Anda di halaman 1dari 19

Vol 4 No.

3 My Campaign Journal |1
Manajemen Penerapan Metode Tahfidzul Mutun
Dalam Pembelajaran Qawaid Nadzom An-Nahwiyyah
Di Pondok Pesantren Baitulhikmah
Haurkuning Salopa Tasikmalaya

Jajang Husni Mubarok1, Huriyah2, Didin Nurul Rosidin3


1,2,3
Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon
jajanghusnimubarok3@gmail.com1, 61.huriyah@gmail.com2,
didinnurulrosidin@syekhnurjati.ac.id3

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh Metode Menghafal Qawaid


Nadzom An-Nahwiyyah yang telah lama diterapkan oleh para
ilmuan Islam sejak berabad-abad lalu. Metode ini terus dilestarikan
hingga saat ini, tetapi tidak semua pondok pesantren mampu
melestarikannya dikarenakan setiap pondok pesantren mempunyai
fokus tersendiri dalam menerapkan bidang ilmu dari seluruh bidang
ilmu agama. salah satu lembaga pendidikan pondok pesantren yang
fokus dalam melestarikan metode menghapal Qawaid Nadzom An-
Nahwiyyah yaitu pondok pesantren Baitulhikmah Haurkuning.
Pesantren ini sejak berdirinya hingga saat ini menerapkan metode
menghapal matan kaidah-kaidah syair ilmu nahwu atau dalam
bahasa arab di sebut “Tahfidzul Mutun Qawaid Nadzom An-
Nahwiyyah” untuk memperdalam qoidah-qoidah bahasa arab. Salah
satu bidang ilmu yang dihafalkan adalah Nahwu, Shorof, Balaghoh
dll. Yang dapat menjadi role model dalam penerapan metode
Tahfidzul Mutun Qawaid Nadzom An-Nahwiyyah bagi pondok
pesantren lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk
mendeskripsikan Manajemen penerapan metode Tahfidzul Mutun
Qawaid Nadzom An-Nahwiyyah di pondok pesantren Baitulhikmah
Haurkuning (2) Untuk mendeskripsikan pembelajaran metode
Tahfidzul Mutun Qawaid Nadzom An-Nahwiyyah di pondok
pesantren Baitulhikmah Haurkuning (3) Untuk mendeskripsikan
dampak dari Manajemen penerapan metode Tahfidzul Mutun dalam
Vol 4 No. 3 My Campaign Journal |2
pembelajaran Qawaid Nadzom An-Nahwiyyah terhadap kualitas
belajar santri dalam membaca kitab kuning di pondok pesantren
Baitulhikmah Haurkuning Metode penelitian ini menggunakan
metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara
mendalam, dan dokumentasi. Teknik analisa data diolah melalui tiga
prosedur (reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan/verifikasi) untuk mengetahui efektivitas program dari
komponen yang dijalankan. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1)
Manajemen penerapan Metode Tahfidzul Mutun dalam
pembelajaran Qowa’id Nadzom An-Nahwiyyah di pondok Pesantren
Baitulhikmah diantaranya a) pembekalan, b) pengadaan
pembimbing, c) pengadaan buku setor hapalan, d) target hapalan
yang harus dikuasai, (2) Pembelajaran Metode Tahfidzul Mutun
Qawaid Nadzom An-Nahwiyyah di Pondok Pesantren Baitulhikmah
dengan melaksanakan a) setor hapalan, b) mengulangi/muroja`ah, c)
penerapan, d) evaluasi, e) wisuda (3) Dampak dari Manajemen
Penerapan Metode Tahfidzul Mutun dalam pembelajaran Qawaid
Nadzom An-Nahwiyyah terhadap kualitas membaca kitab kuning di
Pondok Pesantren Baitulhikmah para santri dapat a) Menambah
wawasan dan pemahaman Qowa’id Nadzom An-Nahwiyah, b)
Menguasai dalam membaca kitab kuning, c) Kurun waktu yang
cepat, d) Berprestasi dalam Musabaqoh Qiroatil Kutub e) Menambah
dan memberi gambaran mudah dalam mengaplikasikan tata Bahasa
Arab.

