Anda di halaman 1dari 17

I

Oleh:

ASYHADI DIFFA PAWIRA

NIM : 3519062

PROGRAM STUDI PARIWISATA SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SJECH M.DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI

2022M/1444H

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makanan khas di Indonesia merupakan cerminan dari budaya dan tradisi yang
berasal dari kepulauan nusantara dan peran penting bagi budaya nasional Indonesia
secara umum. Jenis kuliner tradisional masakan Indonesia dibagi dalam dua kategori
yaitu, makanan berat dan makanan ringan. Kategori makanan berat yaitu seperti nasi
uduk, nasi goreng, nasi liwet, nasi kuning dan lain semacamnya. Sedangkan makanan
ringan seperti kue kering kue basah dan sebagainya. Penyebaran dan pelestarian makanan
khas masih jarang dan butuh perhatian lebih dari masyarakat.
Pada masa lalu kegiatan bisnis dilakukan hanya keluarga terdekat saja dan
dilakukannnya sangat tertutup. Pada saat itu pula mereka tidak terpikirkan untuk
membuat usaha yang bersifat komersial dengan meminjam modal untuk produksi skala
besar. Pada saat dunia menuju abat ke-21 peranan pemsaran srategis dalam dunia bisnis
di perlihatkan dalam srategi orientasi pasar dari perusahaan yang sukses bersaing dalam
berbagai produk dan situasi pasar.
Strategi pemasaran didefenisikan sebagai analisis, srategi pengembangan dan
kegiatan dalam :
Pemilihan srategi pasar sasaran produk pada tiap unit bisnis,
Penetapan tujuan pemasaran pengembangan , pelaksanaan sera
Pengelolaan srategi program pemasaran penentuan posisi pasar
Dirancang untuk memenuhi keinginan konsumen pasar sasaran.
Sasaran pemasaran harus dinyatakan bagi setiap pasar sasaran dalam segi penjualan,
kontribusi laba dan tujuan kualitatif lainnya, seperti membangun citra. Sasaran yang
dimaksut paling sedikit bisa di bagi dalam dua kelompok yaitu, sasaran prestasi pasar dan
sasaran penunjang pemasaran. Sasaran prestasi pasar ditujukan untuk hasil yang lebih
spesifik seperti penjualan dan laba. Sasaran penunjang pemasaran sendiri ditujukan untuk
tugasyang menunjang hasil prestasi akhir seperti, membangun kesadaran pelanggan dan
ikut serta dalam upaya pendidikan.
Home industri sangat berperan penting dalam memperkenalkan keaslian
makanan khas dari kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman, sehingga masyarakat luas
juga mengenal adanya makanan khas dari tempat ini sehingga tidak mengetahui adanya
objek wisata saja. Salah satu home industri yang ada di Kecamatan Dua Koto Kabupaten
Pasaman yaitu toko Ibu Eni yang memproduksi dan menjual makanan khas Dua Koto
yaitu bongko-bongko. Cemilan manis khas Dua Koto ini masih jadi makanan favorit
masyarakat. Cemilan gurih dan manis ini bernama bongko-bongko atau dikenal juga
dengan lading lading. Bongko-bongko bentuknya seperti persegi panjang pipih, dengan
setiap sudutnya berbentuk setengah lingkaran, berwarna coklat karena dilapisi gula aren
yang memberikan rasa manis alami bongko-bongko. Biasanya bongko bongko dijual
dalam kemasan pelastik saja.Per bungkusnya seukuran pelastik setengah kilo, bongko-
bongko biasanya dibanrol seharga 5000 Rupiah, untuk satu buah bongko-bongko dihargai
500 rupiah saja.
Bongko-bongko ini saat dimakan akan terasa manis dan bertekstur renyah, dan
Tidak terlalu keras. Pembuatan bongko-bongko perlu menyiapkan beberapa bahan seperti
: tepung beras, tepung ketan, garam, minyak goring, dan gula aren. Adapun
carapembuatan nya pertama-tama, campurkan tepung beras dan tepung ketan dengan
menambahkan air dan garam secukupnya, aduk adonan sampai rata setelah itu dibentuk
atau dicetak pipih-pipih. Setelah adonan selesai dicetak, panas kan minyak sampai benar
benar panas. Goreng adonan bongko-bongko sampai kuning keemasan dan bertekstur
garing seperti kerupuk.Setelah matang, tiriskan.Langkah selanjutnya adalah mencairkan
gula aren dengan memanaskannya dan diberi air sedikit kemudian diaduk hingga gulanya
mengental.Setelah cairan gula aren mengental adonan yang digoreng tadi dimasukkan
dan diaduk sampai terbaur rata.Setelah kering bongko-bongko siap disajikan.1
Hubungan kuliner dan pariwisata sangat erat, karna kuliner termasuk komoditas
yang sangat diperlukan dalam industri pariwisata. Karna pariwisata sangat memerlukan
jasa kuliner untuk memenuhi keinginan konsumen dalam mengisi rasa lapar. Selain itu
kuliner juga salah satu bagian yang mendukung seseorang untuk melakukan perjalanan
wisata. Makanan mampu memotivasi wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata.
Ketatnya persaingan usaha membuat pengusaha menciptakan strategi untuk
memasarkan produk dan jasa yang mereka miliki dan menawarkan kepada masyarakat.
Pemasaran menarik perhatian yang sangat besar dari perusahaan agar bisa tetap eksis dan
bertahan di pasar dengan produk dan jasa yang diminati dikalangan masyarakat.Produk
yang diciptakan haruslah produk yang unggul dan memiliki kualitas.Maka dalam bisnis

