Anda di halaman 1dari 108

Manajemen Sarana Prasarana

Dan Alat Kesehatan


Di Puskesmas & Klinik
dr. Kusuma Wijayanti,Msi,FIHFAA
Disampaikan pada : Pertemuan Pemenuhan Data Sarana Prasarana Dan Alat Kesehatan
(SPA) Puskesmas dan Klinik Kesehatan
15 – 17 mei 2024
PENGALAMAN PEKERJAAN :
 Dokter fungsional Puskesmas Bengkuring
 Kepala Puskesmas Lempake
 Administrator Kesehatan Madya Dinkes Kota
Samarinda
 Surveior FKTP
 Surveior FKTL
 Pimpinan Klinik Mitra Keluarga Samarinda

08125860612

wijayanti1974

wijayanti9

@kusumawijayanti4

@wijayanti1974
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM

Tujuan pembelajaran umum materi ini adalah setelah mempelajari materi


ini peserta mampu memahami pengelolaan sarana prasarana dan alat
kesehatan di Puskesmas dan Klinik
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS

Setelah mempelajari materi ini peserta mampu menjelaskan :


1. SPA Puskesmas dan Klinik sesuai Standar Akreditasi FKTP
2. Sarana Prasarana Puskesmas
3. Sarana Prasarana Klinik
4. Peralatan Puskesmas
5. Peralatan Klinik
CONTOH KASUS
POKOKBAHASAN

1 PENGELOLAAN SPA DALAM


AKREDITASI FKTP

2 SARANA PRASARANA KLINIK

3 SARANA PRASARANA KLINIK

4 PENGELOLAAN PERALATAN
PUSKESMAS

5 PENGELOLAAN PERALATAN
KLINIK
STANDAR 1.4

MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK).

Kriteria 1.4.1
Disusun dan diterapkan program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)
yang meliputi manajemen keselamatan dan keamanan fasilitas, manajemen
bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3, manajemen kedaruratan dan
bencana, manajemen pengamanan kebakaran, manajemen alat kesehatan,
manajemen sistem utilitas, dan pendidikan MFK.
PROGRAM MFK
MANAJEMEN:
KESELAMATAN & KEAMANAN FASILITAS

PENDIDIKAN MFK
BAHAN BERBAHAYA & BERACUN (B3) DAN
LIMBAH B3

KEDARURATAN DAN BENCANA

PENGAMANAN KEBAKARAN

PERALATAN KESEHATAN

SISTEM UTILISASI
Pokok Pikiran
h. Apabila terdapat renovasi a. Manajemen keselamatan dan
maka dipastikan tidak mengganggu keamanan fasilitas dirancang untuk
pelayanan dan mencegah penyebaran mencegah terjadinya cedera pada
infeksi. pengguna layanan, pengunjung,
petugas dan masyarakat, seperti
g. Dilakukan inspeksi
fasilitas untuk menjamin
keamanan dan
keselamatan.
b.. Manajemen keselamatan dan
f. Kode darurat yang diperlukan KRITERIA keamanan fasilitas perlu
ditetapkan dan diterapkan, minimal: 1.4.2 direncanakan untuk mencegah
kode merah dan biru. terjadinya kejadian kekerasan fisik
maupun cedera akibat lingkungan
e. Pemberian tanda pengenal untuk fisik yang tidak aman seperti
pengunjung, petugas serta pekerja alih daya penculikan bayi, pencurian, dan
merupakan upaya untuk menyediakan . kekerasan pada petugas.
lingkungan yang aman.

d. Area yang berisiko keamanan dan kekerasan


c. Manajemen keselamatan dan keamanan fasilitas perlu
fisik perlu diindentifikasi dan dibuatkan peta
didukung dengan penyediaan anggaran, penyediaan fasilitas
untuk pemantauan dan meminimalkan
untuk mendukung keamanan fasilitas seperti penyediaan
terjadinya insiden dan kekerasan fisik pada
closed circuit television (CCTV), alarm, alat pemadam api
pengguna layanan, pengunjung, petugas, dan
ringan (APAR), jalur evakuasi, titik kumpul, rambu-rambu
masyarakat.
mengenai keselamatan dan tanda-tanda pintu darurat.
STANDAR 1.3
(Standar Akreditasi Klinik)

Tata Kelola Fasilitas dan Keselamatan (TKK 3)

Klinik harus menyediakan fasilitas yang


aman, berfungsi dan suportif bagi pasien,
keluarga, staf dan pengunjung. Klinik juga
harus menyediakan peralatan kesehatan
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
MAKSUD & TUJUAN
Dalam upaya meningkatkan keselamatan dan keamanan fasilitas maka klinik
menyusun manajemen fasilitas yang mencakup:
1) Keselamatan dan keamanan
Keselamatan adalah kondisi fasilitas, sarana dan prasarana klinik tidak
menimbulkan bahaya atau resiko bagi pasien, staf dan pengunjung.
Keamanan adalah perlindungan terhadap kehilangan, ancaman serta
gangguan kenyamanan bagi pasien, staf dan pengunjung. Keselamatan
dan keamanan yang baik didukung dengan menjaga kualitas lingkungan
seperti pencahayaan, kelembaban, suhu, dan kebisingan sesuai dengan
standar.
2) Bahan berbahaya dan beracun (B3) serta limbah B3
Klinik menggunakan bahan yang dikategorikan sebagai B3 dan
menghasilkan limbah B3 termasuk limbah medis. Klinik harus memiliki
prosedur dan sarana dalam penggunaan B3 dan pengelolaan limbah B3
juga prosedur pencegahan dan pengurangan timbulan limbah B3, serta
memiliki kemampuan atau bekerja sama dalam melakukan pengelolaan
limbah B3.
3) Penanggulangan Bencana
Klinik wajib memberikan upaya perlindungan keselamatan dan
keamanan kepada pasien, keluarga, pengunjung dan staf. Untuk itu,
klinik perlu menetapkan kebijakan dan prosedur respon emergensi
dalam menghadapi kondisi bencana (alam maupun bencana non alam)
mencakup identifikasi risiko, koordinasi respon dan evakuasi.
MAKSUD & TUJUAN (2)