Kata kunci : Manajemen, Tahfidzul Mutun, Qawaid Nadzom An-


Nahwiyyah

Pendahuluan
Metode Menghafal Qawaid Nadzom An-Nahwiyyah telah lama
diterapkan oleh para ilmuan Islam sejak berabad-abad lalu. Metode ini
terus dilestarikan hingga saat ini, tetapi tidak semua pondok pesantren
mampu melestarikannya dikarenakan setiap pondok pesantren mempunyai
Vol 4 No. 3 My Campaign Journal |3
fokus tersendiri dalam menerapkan bidang ilmu dari seluruh bidang ilmu
agama. salah satu lembaga pendidikan yang masih melestarikan metode
menghapal Qawaid Nadzom An-Nahwiyyah yaitu pondok pesantren
Baitulhikmah Haurkuning. Pesantren ini sejak berdirinya hingga saat ini
menerapkan metode menghapal matan kaidah-kaidah syair ilmu nahwu
atau dalam bahasa arab di sebut “Tahfidzul Mutun Qawaid Nadzom An-
Nahwiyyah” untuk memperdalam qoidah-qoidah bahasa arab. Salah satu
bidang ilmu yang dihafalkan adalah Nahwu, Shorof, Balaghoh dll. Yang
mampu menggodog santri khusus nya dalam penerapan Nahwu Shorof dan
mampu melahirkan santri-santri yang mampu membaca kitab kuning
gundul tanpa harakat dan tanpa terjemah, berprestasi dalam Musabaqoh
Qiroatil Kutub atau Tahfidzul Mutun baik tingkat lokal ataupun nasional,
dan mampu melahirkan alumni-alumni yang mampu berperan di tengah-
tengah masyarakat dengan menghadirkan pondok pesantren cabang
pesantren Baitulhikmah Haurkuning.
Pondok pesantren Baitulhikmah Haurkuning Salopa Tasikmalaya
merupakan salah satu pondok pesantren terbesar di priangan timur tepatnya
di kabupaten Tasikmalaya provinsi Jawa barat, dengan jumlah santri 4500
(3000 santri putra dan 1500 santri putri), Pondok Pesantren Baitulhikmah
Haurkuning Salopa Tasikmalaya merupakan contoh pondok pesantren di
Provinsi Jawa Barat yang mampu mengaplikasikan Manajemen penerapan
metode Tahfidzul Mutun dalam pembelajaran Qawaid Nadzom An-
Nahwiyyah setiap harinya.
Vol 4 No. 3 My Campaign Journal |4
Metode Penelitian
Metode yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif, hal ini sesuai dengan pendapat Lexi J.Moleong yang
menjelaskan bahwa: penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek
penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain
secara holistik, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiyah.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk
mengeksplore fenomena-fenomena yang terjadi dilapangan. Penelitian
kualitatif adalah suatu penelitian yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan
dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan,
persepsi, dan pemikiran orang baik secara individu maupun kelompok.
Sedangkan Bogdan dan Taylor dalam Moeloeng memberikan pengertian
bahwa penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari orang-orang
dan prilaku yang dapat diamati. Menurut mereka pendekatan ini diarahkan
pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh).
Dipilihnya pendekatan kualitatif ini karena peneliti berasumsi bahwa
penelitian ini akan lebih mudah dijawab dengan penelitian kualitatif,
dengan alasan:
1. Penelitian kualitatif berpijak pada konsep naturalistik.
2. Penelitian kualitatif berdimensi jamak, kesatuan utuh, terbuka, dan
berubah
Vol 4 No. 3 My Campaign Journal |5
3. Dalam penelitian kualitatif, hubungan penelitian dengan objek
berinteraksi, penelitian dari luar dan dalam, penelitian sebagai
instrumen, bersifat subyektif,dan judgment
4. Setting penelitian amaliyah, terkait tempat dan waktu
5. Analisis subyektif, intutif, rasional, dan
6. Hasil penelitian berupa deskripsi, interprestasi, tentatif, dan situasional.

