
pandang persimpangan adalah jarak yang
dibutuhkan pengemudi pada jalan utama
untuk melihat kendaraan pada persimpangan
jalan yang kemungkinan ke arah situasi yang
kompleks sehingga mengakibatkan tabrakan
seperti penundaan untuk menyeberang
jalan (atau kondisi tidak normal lainnya)
atau untuk memperlambat kendaraan pada
waktunya agar terhindar dari tabrakan.
Daerah terarsir dalam Gambar 8
mengilustrasikan daerah dimana tanaman
di tepi jalan harus mempunyai ketinggian
di bawah 0,50 m dan selalu terjaga garis
pandang vertikal yang jelas. Pengaturan
penanaman pohon diukur dari pusat
persimpangan ke baris pohon pertama
yang ditanaman di tepi jalan sejarak 80,00
m berdasarkan kecepatan rencana sebesar
40 km/jam dari jalan utama tersebut. Oleh
karena itu, pohon atau palem atau tanaman
menjalar dapat diperbolehkan ditanam
pada daerah tersebut jika cabangcabang
dan daun-daun dipangkas agar memberikan
jarak penglihatan yang jelas.
Benda-benda lainnya yang terdapat di
sepanjang daerah arsiran yang menghalangi
pandangan harus dipindahkan atau dibuat
lebih rendah. Benda-benda tersebut seperti
pagar, pagar tanaman, dinding, lereng
terpenggal, dan kadang-kadang kendaraan
yang parkir di tikungan

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 37
Gambar 8. Jarak Atur Tanam Pada Persimpangan
(Kecepatan Rencana 40 km/jam)

• Persimpangan Bersinyal
Pada persimpangan bersinyal, pengemudi
harus mempunyai jarak pandang henti yang
cukup hingga ke lampu lalu lintas, lihat Tabel
2. Jarak pandang henti dibutuhkan untuk
jarak atur tanam. Gambar 9 menggambarkan

PETUNJUK TEKNIS
38 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
lokasi tanaman di seluruh tepi jalan dengan
ketinggian kurang dari 0,5 m dan jarak atur
diperlukan untuk penanaman pohon

Gambar 9. Jarak Atur Tanam Pada Persimpangan Bersinyal


(Kecepatan Rencana 40 km/jam)

4. Bundaran
Seorang pengemudi jika memasuki bundaran
harus mampu melihat pulau pemisah dan
pulau tengah dan sirkulasi kendaraan di sekitar

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 39
bundaran. Agar mampu melihat pulau pemisah,
pengemudi yang mendekat harus mempunyai
jarak pandang henti yang.. Jarak pandang henti
pada kecepatan 50 km/jam adalah 65 meter
pada masing-masing kaki. Pengemudi yang
berada di sisi kiri salah satu kaki simpang
harus mampu melihat kendaraan lain pada kaki
simpang sebelahnya yang akan melintas ke arah
kanan bundaran. Dengan perbedaan sekitar 5
detik untuk kendaraan memasuki bundaran
dengan kecepatan 50 km/jam memberikan jarak
sudut pandang sebesar 70 m ke kaki simpang
berikutnya.
Jarak sudut pandang 65 – 70 m pada lengan
simpang ditunjukkan pada Gambar 11,
memberikan waktu yang banyak bagi pengemudi
yang mendekati bundaran untuk memperlambat
kendaraan dari 50 km/jam, untuk berhenti dan
menghindari sirkulasi kendaraan di bundaran
Pada bundaran dengan sirkulasi pulau tengah,
di sana harus ada jarak penglihatan yang jelas
tepat di daerah yang diarsir pada Gambar 10.
Beberapa perdu yang tingginya kurang dari 0,50
m yang dapat ditanam pada daerah datar di lokasi
yang diarsir tersebut. Walaupun beberapa pohon
atau palem atau tanaman menjalar terdapat di
lokasi seperti itu maka harus dipangkas tidak
melebihi tinggi 5,0 meter agar memberikan jarak
penglihatan yang jelas. Jika pulau tengah atau
pemisah adalah timbunan, harus diperhatikan
apakah jarak pandang pengemudi ketika
memasuki bundaran tidak terhalangi.