1
Ibu dea (wawancara)
harus berusah melakukan strategi perbaikan untuk menjaga keselamatan bisnis yang
dijalankan.
Dalam pemasaran kuliner bongko-bongko masih kurangnya dalam promosi
barang sehingga kurang terkenalnya makanan khas tersebut.Sehingga perlu melakukan
promisi supaya makanan khas tersebut dapat berkembang dan banyak diminati.
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada maka penulis akan mengkaji dalam
sebuah karya tulis “Skripsi” dengan judul :
“Strategi Marketing Dalam Meningkatkan Penjualan Produk Kuliner
Bongko-Bongko Sebagai Makanan Khas Dua Koto, Kabupaten Pasaman”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasi masalah adalah :
1. Kurangnya minat pelaku usaha dalam mengembangkan produk bongko-bongko
2. Keterbatasan pelaku usaha dalam penggunaan sosial media sebagai alat promosi

C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka yang menjadi batasan masalah adalah “
Strategi Marketing Dalam Meningkatkan Penjualan Produk kuliner Bongko Bongko
Sebagai makanan Khas Dua Koto, Kabupaten Pasaman”

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang menjadi rumusan masalah adalah :
Bagaimana strategi peningkatan penjualan makanan khas Dua Koto di Kabupaten
Pasaman ?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian adalah untuk merumuskan strategi dalam Meningkatkan
Penjualan Produk kuliner Bongko Bongko Sebagai makanan Khas Dua Koto, Kabupaten
Pasama.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Untuk mengembangkan dan menambah ilmu pengetahuan tentang Strategi
Marketing Dalam Meningkatkan Penjualan Produk kuliner Bongko Bongko Sebagai
makanan Khas Dua Koto, Kabupaten Pasaman.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Akademik
Sebagai sumbangsih dalam pengembangan ilmu penegtahuan dibidang
pariwisata mengenai Strategi Marketing Dalam Meningkatkan Penjualan Produk
kuliner Bongko Bongko Sebagai makanan Khas Dua Koto, Kabupaten Pasaman.

b. Bagi Pelaku Usaha Bongko Bongko


Penelitian ini digunakan untuk sumber ilmu dan rujukan dan pertimbangan
bagi pelaku usaha bongko bongko.
c. Bagi penulis selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan menjadi referensi
untuk penelitian selanjutnya dan digunakan sebagai bahan dan sarana penelitian
tambahan yang berkaitan dengan judul penelitian ini.
G. Penjelasan Judul
Strategi : Istilah strategi berasal dari kata strategeja ( stratus, militer danag,
memimpin ) yang artinya strategi menggambarkan arah bisnis yang
mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk
mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu organisasi.
Menurut Hamel dan Prahalad yang menyatakan strategi adalah tindakan
yang bersifat meningkat dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan
sudut pandang tentang apa yang diharapkan pelanggan di masa depan.2
Marketing : Marketing merupakan salah satu fungsi didalam fungsi bisnis
perusahaan. Pemasaran memegang peranan yang sangat penting
mengingat fungsi pemasaran merupakan ujung tombak perusahaan dalam