Hasil Penelitian
Profil Pondok Pesantren Baitulhikmah
Pondok Pesantren Baitulhikmah beralamat di dusun Haurkuning Desa
Mandalaguna Kecamatan Salopa Kabupaten Tasikmalaya, terletak di arah
selatan berjarak kurang lebih 35 Km dari Ibu Kota Tasikmalaya.
Pondok pesantren ini didirikan pada tanggal 18 Agustus 1964 oleh
syaekhuna Almukarram KH. Saepudin Zuhri. Semula pesantren ini
bernama ''Haurkuning" dihubungkan dengan lokasinya di puncak haur.
Semua bangunan dikomplek pesantren ini terletak pada sebidang tanah
ukuran 450 bata (6.300m2). Adapun status tanah pada mulanya milik kyai
dengan sebagian tanah warisan orang tua dan sebagian lagi hasil pembelian
dari orang lain. Namun sejak didirikannya pondok pesantren Baitul
Hikmah tahun 1994 seluruh tanah dan bangunan yang ada di komplek
pesantren ini di wakafkan kepada pesantren untuk dipergunakan dan
dimanfaatkan sebagai modal perjuangan menyebarkan, menegakkan, dan
menyemarakan syiar Agama Islam.
Pada awal berdirinya pesantren Baitulhikmah ini hanya bermodalkan
hasrat dan keinginan yang kokoh untuk menyebarluaskan syiar Agama
Vol 4 No. 3 My Campaign Journal |6
Allah. Kegiatan mengaji dilaksanakan dirumah kyai rumah panggung yang
beratapkan daun rumbia. Sedangkan shalat berjamaah dilaksanakan
disebuah masjid kecil dekat rumah pak sukria atau sewaktu waktu
dilaksanakan dirumah. Rumah ini didirikan pada area tanah milik ibu Hj.
Isyaroh (Rahimahalloh). Pada tahun 1965 di bangun pondok putra ukuran
6x8 m dengan konstruksi panggung dan beratapkan rumbia. Di pondok
sederhana inilah para santri mondok siang malam.
Pendiri pesantren KH.Saefuddin Zuhri mendirikan pesantren tidak
terlepas dari visi misi tujuan dan startegi yang menjadi motivasi dalam
menjalankan lembaga pendidikan, diantara visi misi tujuan dan strategi
pondok pesantren yaitu:
Visi :Menjadi pesantren unggulan yang melahirkan insan yang kaya
akan ilmu, Kuat dalam akidah, dan ber-Akhlakul Karimah.
Misi : Pertama, Mencetak kader muslim yang mampu memahami
Islam dengan pemahaman yang benar. Kedua, Mencetak kader Muslim
yang mengimani Islam dengan keimanan yang mendalam. Ketiga,
Mencetak kader Muslim yang mengamalkan Islam oleh pribadi, keluarga,
dan seluruh lingkungan masyarakatnya. Keempat, Mencetak kader Muslim
yang memperjuangkan Islam dengan harta, jiwa,dan raganya.
Tujuan: Mendirikan pondok Pondok Pesantren Baitul Hikmah bertujuan
untuk mencari keridoan Allah.

