Anda di halaman 1dari 30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

1.1.1 Kondisi Geografis Kota Sungai Penuh

Secara astronomis, Kota Sungai Penuh terletak antara 1010 14' 32''

BT sampai dengan 1010 27' 31'' BT dan 020 01' 40'' LS sampai

dengan 020 14' 54'' LS. Sedangkan secara geografis Kota Sungai

Penuh berada dalam lingkup Kabupaten Kerinci di bagian Barat

Provinsi Jambi yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera

Barat dan Provinsi Bengkulu.

Kota Sungai Penuh merupakan wilayah hasil pemekaran

Kabupaten Kerinci yang merupakan kabupaten pemekaran

berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun

2008. Secara administratif, batas wilayah kabupaten ditetapkan

sebagai berikut:

 Sebelah utara berbatasan dengan : Kec. Siulak, Kec. Depati Tujuh

dan Kec. Air Hangat Timur Kab. Kerinci

 Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kec. Keliling Danau Kab.

Kerinci

 Sebelah Barat berbatasan dengan : Kab. Pesisir Selatan Prov.

Sumbar

 Sebelah Timur berbatasan dengan : Kec. Air Hangat Timur

Kota Sungai Penuh, sebagai Ibukota Kota Sungai Penuh,

49
merupakan pusat pengumpul distribusi hasil-hasil pertanian sekaligus

sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, sosial ekonomi

masyarakat.

Kota Sungai Penuh dengan luas wilayah 39.150 Ha atau 391,50

Km2, secara administrasi terdiri 5 Kecamatan, jumlah penduduk

79.992 Jiwa, kepadatan penduduk 204 jiwa/ Km2.

Tabel 4.1

Luas Wilayah Kota Sungai Penuh

No Kecamatan Luas (Km2) %

1 Tanah Kampung 1.10 2,81

2 Sungai Penuh 0,34 0,80

3 Kumun Debai 14.20 36,27

4 Hamparan Rawang 1.21 3,10

5 Pesisir Bukit 1.95 4.97

6 Pondok Tinggi 9.10 23,23

7 Sungai Bungkal 11.10 28,34

8 Koto Baru 0.10 0,42

Jumlah 39.1 100

Sumber : Sungai Penuh Dalam Angka 2021

Kota Sungai Penuh terdiri dari 8 Kecamatan dengan 4 kelurahan

dan 65 desa. Kecamatan yang wilayahnya paling besar adalah

50
Kecamatan Kumun Debai dengan luas 14.20 km 2 atau 36.27 % dari

total luas Kota Sungai Penuh. Sementara kecamatan yang mempunyai

wilayah paling kecil adalah Kecamatan Koto Baru dengan luas 0.10

km2 atau mencapai 0.42 % dari luas wilyah keseluruhan.

Jarak antara Ibu Kota Sungai Penuh dengan Kabupaten lain yang

ada di Provinsi Jambi diantaranya adalah sebagai berikut :

Jambi

Via Bungo : 491,60 Km

Via Sarolngun : 421,29 Km

Muara Bulian : 362,36 Km

Muara Sabak : 550,73 Km

Kuala Tungkal : 549,99 Km

Sarolangun : 242,00 Km

Bangko : 164,18 Km

Bungo : 240,00 Km

Tebo : 285,80 Km

Jarak antara Ibu kota Sungai Penuh dengan Daerah

Kecamatan di Kota Sungai Penuh adalah sebagai berikut :

Sungai Penuh - Tanah Kampung = 6 Km

Sungai Penuh – Kumun = 6 Km

Sungai Penuh - Sungai Penuh = 2 Km

Sungai Penuh - Simpang Tiga Rawang = 5 Km

Sungai Penuh - Sungai Liuk = 4,5 Km

51
Sungai Penuh - Dusun Baru = 2 Km

Sungai Penuh - Pondik Tinggi = 1 Km

Sungai Penuh - koto Baru = 6 Km

1.1.2 Kondisi Kependudukan Kota Sungai Penuh

a. Jumlah Penduduk

Penduduk atau masyarakat merupakan suatu bagian yang

sangat urgen dalam melakukan pembangunan karena perannya

langsung sebagai subjek dan objek pembangunan. Jumlah

penduduk yang besar dengan pertumbuhan yang cepat dan

didukung dengan kualitas SDM yang tinggi dapat menciptakan

akselarasi guna tercapainya kondisi ideal dari pembangunan.

