Anda di halaman 1dari 6

MODUL AJAR P5

KEARIFAN LOKAL
Alokasi waktu : 10 JP

Jumlah Pertemuan : 1 Pertemuan


Fase Capaian / Tema : D / Kearifan lokal
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Perangkat ditujukan kepada : Peserta didik reguler
Kegiatan pembelajaran utama : Berkelompok
Jenis Asesmen : Tertulis
Metode Pembelajaran : Daring
: HP/Laptop/Infocus
Alat dan Bahan

Tujuan:
 Peserta didik dapat mengetahui apa itu kearifan lokal
 Peserta didik dapat mengetahui apa saja kearifan lokal yang ada di Jambi
 Peserta didik dapat memilih kearifan lokal yang ada di Jambi

Pengetahuan/keterampilan prasyarat:
1. Peserta didik memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dalam mengungkapkan pendapat.
2. Peserta didik memiliki kemampuan untuk menuliskan ide atau gagasan.

Persiapan:
 Guru menyiapkan materi tentang Kearifan lokal
 Guru menyiapkan materi tentang apa saja Kearifan lokal yang ada di Jambi
 Guru menyiapkan beberapa contoh Kearifan lokal yang ada di Jambi

Urutan kegiatan
Pendahuluan (20 menit)
1. Guru dan peserta didik saling memberi salam, lalu berdoa.
2. Guru melakukan presensi.
3. Guru mengajukan pertanyaan pemantik kepada peserta didik. Misalnya dengan
bertanya: “Apakah ananda pernah mendengar apa itu kearifan lokal? atau pernahkah
kalian melihat apa saja kearifan lokal yang ada di Jambi?
4. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh peserta didik pada
hari ini.
Kegiatan Inti

Tahap Alokasi
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran Waktu
Pengenalan 1. Peserta didik duduk dan memulai pembelajaran 3,5 JP
projek 2 2. Guru memberikan ice breaking
Kearifan Lokal 3. Guru menjelaskan apa itu kearifan lokal dan apa saja Kearifan
lokal yang ada di Jambi (lampiran 1)
4. Melalui HP/Laptop/Infocus, guru memberikan berbagai macam
contoh kearifan lokal yang ada di Jambi (lampiran 2)

Menyebutkan/ 5. Peserta didik duduk dan memulai pembelajaran 3 JP


Praktek tentang 6. Guru memberikan ice breaking
kearifan lokal 7. Peserta didik menyayikan salah satu lagu asli Jambi
yang termasuk dari kearifan lokal

Mendiskusikan 8. Peserta didik menyebutkan macam-macam kearifan lokal 2 jp


tentang kearifan yang ada di Jambi
lokal 9. Peserta didik melakukan sesi tanya jawab tentang kearifan
lokal yang ada di Jambi
10. Guru mendokumentasikan kegiatan

Penutupan projek 11. Guru menginformasikan kepada peserta didik bahwa 30 menit
pengenalan projek 2 telah selesai dan akan memasuki ke
tahap kontekstual.
12. Guru meminta peserta didik untuk merefleksikan kegiatan
pengenalan projek 2 ini secara lisan dan guru
mendokumentasikannya.

Penutup (10 menit)


1. Guru menyampaikan kegiatan projek berikutnya
2. Doa dan salam
LAMPIRAN 1
KEARIFAN LOKAL
Indonesia ialah sebuah negara yang dihuni oleh berbagai macam suku bangsa yang tersebar di
kepulauan. Tiap-tiap masyarakat mempunyai budaya yang berbeda-beda dan kebiasaan masyarakat yang unik.
Kebiasaan, perilaku, serta nilai-nilai positif yang diwarisi dari leluhur dan masih diterapkan oleh masyarakat
dapat disebut sebagai kearifan lokal.
Kearifan lokal merupakan pandangan hidup suatu masyarakat di suatu wilayah tertentu mengenai
lingkungan alam di tempat mereka tinggal. Pandangan hidup tersebut biasanya sudah menjadi keyakinan yang
terakar dalam masyarakat di wilayah tersebut selama puluhan atau bahkan ratusan tahun. Untuk menjaga
kearifan lokal tersebut, para orang tua akan mewariskannya kepada anak-anak mereka dan seterusnya.
Kearifan lokal merupakan pemikiran yang telah lama dan berusia puluhan tahun, sehingga kearifan
lokal yang ada di suatu daerah menjadi sangat melekat dan sulit untuk dipisahkan dari Masyarakat yang hidup
di wilayah tersebut.