Biografi, Riwayat Pendidikan KH Saefudin Zuhri


KH. Saepudin Zuhri sebagai pendiri pesantren lahir di Cibalagbag
Dusun Cikiangir Desa Mandalaguna (dahulu Kawitan) Kecamatan Salopa
Vol 4 No. 3 My Campaign Journal |7
Kab. Tasikmalaya pada tanggal 12 Agustus Tahun 1938. Beliau lahir dari
seorang ibu bernama ibu Hj. Sukmi dan Ayahnya bernama H. Hudaeli.
Sejak kecil, kepadanya sudah ditanamkan sifat disiplin untuk
menjalankan ibadah dan dituntut untuk selalu giat dan rajin menuntut ilmu.
Pada saat masih kecil, beliau belajar ngaji di kampung Cikiangir, dan
menurut keterangan beliau, guru-guru ngaji diwaktu kecilnya antara lain:
M. Sukirman pamannya, H. Fadli, H. Zakaria, Ustad Hadia, Ustad Ahmad.
Pendidikan umum yang dialaminya adalah Sekolah Rakyat (SR) di
Salopa pada tahun 1946-1952. Pendidikan pesantren yang dialaminya ialah
Pesantren Cibeuti Kawalu tahun 1953 (KH. Zaenal Muttaqin) selama 20
hari, pesantren Cinangsi/Cikoneng tahun 1954 (KH. Zakaria) selama 10
bulan, pesantren Ciharashas/Cibeureum (KH. Jaelani) selama 1 tahun
(1954-1955), pesantren Cilendek (KH. Bahrum) selama 8 tahun, pesantren
Keresek/Cibatu (KH. Busyrol Karim) selama 40 hari, pesantren
Sumursari/pasirjengkol (KH. Muhidin) selama 2 jam setengah, pesantren
Sagaranten (KH. Dimyati) selama 1 malam 3 jam, pesantren
Sayuran/cikajang (KH. Muhammad Nawawi) selama 3 minggu, pesantren
Sirnasari selama 2 minggu, pesantren Riyadul Alfiyah Sadang/garut (KH.
Raden Utsman).
KH. Saepudin Zuhri wafat pada tanggal 30 Agustus 2013/23 Syawal
1434. Dan meninggalkan 6 wasiat yang harus dijaga oleh para putra/putri
nya beserta para santri, diantara wasiat beliau ialah: pertama, Wajib
Mertahankeun Aqidah, Syari’ah, Akhlaq Ahlussunnah Wal Jama’ah.
Kedua, Wajib Sholat Berjama’ah Awal Waktu di Masjid. Ketiga, Ulah
Eureun Ngaji (jangan berhenti mengaji). Keempat, Anak, Incu, Wajib di
Vol 4 No. 3 My Campaign Journal |8
Pasantrenkeun (anak cucu wajib di berangkatkan ke pesantren). Kelima,
Kudu Jadi NU (harus menjadi warga Nahdlatul Ulama). Keenam, Hate
Ulah Nyantel Kana Dun’ya, Sing Nyantel ka Akherat (hati jangan hanya
terikat oleh dunia, tapi harus terikat pada perkara akhirat)[ KH. Busyrol
Kariem, (Pimpinan Pondok Pesantren),wawancara, Tasikmalaya, 20 juni
2022]
Terakhir pada bulan juli 2022 tercatat jumlah santri sebanyak 4500
orang .Yakni 2500 santri putra dan 2000 orang santri putri. Yang khusus
mesantren (salafiyah) berjumlah 500 orang. Selain itu para santri berstatus
sekolah di MTs, MA Baitul Hikmah, SMP HJ Rohbiyah, SMA KH
Saefuddin Zuhri dan di STAIKHZ (santri Kholafiah)

Program Khas Pendidikan Pondok Pesantren Baitulhimah


Setiap hari di mulai dari bangun pagi pukul 03.30 wib tepat nya satu jam
sebelum adzan shubuh para santri sudah di bangunkan oleh dewan
pengurus yang bertugas sebagai petugas piket dituntut untuk melaksanakan
solat tahajud, tawasul atau berdo`a bersama, membaca surah yasin guna
menuai keberkahan, di lanjutkan dengan melaksanakan solat shubuh dan
secara berjama`ah.
KH Saefuddin Zuhri (Alm) sangat menekankan para santri untuk bisa
melaksanakan solat fardu dan wiridan secara berjama`ah, sampai-sampai
apabila ada seorang santri yang tidak mengikuti kecuali ada udzur syara`
beliau menindak para santri nya dengan cara di rendem di kolam selama
satu jam kurang lebih selanjutnya di suruh untuk berdiri di mesjid
dihadapan semua santri dengan keadaan pakaian basah, dan di berhentikan
Vol 4 No. 3 My Campaign Journal |9
apabila beliau sudah melaksanakan pengajian dengan para santri seusai
solat subuh. Hal ini merupakan rutinitas beliau setiap hari dalam mendidik
para santri untuk disiplin dalam solat berjama`ah dan khusyu ketika
melaksanakan wiridan. Dalam melaksanakan solat berjama`ah para santri
di wajibkan untuk menggunakan pakaian koko putih peci putih bagi laki-
laki dan mukena putih bagi perempuan.
Setelah melaksanakan solat subuh berjama`ah para santri bergegas
menuju madrosah sebagai tempat untuk mengaji, pengajian diisi dengan
materi hapalan shorof dari mulai tasrifan, kiyasan, ngabina, ngawukuan,
ngasalkeun, dan ngerab. Dengan menggunakan metode sorogan yakni para
santri di bina oleh kaka kelas nya untuk di hapal terlebih dahulu, setelah
dikuasai melalui hapalan di lanjutkan untuk bisa menulisnya. Setelah itu
para santri menyetorkan hapalan qawaid nadzom an-nahwiyyah sesuai
target yang sudah di berikan oleh para asatidz, sekurang-kurang nya
menghapal 5 baris atau bait perharinya. Seusai itu kegiatan dilanjutkan
dengan pengajian kitab kuning dengan mengaji fan ilmu Tafsir Hadist dan
Nahwu.
Di pagi hari para santri yang mayoritas anak sekolah MTs/MA di
sibukan dengan mengaji, menghapal, melaksanakan kebersihan, solat duha
dan membaca Al-Qur`an, Qoelullah (tidur sebentar selama 30 menit)
sampai adzan dzuhur tiba. Para santri bisa melaksankan kegiatan belajar di
sekolah seusai solat dzuhur tepatnya pukul 13.00 wib itu pun selekas
melaksanakan pengajian terlebih dahulu sebagaimana pengajian yang
dilaksanakan seusai solat shubuh, para santri melaksanakan kegiatan
belajar di sekolah sampai pukul 17.00 wib dan melaksanakan istirahat tepat
V o l 4 N o . 3 M y C a m p a i g n J o u r n a l | 10
pada waktu adzan ashar tiba dengan melaksanakan solat ashar berjama`ah.
Dimalam hari kegiatan para santri disibukan dengan pengajian kitab
kuning, hapalan kaidah-kaidah fan ilmu nahwu shorof, mudzakarah
(mengulang dengan cara menceritakan yang telah dikaji) dan bisa
melaksanakan tidur setelah pukul 23.00 wib tiba.
1. Kegiatan harian