PETUNJUK TEKNIS
40 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
Gambar 10. Jarak Pandang di Bundaran

5. Pada Jalan Simpang Susun


Jenis simpang susun yang dibangun yaitu
diamond, clover leaf (semanggi), dan terompet.
Jarak pandang untuk masing-masing simpang
susun ditentukan dengan metode skala secara
grafik berdasarkan AASHTO.
Agar panjang dari jarak
pandang terpenuhi, hanya
perdu/semak, pohon dan
palem yang tingginya
kurang dari 0,50 m yang
dapat ditanam pada
daerah tersebut (Gambar
11 sampai dengan
Gambar 13)

Gambar 11. Simpang Susun Jenis Diamond

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 41
Gambar 12. Simpang Susun Jenis Terompet

Keterangan:
Pada daerah-daerah yang diarsir
ketinggian tanaman tidak boleh
lebih dari 0,5 meter.

Gambar 13. Simpang


Susun jenis Clover Leaf

Kondisi-kondisi di atas dirangkum dalam Tabel


14 berikut ini:

PETUNJUK TEKNIS
42 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
Tabel 13. Kondisi Penanaman Pada Ruang Milik Jalan
Pengaturan Jarak
No Lokasi Keterangan
Tanam
1. Ruas jalan/ 4.00 m untuk perkotaan Tanaman tidak melebihi tiang
sepanjang 9.00 m untuk pedesaan listrik dan telepon, tidak merusak
tangents utiliti bawah tanah serta tidak
menutupi cahaya lampu jalan.
2. Median (lebar < 0.50 m dari tepi garis Pelihara tinggi semak/pohon
1,50 m) jalan pada 1.00m. Tidak ada bagian
tanaman yang ditanam pada
perkerasan jalan
3. Median (lebar > 0.50 m dari tepi garis Tidak ada bagian tanaman yang
1,50 m) jalan ditanam pada perkerasan jalan.
4. Median terbuka 2,50 m diukur dari Pelihara tinggi semak pada 0,50
median terbuka 0,50 m m
depan garis tepi
5. Sepanjang Mengacu pada Tata Ruang bebas vertikal 5.00 m
lengkung Cara Perencanaan dari perkerasan harus dipelihara
horizonta Geometrik Jalan Antar
Kota No. 038/TBM/1997
6. Median terbuka 2,50 m diukur dari Pelihara tinggi semak pada 0,50
pada lengkung median terbuka 0,50 m m.
horizontal depan garis tepi
7. Persimpangan Jarak pengukuran Semak-semak sampai jarak
Bersinyal 80.00 m dari pusat pandang henti di Tabel 1 dan 2
persimpangan pada harus dipelihara pada ketinggian
masing-masing kaki 0,50 m dan daun-daun serta
cabangcabang pohon tidak
melebihi diatas 5.00 m pada
daerah ruang bebas vertical
8. Persimpangan Jarak pengukuran Semak-semak di daerah
Tidak Bersinya 65.00 m dari pusat naungan harus dipelihara
persimpangan pada dengan ketinggian 0,50 m. Tidak
masing-masing kaki ada pohon merambat diatas
5.00 m ruang bebas vertical
9. Bundaran 30.00 m dan 5.00 m Daerah naungan pada Gambar
radius terluar bundaran 11 harus bersih dari pohon/

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 43
Pengaturan Jarak
No Lokasi Keterangan
Tanam
ke pohon/objek pertama objek berbahaya. Pelihara
pada jalan arteri dan ketinggian semak-semak pada
lokal berurutan. 0,50 m di daerah naungan
10. Simpang Susun Ikuti pengaturan jarak Tanam hanya semak-semak
seperti pada tikungan dan pohon kecil sampai daerah
atau ruas jalan titik-titik

Pada kondisi tertentu seperti diperlukannya


tanaman pada bagian jalan yang sempit, maka
dapat dipasang pengaman (guardrail) di sisi
batang terluar tanaman setinggi penglihatan
pengemudi (105 cm) atau sesuai Tata Cara
Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota.
6. Fungsi Tanaman Jalan
Jenis tanaman yang akan ditanam sebaiknya
tidak hanya mempunyai satu manfaat melainkan
ada manfaat lain yaitu dari aspek ekologis,
aspek estetika, aspek keselamatan dan aspek
kenyamanan.
Bagian dari tanaman yang menjadi pertimbangan
pemanfaatanya adalah dari organ (batang,
daun, buah, bunga dan perakaranya serta sifat
perkembangannya. Sebagai contoh, dari tajuk,
bunga dan daun dapat menimbulkan kesan
keindahan (estetika), dari beberapa bunga yang
mengeluarkan aroma segar dan warna yang
menarik, batang dan daun dapat bermanfaat
sebagai peneduh, pembatas, penghalang angin,
penghalang silau dari lampu kendaraan dan
cahaya matahari.