2
Fandy Tjiptono,strategi pemasaran, (Yogyakarta : Andi,2008) hal.3
menyampaikan produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan kepada
konsumen.Sehingga pemasaran selama ini dikenal sebagai aktivitas yang
tidak terpisahkan dari dunia bisnis dan memiliki kelangsungan hidup dan
perkembangan perusahaan.3
Kuliner : Kuliner adalah suatu proses pembuatan makanan, istilah ini bersal
dari bahasa inggris yaitu culinery yang berarti teknik memasak,
mempersiapkan, mempersentasikan atau menyajikan makanan.
Sementara dari bahasa latin kata kuliner berasal dari culinarius yang
berarti dapur atau yang berhubungan dengan masakan.

H. Landasan Teori
1. Strategi
Menurut Jain setiap organisasi membutuhkan strategi manakala menghadapi
situasi berikut:
1) Sumber daya yang dimiliki terbatas
2) Ada ketidakpastian mengenai ke kuatan bersaing organisasi
3) Komitmen terhadap sumber daya tidak dapat diubah lagi
4) Keputusan - keputusan harus dikoordinasikan antar bagian sepanjangwaktu
5) Ada ketidakpastian mengenai pengendalian inisiatif
Sementara definisi strategi menurut Chandler menyatakan bahwa strategi
merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitanya dengan tujuan
jangka panjang, program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya.
Menurut Hamel dan Prahalad yang menyatakan bahwa “strategi merupakan
tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta
dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para
pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi selalu dimulai dari apa yang
dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi
pasar yang baru.
2. Teori Marketing

3
Mohamad dimyati, strategi pemasaran untuk menghadapi persaingan yang dinamis, (Jakarta, 2018) hal.11
Pemasaran atau marketing merupakan serangkaian dari variabel-variabel yang
dimiliki perusahaan atau alat-alat pemasaran yang dapat dikendalikan oleh
perusahaan untuk melayani segmen pasar sasaranya.
Adapun inti dari pemasaran mengarah pada subyek dan obyek strategi pemasaran,
yang secara agregat terdiri dari produk (product), harga (price), distribusi
(distribution) dan promosi (promotion), sehingga hal tersebut sangatlah tepat bahwa
untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan, maka pihak manajemen pantas untuk
menerapkan strategi pemasaran dalam peningkatan penjualan.
Model bauran pemasaran dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Produk (Product)
Kata produk berrasal dari bahasa inggris product yang berarti “sesuatu
yang diproduksi oleh tenaga kerja atau sejenisnya”.Bentuk kerja dari kata
product, yaitu produce, yang berarti untuk memimpin atau membawa sesuatu
untuk maju. Dalam penggunaan yang lebih luas produk dapat merujuk pada
sebuah barang atau unit, sekelompok produk yang sama, sekelompok barang
dan jasa, atau sebuah pengelompokan industri untuk barang dan jasa.
Secara konseptual, produk adalah pemahaman subyektif dari produsen
atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan
organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai
dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar.
Produk adalah segala sesuatu yang dapat diberikan kepada seseorang guna
memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan.Produk tersebut berupa suatu
benda, jasa, kegiatan, orang, tempat dan organisasi/gagasan.Keputusan
tentang produk ini mencakup penentuan bentuk penawaran secara fisik,
mereknya, kemasannya, garansi dan layanan purna jual.Pengembangan
produk dapat dilakukan setelah menganalisis kebutuhan dan keinginan pasar.
b. Harga (Price)
Harga sebagai salah satu unsur bauran pemasaran yang memberikan
pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan.Harga bersifat fleksibel, artinya
dapat diubah dengan cepat, sehingga mempengaruhi omzet pengambilan
keputusan pembelian dan penjualan suatu perusahaan.
Sumarni memberikan pengertian harga yaitu sejumlah uang yang
dibutuhkan dan digunakan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari
produk dan pelayanannya. Harga merupakan alat ukur yang dinyatakan dalam
bentuk uang untuk mendapatkan atau memiliki suatu barang atau jasa
Menurut Carthy, harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis
seperti tingkat harga, tingkat diskon, syarat pembayaran, dan tingkat
diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelamggan. Harga
menggambarkan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen
untuk memperoleh satu buak produk dan hendaknya harga akan dapat
dijangkau oleh konsumen.4
c. Promosi (Promotion)
Tjiptono promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu
program pemasaran.Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran,
yaitu aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi atau membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada
produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
Promosi adalah salah satu unsur dalam bauran pemasaran yang tidak dapat
diabaikan dalam suatu proses pengambilan keputusan pembelian. Dalam
usaha menunjang pengambilan keputusan pembelian suatu produk dan
memperkenalkannya kepada orang lain atau konsumen, serta menarik
konsumen untuk membeli produk, maka diperlukan suatu usaha untuk
mempromosikan produk tersebut. Promosi selain mempunyai manfaat dalam
memperkenalkan produk baru, juga penting sekali dalam hal mempertahankan
selera konsumen untuk tetap mengkonsumsi produk yang sudah ada.
Swastha menyatakan bahwa promosi adalah arus informasi dan persuasi
satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada
tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.Dalam hal ini,
perusahaan harus mampu menentukan atau memilih media yang dapat
digunakan untuk menunjang sukses pemasaran.