No Kegiatan Waktu
1 Latihan Berdakwah / Pidato Setiap malam rabu
2 Bahsul Masail / Membahas Mas`alah Setiap malam jum`at
3 Membaca al-barjanzi Setiap malam jum`at
4 Peksian (cek hapalan) Setiap malam rabu
5 Malikan bersama (mengulangi hapalan) Setiap malam selasa
6 Tilawah Al-Qur`an Setiap hari jum`at
7 Riyadoh (muhasabah) Setiap malam selasa

2. Kegiatan tahunan

No Kegiatan Waktu
1 Reuni alumni dan haul pendiri Setiap bulan syawal
pesantren
2 Pekan muharram Setiap bulan muharram
3 Pekan maulid Setiap bulan robiul awal
4 Pekan rojabiyah Setiap bulan rojab
5 Peringatan Milad Pesantren Setiap bulan Agustus
6 Khitanan masal (umum) Setiap bulan muharram
7 HUT RI Setiap bulan Agustus
8 Pasaran (pengajian kilat) Setiap bulan romadhon
9 Matsaba (masa ta`aruf santri baru) Setiap awal tahun ajaran
.
V o l 4 N o . 3 M y C a m p a i g n J o u r n a l | 11
Pembahasan
Manajemen penerapan Metode Tahfidzul Mutun dalam pembelajaran
Qowa’id Nadzom An-Nahwiyyah di pondok Pesantren Baitulhikmah
Berdasarkan hasil temuan melalui observasi, wawancara, terhadap
ustadz dan pimpinan pesantren serta dokumentasi terkait dengan
perencanaan Metode Tahfidzul Mutun dalam pembelajaran Qowa’id An-
Nahwiyyah di pondok Pesantren Baitulhikmah dapat disimpulkan bahwa
alur perencanaan metode Tahfidzul Mutun di mulai pada awal tahun ajaran
baru. Berikut adalah tahapan perencanaan yang dilaksanakan:
1. Pembekalan
Pembekalan dilaksanakan dengan cara memberi arahan kepada seluruh
santri hal-hal yang harus di persiapkan yang berkaitan dengan hapalan,
diantaranya santri wajib melaksanakan hal-hal yang dapat memperkuat
hapalan yaitu: Rutin Salat malam (tahajud) walaupun 2 rakaat, Terus
menerus mempunyai wudhu, Terus menerus Bertaqwa kepada alloh baik di
tempat sepi maupun di tempat yang ramai, Makan untuk meningkatkan
ketaqwaan bukan karena mengikuti hawa nafsu, Rajin bersiwak, Sungguh-
sungguh, Tekun, Tidak banyak makan, Rutin membaca Al-Qur`an,
Meninggalkan segala bentuk kemaksiatan.[ Ust. Asep (Sekbid. Pendidikan
pondok pesantren), wawancara, Tasikmalaya, 22 juni 2022]

2. Pengadaan pembimbing
Pembimbing hapalan ialah ustadz atau kakak kelas yang mendampingi
santri dalam proses menghapal, pembimbing diambil dari ustadz yang
berada di setiap kamar nya masing-masing, dalam setiap kamar ada struktur
V o l 4 N o . 3 M y C a m p a i g n J o u r n a l | 12
organisasinya yang membidangi hapalan santri, dalam hal ini bidang
pendidikan bagian kamar berperan di setiap kamar yang di pimpin oleh
kepala kamar atas intruksi dari bidang pendidikan pusat pondok pesantren.
Dari satu kamar terdapat kurang lebih 4 atau 5 pembimbing dari jumlah
anak perkamar minimal 20 orang, setiap satu pembimbing memegang
kurang lebih 5 orang santri tergantung jumlah penduduk yang berada di
setiap kamar dan setiap pembimbing mempunyai pegangan nya masing-
masing.