PETUNJUK TEKNIS
44 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
Disamping itu juga manfaat penanaman pohon
di jalan adalah sebagai ciri atau maskot suatu
daerah yaitu tanaman lokal atau tanaman
eksotik yang khas dan hanya dapat tumbuh dan
berkembang khusus pada daerah tertentu atau
hanya ada di Indonesia
a. Mengurangi pencemar udara (CO2)
Secara umum jenis tanaman yang
berhijau daun (chlorophyl) dalam proses
fotosintesisnya dengan bantuan cahaya
matahari akan menggunakan karbon
dioksida (CO2) dari udara atau lingkungan
sekitarnya diubah antara lain menghasilkan
Oksigen (O2). Gas CO2 sebagai salah satu
gas rumah kaca yang dapat menimbulkan
pemanasan global akan direduksi oleh
tanaman. Semua jenis tanaman yang
berklorofil memanfaatkan CO2 untuk proses
biokimia yang dibantu cahaya matahari
dapat menghasilkan O2 yang dibutuhkan
untuk kehidupan mahluk hidup di bumi.
b. Penyerap Kebisingan
Beberapa jenis tanaman dapat meredam
suara dengan cara mengabsorpsi gelombang
suara oleh daun, cabang, dan ranting. Jenis
tanaman (pohon, perdu/semak) yang paling
efektif untuk meredam suara adalah yang
mempunyai tajuk yang tebal dan bermassa
daun padat. Jenis-jenis tanaman tersebut
diperlukan pada tempat-tempat yang
berada di pinggir jalan yang membutuhkan

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 45
ketenangan dan kenyamanan, antara lain
yaitu tempat fasilitas umum (tempat ibadah,
pendidikan, kesehatan, perkantoran dan
lainya). Contoh tanaman yang bertajuk tebal
dan massa daun padat antara lain: tanjung,
kiara payung, teh-tehan pangkas, puring,
pucuk merah, kembang sepatu, bougenville,
oleander.

Gambar 14. Tanaman Berfungsi sebagai Penyerap Kebisingan

c. Penghalang Silau
Cahaya lampu kendaraan dari arah yang
berlawanan saat malam hari seringkali
mengganggu pandangan atau silau bagi
pengemudi lainya yang berlawanan arah.
Salah satu cara penanganannya dengan
cara menanam tanaman di tepi jalan dan
median jalan. Sebaiknya dipilih pohon atau
perdu yang bermassa daun padat, ditanam
rapat pada ketinggian 1,5 m. Pada jalur
jalan raya bebas hambatan, penanaman

PETUNJUK TEKNIS
46 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
pohon tidak dibenarkan pada jalur median
jalan. Sebaiknya pada jalur median ditanam
tanaman semak, agar sinar lampu kendaraan
dari arah yang berlawanan dapat dikurangi.
Contoh: bougenville, puring, pucuk merah,
kembang sepatu, oleander, nusa indah

Gambar 15. Tanaman Berfungsi sebagai Penghalang Silau

d. Pembatas Pandang
Tanaman dapat pula dimanfaatkan sebagai
penghalang pandangan terhadap hal-hal yang
tidak menyenangkan untuk ditampilkan atau
dilihat, seperti timbunan sampah, tempat
pembuangan sampah, dan galian tanah.
Jenis tanaman tinggi dan perdu/semak
yang bermassa daun padat dapat ditanam
berbaris atau membentuk massa dengan
jarak tanam rapat. Contoh: bambu, glodokan
tiang, cemara, puring, pucuk merah, kembang
sepatu, oleander.