Ciri-ciri kearifan lokal


Beberapa ciri-ciri kearifan lokal, sebagai berikut:
 Bertahan dari gempuran budaya asing
Pada zaman modern, kebudayaan asing dapat dengan mudah masuk ke berbagai daerah di Indonesia.
Meski begitu, kuatnya kepercayaan pada adat istiadat yang telah diwariskan secara turun temurun menjadi
tameng dari masuknya budaya asing yang dapat mengikis rasa cinta terhadap kebudayaan asli. Dengan begitu,
nilai-nilai asli dalam suatu daerah dapat tetap terjaga.
 Memiliki kemampuan mengakomodasi budaya yang berasal dari luar
Menghindari budaya asing yang masuk ke Indonesia bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Apalagi,
di era globalisasi seperti sekarang, dimana segalanya bisa terhubung dengan mudah dan cepat. Budaya atau
tren dari luar biasanya menyebar cepat melalui YouTube, televisi, dan media sosial. Kearifan lokal memiliki
fleksibilitas yang cukup tinggi, sehingga bisa diakomodir dengan mudah tanpa harus merusak kepercayaan
kearifan lokal yang sudah ada sebelumnya. Kalaupun ada budaya asing yang masuk, budaya asing ini hanya
akan jadi tren sesaat dan bukannya menggantikan budaya warisan nenek moyang yang sudah ada. Apalagi
sampai merusak kepercayaan yang sudah berusia puluhan hingga ratusan tahun.
 Mampu mengintegrasikan budaya asing ke dalam budaya asli di Indonesia
Kearifan lokal memiliki kemampuan bukan hanya untuk mengakomodasi, tetapi juga
mengintegrasikan budaya asing yang masuk dan memadukannya dengan budaya yang sudah ada dengan baik.
Contohnya adalah pembangunan sebuah gedung di Indonesia. Tidak jarang arsiteknya memadukan budaya
lokal dengan mencontek desain bangunan tradisional di Indonesia, kemudian dipadukan dengan arsitektur
modern.

 Mampu mengendalikan budaya asing yang masuk


Kearifan lokal yang menjadi adat dan budaya asli mengakar begitu kuat, sehingga akan sulit untuk
menghilangkannya dari masyarakat. Masuknya budaya asing justru membuat kepercayaan terhadap kearifan
lokal yang lebih kuat, sehingga membuat kita justru mampu mengendalikan budaya asing yang masuk.

 Memberi arah pada perkembangan budaya di masyarakat


Kearifan lokal yang sudah berusia puluhan tahun pada akhirnya akan menjadi kepercayaan atau
pedoman yang dianut oleh masyarakat setempat. Ketika terjadi sesuatu, masyarakat akan menjadikan kearifan
lokal sebagai patokan sebelum mengambil sikap atau tindakan tertentu. Kebiasaan ini juga membuat
masyarakat di wilayah tertentu dapat mengembangkan budaya yang sudah ada menjadi lebih terarah dari
sebelumnya. Dengan kata lain, kearifan lokal memiliki ciri berupa dapat memberikan arah bagi masyarakat
setempat.
Fungsi dari kearifan lokal bagi masyarakat
Kearifan lokal yang ada mungkin memiliki sifat yang sangat tradisional, tetapi keberadaan kearifan
lokal sangatlah penting bagi masyarakat setempat. Hal ini dikarenakan, kearifan lokal bukan hanya bisa
dijadikan pedoman dalam bertindak maupun bersikap, tetapi juga memiliki fungsi tertentu, sebagai berikut:

 Konservasi pelestarian sumber daya alam yang ada


Kearifan lokal yang ada membuat masyarakat lebih sadar mengenai pentingnya sumber daya alam
yang ada disekitar mereka. Kearifan lokal membantu untuk mendorong masyarakat di wilayah tertentu untuk
melakukan konservasi agar alam tempat mereka tinggal tetap terjaga dan tidak mengalami kerusakan.
Misalnya, nelayan Aceh yang memiliki hari-hari yang pantang dipakai untuk melaut, seperti hari Jumat atau
hari raya Idul Fitri. Selain dua hari tersebut, ada beberapa hari lainnya yang juga ditetapkan sebagai hari
terlarang untuk melaut.

 Menjadi petuah, kepercayaan, dan pantangan


Nenek moyang kita mewariskan berbagai kearifan lokal yang melekat pada masyarakat. Kearifan lokal
tersebut bukan hanya merupakan pandangan hidup yang bisa menjadi lebih baik. Lebih dari itu, kearifan lokal
juga mencakup nasihat atau petuah, pantangan yang tidak boleh dilanggar, juga kepercayaan yang dipelihara
dengan baik. Petuah dan nasihat lama ini diwariskan tentu saja untuk menjaga agar kehidupan setiap generasi
di wilayah tertentu dapat berjalan baik.

 Menjadi ciri utama sebuah masyarakat


Kearifan lokal yang ada juga mencakup adat dan istiadat. Meski seringkali dianggap kuno, tetapi adat
dan istiadat inilah yang justru membuat sebuah daerah jadi unik dan berbeda dari daerah lainnya di Indonesia.
Dengan adanya kearifan lokal, maka masyarakat akan menganggap seperangkat tradisi sebagai hal yang sudah
seharusnya dilakukan, karena mereka sudah terbiasa dengan adat istiadat dan budaya tersebut. Selain itu,
masyarakat setempat juga sudah menganggap bahwa kearifan lokal merupakan hal yang memang harus
dilakukan di wilayah tersebut.

6 Tradisi/Kearifan Lokal Daerah yang Hanya Dapat Ditemukan di Jambi

Jambi merupakan sebuah provinsi yang terletak di timur Pulau Sumatera. Masyarakat Jambi terdiri dari
berbagai macam suku seperti Suku Jambi, Suku Kerinci, hingga keturunan atau rumpun Minang. Tak heran
jika provinsi ini mempunyai berbagai macam-macam kearifan lokal yang sangat menarik.

Beberapa kearifan lokal yang ada di sana bahkan dapat menarik banyak sekali wisatawan, baik dari dalam
maupun luar negeri. Berikut enam tradisi yang ada di daerah Jambi yang wajib kamu ketahui.

1. Berburu Sumbun

Apakah kamu pernah mendengar istilah sumbun? Sumbun merupakan sejenis kerang yang menjadi makanan
favorit bagi masyarakat Suku Duano di Jambi. Kebiasaan menangkap kerang jenis itu menjadi kegiatan rutin
yang diadakan setiap tahun.

Bahkan, tradisi ini dijadikan sebagai festival tahunan dengan diberi nama Festival Kampung Laut oleh
Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Festival ini bertujuan untuk melestarikan budaya dan juga
menjadi daya tarik bagi para wisatawan.

2. Maanta

Tradisi ini merupakan kegiatan mengantarkan rantang yang berisi makanan ke rumah sanak saudara. Hal yang
membuat tradisi unik ialah sang penerima rantang akan mengembalikan rantang tersebut yang sudah diisi jenis
makanan yang sama.
Tradisi ini sendiri mempunyai makna yang cukup dalam, yaitu mempererat silaturahmi dengan sanak saudara
dan lebih mengenal silsilah keluarga. Biasanya rantang paling bawah berisi nasi. Lalu dari rantang selanjutnya
ke rantang paling atas berisi, dengan urutan sayur-sayuran atau opor, keu basah, dan kue kering.

3. Malam Berinai

Sebelum melakukan pernikahan, masyarakat di Jambi biasanya mengadakan upacara adat Malam Berinai di
malam sebelum ijab kabul. Calon mempelai akan diberi inai atau dikenal dengan pewarna kuku.

Setelah itu, terdapat pertunjukan Tari Inai yang merupakan acara pokok dari upacara adat ini. Bagi masyarakat
setempat, Tari Inai merupakan simbolisasi untuk menjaga calon mempelai wanita dari gangguan manusia
ataupun makhluk halus.

4. Makan Kelung

Di Desa Mendahara Ilir di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, terdapat sebuah tradisi yang unik yang dikenal
dengan istilah "Makan Kelung". Namun, tradisi ini hanya dilakukan pada saat tertentu saja, yaitu pada saat ada
anggota keluarga yang mengidap penyakit aneh.

Tradisi ini diawali dengan penyediaan sesaji oleh para wanita yang dianggap suci, yaitu wanita yang sedang
tidak haid. Setelah itu, orang yang sakit tersebut akan dimasukkan ke dalam sebuah kamar untuk melakukan
prosesi-prosesi tertentu.

5. Kenduri Sko

Upacara adat Kenduri Sko merupakan upacara pemberian gelar terhadap seseorang yang dianggap layak
menyandang gelar Depati atau Permeti. Uniknya, untuk mengundang para tamunya, para penyelenggara
menggunakan bendera sebagai tanda bahwa sang penerima diundang dalam upacara tersebut. Puncak dari
upacara ini ialah saat setiap lurah mengeluarkan semua pusaka dalam sesi penobatan gelar.

6. Kumau

Tradisi Kumau merupakan sebuah upacara adat yang biasanya dilakukan oleh para petani. Upacara adat ini
dilakukan setahu sekali saat akan memulai kegiatan pertanian. Dalam upacara adat ini, terdapat beberapa
tahap, yaitu mulai dari Ngapak Jambe atau membuka lahan, menyiram benih dengan air, Nyambau Beneih
atau menabur benih, dan memasang pupuh.

Nah, itu dia enam tradisi daerah yang hanya dapat ditemukan di Provinsi Jambi. Ternyata daerah ini memiliki
beragam tradisi yang sangat menarik ya.

LAMPIRAN 2
Contoh kearifan lokal yang ada di Jambi :
Musik : 1. Lagu Batanghari
2. Orang Kayo Hitam
3. Negeri Jambi
4. Putri Muaro Jambi
5. Dagang Manumpang (Cik Minah)

Makanan : 1. Bolu Kojo


2. Kue Padamaran
3. Tempoyak
4. Kue Kubang Boyo
5. Gulai Tepek Ikan

Permainan : 1. Adang-Adangan

2. Yeye

Tempat wisata : 1. GENTALA ARASY

2. CANDI MUAROJAMBI

3. DANAU SIPIN

4. KERSIK TUO

5. MASJID AGUNG AL-FALAH

Anda mungkin juga menyukai