4) Sistem proteksi kebakaran


Perlindungan terhadap fasilitas dan penghuni dari bahaya kebakaran
merupakan hal wajib yang harus dilakukan oleh klinik.
5) Peralatan medis
Dalam memberikan pelayanan yang aman dan berkualitas klinik
menyediakan peralatan kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan
dilakukan pemeliharaan secara berkala, kalibrasi dan uji kesesuaian
oleh lembaga yang berwenang.
6) Sistem utilitas meliputi listrik, air dan gas medis serta sarana sanitasi
klinik menjamin keberlangsungan sistem utilitas yang vital seperti
listrik yang memadai, air dengan kuantitas yang cukup dan kualitas
sesuai standar, dan gas medis selama 24 jam sehari dan 7 hari
dalam seminggu atau selama jam operasional.
7) Sampah domestik dan limbah sampah domestik dan limbah. Klinik
menyediakan TPS sampah domestik sebelum sampah dimanfaatkan /di
dau r ulang sebelum ke TPA
POKOK BAHASAN
1 PENGELOLAAN SPA DALAM
AKREDITASI FKTP

2 SARANA PRASARANA PUSKESMAS

3 SARANA PRASARANA KLINIK

4 PENGELOLAAN PERALATAN
PUSKESMAS

5 PENGELOLAAN PERALATAN KLINIK


SARANA

Segala sesuatu benda fisik yang dapat tervisualisasi mata maupun teraba oleh panca
indera dan
dengan mudah dapat dikenali oleh pasien  umumnya bagian dari suatu Gedung atau
bangunan Gedung itu sendiri
Tata ruang= tata ruang
daerah
KDH Koefisien Daerah Hijau
KDB Koefisien Dasar
bangunan
Sempadan Bangunan
Sempadan Pagar
dst
Ruang
Ruang
Ruang
NO NAMA PUSKESMAS PUSKESMAS RAWAT INAP PUSTU
RUANGAN
23 Dinas Nakes + + +
24 Parkir dan Garasi + + +
25 Anak dan +
Imunisasi
26 Rawat Inap +
27 Jaga Petugas +
Pengelolaan Sarana
• Memastikan kemampuan bangunan gedung untuk mendukung beban muatan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
• Memastikan kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan menanggulangi
bahaya kebakaran dan bahaya petir.
• Memastikan memantau berfungsinya prasarana yang meliputi instalasi listrik,
sistem pencahayaan dan sistem grounding (sistem pembumian), dan APAR
• Memastikan penghawaan/kebutuhan sirkulasi dan pertukaran udara tersedia dengan
baik, melalui bukaan dan/atau ventilasi alami
• dan/atau ventilasi buatan.
• Memastikan pencahayaan memenuhi persyaratan yang berlaku.
• Memastikan sistem sanitasi yang memenuhi persyaratan yang berlaku, meliputi ketersediaan air bersih,
pembuangan air kotor dan/atau air limbah, tempat penampungan sementara kotoran dan sampah, serta
penyaluran air hujan.
• Memastikan penggunaan bahan bangunan gedung harus aman bagi kesehatan pengguna bangunan gedung
dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan seperti zero timbal, asbes, merkuri dan lain-
lain.
• Memastikan kelengkapan sarana pada bangunan gedung untuk kepentingan umum meliputi penyediaan
fasilitas yang cukup untuk ruang ibadah, ruang ganti, ruangan bayi, ruang ASI, toilet, tempat parkir.
• Memastikan kondisi kualitas bangunan pada Fasyankes seperti atap, langit-langit, dinding, lantai, jendela,
dan lain-lan.
• Memastikan ketersediaan toilet cukup dan higienis disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.
Pemeliharaan Bangunan
• Arsitektur
• Struktural
• Pengaruh korosi, cuaca, kelembaban, pembebanan
• Preventive maintenance
• Pencegahan perubahan Bangunan dan penambahan fungus
yang mempengaruhi beban
• Housekeeping
• Cleaing service
• Pest control
• General cleaning
PCRA (Pre Construction Risk Assesment)

Manajemen risiko pada konstruksi adalah proses yang bertahap dan


berkesinambungan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan
dampak konstruksi pada pasien, petugas, dan lingkungan fasyankes.

• Melakukan identifikasi, evaluasi dan pengurangan risiko dampak


konstruksi, renovasi dan demosili.