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 47
Gambar 16. Tanaman Berfungsi sebagai Pembatas Pandang

e. Pengarah
Tanaman dapat dipakai sebagai penghalang
pergerakan manusia dan hewan. Selain
itu juga dapat berfungsi mengarahkan
pergerakan.
Lansekap tepi jalan yang baik dapat
memberikan arah dan petunjuk bagi
pengendara. Fungsi penanaman dapat
menolong/membantu pengguna jalan
menginformasikan adanya tikungan jalan
atau mendekati jembatan. Walaupun
penanaman seperti itu harus didesain dengan
pertimbangan untuk keselamatan lalu lintas,
pemeliharaan yang murah dan mengurangi
penyiangan. Contoh: cemara, glodokan tiang,
palem.

PETUNJUK TEKNIS
48 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
Gambar 17. Tanaman Berfungsi sebagai Pengarah

f. Memperindah Lingkungan
Lansekap yang indah/cantik dan jalan
yang teduh ditanami pohon dan tanaman
lain di sepanjang jalan akan menciptakan
lingkungan yang lebih kondusif, membuat
santai dan ketenangan dari ketegangan bagi
pengendara.
Penanaman perdu dan pohon, khususnya di
daerah perkotaan didesain berkaitan dengan
jenis dan fungsi dari jalan untuk mengurangi
beberapa gangguan antara lain polusi udara
dan kebisingan.
g. Penahan Benturan
Kecelakaan akan terjadi ketika pengendara
mengalami kelelahan, lepas kendali, mabuk,
melebihi batas kecepatan atau mencoba
menghindari benturan pada objek yang

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 49
membahayakan di jalan. Pada lokasi dimana
hal-hal seperti itu terjadi, lingkungan tepi
jalan yang dapat membantu pengendara
mengurangi kemungkinan membentur objek
yang keras dengan menggunakan tanaman.
Penanaman perdu yang berakar dengan kuat
dan tumbuh dengan baik, akan mengurangi
kerusakan dan kecelakaan pada kendaraan
dan pengemudi daripada memasang
pembatas/dinding yang keras
h. Pencegah Erosi
Kegiatan manusia dalam menggunakan
lahan, selain menimbulkan efek positif juga
menyebabkan efek negatif terhadap kondisi
tanah/lahan, misalnya dalam pembentukan
muka tanah, pemotongan, dan penambahan
muka tanah (cut and fill). Kondisi tanah
menjadi rapuh dan mudah tererosi oleh
karena pengaruh air hujan dan embusan
angin yang kencang. Akar tanaman dapat
mengikat tanah sehingga tanah menjadi
kokoh dan tahan terhadap pukulan air
hujan serta tiupan angin. Selain itu dapat
untuk menahan air hujan yang jatuh secara
tidak langsung ke permukaan tanah. Pohon,
perdu dan rumput dapat membantu dalam
mengendalikan erosi tanah.
i. Habitat Satwa
Tepi jalan akan menyediakan tempat bagi
tanaman yang harus ditanam kembali. Hal
ini membantu mengembalikan kesimbangan
sistem ekologi.

PETUNJUK TEKNIS
50 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
Spesies yang diadopsi pada kondisi lahan
yang khusus dan mempunyai nilai keilmuan
dan pengobatan harus dilindungi.
Salah satu satwa liar yang dapat
dikembangkan diperkotaan adalah burung.
Beberapa jenis burung sangat membutuhkan
tanaman sebagai tempat mencari makan
maupun sebagai tempat bersarang dan
bertelur. Tanaman sebagai sumber makanan
bagi hewan serta tempat berlindung
kehidupannya. Hingga secara tidak langsung
tanaman dapat membantu pelestarian
kehidupan satwa
j. Pengalih Parkir Ilegal
Penanaman perdu atau pohon pada tepi
jalan dapat mencegah parkir liar khususnya
di daerah perkotaan dimana hal ini menjadi
masalah, walaupun rambu sudah dipasang.
Pada luasan yang terbatas dapat digunakan
pohon kecil atau perdu untuk menghalangi
pengendara yang akan parkir di daerah
larangan parkir
k. Pemecah Angin
Pemilihan tanaman yang ditanam sepanjang
koridor jalan akan berfungsi sebagai pemecah
angin, dengan demikian mengurangi efek
dari angin pada pengendara, khususnya
angin kencang dan angin lintang Jenis
tanaman yang dipakai harus tanaman tinggi
dan perdu/semak, bermassa daun padat,
ditanam berbaris atau membentuk massa