4
Fandy tjiptono, strategi pemasaran (Yogakarta, 1997) hal.152
d. Distribusi (Place)
Menurut Assauri saluran distribusi merupakan salah satu unsur bauran
pemasaran yang memegang peranan penting dalam hal mendistribusikan
barang dan jasa serta melancarkan arus barang dan jasa dari produsen ke
konsumen.Pendistribusian barang dan jasa dari produsen sampai ke konsumen
akhir tidaklah mudah untuk dilakukan tanpa adanya saluran distribusi yang
memadai.Apalagi untuk dapat menjangkau suatu pasar yang luas, dalam hal
ini membutuhkan saluran distribusi yang dapat menyampaikan barang sampai
ke tangan konsumen.
Pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha
memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen
kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan
(jenis, jumlah, harga, tempat dan saat dibutuhkan).
Tjiptono mengemukakan bahwa ketika memilih saluran distribusi,
perusahaan harus mengikuti kriteria 3C yaitu Channel Control, market
Coverage dan Cost. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah pasar, produk,
perantara dan perusahaan.
Kotler mengemukakan bahwa saluran distribusi adalah sekelompok
perusahaan dan perorangan yang memiliki hak pemilikan atas produk atau
membantu memindahkan hak pemilikan produk atau jasa ketika dipindahkan
dari produsen ke konsumen.
Swastha saluran distribusi pemasaran memegang peranan dalam
membantu menyampaikan barang atau jasa dari pihak produsen ke konsumen.
Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi distribusi yaitu :
a) Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan). Apabila keadaannya
seperti ini, maka lokasi akan menjadi sangat penting. Perusahaan
sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen, sehingga mudah
dijangkau dengan kata lain harus strategis.
b) Pemberi jasa mendatangi konsumen. Dalam hal ini lokasi distribusi tidak
terlalu penting tetapi yang harus diperhatikan adalah pelayanan yang
diberikan harus tetap berkualitas.
c) Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung. Ini berarti
service provider dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti
telepon, komputer atau surat.
3. Kuliner
Kuliner memiliki keunikan tersendiri karena merupakan hasil dari interaksi
budaya dalam sebuah komunitas. Tiap daerah akan memiliki jenis masakan khas
tersendiri. Masakan bisa khas karena dipengaruhi oleh letak geografis daerah.
Masakan daerah empat musim akan berbeda dengan daerah tropis.
Sektor kuliner termasuk kedalam sektor industri kreatif. Industri kuliner sudah
memiliki pasar tersendiri baik di indonesia ataupun di lingkup internasional. Sektor
kuliner ini meliputi dari pembuatan kuliner khas daerah dan juga pemasaran produk
khas daerah di indonesia. Sektor kuliner di Indonesia sudah memiliki pasar yang luas
dan juga sudah bisa bersaing dengan pasar ritel modern.Sektor kuliner menjadi
industri kreatif yang cukup menjanjikan saat ini.karena memiliki nilai ekonomis
namun tetap memiliki keuntungan.
4. Produk Bongko-Bongko
Makanan khas ini berasal dari Dua Koto, Kabupaten Pasaman, makanan khas ini
terbuat dari tepung beras dan tepung dan tepung ketan yang dibentuk seperti persegi
panjang yang dibaluri gula aren sebagai pencipta rasa dari makanan ini. Adapan cara
pembuatannyaPertama-tama, campurkan tepung beras dan tepung ketan dengan
menambahkan air dan menaburkan garam secukupnya. Aduk adonan sampai rata dan
bisa dibentuk atau dicetak pipih-pipih. Setelah semua adonan selesai dicetak,
panaskan minyak sampai benar-benar panas.Goreng adonan bongko-bongko sampai
kuning keemasan dan bertekstur garing seperti kerupuk.Setelah matang,
tiriskan.Langkah selanjutnya adalah mencairkan gula aren dengan memanaskannya
dan diberi air sedikit kemudian diaduk hingga gulanya mengental.Setelah cairan gula
aren mengental, adonan yang digoreng tadi dimasukkan dan diaduk sampai terbalur
rata.Setelah kering, bongko-bongko siap disajikan.
I. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian dilakukan oleh halim zulkarnain tahun 2019 yang berjudul “strategi
pemasaran Pada usaha kecil menengah (UKM) makanan ringan”penelitian ini
menunjukkan Meningkatkan kualitas produk untuk menghadapiPersaingan,
Mencari modal tambahan dengan memanfaatkan program kredit pemerintah,
Mempertahankan tingkat harga dan meningkatkan kualitas cita rasa,
Menggencarkan usaha Promosi produk dengan memanfaatkan fasilitas media
elektronik,Meningkatkan promosi langsung dengan cara mendatangi pedagang
besar untuk memperluas pasar, memberikan fasilitas suara Konsumen, dan
menjaga hubungan baik dengan suplier. Dalam penelitian terdahulu membahas
mengenai strategi Meningkat penjualan produk dan penulis membahas tentang
“strategi marketing dalam meningkatkan penjualan produk kuliner bongko
bongko sebagai makanan khas dua koto, kabupaten pasaman.
2. Penelitian dilakukan oleh prasetyo adi atmoko pada tahun 2020 yang berjudul
“strategi pemasaran untuk meningkatkan volume penjualan di Cavintion hotel
yogyakarta” penelitian ini menunjukkanbahwa kepuasan konsumen sangat
diutamakan, karna kepuasan konsumen dapat berubah ubah ketika produk kita
mengalami perubahan. Oleh karna itu dibutuhkan ketrampilan dan pengetahuan
untuk menarik minat konsumen untuk memakai produk yang kita buat.
3. Penelitian dilakukan oleh Arif daryanto tahun 2021 tentang “strategi pemasaran
dalam meningkatkan penjualan Produk sosis siap saji” penelitian ini menunjukkan
bahwa Pemilihan strategi Untuk meningkatkan penjualan sosis siap makan
Champ diketahui bahwa terdapat faktor internal dan eksternal yang memengaruhi
penjualan produk sosis siap makan Champ. Untuk faktor internal terdapat
beberapa hal yaitu kekuatan dan kelemahan. Dimana bahan baku yang
berkualitas, Brand image yang baik, harga yang terjangkau, serta intergrasi
dengan grup merupakan kekuatan yang dimiliki. Untuk distribusi yang kurang
merata, produk yang rentan rusak, promosi yang kurang maksimal, serta sumber
daya pemasaran yang kurang merupakan kekurangan yang dimiliki oleh
perusahaan. Selain itu, terdapat faktor eksternal yang menjadi perhatian
perusahaan yaitu peluang dan ancaman. Untuk peluang yang dimiliki perusahaan
adalah daya beli meningkat, pasar potensial serta perubahan gaya hidup. Namun
demikian, terdapat beberapa hal yang menjadi ancaman perusahaan yaitu isu
kesehatan, pasar bebas, produk pesaing.
J. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang
dikumpulkan berbentuk kata-kata,gambar, bukan angka-angka.Menurut Bogdan
dan Taylor, sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, penelitian kualitatif
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan datadeskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.Sementara itu,
penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik
fenomena alamiah maupun rekayasa manusia. Deskriptif merupakan landasan
masalah pada fakta yang dilakukan berdasarkan pengamatan observasi,wawancara
dan dokumentasi untuk mendapatkan gambaran dilapangkan mengenai strategi
marketing dalam meningkatkan penjualan produk kuliner bongko bongko sebagai
makanan khas dua koto, kabupaten pasaman. 5
2. Lokasi dan waktu penelitian
Lokasi penelitian yaitu pada perusahaan produk bongko bongko di Dua
Koto, Kabupaten Pasaman. Adapun waktu penelitian dilakukan pada awal Januari
sampai 2023 sampai selesai
3. Jenis dan Sumber Data
Jenis data untuk penelitian ini merupakan sesuatu yang sangat
diperlukan,karena sumber data akan menyangkut kualitas dari hasil
penelitian.Oleh sebab itulah, sumber data menjadi bahan penimbangan dalam
penentuan metode pengumpulan data.Untuk penelitian ini di butuhkan dua jenis
data, diantaranya data primer dan data sekunder. Sumber data yang di pergunakan
dalam penelitian ini adalah :
a. Data Primer (data utama)
Klasifikasi data utama bermakna sebagai penentu data/informasi
bagi seorang peneliti.Artinya orang (kata kata atau tindakan) inilah yang
bisa memeberikan informasi fakta.Data ini harus dicari melalui
narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang

5
Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 3
kita jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana
mendapatkan informasi ataupun data.
Pada penelitian ini data primer di peroleh dari hasil observasi langsung
kelapangan.Sumber data primer dalam penelitian ini adalah wawancara
dengan salah seorang informan pelaku usaha bongko bongko yang
menjadi responden penunjang produk bongko bongko..
b. Data Sekunder (data tambahan)
Data sekunder adalah data yang mengacu pada informasi yang
dikumpulkan dari sumber yang telah ada.Sumber data sekunder adalah
catatan atau dokumentasi perusahaan, publikasi pemerintah, analisis
industri oleh media, situs Web, internet dan seterusnya.Data sekunder
adalah sumber data yang tidak langsung memberikan dataKepada
pengumpul data.Data sekunder ini merupakan data yang sifatnya
mendukung keperluan data primer seperti buku-buku, literatur dan
bacaan yang berkaitan dengan pelaksanaan pengawasan.6
4. Informan penelitian
Informan (narasumber) penelitian adalah seseorang yang memiliki
informasi mengenai objek penelitian tersebut.Informan dalam penelitian ini yaitu
berasal dari dari wawancara langsung yang disebut sebagai narasumber. Dimana
narasumber dari penelitian ini adalah pelaku usaha dari produk kuliner bongko
bongko.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
sebuah penelitian, karena mendapatkan data merupakan tujuan utama dari
penelitian. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang telah ditetapkan. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi,
wawancara dan dokumentasi.
a. Observasi