• Kerja sama antara fasyankes dengan pihak kedua selaku pelaksana


renovasi
Utilitas adalah fasilitas penunjang dari sarana yang membuat
sarana dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan tujuan

Apa saja yang termasuk dalam system utilitas


• Sistem pendukung kehidupan (life support system): • Sistem pendukung
• Gas medis: oksigen peralatan:
• Alat vakum pada kegiatan operasi misal susstion • Pneumatic tube
• Sistem distribusi listrik untuk emergensi • Cart lift system

• Sistem pengendalian infeksi Sistem komunikasi:
• Sistem pendukung lingkungan fisik: • Nurse call
• Sistem sanitasi • • Telepon
• Sistem
Sistem informasi:
• ventilasi
• Server dan jaringannya
• AC
Elevator, Lift
PMK 43 /2019 Pasal 14 (1)
Puskesmas harus memiliki prasarana yang berfungsi paling
sedikit terdiri atas:

a. sistem penghawaan (ventilasi);


b. sistem pencahayaan;
c. sistem sanitasi;
d. sistem kelistrikan;
e. sistem komunikasi;
f. sistem gas medik;
g. sistem proteksi petir;
h. sistem proteksi kebakaran;
i. sistem pengendalian kebisingan;
j. sistem transportasi vertikal untuk
bangunan lebih dari 1 (satu) lantai;
K. Kendaraan Puskesmas keliling;
dan
l. kendaraan ambulans.
Pasal 15 dari PMK 43 / 2019

• Bangunan dan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 harus dilakukan pemeliharaan,
perawatan, dan pemeriksaan secara berkala agar tetap laik fungsi.
Ketentuan prasarana Puskesmas
Sesuai Lampiran PMK 43 /2019
Sistem ventilasi
1. Ventilasi merupakan proses untuk mensuplai udara segar kedalam bangunan
gedung dalam jumlah yang sesuai kebutuhan, bertujuan menghilangkan gas-
gas yang tidak menyenangkan, menghilangkan uap air yang berlebih dan
membantu mendapatkan kenyamanan termal.
2. Ventilasi ruangan pada bangunan Puskesmas, dapat berupa ventilasi alami
dan/atau ventilasi mekanis. Jumlah bukaan ventilasi alami tidak kurang dari 15%
terhadap luas lantai ruangan yang membutuhkan ventilasi. Sedangkan system
ventilasi mekanis misal exhaust fan diberikan jika ventilasi alami yang memenuhi
syarat tidak memadai.
3. Besarnya pertukaran udara yang disarankan untuk berbagai fungsi ruangan di
bangunan Puskesmas minimal 12x pertukaran udara per jam dan untuk
KM/WC 10x pertukaran udara per jam.
Sistem ventilasi

4. Penghawaan/ventilasi dalam ruang perlu memperhatikan 3 (tiga) elemen dasar, yaitu:


1) jumlah udara luar berkualitas baik yang masuk dalam ruang pada waktu tertentu;
2) Arah umum aliran udara dalam gedung yang seharusnya dari area bersih ke area terkontaminasi serta
distribusi udara luar ke setiap bagian dari ruangan dengan cara yang efisien dan kontaminan airborne yang
ada dalam ruangan dialirkan ke luar dengan cara yang efisien;
3) setiap ruang diupayakan proses udara didalam ruangan bergerak dan terjadi pertukaran antara udara
didalam ruang dengan udara dari luar.
5. Pemilihan sistem ventilasi yang alami, mekanik atau campuran, perlu memperhatikan kondisi lokal,
seperti struktur bangunan, cuaca, biaya dan kualitas udara luar.
Sistem pencahayaan

1. Bangunan Puskesmas harus mempunyai pencahayaan alami


dan/atau pencahayaan buatan.
2. Pencahayaan harus terdistribusikan rata dalam ruangan.
3. Lampu-lampu yang digunakan diusahakan dari jenis hemat
energi.
Sistem sanitasi
Sistem air bersih:
Direncanakan dan dipasang dengan pertimbangan
sumber air bersih dan system pengalirannya
Sumber air bersih dapat diperoleh langsung dari
sumber air berlangganan atau sumber air lain
dengan mutu yang memenuhi persyaratan

Sistem penyaluran air kotor dan/atau Air limbah:


Tersedia system pengolahan air limbah yang memenuhi
persyaratan
• Saluran air limbah harus kedap air, bersih dari sampah
dan dilengkapi penutup dengan bak control untuk
menjaga kemiringan saluran minimal 1 %
• Pada system penyaluran air kotor dan/atau air limbah dari
ruang penyelenggaraan makanan disediakan perangkap
lemak
Sistem pembuangan limbah infeksius
dan non infeksius:
 Direncanakan dan dipasang dengan
mempertimbangkan fasilitas pewadahan, Tempat
Penampungan Sementara (TPS), dan
pengolahannya.
 Pertimbangan jenis pewadahan dan pengolahan
limbah infeksius dan non infeksius diwujudkan
dalam bentuk penempatan pewadahan dan/atau
pengolahannya yang tidak mengganggu kesehatan
penghuni, masyarakat dan lingkungannya serta
tidak mengundang datangnya vektor/Binatang
penyebar penyakit.
 Pertimbangan fasilitas Tempat Penampungan
Sementara (TPS) yang terpisah diwujudkan dalam
bentuk penyediaan Tempat Penampungan
Sementara (TPS) limbah infeksius dan non
infeksius, yang diperhitungkan berdasarkanfungsi
bangunan, jumlah penghuni, dan volume limbah
Sistem kelistrikan
• Umum:
a. Sistem kelistrikan dan penempatannya harus mudah dioperasikan, diamati, dipelihara,
tidak membahayakan, tidak mengganggu lingkungan, bagian bangunan dan instalasi
lain.
b. Perancangan dan pelaksanaannya harus memenuhi SNI 0225-2011, tentang
Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2011) atau edisi yang terbaru.