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 51
dengan jarak tanam rapat < 3m. Contoh: 32
glodokan tiang, cemara, angsana, tanjung,
kiara payung, kembang sepatu, puring, pucuk
merah

Gambar 18. Tanaman Berfungsi sebagai Pemecah Angin

3.1.3. Ketentuan Teknis Jalan


1. Ruang Bebas (Clear Zone)
Manajemen resiko tepi jalan dan jarak pandang bebas
akan dikonsentrasikan dalam batas ruang dengan jalan
untuk kendaraan. Clear Zone akan tergantung dari volume
lalu lintas, pendekatan kecepatan, catatan kecelakaan
dan geometri jalan. Clear Zone harus mempunyai lebar
yang cukup untuk kendaraan yang tersesat untuk
kembali lagi ke jalan tanpa menabrak pohon. Sebagai
contoh, penempatan pohon besar yang tidak tepat dapat
meningkatkan resiko sepanjang sisi jalan walaupun
dengan adanya pohon dapat menambah keteduhan
pada daerah tersebut. Tetapi penanaman pohon harus
diatur jarak yang aman dari tepi jalan. Clear Zone
sangat dipengaruhi oleh kecepatan. Untuk kecepatan
antara 40 km/jam sampai 120 km/jam, Clear Zone yang
diperbolehkan adalah minimal 4 meter sampai 9 meter.

PETUNJUK TEKNIS
52 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
2. Jarak Pandang
Seorang pengemudi memerlukan suatu jarak pada saat
mengemudi sehingga jika pengemudi melihat suatu
halangan yang membahayakan, pengemudi dapat
mengambil tindakan untuk menghindari bahaya tersebut
dengan aman. Jarak Pandang dibedakan menjadi dua, yaitu
Jarak Pandang Henti (Jh) dan Jarak Pandang Mendahului
(Jd). Jh diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi mata
pengemudi adalah 105 cm dan tinggi halangan 15 cm
diukur dari permukaan jalan
Jh terdiri atas dua elemen jarak, yaitu:
a. jarak tanggap (Jht) adalah jarak yang ditempuh oleh
kendaraan sejak pengemudi melihat suatu halangan
yang menyebabkan ia harus berhenti sampai saat
pengemudi menginjak rem; dan
b. jarak pengereman (Jh,) adalah jarak yang dibutuhkan
untuk menghentikan kendaraan sejak pengemudi
menginjak rem sampai kendaraan berhenti
Untuk lansekap, jarak pandang horizontal minimum
harus memenuhi panjang dari perjalanan kendaraan
pada atau dekat kecepatan rencana untuk berhenti
sebelum pencapaian obyek pada jalurnya.
Jarak pandang henti minimum dengan berbagai kecepatan
rencana ditampilkan pada Tabel Jarak Pandang Henti
Minimum. Pada jarak pandang henti yang diperlukan
adalah tidak boleh ada kegiatan lansekap seperti pada
persimpangan.

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 53
Tabel 14. Jarak Pandang Henti Minimum
Kecepatan rencana 20 30 40 50 60 80 100 120
(km/jam)
Jarak Pandang Henti 16 27 40 55 75 120 175 250
(m)
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Antar Kota, Ditjen Bina Marga, 1997.

Jarak pandang mendahului (Jd) merupakan jarak yang


memungkinkan suatu kendaraan mendahului kendaraan
lain di depannya dengan aman sampai kendaraan tersebut
kembali ke lajur semula dan diukur berdasarkan asumsi
bahwa tinggi mata pengemudi adalah 105 cm dan tinggi
halangan adalah 105 cm.

Tabel 15. Panjang Jarak Pandang Mendahului


VR (km/jam) 120 100 80 60 50 40 30 20
Jd (m) 800 670 550 350 250 200 150 100
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Antar Kota, Ditjen Bina Marga, 1997.

2. Sudut Pandang
Sudut pandang vertikal dan horizontal berperanan
penting dalam penentuan aksi dari pengendara. Sudut
pandang vertikal dan horizontal yang cukup atau
memenuhi dapat memberi keamanan bagi pengendara
untuk mengambil keputusan dan aksi.
Untuk sudut pandang vertikal, daerah bebas minim dari
perkerasan jalan adalah 5 m, berarti daun-daun atau
cabangcabang tidak boleh tergantung di atas perkerasan
sepanjang jarak 5 m tersebut. Sudut pandang horizontal
bagi pengemudi dimulai pada 5 m dari perkerasan jalan.