6
Nur, Sunardi, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara,2011.
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
prosesyang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.
Observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang
lain. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila peneliti
berkenaan dengan perilaku manusia proses kerja,gejala-gejala alam, dan
bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dalam penelitian
ini,lokasi yang akan di observasi oleh peneliti yaitu perusahaan dari
produk bongko bongko.
b. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar
informasidan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontrusikan
makna dalamsuatu topik tertentu. Percakapan ini dilakukan dua pihak,
yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan
terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Dalam hal
ini peneliti melakukan wawancara dengan pelaku usaha untuk
mendapatkan data dan informasi dengan cara mengajukan pertanyaan-
pertanyaan terkait dengan penelitian terhadap terwawancara.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang telah
berlalu.Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang.Teknik dokumentasi digunakan untuk
mencari data dalam bentuk dokumen atau arsip yang berkaitan dengan
produk bongko bongko.teknik dokumentasi yang di gunakan untuk
mengumpulkan data sumber non insani. Sumber ini terdiri dari dokumen
dan rekaman. Dokumentasi yang akan di lampirkan pada penelitian ini
untuk pembuktian keaslian dari penelitian ini adalah foto saat
mewawancarai informan dan produk bongko bongko.7
6. Metode Pengumpulan Data
Analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk memproses
kumpulan data atau sekelompok data agar mendapatkan informasi. Artinya proses