• Sumber daya listrik yang dibutuhkan, terdiri dari:

1) Sumber daya listrik normal dengan daya paling rendah 10.000 VA; dan
2) Sumber daya listrik darurat 75% dari sumber daya listrik normal.(genset)
• Sistem distribusi: panel listrik, instalasi pengkabelan, instalasi kotak
kontak dan sakelar
• Sistem pembumian:
Nilai pembumian (grounding) bangunan tidak boleh kurang impedansinya dari 0.5
Ω. Nilai pembumian (grounding) alat kesehatan tidak boleh kurang impedansinya
dari 0.1 Ω.
Sistem komunikasi

Alat komunikasi diperlukan untuk


hubungan/komunikasi di lingkup dan keluar
Puskesmas, dalam upaya mendukung pelayanan di
Puskesmas. Alat komunikasi dapat berupa telepon
kabel, seluler, radio komunikasi, ataupun alat
komunikasi lainnya.
Sistem gas medis
Gas medik yang digunakan di Puskesmas adalah Oksigen (O2). Sistem
gas medik harus direncanakan dan diletakkan dengan
mempertimbangkan tingkat keselamatan bagi penggunanya.
Persyaratan tehnis system gas medis

• Pengolahan, penggunaan, penyimpanan dan pemeliharaan gas medik sesuai


peraturan
• Tabung/silinder yang digunakan harus yang telah dibuat, diuji, dan dipelihara
sesuai spesifikasi dan ketentuan dari pihak yang berwenang.
• Tabung/silinder O2 harus warna putih untuk membedakan dengan tabung/silinder
gas medik lainnya sesuai ketentuan yang berlaku
• Tabung/silinder O2 pada saat digunakan, diletakkan di samping tempat tidur
pasien, dan harus menggunakan alat pengaman seperti troli tabung atau dirantai.
• Tutup pelindung katup harus dipasang erat pada tempatnya bila tabung/silinder
sedang tidak digunakan.
• Apabila diperlukan, disediakan ruangan khusus penyimpanan silinder gas medik.
Tabung/silinder dipasang/diikat erat dengan pengaman/rantai.
• Hanya tabung/silinder gas medik dan perlengkapannya yang boleh disimpan
dalam ruangan penyimpanan gas medik. Tidak boleh menyimpan bahan mudah
terbakar berdekatan dengan penyimpanan gas ruang medik.
• Dilarang melakukan pengisian ulang tabung/silinder O2 dari tabung/silinder gas
medik besar ke tabung/silinder gas medik kecil.
Sistem proteksi petir
• Sistem proteksi petir harus dapat melindungi semua bagian dari bangunan Puskesmas,
termasuk manusia yang ada di dalamnya, dan instalasi serta peralatan lainnya terhadap
kemungkinan bahaya sambaran petir. Ada konsultan petir.
Sistem proteksi kebakaran

 Bangunan Puskesmas harus menyiapkan alat pemadam


kebakaran untuk memproteksi kemungkinan terjadinya
kebakaran.
 Alat pemadam kebakaran kapasitas minimal 2 kg, dan
dipasang 1 buah untuk setiap 15 m2.
 Pemasangan alat pemadam kebakaran diletakkan pada
dinding dengan ketinggian antara 15 cm – 120 cm dari
permukaan lantai, dilindungi sedemikian rupa untuk
mencegah kemungkinan kerusakan atau pencurian.
 Apabila bangunan Puskesmas menggunakan generator
sebagai sumber daya listrik utama, maka pada ruangan
generator harus dipasangkan Alat Pemadam Kebakaran
jenis CO2.
Sistem pengendali kebisingan

 Intensitas kebisingan equivalent (Leq) diluar


bangunan Puskesmas tidak lebih dari 55 dBA, dan di
dalam bangunan Puskesmas tidak lebih dari 45 dBA.
 Pengendalian sumber kebisingan disesuaikan dengan
sifat sumber.
 Sumber suara genset dikendalikan dengan meredam
dan membuat sekat yang memadai dan sumber
suara dari lalu lintas dikurangi dengan cara
penanaman pohon ataupun cara lainnya.
Sistem Transportasi Vertikal
di Puskesmas.
• Tangga:
Umum: fasilitas bagi pergerakan vertikal yang dirancang dengan
mempertimbangkan ukuran dan kemiringan pijakan dan tanjakan
dengan lebar yang memadai.
• Persyaratan tangga
• Dimensi pijakan dan tanjakan berukuran seragam, tinggi masing-masing
pijakan/tanjakan 15 – 17 cm
• Kemiringan tangga kurang dari 60 derajad.
• Lebar tangga minimal 120 cm untuk memudahkan evakuasi pada kondisi
gawat darurat
• Tidak terdapat tanjakan yang berlubang yang dapat membahayakan
pengguna
• Dilengkapi dengan handrail
• Handrail harus mudah dipegang dengan ketinggian 65-80 cm dari lantai,
bebas dari elemen konstruksi yang mengganggu, bagian ujung harus
• bulat atau dibelokkan kearah lantai, dinding atau tiang
• Handrail harus ditambah panjangnya pada bagi ujung sepanjang 30 cm
Untuk tangga di luar bangunan harus dirancang sehingga tidak ada air
hujan yang menggenang pada lantai
Ram:
Umum: Ram adalah jalur sirkulasi yang memiliki bidang
dengan kemiringan tertentu, sebagai alternatif bagi orang
yang tidak dapat menggunakan tangga.
Persyaratan ram:
o Kemiringan suatu ram di dalam bangunan tidak boleh melebihi 7
derajat, perhitungan kemiringan tersebut tidak
o termasuk awalan dan akhiran ram (curb ramps/landing).
o Panjang mendatar dari satu ram (dengan kemiringan 7 derajat)
tidak boleh lebih dari 9 m.
o Lebar minimum dari ram adalah 120 cm dengan tepi pengaman.
o Muka datar (bordes) pada awalan atau akhiran dari suatu ram
harus bebas dan datar sehingga memungkinkan sekurang-
kurangnya untuk memutar kursi roda dan stretcher, dengan
ukuran minimum 180 cm.
Mengapa perlu tersedia system utilitas yang
efektif dan reliabel?
• Sistem utilitas yang efektif:
• Pelayanan pasien yang aman, efektif dan efisien sesuai kebutuhan pasien
• tersedianya lingkungan pelayanan pasien yang aman
• Keselamatan dan keamanan petugas, pasien, dan pengunjung
• Harus tersedia 7 x 24 jam non-stop : air, listrik, gas .
Program pengelolaan system utilitas