3. Pengadaan buku setor hapalan


Setiap pembimbing mempunyai buku setor hapalan dari santri/santriyah
yang berada dibawah bimbingannya, dan di catat dalam setiap hari nya
sesuai dengan target hapalan yakni 5 bait perhari. Buku setor hapalan berisi
(hari/tanggal, nama santri, nama pembimbing, dan jumlah setoran).

4. Target hapalan yang harus di kuasai


a. Kelas Ibtida (Kitab Jurumiyah, Kitab Nadmul Maqsud, Tasripan, dan
Qiyasan)
b. Kelas Mutawasit (Kitab Nadzom Imrithy, Kitab Nadzom Al-Fiyyah
Ibnu Malik, Bina, ngasalkeun)
c. Kelas Mutaqoddim (Kitab Nadzom Jauhar Maknun dan ngerab).[
Ust. Asep (Sekbid. Pendidikan pondok pesantren), wawancara,
Tasikmalaya, 22 juni 2022]
Target hapalan ini dari setiap kelas harus di selesaikan dalam waktu satu
tahun.
V o l 4 N o . 3 M y C a m p a i g n J o u r n a l | 13
Pembelajaran Metode Tahfidzul Mutun Qawaid Nadzom An-
Nahwiyyah di Pondok Pesantren Baitulhikmah
1. Setor hapalan
Setor hapalan dilaksanakan para santri setiap hari di setiap kamar nya
masing-masing kepada pengurus kamar atau kakak kelas selaku
pembimbing yang ada di kamar nya. Pelaksanaan ini merupakan modal
dasar yang harus dilakukan untuk menambah hapalan santri, setiap hari
santri wajib menambah hapalan nya dengan batas minimal yaitu 5 bait atau
5 baris, Maka ketika di kalkulasi dari jumlah hari dengan jumlah hapalan
yang harus di hapal dengan waktu yang singkat akan terselesaikan.
Contohnya nadzom alfiyyah yang jumlah nya 1002 bait nadzom akan
terselesaikan dalam 7 bulan dalam hitungan minimal.

2. Mengulangi/muroja`ah
Waktu mengulangi hapalan (muroja`ah) dilaksanakan secara bersama
yaitu dilaksanakan; Pertama, setiap malam selasa setelah isya secara
bersama-sama Kedua, setiap hari jum`at setelah solat shubuh secara
bersama-sama Ketiga, setiap sebelum pengajian dimulai selalu dilantunkan
qawaid nadzom an-nahwiyyah untuk menambah daya ingat menghapal
para santri. Metode hafalan nadzom yang digunakan di pesantren
Baitulhikmah biasa disebut dengan metode Jam’i bainal Kulli Wat Tajziat,
yaitu metode yang diawali dengan menghafal sebagian dari bait nadzom,
lalu diulang-ulang kembali hingga dapat menghafal keseluruhannya.
V o l 4 N o . 3 M y C a m p a i g n J o u r n a l | 14
3. Penerapan
Penerapan nadzom rutin di laksanakan oleh para santri dalam setiap
pengajian kitab kuning dengan para asatidz ataupun dewan kiayi sebagai
pengajar di tingkat kelas nya masing-masing, di tengah-tengah pengajaran
dalam berbagai fan ilmu selain membahas isi materi dari fan yang di kaji di
bahas pula kaidah-kaidah nahwiyyah yang bersangkutan dengan susunan
kalimat berikut referensi dari kaidah-kaidah nadzom nahwiyyah. Dengan
penerapan metode ini dapat mempermudah dan memperlancar bagi para
santri dalam meningkatkan kaidah-kaidah nahwiyyah termasuk hapalan
nadzomnya.[ K. Abdul Basyir (dewan kiayi pondok pesantren),
wawancara, Tasikmalaya, 23 juni 2022]