7
Arifin,imron(1996),penelitian kualitatif dalam ilmu sosial keagaman malang
analisis ditujukan untuk mendapatkan informasi yang jelas.Analisis data dalam
penelitian kualitatif pada dasarnya analisis deskriptif, diawali dengan
pengelompokan data yang sama, selanjutnya dilakukan interpretasi untuk
memberi makna setiap subaspek dan hubungan antara satu dengan lainnya.
Kemudian dilakukan analisis atau interpretasi keseluruhan aspek untuk
memahami makna hubungan antara aspek yang satu dengan lainnya yang menjadi
fokus penelitian.Makna diinterpretasi dalam penganalisaan data dari sudut
pandang informan dimana penelitian tersebut dilaksanakan.Peneliti kualitatif
membuat interpretasi data dan penarikan kesimpulan secara ideografis (dalam
bentuk kekhususan) dan bukan nomotetik.Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
penelitian kualitatif terikat nilai dan tempat serta tidak bersifat universal.Analisis
data pada penelitian kualitatif dilaksanakan sejak sebelum memasuki
lapangan,selama dilapanagn dan setelah selesai dilapangkan.analisis telah di
mulai sejak rumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun kelapangan dan
berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.
a. Reduksi Data
Mereduksi data bisa diartikan merangkum, memilih hal-hal yang
pokok memfokuskan pada hal - hak penting,di cari pola dan temanya.
Dengan mereduksi data akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.
Proses reduksi berlangsung terus selama pelaksanaan penelitian bahkan
peneliti memulai sebelum pengumpulan data dan selesai sampai
penelitian berakhir di perusahan bongko bongko. reduksi dimulai
sewaktu peneliti memutuskan kerangka konseptual wilayah penelitian,
permasalahan penelitian dan pendekatan pengumpulan data yang
digunakan di perusahaan bongko bongko untuk mrengetahui strategi
marketing dalam meningkatkan penjualan produk bongko bongko.
selama pengumpulan data berlangsung, reduksi data dapat berupa
membuat ringkasan, mengkode, memutuskan tema,membuat batasan
masalah, dan menulis.
b. Penyajian Data
Penyajian data adalah pengumpulan data atau informasi secara
tersusun, yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan
dan pengambilan tindakan. Data yang sudah disusun dengan
menggunakan teks bersifat naratif, selain itu dapat berupa matriks, grafik
dan lain lain. Hal tersebut dilakukan dengan alasan supaya peneliti dapat
menguasi data dan tidak terlapu pada tumpukan tema, serta
memudahkan peneliti untuk merancang tindakan selanjutnya. Setelah
data direduksi data akan disajikan dan bagaimana strategi merketing
produk bongko bongko. Meningkatkan kelibahan dan mengatasi
kekurangan supaya dapat beradaptasi di pasaran.
c. Penarikan kesimpulan
Langakah terakhir dalam menganalisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi data awal. Untuk memperjelas isi
dari penelitian,oleh karena itu setelah penelitian ini selesai,peneliti akan
membuat kesimpulan tentang
"STRATEGI MARKETING DALAM MENINGKATKAN
PENJUALAN PRODUK KULINER BONGKO BONGKO
SEBAGAI MAKANAN KHAS DUA KOTO, KABUPATEN
PASAMAN”

Anda mungkin juga menyukai