• Mengupayakan tersedia system utilitas


yang efektif dan reliabel
• Mengidentifikasi dan meminimalkan
terjadinya risiko akibat system utilitas
yang terganggu atau tidak efektif
Contoh system utilitas yang tidak efektif

• Kontaminasi air pada area


penyiapan makanan
• Tidak berfungsinya system ventilasi
pada ruang isolasi
• Tabung oksigen tidak disimpan
dengan pengaman
• Kebocoran saluran air Kebocoran
• saluran gas medis Gangguan
• pada system distribusi
listrik
Pengelolaan system utilitas
• Strategi pemeliharaan untuk memastikan system utilitas secara reguler diispeksi,
dipelihara, dan ditingkatkan, dan jika terjadi kerusakan segera dilakukan
• perbaikan
Dilakukan inventarisasi system utilitas dan komponen-komponennya yang
berdampak

• Sistem utilitas secara regular dilakukan inspeksi ada jadualnya.


• Sistem utilitas secara regular dilakukan pemeliharaan preventif
• Sistem utilitas segera diperbaiki jika terjadi kerusakan atau masalah
• Listrik dan air harus tersedia 7 x 24 jam tanpa jeda (uninterrupted water and
electical resources)
• Pengelolala system utilitas harus mengupayakan tidak terjadinya
kegagalan, interupsi fungsi dari system utilitas, dan kontaminasi
• Sistem utilitas cadangan (back up) jika terjadi emergensi/gangguan
pada system utama
• Lokasi/area-area penting yang terdampak oleh kegagalan listrik/air
harus diidentifikasi
• Harus ada rencana contigensi jika terjadi kondisi emergensi ataupun
gangguan yang terjadi tiba-tiba, dan dilakukan ujicoba
Pengelolaan system utilitas

 inspection,
 testing,
 maintenance and repair
PEMELIHARAAN

PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN
TERENCANA TIDAK TERENCANA

PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN


PENCEGAHAN KOREKTIF DARURAT

Pemeriksaan Penggantian Reparasi minor Overhaul


termasuk komponen minor yang tidak terencana
penyetelan yaitu pekerjaan ditemukan
dan yang timbul waktu
pelumasan langsung dari pemeriksaan
pemeriksaan
Lihat,
rasakan
dengarkan
Pemeliharaan
waktu berhenti
Pemeliharaan
Waktu berjalani
POKOK BAHASAN

1 PENGELOLAAN SPA DALAM


AKREDITASI FKTP

2 SARANA PRASARANA PUSKESMAS

3 SARANA PRASARANA KLINIK

4 PENGELOLAAN PERALATAN
PUSKESMAS

5 PENGELOLAAN PERALATAN
KLINIK
Ketentuan prasarana Klinik
Sesuai PMK No. 14 Tahun 2021
PENGELOLAAN KEUANGAN PENGELOLAAN FASILITAS DAN
DI KLINIK KESELAMATAN DI KLINIK
Pengeluaran Pendapatan Ketersediaan SPA di Klinik
Klinik Operasional 1. Penentuan prioritas pengadaan SPA dengan
memperhatikan:
a. Tingkat utilitas
1. Biaya operasional 1. Pendapatan dari b. Kebutuhan terhadap life support
2. Gaji pegawai jasa, kapitasi, c. Brand image
3. Belanja modal asuransi 2. Kesesuaian pengadaan SPA dengan spesifikasi yang
4. Perpajakan 2. Pendapatan lain- disusun
5. Pengeluaran lain- lain (bukan dari 3. Pemeliharaan SPA yang bersifat preventif & korektif
lain klinik) untuk menjaga SPA tetap aman dan laik pakai

Keselamatan dan Keamanan Fasilitas di Klinik


Klinik menyusun manajemen risiko fasilitas meliputi:
PENGELOLAAN KERJA SAMA 1. Keselamatan dan keamanan
TERKAIT KLINIK 2. B3 serta limbah B3
3. Penanggulangan bencana
Kontrak 4. Sistem proteksi kebakaran
Terdiri dari kontrak klinis dan 5. Peralatan medis
kontrak manajemen Dokumen kontrak yang 6. Sistem utilitas
sudah ada secara berkala dievaluasi oleh 7. Sampah domestik dan limbahnya
pemilik dan PJ Klinik untuk mengukur
pemenuhan standarnya 23
STANDAR BANGUNAN KLINIK (1)
1 Mudah diakses 5 Tata ruang memperhatikan
fungsi sebagai fasilitas
(minimal :1 unit kendaraan roda 4) pelayanan kesehatan.