4. Evaluasi
Evaluasi di sebut juga pengecekan hapalan santri sebagai bagian dari
manajemen pembelajaran yaitu agen of control yang dilaksanakan;
Pertama, setiap hari di kamarnya masing-masing oleh kepala kamar.
Kedua, setiap malam rabu setelah solat magrib oleh kepala kamar. Ketiga,
disela sela pengajian di cek oleh ustadz nya masing-masing. Keempat,
setiap hari jum`at pengecekan hapalan perkelas secara bergantian yang
dilaksanakan oleh pengurus pondok bidang pendidikan, maka oleh karena
itu bisa terukurnya penerapan Tahfidzul mutun santri.[ Ust. Asep (Sekbid.
Pendidikan pondok pesantren ), wawancara, Tasikmalaya, 23 juni 2022]
V o l 4 N o . 3 M y C a m p a i g n J o u r n a l | 15
5. Wisuda
Wisuda dilaksanakan dalam satu tahun sekali dari setiap tingkatan,
diantara yang di wisudakan yaitu wisuda Matan kitab Jurumiyah, Nadmil
maqsud, Imrithi, Alfiyyah Ibnu Malik dan Jauharil Maknun.

Dampak dari Manajemen Penerapan Metode Tahfidzul Mutun dalam


pembelajaran Qawaid Nadzom An-Nahwiyyah terhadap kualitas
membaca kitab kuning di Pondok Pesantren Baitulhikmah
1. Menambah wawasan dan pemahaman Qowa’id Nadzom An-
Nahwiyah
Dengan adanya metode yang jelas pondok pesantren dapat menjalankan
kurikulum hapalan dengan mudah dan terarah begitu pun para santri dapat
mendapatkan hak nya sebagai pelajar dengan mendapatkan bimbingan dari
para asatidz dengan menghapal beberapa kitab nadzom dalam waktu yang
singkat, dengan ini santri dapat lebih cepat dalam memahami Qawaid
Nadzom An-Nahwiyyah.
Dari penelitian yang peneliti dapatkan dalam waktu satu tahun banyak
santri tingkat madrasah kelas 1 aliyah sudah bisa mengkhatamkan nadzom
jurumiyah, nadhmil maqsud, al-imrithi dan nadhom alfiyyah, di tambah
dengan hapalan shorop bisa menyelesaikan tashrifan, qiyasan, bina,
mengasalkan kalimat, dan mengi`rab kalimat.[ Ust. Irfan (Sekbid.
Pendidikan pondok pesantren ), wawancara, Tasikmalaya, 23 juni 2022]
V o l 4 N o . 3 M y C a m p a i g n J o u r n a l | 16
2. Menguasai dalam membaca kitab kuning
Membaca kitab kuning bukanlah hal mudah yang harus di kuasai para
santri, karena bahasa yang tertuang didalam kitab kuning merupakan
bahasa Arab yang harus di kuasai artinya dengan tidak memakai syakal /
baris.
Dengan memperdalam hapalan qawaid nadzom an-nahwiyyah dalam
waktu yang singkat maka akan cepat mempermudah membaca,
mengartikan, dan memahami isi dari kitab kuning tersebut.

3. Kurun waktu yang cepat


Metode yang digunakan pondok pesantren Baitulhikmah dalam
mengatur hapalan nadzom merupakan metode yang sudah dirasakan oleh
ribuan santri dan para alumni. Tidak semua pondok pesantren menerapkan
hal ini dalam kurun waktu yang cepat karena khas metode pembelajaran
yang diajarkan oleh pimpinan pesantren dapat mencetak para santri dalam
disiplin menghapal nadzom, sudah terbukti banyak santri yang dapat
mengkhatamkan matan kitab jurumiyah, nadmil maqsud, al-imrithi, dan
alfiyyah ibnu malik serta kaidah-kaidah shorof dalam waktu satu tahun
dengan fasih dan lancar.

4. Berprestasi dalam Musabaqoh Qiroatil Kutub


Sejarah berkembangnya pondok pesantren Baitulhikmah tidak terlepas
dari syiar para santri dalam musabaqoh qiroa`atil kutub baik tingkat
kecamatan, kabupaten, provinsi dan nasional. Dengan keberkahan kiayi
dan perjuangan para santri dalam menggeluti kitab kuning, hal ini karena
V o l 4 N o . 3 M y C a m p a i g n J o u r n a l | 17
bekal para santri yang sudah di persiapakan di pondok pesantren. Pesantren
Baitulhikmah tercium harum dikarenakan dapat meraih prestasi sampai
tingkat nasional di setiap perlombaan MQK yang di selenggarakan oleh
Kementrian Agama.