PETUNJUK TEKNIS
54 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Budiman. 2005. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta


: EGC.
Fardiaz, Srikandi. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta : Kanisius.
Karmana, Oman. 2007. Cerdas Biologi. Jakarta : Grafindo Media
Pratama.
Republik Indonesia. (1945). Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Republik Indonesia. (1999). Undang-Undang No. 39 Tahun 1999
Tentang Hak Asasi Manusia. Republik Indonesia. (2009).
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 20019 Tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Republik
Indonesia. (2003).
Susanta, G. Dan S. Sutjaha. 2007. Akankah Indonesia tenggelam
Akibat Pemanasan Global. Jakarta : Penebar Plus.
Tata Cara Perencanaan Geometrik Antar Kota, Ditjen Bina Marga,
1997.

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 55
LAMPIRAN
Tabel 1. Tumbuhan Pereduksi Polutan
1. Asam keranji

2. Trengguli

3. Kembang merak

PETUNJUK TEKNIS
56 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
4. Sonokeling

5. Mindi

6. Sengon

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 57
7. Jambu air

PETUNJUK TEKNIS
58 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
Tabel 2. Tanaman yang Mempunyai Kemampuan Menyerap CO2
1. Puring (Codiaeum Interuptum)

2. Tanaman Kacang Merah (Phaseolus Vulgaris)

3. Sirih Belanda (Epipremnum Aerum)

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 59
4. Angsana (Pterocarpus indicus)

PETUNJUK TEKNIS
60 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
Tabel 3. Tanaman Mereduksi CO
1. Trembesi (Samanea saman)

2. Cassia ( Cassia sp)

3. Kenanga (Canangium adoratum)

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 61
4. Pingku (Dysoxylum excelsum)

5. Beringin (Ficus benyamina)

6. Krey payung (Fellicium decipiens)

PETUNJUK TEKNIS
62 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
7. Matoa (Pornetia pinnata)

8. Mahoni (Swettiana mahagoni)

9. Saga (Adenanthera pavoniana)

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 63
10. Bungkur (Lagerstroema speciosa)

11. Jati (Tectona grandis)

12. Nangka (Arthocarpus heterophyllus)

PETUNJUK TEKNIS
64 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
13. Johar (Cassia grandis)

14. Sirsak (Annona muricata)

15. Puspa (Schima wallichii)

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 65
16. Akasia (Acacia auriculiformis)

17. Flamboyan (Delonix regia)

18. Sawo Kecik (Manilkara kauki)

PETUNJUK TEKNIS
66 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
Tabel 4. Tanaman Semak Penyerap NO2
1. Lolipop merah(Jacobina carnea)

2. Kihujan(Malphigia sp)

3. Akalipa merah(Acalypha wilkesiana)( Ekor Kucing )

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 67
4. Lolipop kuning(Pachystachys lutea)

5. Nusa indah merah(Mussaendah erythrophylla)

6. Daun mangkokan(Notophanax scultellarium)

PETUNJUK TEKNIS
68 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
7. Bougenvil merah(Bougainvillea glabra)

8. Kaca piring(Gardenia augusta)

9. Miana(Coleus blumei)

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 69
10. Hanjuang merah(Cordilyne terminalis)

11. Azalea(Rhododendron indicum)

12. Lantana ungu(Lantana camara)

PETUNJUK TEKNIS
70 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
13. Akalipa hijau putih(Acalypha wilkesiana)

14. Sirih belanda(Scindapsus aureus)

15. Lengkuas merah(Alpinia purpurata)

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 71
16. Ixora daun besar (soka)(Ixora javanica)

17. Kedondong laut(Notophanax sarcophagus)

18. Bakung(Crinum asiaticum)

PETUNJUK TEKNIS
72 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
19. Bunga Jepun(Nerium oleander)

20. (Chrysalidocarpus lutescens)

21. Bunga Ganyong(Canna indica)

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 73
22. Miyana Mangkuk(Iresine herbstii)

23. Keladi (Caladium hortulanum)

24. Drasena (Dracaena fragrans)

PETUNJUK TEKNIS
74 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
25. Alamanda (Allamanda cathartica)

26. Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapa)

27. Sikas (Cycas revulata)

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 75
28. Gendarusa (Gendarusa vulgaris)

29. Bambu pangkas (Arundinaria pumila)

30. Pacing (Costus speciosus)

PETUNJUK TEKNIS
76 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
31. teh -tehan (Acalyphamacrophylla)

32. Serut (Carmona retusa)

33. Helikonia Oranye (Heliconia sp)

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 77
34. Nona makan sirih (Clerodendron thomsonae)

35. Tapak dara (Vinca rosea)

36. Plumbago (Plumbago indica)

PETUNJUK TEKNIS
78 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
37. Palm kol (Licuala grandis)

38. Dollar -dollaran (Ficus repens)

39. Nusa indah putih (Mussaendah alba)

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 79
40. Agave hijau (Agaye sisalana)

41. Pleomele (Pleomele variegate)

42. Passiflora (Passiflora cocinea)

PETUNJUK TEKNIS
80 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
43. Bougenvil oranye (Bougainvillea spectabilis)

44. Amarilis (Hippeastrum amaryllis)

45. Agave kuning (Agave Americana)

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 81
46. Sri rejeki (Aglonema nitidum)

47. Keladis hias (Caladium bicolor)

48. Stepanut (Stephanotis floribunda)

PETUNJUK TEKNIS
82 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
49. Pisang hias (Heliconia rosrata)

50. Mawar (Rosa chinensis)

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 83
Tabel 5. Pohon Penyerap CO2
1. Dadap kuning(Erythrina variegate)

2. Kaliandra (Caliandra surinamensis

3. Ki hujan (Samanea saman)

PETUNJUK TEKNIS
84 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
4. Jambu biji (Psidium guajava

5. Bambu jepang(Bambusa vulgaris)

6. Pohon Rainbow (Eucaliptus delugpta)

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 85
7. Kasia golden (Cassia biflora)

8. Ayoga(Cassia sp.)

9. Duku (Lansium domesticum)

PETUNJUK TEKNIS
86 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
10. Kayu manis hijau (Cinnamomum zeylanicum)

11. Rambutan(Nephelium lappaceum)

12. Kelengkeng(Nephelium longanum)

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 87
13. Lamtoro(Laucaena glauca)

14. Johar(Cassia siamea)

15. Beringin karet(Ficus elastic)

PETUNJUK TEKNIS
88 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
16. Palem merah(Cyrtostachys lakka)

17. Cemara papua(Cupressus papuana)

18. Nam-nam(Cyanometra cauliflora)

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 89
19. Bambu kuning (Phyllostachys sulphurea)

20. Glodogan tiang (Polyaltia longifolia)


21. Akasia (Acacia auriculiformis)
22. Bungur (Lagerstromia loudonii)

PETUNJUK TEKNIS
90 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
Tabel 6. Tanaman Penutup Tanah yang Menyerap NO2
1. Kriminil merah (Alternanthera ficoides)

2. Rumput manila (Zoysia matrella)

3. Adam dan hawa (Rhoeo discolor)

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 91
4. Rumput kawat/golf (Cynodon dactylon)

5. Rumput paetan (Axonopus compressus)

6. Kriminil putih (Alternanthera amoena)

PETUNJUK TEKNIS
92 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
7. Taiwan beauty (Cuphea mycrohylla)

8. Clorophytum hijau (Chlorophytum comosum)

9. Mutiara (Philea cardierei)

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 93
10. Clorophytum putih (Chlorophytum bachestii)

11. Lili paris putih (Ophiopogon jaburan)

PETUNJUK TEKNIS
94 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
Tabel 7. Jenis Pohon untuk Taman Lingkungan dan Taman Kota
1. Bunga Kupu-kupu(Bauhinia Purpurea)

2. Sikat botol(Calistemon lanceolatus)

3. Kemboja merah(Plumeria rubra)

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 95
4. Kersen(Muntingia calabura)

5. Kendal(Cordia sebestena)

6. Kesumba(Bixa orellana)

PETUNJUK TEKNIS
96 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
7. Jambu batu(Psidium guajava)

8. Bungur Sakura(Lagerstroemia loudonii)

9. Bunga saputangan(Amherstia nobilis)

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 97
10. Lengkeng(Ephorbia longan)