Klinik terletak di kantor Pintu


2 Bangunan kuat, kokoh dan 6 masuk klinik harus terpisah dan
stabil menahan beban tidak boleh bergabung dengan
ruang lain

3 Bangunan bersifat
7 Klinik terletak di dalam gedung
permanen dan tidak perbelanjaan, tidak melayani
bergabung dengan tempat rawat inap, operasi.
tinggal perorangan

4
Memperhatikan fungsi
keamanan, kenyamanan
8 Tata letak ruang pelayanan
dan kemudahan dalam memperhatikan zona klinik
memberi pelayanan
STANDAR BANGUNAN KLINIK (2)
9 Komponen bangunan 12 Klinik Memiliki papan nama dengan
mencantumkan jenis klinik, nama
dan material harus kuat Pratama klinik, kekhususan klinik, dan jam
operasional

10 13
Menyediakan fasilitas dan Nama dokter dicantumkan
aksesbilitas bagi penyandang
disabilitas dan lansia di ruang tunggu

11 14
Kawasan klinik bebas Klinik dengan layanan
rokok farmasi wajib memasang
papan nama apoteker.
Ruang
Pendaftaran
Ruang lain STANDAR RUANGAN
sesuai Ruang
kebutuhan Administrasi KLINIK

Kamar
Ruang Tunggu
mandi/WC
Standar ruang
klinik mengikuti
PMK 14/2021
Ruang/Pojok Ruang
ASI Konsultasi

Ruang
Tindakan
RUANG PENUNJANG NON MEDIK
KHUSUS KLINIK PRATAMA DAN KLINIK UTAMA YANG HANYA MENYELENGGARAKAN
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT.
KHUSUS KLINIK PRATAMA DAN KLINIK UTAMA YANG HANYA MENYELENGGARAKAN
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT.
KLINIK DENGAN RAWAT INAP
1 Ruang rawat inap 4 Instalasi/ruang
farmasi

2 Ruang gawat darurat 5 Ruang


laboratorium

3 Ruang staf klinik 6 Ruang dapur gizi

Klinik rawat inap harus memiliki tempat tidur minimal 5 (lima) TTdan paling banyak 10 (sepuluh) TT
Pelayanan rawat inap paling lama 5 (lima) hari, Jika lebih Rujuk RS
PERSYARATAN PRASARANA KLINIK
Sistem penghawaan (ventilasi)
Sistem pencahayaan
Sistem air dan sanitasi
Pengolahan limbah cair

Sistem kelistrikan
Sistem gas medis
Sistem proteksi kebakaran
Sistem proteksi petir
• Prasarana Klinik harus dalam
Ambulans keadaan terpelihara dan
berfungsi dengan baik
Sistem komunikasi
POKOK BAHASAN
1 PENGELOLAAN SPA DALAM
AKREDITASI FKTP

2 SARANA PRASARANA PUSKESMAS

3 SARANA PRASARANA KLINIK

4 PENGELOLAAN PERALATAN
PUSKESMAS

5 PENGELOLAAN PERALATAN
KLINIK
Pengelolaan & Pengendalian
Peralatan Kesehatan
PMK 43 tahun 2019

Peralatan kesehatan di Puskesmas harus memenuhi persyaratan:


a. standar mutu, keamanan, keselamatan;
b. memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundangundangan; dan
c. diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi
yang berwenang.
PMK 43/2019 tentang Puskesmas
Pasal 16
• (1) Persyaratan peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4)
meliputi:
• jumlah dan jenis peralatan sesuai kebutuhan pelayanan;
• kelengkapan izin edar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
• standar mutu, keamanan, dan keselamatan; dan diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh
institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang.
• (2) Jumlah dan jenis peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dapat berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
kebijakan, kebutuhan, kompetensi, dan kewenangan tenaga kesehatan
• Puskesmas, serta ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pada kondisi infrastruktur belum memadai, jumlah dan jenis peralatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat menyesuaikan dengan alat
lain yang memiliki fungsi yang sama.
PERALATAN KESEHATAN
Maksud dan Tujuan
Untuk menjamin peralatan medis dapat digunakan dan layak pakai
maka perlu melakukan :
 a) melakukan inventarisasi peralatan medis yang meliputi peralatan medis
yang dimilik oleh Fasilitas pelayanan kesehatan, peralatan medis kerja sama
operasional (KSO) milik pihak ketiga
 b) melakukan uji peralatan sesuai penggunaan dan ketentuan
pabrik
 c) pelatihan penggunaan dan pemeliharaan peralatan
 d) melakukan pemeriksaan peralatan secara teratur
 e) melaksanakan pemeliharaan preventif dan kalibrasi
FKTP perlu mempunyai regulasi yang mengatur kegiatan a) sampai
dengan e) tersebut diatas.
Persyaratan Peralatan Puskesmas

• Ruang Pemeriksaan
Umum:
• Set pemeriksaan
umum
• Bahan Habis Pakai
• Perlengkapan
• Meubelair
• Pencatatan dan
Pelaporan
• Ruang tindakan medis/gawat
darurat:
• Set tindakan medis/gawat darurat
(bedakan antara instrument dan
peralatan yang memerlukan
pemeliharaan khusus: perhatikan
doppler, EKG, kursi roda, lampu kepala,
laringoskop, nebulizer, otoskop,
resuscitator, regulator tabung oksigen,
tempat periksa)
• Bahan Habis Pakai
• Perlengkapan
• Meubelair
• Pencatatan dan Pelaporan
• Ruang KIA:
• Set Pemeriksaan: (perhatikan
doppler, tensi meter, stand lamp)
• Set Pemeriksaan Kesehatan Anak:
(perhatikan flow meter, tensi meter,
timbangan anak, timbangan bayi)
• Set pelayanan KB
• Set imunisasi: perhatikan: vaccine
refrigerator
• Bahan Habis Pakai
• Perlengkapan
• Meubelair
• Pencatatan dan Pelaporan
• Ruang persalinan:
• Set obstetric dan ginekologi:
doppler, lampu periksa,
resuscitator, tensimeter)