6. Menambah dan memberi gambaran mudah dalam mengaplikasikan


tata Bahasa Arab
Pengaplikasian tata Bahasa Arab dapat mudah dirasakan oleh para santri
dikarenakan sudah mempunyai modal dari kaidah-kaidah nadzom an-
nahwiyyah yang sudah dihapal, dan para santri dapat merasakan dari hasil
penerapan yang dilaksanakan oleh para pengajar dalam setiap pengajian
melalui metode tarkiban setiap kalimat yang ada dalam kitab kuning dan
membekas dalam pemikiran para santri sehingga dapat memudahkan para
santri dalam mengaplikasikan tata Bahasa Arab.[ Ust. Asep (Sekbid.
Pendidikan pondok pesantren), wawancara, Tasikmalaya, 23 juni 2022]

Kesimpulan
Manajemen Penerapan Metode Tahfidzul Mutun Dalam Pembelajaran
Qawaid Nadzom An-Nahwiyyah yang dilaksanakan di pondok pesantren
Baitulhikmah adalah sebagai berikut: a) Pembekalan yang dilaksanakan
dengan cara memberikan arahan kepada para santri; b) Pengadaan
Pembimbing hapalan ialah ustadz yang mendampingi santri dalam proses
menghapal, pembimbing diambil dari ustadz yang berada di setiap kamar
para santri; c) Pengadaan buku setor hapalan Setiap pembimbing
mempunyai buku setor hapalan dari santri/santriyah yang berada dibawah
V o l 4 N o . 3 M y C a m p a i g n J o u r n a l | 18
bimbingannya, dan di catat dalam setiap hari nya sesuai dengan target
hapalan yakni 5 bait perhari; d) Target hapalan yang harus di kuasai 1)
Kelas Ibtida Kitab Jurumiyah, Kitab Nadmul Maqsud, Tasripan, Qiyas 2)
Kelas Mutawasit Kitab Imrithy, Kitab al-fiyah ibnu malik, Bina,
ngasalkeun 3) Kelas Mutaqoddim Kitab jauhar maknun, ngerab.
Pembelajaran metode Tahfidzul Mutun Qawaid Nadzom An-Nahwiyyah
di Pondok Pesantren Baitulhikmah adalah sebagai berikut : a) Setor
hapalan; b) Mengulangi/muroja`ah; c) Evaluasi,; d) Penerapan nadzom
yang rutin di laksanakan oleh para santri dalam setiap pengajian kitab
kuning dengan para asatidz; e) Wisuda, Setiap santri yang sudah mencapai
target dan di setujui oleh pembimbing di perkenankan untuk melaksanakan
wisuda yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali.
Dampak dari penerapan metode Tahfidzul Mutun dalam pembelajaran
Qawaid Nadzom An-Nahwiyyah terhadap kualitas membaca kitab kuning
di Pondok Pesantren Baitulhikmah adalah sebagai berikut: a) Menambah
wawasan dan pemahaman Qowa’id Nadzom An-Nahwiyah; b) Menguasai
dalam membaca kitab kuning; c) Kurun waktu yang cepat; d) Berprestasi
dalam Musabaqoh Qiroatil Kutub; e) Menambah dan memberi gambaran
mudah dalam mengaplikasikan tata Bahasa Arab.

Daftar Pustaka

Armaiarief, Ilmu dan metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press,


2002.
At‐Thouimi, Assyabani & Umar Muhammad, Filsafat Pendidikan Islam,
Terj. Hasan Langgulung, Jakarta: Bulan Bintang, 1979.
V o l 4 N o . 3 M y C a m p a i g n J o u r n a l | 19
Afifuddin dan Saebani, Beni Ahmad, Metodologi Penelitian Kualitatif,
Bandung: Pustaka Setia, 2009.
Burhan, al-Din Ibrahim al-Zarnuji al-Hanafi, Ta’alim Mutaallim.
Dimyati dan Mudjiono, Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar,
Jakarta: Depdiknas, 1994.
Djumhur dan M. Surya, Bimbingan dan penyuluhan di sekolah, Bandung:
Cv. Ilmu, 1975.
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Ofset, 2002.
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D, Bandung: CV. Alfabeta,
2017.
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2016.

Anda mungkin juga menyukai