Sejalan dengan perkembangan Kota Sungai Penuh telah

terbentuk 3 kecamatan baru pada tahun 2012 yang merupakan

hasil pemekaran Kecamatan Sungai Penuh dan Kecamatan Pesisir

Bukit. Perkembangan Pertumbuhan Penduduk di Kota Sungai

Penuh dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang cukup

signifikan.

Jumlah penduduk di Kecamatan yang ada di Kota Sungai

Penuh pada tahun 2010-2020 menunjukkan perkembangan yang

cukup signifikan. Pada tahun 2010 total jumlah penduduk di

Kecamatan yang ada di Kota Sungai Penuh mencapai 82.619 jiwa

dan meningkat hingga pada tahun 2019 menjadi 88.321 jiwa.

Jumlah penduduk terbanyak pada tahun 2019 berada di Kecamatan

52
Pondok Tinggi sebesar 19.217 jiwa dan jumlah penduduk terkecil

pada tahun 2019 berada di Kecamatan Koto Baru sebesar 9.465

jiwa. Unutk lebih jelasnya perkembangan jumlah penduduk di

Kota Sungai Penuh dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 4.2

Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Sungai Penuh

Tahun 2010 – 2019


Tahun

No Kecamatan
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 Sungai Penuh 35201 36.219 11992 13396 11668 11929 11726 11782 11356 11111

67

2 Pesisir Bukit 9997 19504 12535 13015 12596 12939 12806 12879 11987 12139

3 Hamp. Rawang 20548 14155 14858 15245 15119 15236 15464 15362 15384 15482

4 Kumun Debai 8448 10157 11215 11524 11256 11588 11225 11281 11890 10648

5 Tanah Kampung 8425 9609 11213 11517 11191 11568 11359 11223 10412 11939

6 Pondok TInggi - - 18935 19781 18836 18447 19509 19683 19569 19217

7 Sungai Bungkal - - 9618 9986 9979 10699 11303 11330 10962 11018

8 Koto Baru - - 10888 11.24 10752 9128 9810 99701 9374 9465

Jumlah 82619 89716 101254 10472 101397 101542 10320 10351 10093 10107

8 1 1 4 5

Sumber : BPS

b. Struktur Penduduk berdasarkan Jenis Kelamin dan

Kelompok Umur

Rasio ketergantungan merupakan indikator yang juga dapat

digunakan sebagai indikator yang secara kasar dapat menunjukkan

keadaan ekonomi suatu negara atau daerah apakah tergolong

53
negara atau daerah maju atau negara atau dareh yang sedang

berkembang. Rasio Ketergantungan merupakan salah satu

indikator demografi yang penting.

Semakin tingginya persentase Rasio Ketergantungan

menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung

penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang

belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase

Rasio Ketergantungan yang semakin rendah menunjukkan

semakin rendahnya beban yang harus ditanggung penduduk yang

produktif untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan

tidak produktif lagi.

54
Tabel 4.3

Rasio Ketergantungan di Kota Sungai Penuh

Tahun 2011-2019

Sumber: BPS Kota Sungai Penuh 2020

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa Rasio

ketergantungan Kota Sungai Penuh pada periode Tahun 2011-

2016 mengalami kecendrungan meningkat dan pada Tahun 2019

sedikit terjadi penurunan, hal ini memperlihatkan bahwa kian

tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif

untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan

tidak produktif lagi, hal ini juga menunjukkan bahwa Kota

Sungai Penuh tergolong sebagai daerah sedang berkembang.