Set insersi dan ekstaksi AKDR

Set resusitasi bayi: infant warmer,
resuscitator, laringoskop,
• pengisap lender
• Bahan Habis Pakai
• Perlengkapan
• Membelair
Pencatatan dan pelaporan
• Ruang rawat pasca
persalinan:
• Set perawatan pasca
persalinan
• BHP
• Perlengkapan
• Mebelair
• Pencatatan dan pelaporan
• Ruang kesehatan gigi dan
mulut:
• Set kesehatan gigi dan mulut:
(dental unit dan kompresor)
• BHP
• Perlengkapan
• Mebelair
• Pencatatan dan Pelaporan
• Laboratorium:
• Set laboratorium: (mesin-
mesin yang digunakan: set
hematologi analyzer, lemari
es, mikroskop, pipet
(kalibrasi), sentrifuse.
• BHP
• Perlengkapan
• Mebelair
• Pencatatan dan Pelaporan
• Ruang farmasi:
• Set farmasi (perhatikan
lemari pendingin)
• BHP
• Perlengkapan
• Mebelair
• Pencatatan dan
Pelaporan
• Ruang rawat inap:
• Set rawat inap: incubator,
lampu periksa, tensimeter,
resuscitator, nebulizer,
regulator tabung oksigen,
suction pump, tempat tidur
pasien)
• BHP
• Perlengkapan
• Mebelair
• Pencatatan dan Pelaporan
• Ruang sterilisator:
• Set sterilisasi:
autoclave
• BHP
• Perlengkapan
• Mebelair
• Pencatatan dan
Pelaporan
POKOK BAHASAN
1 PENGELOLAAN SPA DALAM
AKREDITASI FKTP

2 SARANA PRASARANA PUSKESMAS

3 SARANA PRASARANA KLINIK

4 PENGELOLAAN PERALATAN
PUSKESMAS

5 PENGELOLAAN PERALATAN KLINIK


PERSYARATAN MINIMAL
PERALATAN KLINIK
Peralatan meliputi peralatan kesehatan dan non kesehatan
pada jenis-jenis ruang yang ada dalam bangunan sesuai area
fungsional Klinik
1. Peralatan pada ruang pemeriksaan umum/ konsultasi
2. Peralatan pada ruang pelayanan kesehatan gigi & mulut
(bagi yang menyelenggarakan
3. Peralatan pada ruang persalinan
4. Peralatan pada ruang ASI
5. Peralatan pada ruang rawat inap
6. Peralatan pada ruang/ instalasi farmasi
7. Peralatan pada ruang sterilisasi
8. Peralatan pada ruang laboratorium
PERSYARATAN PERALATAN
KLINIK UTAMA

• Peralatan yang harus ada pada Klinik Utama sesuai


dengan kebutuhan pelayanan serta paling sedikit
memiliki set pemeriksaan umum dan emergensi kit.
• Set tindakan medis, bahan habis pakai,
perlengkapan, meubelair dan pencatatan pelaporan
pada Klinik Utama di ruang tindakan disesuaikan
dengan pelayanan spesialistik yang ditetapkan oleh
Organisasi Profesi yang bersangkutan
Manufaktur
Pemasaran Pengujian
Transfer Pengembangan
2
Distribusi Penelitian
Penilaian Kebutuhan 1

Penilaian Teknologi Penghapusan


Evaluasi
Perencanaan Pemeliharaan

Pembelian Operasional faskes


Pemasangan Pelatihan
Penerimaan
PERENCANAAN
KEBUTUHAN ALKES
 Standar kebutuhan alat kesehatan
 Usulan kebutuhan dari masing-masing Unit Kerja:
 Pemenuhan standar, pengembangan, peningkatan mutu
pelayanan kesehatan.
 Tingkat pemanfaatan alat kesehatan internal dan rujukan.
 Jumlah dan jenis kompetensi SDM
 Kesiapan sarana dan prasarana termasuk listrik
 Perkembangan teknologi kesehatan
 Ketersediaan dan kesinambungan layanan purna jual dan
suku cadang.
 Kajian ekonomi (Total Life Cycle Cost).
 Sumber pembiayaan/anggaran.
Unpacking
Penempatan
Perakitan
Penyambungan
Pengukuran keluaran
Pengaturan Kalibrasi
Uji keselamatan
PENERIMAAN (COMMISIONING)

Memastikan peralatan akan berfungsi dengan baik dan tidak akan


menimbulkan bahaya keamanan.