11. Bunga Lampion(Brownea ariza)

12. Bungur(Lagerstroemea floribunda)

PETUNJUK TEKNIS
98 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
13. Tanjung (Mimosups elengi)

14. Kenanga (Cananga odorata)

15. Sawo Kecik (Manilkara kauki)

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 99
16. Akasia mangium (Accacia mangium)

17. Jambu air (Eugenia aquea)

18. Kenari (Canarium commune)

PETUNJUK TEKNIS
100 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
19. Baobab (Adansonia digitata sp)

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 101
Tabel 8. Jenis Pohon untuk Taman Lingkungan dan Taman Kota
1. Kiara(Ficus Spp)

2. Beringin(Ficus Benyamina)

3. Loa(Ficus glaberrima)

PETUNJUK TEKNIS
102 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
4. Dadap(Erythrina varigata)

5. Dangdeur(Gosampinus heptaphylla)

6. Aren(Arenga piñata)

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 103
7. Buni(Antidesma bunius)

8. Kembang merak(Caesalpina pulcherrima)

9. Gattung(Syzgium paucipuncatum)

PETUNJUK TEKNIS
104 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
10. Serut(Streblus asper)

11. Jamblang(Syzygium cumini)

12. Salam(Syzygium polyanntum)

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 105
Tabel 9. Tanaman untuk Sabuk Hijau yang Tahan terhadap
penggenangan air
1. Sungkai, Jati Seberang (Peronema canescens)

2. Jati (Tectona grandis)

3. Dahat (Tectona Hamiltoniana)

PETUNJUK TEKNIS
106 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
4. Lantana Merah, Tembelekan (Lantana Camara)

5. Balsa (Orchoma Lagopus)

6. Cendana India (Santaum album)

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 107
7. Suren (Toona Sureni)

8. Kemlanding (Leucaena glauca)

9. Kayu Palele (Castanopsis javanica)

PETUNJUK TEKNIS
108 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
10. Trengguli, Golden Shower (Cassia fistula)

11. Kedondong Bulan (Canarium littoralle)

12. Johar (Cassia siamea)

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 109
13. Keladan (Dipterocarpus gracilis)

14. Ampupu (Eucalyptus alba)

15. Pinus benquet (Pinus Insularis)

PETUNJUK TEKNIS
110 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
16. Tusam (Pinus mercusii)

17. Wedang (Pterocarpus indicus)

18. Angsana (Pterocarpus javanicus)

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 111
19. HLaban (Vitex pubescens)

20. Weru, Kihiyang (Albizzia procera)

21. Sonoleking (Dalbergia sisso)

PETUNJUK TEKNIS
112 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
22. Senon, Sengon Laut, Jeungjing (Paraserianthes falcataria)

23. Kosambi (Schleichera oleosa)

24. Tekik (Albizzia Lebbeck)

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 113
25. Kopi (Coffea spp)

26. Meranti tembaga (Shorea leprosula)

27. Salam (Euginiu polyantha)


28. Gopasa (Vitex gopassus)
29. Kesumba Keling, Pacar Keling (Bixa orellana)
30. Dalingsem, Kayu Batu, Kayu kerbau, Gia (Homalium
Tomentosum).

PETUNJUK TEKNIS
114 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
Tabel 10. Tanaman untuk Peneduh Jalan dan Jalur
Pejalan Kaki
1. Bunga Kupu-kupu (Bauhinia purpurea)

2. Bunga Kupu-Kupu Ungu (Bauhinia blakeana)

3. Trengguli (Cassia Fistula)

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 115
4. Kayu Manis (Cinnamommum iners)

5. Tanjung (Mimosups elengi)

6. Salam (Euginia polyantha)

PETUNJUK TEKNIS
116 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
7. Melinjo (Gnetum gnemon)

8. Bungur (Lagerstroemia floribunda)

9. Cempaka (Michelia champaca)

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 117
Tabel 11. Perdu/Semak/Groundcover
1. Canna (Canna varigata)

2. Soka jepang (Ixora spp)

3. Puring (Codiaeum varigatum)

PETUNJUK TEKNIS
118 Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara
4. Pedang-pedangan (Sansiviera spp)

5. Lili pita (Ophiopogon jaburan)

PETUNJUK TEKNIS
Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara 119

Anda mungkin juga menyukai