Rasio Jenis Kelamin adalah perbandingan jumlah pria

dengan 100 wanita. Jika angka rasio jenis kelamin > 100, berarti

jumlah pria lebih banyak dibanding wanita, sebaliknya jika rasio

jenis kelamin < 100 berarti jumlah pria lebih sedikit dibanding

wanita. Berikut seperti yang digambarkan pada tabel dibawah ini

55
Gambar 4.1

Perkembangan Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin

Penduduk Kota Sungai Penuh

Tahun 2011-2019

Sumber : Hasil Analisis, Dinas Dukcapil Kota Sungai Penuh, Tahun 2011-2020

Di Kota Sungai Penuh perbandingan jumlah laki-laki dan

perempuan masih berada di atas 100, yang berarti jumlah

penduduk laki-laki lebih banyak dari perempuan. Begitupun di

kecamtan-kecamatan, kecuali Pesisir Bukit, Sex Ratio lebih besar

dari 100. Secara keseluruhan di Kota Sungai Penuh, Sex Ratio

sebesar 101.14, yang berarti dari 100 perempuan, terdapat 101

laki-laki. Struktur Penduduk Kota Sungai Penuh berdasarkan

umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dan piramida

berikut ini.

56
Tabel 4.4

Jumlah Penduduk Kota Sungai Penuh menurut Kelompok Umur

Tahun 2014-2019

Sumber : BPS Kota Sungai Penuh 2020

Secara umum Kota Sungai Penuh dihuni oleh penduduk

usia produktif, ini menandakan bahwa perkembangan Kota Sungai

Penuh ke depan harus mengakomodasi pengembangan-

pengembangan tempat bekerja, baik kegiatan perdagangan dan jasa

maupun kegiatan perkantoran.

57
Gambar 4.3

Piramida Penduduk Kota Sungai Penuh

Tahun 2019

Sumber : Dinas Dukcapil Kota Sungai Penuh, Tahun 2020

Jumlah Penduduk Kota Sungai Penuh Tahun 2019

sebanyak 101,075 jiwa, dimana penduduk berjenis kelamin laki-

laki lebih banyak dari pada penduduk berjenis kelamin

perempuan yaitu jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 50.832 jiwa dan penduduk berjenis kelamin perempuan

sebanyak 50.252 jiwa. Piramida penduduk dapat menggambarkan

komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin. Tingkat

Umur 35-39 Tahun merupakan jumlah penduduk tertinggi yang

58
ada di Kota Sungai Penuh yang merupakan penduduk usia

produktif baik laki-laki maupun perempuan di Kota Sungai

Penuh tertinggi dibandingkan dengan jumlah kelompok

penduduk pada tingkat umuran lainnya. Sedangkan Tingkat

Umur 70-74 Tahun merupakan Jumlah penduduk terendah yang

ada di Kota Sungai Penuh yang merupakan penduduk usia tua,

dimana jumlah penduduk usia tua berjenis kelamin laki-laki lebih

kecil dari jumlah penduduk usia tua berjenis kelamin perempuan.

1.2 Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1 Asas-asas Dalam Mengatur Susunan dan Pengendalian

Organisasi Perangkat Daerah

a. Asas Koordinasi

Asas koordinasi merupakan salah satu perihal yang mengatur

suatu organisasi atau kegiatan sehingga peraturan dan tindakan

yang akan dilaksanakan tidak saling bertentangan dalam

mencapai tujuan organisasi secara efisien. Berdasarkan hal

tersebut, dapat digambarkan pada hasil wawancara dengan salah

satu informan di lingkungan pemerintah Kota Sungai Penuh.

Ketika wawancara dengan informan tentang, Apakah ada

pengkoordinasian pelaksanaan peraturan dan kegiatan pada setiap

Organisasi Perangkat Daerah Kota Sungai Penuh dalam

mencapai tujuan organisasi secara efisien? Jawaban dari

informan yaitu:

59
“Ya, tentu dalam melaksanakan setiap peraturan dan kegiatan
sebelumnya kami telah mengkoordinasikan hal tersebut, sesuai
dengan SOP yang berlaku, agar tidak saling bertentangan”.
(Hasil wawancara dengan Kabag Hukum Sekretariat Daerah
Kota Sungai Penuh, Bapak Zahirman, SH., MH. Pukul 13.00
WIB, tanggal 6 September 2022)