 Pemeriksaan Fisik
 mencocokkan alat dengan kontrak dan brosur : Merk, tipe/model,
jumlah,aksesori
 Dokumen teknis yang terdiri dari : Certificate of Origin, Test
Certificate, Manual (operation, service, installation,
wiring/schematic diagram), Izin Edar.
 Uji fungsi
Pengujian alat secara keseluruhan, melalui uji bagian-bagian alat
dengan kemampuan maksimum (secara teknis saat itu) tanpa
beban sebenarnya, sehingga dapat diketahui apakah secara
keseluruhan suatu alat dapat dioperasikan dengan baik sesuai
fungsinya.
Tahapan: pemeriksaan fungsi komponen, kinerja output
Lanjutan …..
 Uji keselamatan
Adalah suatu bentuk pengujian yang dilakukan terhadap produk
untuk memperoleh kepastian tidak adanya bahaya yang ditimbulkan
sebagai akibat penggunaan produk tersebut, seperti Arus bocor,
pembumian, Radiasi bocor dan paparan radiasi dll.

 Uji Coba
 operator yang telah mengikuti training menoperasikan
pengoperasian alat, dengan pasien/beban sesuai kebutuhan.
 kemampuan fungsi dan kemampuan teknis alat.

Semua Uji dan Pelatihan didokumentasikan dengan baik,


Pelabelan, Merancang Pemeliharaan Preventif
PEMELIHARAAN PERALATAN KESEHATAN

 Mempertahankan usia pakai peralatan.


 Mempertahankan mutu peralatan.
 Memperkecil tingkat risiko bahaya peralatan. (keselamatan).
 Efisiensi biaya operasional dan investasi.
PEMELIHARAAN ALKES

Planned Unplaned Mainteanced


Maintenanced
Beda corrective maintenance dan
Emergency maintenance

• Corrective maintenance dilakukan jika ketika petugas melakukan inspeksi


ditemukan adanya masalah, maka dilakukan corrective maintenance
• Emergency maintenance: terjadi masalah/kondisi kritikal maka dilakukan
urgent maintenance (kalau masih bisa ditunda, untuk kemudian
dimasukkan dalam kategori prioritas untuk perbaikan), emergency
maintenance harus segera dilakukan perbaikan
Emergensi maintenance

• Dengan kemajuan tehnologi sudah dilakukan emergency automated


maintenance: contoh terjadi kebocoran pada system distribusi gas
medis, maka akan terjadi automatic system shut down, dan alarm,
sehingga segera dilakukan pemeliharaan emergensi
• Jika belum dilakukan otomasi, maka dilakukan dengan permohonan
pemeliharaan emergensi
KLASIFIKASI KEBUTUHAN
PEMELIHARAAN ALAT

Severity Index = Function + Risk + Maintenance


1. Preventive Maintenence
 Peralatan dengan nilai Severity Index 10 atau lebih harus
dikategorikan preventif maintenance
 Peralatan dengan nilai Maintenance requirement 4 – 5 harus
dikategorikan preventif maintenance
2. Saverity Index peralatan multi fungsi ditentukan sesuai hasil
penilaian “function”, “risk”dan “maintenance” paling tinggi
3. Kebutuhan pemeliharaan
 Saverity index 10 s/d 15 : 1 tahun sekali
 Saverity index 16 s/d 20 : 2 kali setahun
 Maintenance Requirement 4 – 5 : 2 Kali setahun
Sumber : NYU Hospital Center Medical Equipment Management Plan,
Medical equipment maintenance programme overview, WHO, 2011
(https://apps.who.int/medicinedocs/documents/s21566en.pdf)
EM < 12 sesuai keperluan
EM 12-14 minimal setahun sekali
EM 15-19 minimal setiap 6 bulan sekali
EM ≥ 20 minimal 4 bulan sekali
KALIBRASI
• Kalibrasi  Akurasi, ketelitian, keamanan dapat sesuai besaran-besaran
dijamin yang tertera pada alat yang bersangkutan
• Kalibrasi wajib dilakukan terhadap alat
1. Belum memiliki sertifikat dan tanda lulus kalibrasi
2. Masa berlaku sertifikat dan tanda lulus kalibrasi habis
3. Keluaran/kinerja/keamanan/penunjukan tidak sesuai
4. Mengalami perbaikan walaupun sertifikat dan tanda lulus kalibrasi masih
berlaku
5. Telah dipindahkan bagi yang memerlukan instalasi walaupun sertifikat dan
tanda lulus kalibrasi masih berlaku
6. Tanda laik pakai hilang
PENGENDALIAN PENARIKAN
(RECALL) INTERNAL FASKES

 Tindakan untuk mengatasi masalah/insiden peralatan


kesehatan
 tidak sesuai dengan kinerja alat, peraturan yang berlaku
 menyebabkan suatu bahaya pada penggunaannya.
 Recall dapat berupa tindakan koreksi atau removal
tergantung tingkat masalah yang terjadi.
 Koreksi : Mengatasi masalah peralatan kesehatan di tempat
alat kesehatan tersebut digunakan atau dijual.
 Removal : Mengatasi masalah peralatan kesehatan dengan
menarik alat kesehatan tersebut dari peredaran.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
• Kapan peralatan harus diperlihara
• Bagaimana cara pemeliharaan:
• Checklist pemeliharaan
• Manual book pemeliharaan
• Siapa yang melakukan
• pemeliharaan
Bagaimana kalau terjadi
kerusakan:

• Pelaporan
• Siapa yang melakukan
pemeliharaan

Response time
Jika harus menghubungi vendor
KESIMPULAN

Untuk mendukung tercapainya kenyamanan, keselamatan,


kemudahan komunikasi, kesehatan, dan mobilitas bagi
penggunanya maka diperlukan Manajemen Sarana
Prasara dan Alat kesehatan sesuai standar
Hal yang berat dalam hidup ini adalah memulai
sesuatu. Namun ada juga yang tidak kalah berat
yakni berusaha kontinu melakukan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai