Anda di halaman 1dari 5

RESUME

MENETAPKAN SRATEGI PRODUK

JUDUL STRATEGI PEMASARAN PRODUK MAKANAN RINGAN KHAS RIAU (KERIPIK


NENAS DAN RENGGINANG UBI KAYU

DISUSUN OLEH

NAMA : ANANDA TALIASA SABILA

NPM 22031101

KELAS : MANAJEMEN A

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LUWUK

2024
PENDAHULUAN

Ragam kuliner di Provinsi Riau sama beragamnya dengan lokasinya yang strategis di jalur
perdagangan dunia. "The Homeland of Malays" adalah tujuan pemerintah daerah, yang
bertujuan untuk memasarkan daerah tersebut sebagai tujuan wisata hingga tahun 2020.
Fokusnya adalah mengembangkan pariwisata berbasis Budaya Melayu di Asia Tenggara
(Kusumawaty, 2018).

Suvenir yang terbuat dari makanan lokal adalah salah satu makanan khas daerah tersebut.
Menjamurnya toko-toko yang menjual barang-barang asli Riau menunjukkan
meningkatnya permintaan akan makanan khas Riau. Salah satu sektor yang paling
menjanjikan, tepat di belakang pertanian, adalah industri ritel makanan.

Sebagai oleh-oleh, makanan ringan, terutama keripik, sangat populer. Keripik yang renyah,
berlemak, dan kering adalah makanan ringan yang digemari. Tekstur keripik yang unik,
rasa yang lezat, dan mudah dibawa membuat keripik disukai banyak orang.

Keripik nanas yang dibuat di desa Kualu Nenas di Kabupaten Kampar merupakan salah
satu industri yang berkembang pesat di Provinsi Riau. Budidaya nanas berpusat di
Kabupaten Kampar. Sekitar 1.050 hektar lahan digunakan untuk pertanian nanas di desa
Kualu Nenas, dan produksi tahunan mencapai 2.150 ton, menurut statistik. Sekitar dua
puluh usaha rumahan yang berbeda di dusun tersebut menangani pengolahan nanas
(Kusumawaty, 2018).

Selain nanas, singkong merupakan tanaman lain yang memiliki banyak potensi di Riau.
Singkong dapat ditanam di lahan kering dan, meskipun pertumbuhan kelapa sawit
mengurangi area panen, potensi tanaman ini dapat ditingkatkan dengan mengolahnya
menjadi produk bernilai tambah yang lebih baik.

Masalah dalam memasarkan produk makanan skala kecil hanyalah salah satu dari sekian
banyak tantangan yang dihadapi oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), seiring
dengan terbatasnya kapasitas produksi dan akses terhadap sumber daya. Bersaing dengan
perusahaan besar dalam industri makanan merupakan hal yang sulit bagi usaha kecil dan
menengah (UMKM) karena keterbatasan yang ada, termasuk kemasan yang buruk, masalah
perizinan, dan kurangnya produk bernilai tambah. Peningkatan produktivitas dan ekspansi
ke pasar baru diyakini dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap omzet
penjualan dan profitabilitas, sehingga perlu dilakukan untuk meningkatkan daya saing.
Menurut Kusumawaty (2018),
Terlepas dari kenyataan bahwa, dengan pemasaran yang sukses, bahkan penggunaan
teknologi dasar dapat menimbulkan reaksi yang baik dari pelanggan, usaha mikro, kecil,
dan menengah (UMKM) tidak selalu dapat bersaing dengan industri besar. Oleh karena itu,
karena makanan ringan dan oleh-oleh keripik nanas dan rengginang singkong adalah fokus
dari proyek ini, yang bercita-cita untuk memberikan alternatif pemasaran untuk keduanya
(Kusumawaty, 2018)

Metode penelitian

Keripik Nanas "Berkat Bersama" dari Desa Kualu Nenas dan Rengginang Ubi, dua usaha
rumah tangga di Riau, merupakan subjek dari studi kasus deskriptif ini. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data tentang makanan ringan khas Riau dengan
mengidentifikasi masalah-masalah yang ada, mendeskripsikannya secara akurat, dan
kemudian mendukung deskripsi tersebut dengan analisis yang rasional. Teknik
pengambilan sampel dilakukan dengan memilih pelanggan secara acak dari toko makanan
tradisional Riau tersibuk di Kota Pekanbaru, Al-Mahdi, untuk melakukan pengambilan
sampel secara purposif terhadap pemasar produk keripik nanas dan rengginang singkong.
Data sekunder yang berkaitan dengan fitur produk dan prosedur pemasaran diperoleh dari
lembaga dan publikasi terkait, sedangkan data primer dikumpulkan melalui wawancara
kuesioner dengan pembuat dan pemasar produk (Tjiptono, 1995)

• Pembahasan

1. Strategi Produk : mencakup semua bentuk yang diciptakan oleh bisnis untuk menarik
minat, permintaan, pencarian, pembelian, penggunaan, atau konsumsi pasar untuk
memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka. Produk makanan seperti rengginang
singkong serta keripik nanas, menurut Kotler (2009), termasuk dalam kategori barang
tidak tahan lama yang cepat habis dikonsumsi.(Ratnawati, 2020)

2. artribut produk : Pengembangan produk melibatkan identifikasi manfaat, kualitas, dan


fitur produk. Keripik nenas, sebagai produk konsumen dan oleh-oleh, hadir dalam satu
varian rasa orisinal dengan kemasan 150 gram, serta hingga empat bulan. Anda dapat
menemukan detail tentang nilai gizi produk, sertifikasi halal, komposisi, dan tanggal
kedaluwarsa pada wadahnya. Tidak ada tanggal kedaluwarsa yang ditentukan untuk
rengginang singkong, meskipun rengginang singkong memiliki rasa asin gurih dan dapat
bertahan sekitar satu bulan, dan belum memiliki label halal dari MUI meskipun sudah
diizinkan oleh Depkes RI.

3. Memberi merek (Branding) : memiliki peran kunci dalam kemajuan sebuah


perusahaan, tidak hanya sebagai nama produk, tetapi juga memengaruhi persaingan di
pasar. Merek mencerminkan identitas produk dan bisa menjadi faktor yang memengaruhi
pilihan konsumen. Sebagai contoh, keripik nenas "Berkat Bersama" diciptakan dengan
inovasi untuk memberikan nilai tambah kepada pelanggan, sedangkan rengginang ubi kayu
menggunakan merek "Rengginang Ubi Kayu" yang menggambarkan jenis produknya.
(Nisak, 2013)
4. Pengemasan (packing) : Membuat dan menyediakan wadah atau pembungkus adalah
inti dari pengemasan. Terlepas dari kenyataan bahwa kemasan produk secara signifikan
memengaruhi penjualan, banyak usaha kecil yang gagal memprioritaskannya, menurut
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed (2018). Tanpa berpikir dua kali, mereka sering
menggunakan kemasan plastik biasa.

5. Pemberian label (Labelling) : pada kemasan memiliki dampak pada keputusan


pembelian konsumen. Kemasan harus menyediakan informasi verbal seperti komposisi
produk, status kehalalan, tanggal kedaluwarsa, dan lainnya, serta informasi visual melalui
tipografi, warna, dan gambar.

6. Strategi Harga mencakup penentuan nilai jual produk oleh penjual kepada konsumen
guna mencapai profit. Umumnya, konsumen memilih produk dengan harga yang sebanding
dengan kualitasnya. Harga dapat menjadi indikator tidak langsung dari kualitas produk, di
mana produk berkualitas tinggi tentu pula diiringi dengan tingginnya harga. Selain itu,
harga juga berpengaruh terhadap kepuasan konsumen.

7. Strategi Promosi ialah kampanye iklan yang mencoba untuk menyebarkan berita
tentang produk perusahaan dengan harapan orang akan menerima, membeli, dan setia
pada produk tersebut. Bentuk strategi promosi mencakup periklanan, penjualan pribadi,
promosi penjualan, dan publisitas.

8. Strategi Distribusi : merujuk pada jalur yang dipilih untuk mengarahkan produk dari
produsen ke konsumen melalui perantara. Ini mencakup saluran distribusi, lokasi
penjualan, dan sarana transportasi. Sebagai elemen dalam pemasaran, distribusi
memfasilitasi pengiriman barang dari produsen kepada konsumen secara efisien. Perannya
sangat vital dalam pemasaran karena memastikan produk tersedia secara cepat bagi
konsumen, yang pada gilirannya dapat meningkatkan penjualan dan konsumsi produk.

Dengan menggabungkan strategi-segara ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran


dan minat konsumen terhadap keripik nenas dan rengginang ubi kayu sebagai produk
makanan ringan khas Riau, serta meningkatkan penjualan dan popularitasnya di pasar
lokal maupun regional.(Kusumawaty, 2019)
DAFTAR PUSTAKA

Kusumawaty, Y. (2018). Strategi pemasaran produk makanan ringan khas Riau (keripik
nenas dan rengginang ubi kayu). Jurnal Agribisnis, 20(2), 124–138.
Kusumawaty, Y. (2019). Strategi Pemasaran Produk Makanan Ringan Khas Riau (Keripik
Nenas Dan Rengginang Ubi Kayu). Jurnal Agribisnis, 20(2), 124–138.
https://doi.org/10.31849/agr.v20i2.2235
Nisak, Z. (2013). Analisis SWOT untuk menentukan strategi kompetitif. Jurnal Ekbis, 9(2),
468–476.
Ratnawati, S. (2020). Analisis SWOT dalam menentukan strategi pemasaran (studi kasus di
kantor pos Kota Magelang 56100). Jurnal Ilmu Manajemen, 17(2), 58–70.
Tjiptono, F. (1995). Strategi pemasaran. Andi offset.
Kusumawaty, Y. (2018). Strategi pemasaran produk makanan ringan khas Riau (keripik
nenas dan rengginang ubi kayu). Jurnal Agribisnis, 20(2), 124–138.
Kusumawaty, Y. (2019). Strategi Pemasaran Produk Makanan Ringan Khas Riau (Keripik
Nenas Dan Rengginang Ubi Kayu). Jurnal Agribisnis, 20(2), 124–138.
https://doi.org/10.31849/agr.v20i2.2235
Nisak, Z. (2013). Analisis SWOT untuk menentukan strategi kompetitif. Jurnal Ekbis, 9(2),
468–476.
Ratnawati, S. (2020). Analisis SWOT dalam menentukan strategi pemasaran (studi kasus di
kantor pos Kota Magelang 56100). Jurnal Ilmu Manajemen, 17(2), 58–70.
Tjiptono, F. (1995). Strategi pemasaran. Andi offset.

Anda mungkin juga menyukai