“Hakikat dari pembentukan organisasi perangkat daerah


memberikan wadah untut melaksanakan tugas dan fungsi
pemerintahan sesuai dengan urusan dan potensi yang dimiliki
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Fungsi
pemerintahan sebagai regulator dalam sistem kenegaraan, dan
perangkan daerah yang dibentuk diharapkan untuk
melaksanakan tugas-tugas yang dapat meningkatkan kualitas
pelayanan kepada masyarakan.”(hasil wawangcara degang
kepala baging organisasi perangkan daerah kota sungai
penuh).
Wawancara dengan kabag organisasi daerah kota sungai
penuh dengan wira utama,S.Sos,. M.A.P
“Kami telah berupaya secara maksimal melakukan
pengkoordinasian antar Organisasi Perangkat Daerah Kota
Sungai Penuh. Namun kami juga selalu berusaha membenahi
kekurangan-kekurangan ketika terdapat kendala dalam
pelaksaanaan peraturan dan kegiatan”.
(Hasil wawancara dengan Kasubbag Analisis Kepegawaian di
Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Sungai Penuh
dengan bapak sadri lamid,SE,. M.M

b. Asas Integrasi

Integrasi merupakan salah satu unsur untuk menyatukan

tindakan-tindakan badan, instasi, unit, sehingga merupakan suatu

kebulatan pemikiran dan kesatuan tindakan yang terarah pada

suatu sasaran yang telah ditentukan dan disepakati bersama di

dalam organisasi. Berdasarkan hal tersebut dapat digambarkan

pada hasil wawancara dengan salah satu pejabat di lingkungan

pemerintah Kota sungai penuh.

Ketika wawancara dengan informan tentang, Apakah tiap-

60
tiap Organisasi Perangkat Daerah Kota Sungai Penuh sudah

terintegrasi? Jawaban dari informan yaitu:

“Ya, sudah terintegrasi. Namun belum begitu maksimal,


karena masih ada dibeberapa OPD yang masih sulit untuk
kita integrasikan”. (Hasil wawancara dengan Kabag Hukum
Sekretariat Daerah Kota Sungai Penuh, Bapak Zahirman,
SH., MH. Pukul 13.00 WIB, tanggal 6 September 2022)
“dalam rangka optimalisasi tugas dan fungsi organisasi
perangkat daerah, telah dilakukan penataan organisasi
perangkat daerah kota sungai penuh yang rightsizing (tepat
fungsi dan tepat ukurang), visioner, handal dan tangguh dalam
menghadapi berbagai tantangan serta sesuai dengan kebutuhan
dan kemampuan keuangan daerah dengan berpedoman kapada
peraturan perundang-undangan yang menjadi kewenangan
daerah, intensitas urusan pemerintah dan potensi daerah,
efisinsi, efektivitas, pembagian habis tugas, rentang kendali,
tata kerja yang jelas dan fleksibilitas.”(hasil wawangcara
degang kepala bagian organisasi perangkan daerah kota sungai
penuh dengan bapak riwa utama,S.Sos,. M.A.P
“Masalah integrasi tentunya sudah berjalan, tetapi belum
berjalan normal, karena ini menyangkut kerjasama antar
OPD”. (Hasil wawancara dengan Kasubbag Analisis
Kepegawaian di Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota
Sungai Penuh dengan sadri lamid,SE,. M.M
c. Asas Sinkronisasi

Sinkronisasi merupakan salah satu perihal dengan melihat

kesesuaian atau keselarasan peraturan perundang secara vertikal

berdasarkan sistematisasi hukum positif yaitu antara perundang-

undangan yang lebih tinggi dengan peraturan perundang-

undangan yang lebih rendah.

Sinkronisasi menjadi penting dalam koordinasi karena

terbukti dalam menejemen pemerintah, banyak ditemui tumpang

tindih perkerjaan kerena tidak adanya koordinasi kendala

keseluruhannya itu dapat disinkronisasikan, diatur demi tujuan

61
dan kepentingan bersama. Berdasarkan hal tersebut dapat

digambarkan pada hasil wawancara dengan salah satu pejabat di

lingkungan pemerintah Kota Sungai Penuh.

Ketika wawancara dengan informan tentang, bagaimanakah

dengan upaya untuk menyelaraskan atau menyesuaikan peraturan

perundang-undangan secara vertikal pada tiap-tiap Organisasi

Perengkat Daerah Kota Sungai Penuh? Jawaban dari informan

yaitu:

“Secara vertikal, peraturan perundang-undangan sudah


diupayakan untuk di sinkronkan pada tiap-tiap OPD, namun
terkadang terkendala dalam proses penerapannya”. (Hasil
wawancara dengan Kabag Hukum Sekretariat Daerah Kota
Sungai Penuh, Bapak Zahirman, SH., MH. Pukul 13.00
WIB, tanggal 6 September 2022)
“Reformasi biokrasi merupahan krebutuhan dalam upaya
mewujudkan pemerintah yang baik (good governance).
Reformasi birokrasi pada tataran pemerintah daerah antara lain
bidang organisasi perangkat daerah yang diarahkan untuk
turciptanya organisasi yang efisien, efektif, rasional dan
proporsional sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
keuangan daerah serta adanya koordinasi, integrasi,
sinkronisasi, simplikasi dan komunijasi kelembagaan antara
pusat dan daerah. .”(hasil wawangcara degang kepala baging
organisasi perangkan daerah kota sungai penuh kepala wira
utama,S.Sos,. M.A.P
“dalam melakukan upaya yang telah dilakukan oleh
pemerintah kota sungai penuh terhadap penyesuaian
peraturang perundang-undangan pada tiap-tiap organisasi
perangkat daerah adalah dengan melakukan penyesuaian
nomenklatur perakang daerah dan unit kerja pada perangkan
daerah berdasarkan peraturang daerah dengan peraturan yang
dikeluarkan oleh kementerian /lembaga pemerintah
nonkermenterian yang membidangi urusa pemerintah
dimaksud. (Hasil wawancara dengan Kasubbag Analisis
Kepegawaian di Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota
Sungai Penuh dengan bapak sadri lamid,SE,. M.M

d. Asas Simplifikasi

62
Simplifikasi merupakan salah satu penyederhanaan atau

pemangkasan prosedur administrasi tertentu dalam proses

pelaksanaan penerapan yang terorganisasir dari pada akal sehat

baik dan lebih mudah dalam menjalankan suatu tugas. Hal

tersebut dapat dilakukan antara lain dangan membuat program-

program yang dibuat realitisk, sederhana dan dapat dikerjakan

disederhanakan menjadi tujuan khusus dengan sasaran lebih jelas

didalam organisasi perangkat daerah. berdasarkan pada hasil

wawancara dengan salah satu pejabat di lingkungan pemerintah

Kota Sungai Penuh.

Ketika wawancara dengan informan tentang, Bagaimanakah

dengan proses penyederhaan atau pemangkasan prosedur

administrasi pada tipa Organisasi Perangkat Daerah Kota Sungai

Penuh? Jawaban dari informan yaitu:

“berdasarkan pasal 208 ayat (1) undang-undang 23 tahun


2014 tentang pemerintah daerah menyatakan bahwa kepala
daerah dan dprd dalam menyelanggarakan urusan pemerintahan
dibatu oleh perang daerah. Perngkat daerah dimaksud terdiri dari
secretariat daerah, sekretariat dprd, inspektorat, dinas, badan dan
kecamatan.
Dalam ranka menwudkan tata kelola pemerintah yang efektif
dan efisien serta untuk meningkatkan kenerja pemerintahan dan
pelayanan publik, pemerintah kota sungai penuh telah melakukan
berbagai hal terkait peryedarhanaan dan pemangkasaan prosedur
administrasi antara lain:
1. pemangkasan prosedur dan proses kenaikan gaji berkala
bagi pegawai negara sipil secara otomatis dan pegawai yang
bersangkutan tidak perlu melakukan pengurusan administrasi dan
sampai masanya pegawai menerima keputusan kenaikan gaji
berkala dan kenaikan gaji dimaksud otomatis masuk aplikasi gaji.
2. pemangkasan proses dan proses pengurusan perrizinan
melalui aplikasi yang telah disiapkan pemerintah daerah dan

63
pengguna jasa layanan cukup melakukan proses administrasi
melalui aplikasi.
3. proses perencanaan anggarang dan kegiatang melalui
aplikasi.
4. pemangkasan proses penyederhanaan atau pemangkasan
prosedur administrasi melalui penyedahanaan birokrasi.
Pemerintah kota sugai penuh telah melakukan penyerdahanaan
struktur organisasi melalui penyederhanaan struktur
organisasi, penyetaraan jabatan dan penyersuaian sistem kerja
yang lebih agile didukung dangan pengerlolaan kinerja
aparatur sipil negara (ASN) yang optimal”. (hasil wawangcara
degang kepala baging organisasi perangkan daerah kota sungai
penuh dengan wira utama,S.Sos,. M.A.P
“melalui sistem kerja yang baru, pejebat fungsional akan dapat
ditugaskan secara flexible, changeable, dan moveable dalam
pengelolaan kenerja yang akuntabel. Asn tidak bekerja dalam
kotak-kotak tertentu melainkan focus pada pencapaian tujuan
organisasi. Dengan mekanisme kerja tersebut, pergawai
ditunyuk berkinerja lebih optimal dengan kompetensinya.
Pernyederhanan birokrasi akan mendatangkan banyak
manfaat, diantaranya mengurangi hambatan procedural dalam
pengambilan keputusan dan meningkatkan kolaborasi untuk
mencapai sinergi dalam mewujudkan target serta untuk
mendorong pemanfaantan teknologi informasi dan komunikasi
dalm peryelenggaraan pemerintah dengan sistem
pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) serta untuk
mengubah budaya kerja struk ural ke budaya inovatif. (Hasil
wawancara dengan Kasubbag Analisis Kepegawaian di
Bagian Organisasi Sekretariat Daerah Kota Sungai Penuh
dengan bapak Sadri lamid,SE,. M.M

4.2.2 Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016

tentang Organisasi Perangkat Daerah di Pemerintah Kota Sungai

Penuh

Dalam rangka penataan kelembagaan daerah telah ditetapkan

Peraturan Daerah Kota Sungai Penuh Nomor Tentang Organisasi dan

Tata Kerja Dinas Daerah, Peraturan Daerah Kota Sungai Penuh

Nomor 18 Tahun 2012 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat

Daerah dan Sekretariat Dewan Perwkilan Rakyat Daerah Kota Sungai

64
Penuh, Peraturan Daerah Kota Sungai Penuh Nomor 20 Tahun 2012

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Sungai Penuh Nomor 22

Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspekorat, Bappeda,

dan Lembaga Teknis Daerah, dan Peraturan Daerah Kota Sungai

Penuh Nomor 21 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lembaga Lain, didalam peraturan daerah tersebut jumlah dan besaran

kelembagaan perangkat daerah daerah telah dibatasi sesuai dengan

perhitungan skoring. Besaran organisasi perangkat daerah Kota

Sungai Penuh sesuai variabel nilainya 72 sehingga masuk tipe c yang

terdiri dari:

1. Sekretariat Daerah, membawahkan paling banyak 3 Asisten.

2. Sekretariat DPRD.

3. Dinas Daerah paling banyak 20 di luar Keuangan.

4. Lembaga Teknis Daerah paling banyak 10, di luar Inspektorat,

Kepegawaian, Satuan Polisi Pamong Praja dan Rumah Sakit

Daerah.

Peraturan Daerah Kota Sungai Penuh Nomor Tentang Organisasi

dan Tata Kerja Dinas Daerah, Peraturan Daerah Kota Sungai Penuh

Nomor 18 Tahun 2012 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat

Daerah dan Sekretariat Dewan Perwkilan Rakyat Daerah Kota Sungai

Penuh, Peraturan Daerah Kota Sungai Penuh Nomor 20 Tahun 2012

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Sungai Penuh Nomor 22

Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspekorat, Bappeda,

65
dan Lembaga Teknis Daerah, dan Peraturan Daerah Kota Sungai

Penuh Nomor 21 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lembaga Lain tidak saja berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor

18 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah, tetapi juga

berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007

tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota. Urusan Pemerintahan, dalam Pasal 15 ayat (2)

Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, mempunyai

pengertian fungsi-fungsi pemerintahan yang menjadi hak dan

kewajiban setiap tingkatan dan/atau susunan pemerintahan untuk

mengatur dan mengurus fungsi-fungsi tersebut yang menjadi

kewenangannya dalam rangka melindungi, melayani,

memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat.

Oleh sebab itu, untuk mengurus fungsi-fungsi yang menjadi hak

dan kewajiban yang menjadi kewenangan dalam rangka melindungi,

melayani, memberdayakan, dan menyejahterakan masyarakat

dibentuklah dinas dan badan untuk mengurusi fungsi-fungsi tersebut.

Urusan pemerintahan yang diserahkan kepada pemerintahan daerah

kabupaten/kota tidak semuanya merupakan urusan wajib, ada juga

urusan pilihan. Urusan wajib, sebagaimana yang diatur dalam Pasal

66
15 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan

Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota,

mempunyai arti urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan

oleh pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah

kabupaten/kota, berkaitan dengan pelayanan dasar.

Sedangkan urusan pilihan, sebagaimana diatur dalam Pasal 15 ayat

(7) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, mempunyai arti

urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi,

kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan.

Urusan wajib pemerintahan daerah kabupaten/kota, sebagaimana

diatur dalam Pasal 15 ayat (7) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun

2016 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota adalah: pendidikan; kesehatan; lingkungan hidup;

pekerjaan umum; penataan ruang; perencanaan pembangunan;

perumahan; kepemudaan dan olahraga; penanaman modal; koperasi

dan usaha kecil dan menengah; kependudukan dan catatan sipil;

ketenagakerjaan; ketahanan pangan; pemberdayaan perempuan dan

perlindungan anak; keluarga berencana dan keluarga sejahtera;

67
perhubungan; komunikasi dan informatika; pertanahan; kesatuan

bangsa dan politik dalam negeri; otonomi daerah, pemerintahan

umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah,

kepegawaian, dan persandian; pemberdayaan masyarakat dan desa;

sosial; kebudayaan; statistik; kearsipan; dan perpustakaan. Sedangkan

urusan pilihan pemerintahan daerah kabupaten/kota, sebagaimana

diatur Pasal 15 ayat (7) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016

tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota adalah kelautan dan perikanan; pertanian; kehutanan;

energi dan sumber daya mineral; pariwisata; industri; perdagangan;

dan ketransmigrasian.

Berdasarkan fungsi-fungsi pemerintahan kabupaten/kota yang

menjadi kewenangannya yang terbagi urusan wajib dan urusan

pilihan Pemerintah Kota Sungai Penuh menetapkan Peraturan Daerah

Kota Sungai Penuh Nomor Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Daerah, Peraturan Daerah Kota Sungai Penuh Nomor 18 Tahun 2012

tentang Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat

Dewan Perwkilan Rakyat Daerah Kota Sungai Penuh, Peraturan

Daerah Kota Sungai Penuh Nomor 20 Tahun 2012 Perubahan Atas

Peraturan Daerah Kota Sungai Penuh Nomor 22 Tahun 2012 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Inspekorat, Bappeda, dan Lembaga Teknis

Daerah, dan Peraturan Daerah Kota Sungai Penuh Nomor 21 Tahun

68
2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain yang secara

lebih terperinci dijelaskan melalui Peraturan Walikotta Sungai Penuh.

Dari peraturan daerah tersebut, dapat diketahui hampir semua urusan

wajib dan urusan pilihan yang menjadi kewenangan pemerintahan

daerah kabupaten/kota sudah diwadahi dalam badan dan dinas.

Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Organisasi

Perangkat Daerah itu sendiri. Berdasarkan wawancara, Peraturan

Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat

Daerah ini lebih proporsional dan lebih tegas.

Lebih proporsional artinya besaran organisasi perangkat daerah

dibagi dalam kategori minimal, sedang, dan maksimal. Untuk

kategori minimal, perangkat daerah dibatasi maksimal 12 dinas dan 8

lembaga teknis. Daerah kategori sedang dibatasi maksimal 15 dinas

dan 10 lembaga teknis. Sedangkan daerah kategori maksimal bisa

membentuk 18 dinas dan 12 lembaga teknis.

Penentuan kategori dan besaran organisasi perangkat daerah,

Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Organisasi

Perangkat Daerah menggunakan tiga variabel. Yaitu, jumlah

penduduk, luas wilayah, dan jumlah anggaran pendapatan dan belanja

daerah (APBD). Bobot setiap variabel adalah 40 persen (jumlah

penduduk), 35 persen (luas wilayah), dan 25 persen (jumlah APBD).

Setiap variabel dibagi ke dalam beberapa kelas interval. Khusus

variabel jumlah penduduk dan luas wilayah, kelas interval provinsi di

69
Jawa dibedakan dengan dari provinsi di luar Jawa. Selain itu, kelas

interval kabupaten/kota di Jawa dan Madura dibedakan dari daerah

lain di luar kedua pulau tersebut.

Lebih tegas artinya sanksi terhadap daerah yang tidak menaati jauh

lebih tegas. Jika Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang

Pedoman Organisasi Perangkat Daerah cenderung fleksibel alias tidak

mengatur sanksi, tidak demikian halnya dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 18 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah. Tenggat

restrukturisasi kelembagaan daerah pun hanya dibatasi maksimal satu

tahun.

Dalam rangka pembinaan dan pengendalian organisasi, peraturan

daerah tentang organisasi perangkat daerah dan peraturan

pelaksanaannya yang bertentangan dengan peraturan pemerintah ini

dapat dibatalkan pemerintah. Konsekuensinya, pembatalan hak-hak

keuangan dan kepegawaian serta tindakan administratif lainnya.

Selain ditujukan untuk memberikan arah dan pedoman yang jelas

kepada daerah dalam menata organisasi yang efisien, efektif, dan

rasional, peraturan ini mempunyai misi mendorong koordinasi,

integrasi, sinkronisasi, dan simplifikasi serta komunikasi

kelembagaan antara pusat dan daerah.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Sungai Penuh Nomor Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah, Peraturan Daerah Kota

Sungai Penuh Nomor 18 Tahun 2012 tentang Organisasi Dan Tata

70
Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwkilan Rakyat

Daerah Kota Sungai Penuh, Peraturan Daerah Kota Sungai Penuh

Nomor 20 Tahun 2012 Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Sungai

Penuh Nomor 22 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja

Inspekorat, Bappeda, dan Lembaga Teknis Daerah, dan Peraturan

Daerah Kota Sungai Penuh Nomor 21 Tahun 2012 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain. Berdasarkan perda

tersebut, organisasi dan tata kerja perangkat daerah Kota Sungai

Penuh terdiri dari:

1. Sekretariat Daerah.

2. Sekretariat DPRD.

3. Dinas Daerah, yang terdiri dari:

a. Dinas Pendidikan

b. Dinas Kesehatan.

c. Dinas PU dan Penataan Ruang

d. Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman

e. Dinas Damkar dan Penyelamatan

f. Dinas Sosial

g. Dinas Ketahanan Pangan

h. Dinas Kependudukan dan Capil

i. Dinas Lingkungan Hidup

j. Dinas Perhubungan

k. Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, dan

71
Tenaga Kerja.

l. Dinas Koperasi dan UKM

m. Dinas Komunikasi, Informasi, dan Statistik

n. Dinas Perpustakaan dan Arsip

o. Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultural

p. Dinas Peternakan dan Perikanan

q. Dinas Kepemudaan dan Olah Raga

r. Dinas Perdagangan dan Industri

s. Dinas Pengendalian Penduduk dan KB

t. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

u. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

v. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

4. Lembaga teknis daerah, yang terdiri dari:

a. Inspektorat.

b. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah.

c. Badan Keuangan Daerah

d. Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM.

e. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan

Masyarakat.

f. Badan Penelitian dan Pengembangan

g. Rumah Sakit Umum Daerah.

5. Satuan Polisi Pamong Praja.

6. Kecamatan-kecamatan.

72
7. Kelurahan-kelurahan

Kota Sungai Penuh sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Sungai

Penuh Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah, Peraturan

Daerah Kota Sungai Penuh Nomor 18 Tahun 2012 tentang Organisasi

Dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwkilan

Rakyat Daerah Kota Sungai Penuh, Peraturan Daerah Kota Sungai

Penuh Nomor 20 Tahun 2012 Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota

Sungai Penuh Nomor 22 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata

Kerja Inspekorat, Bappeda, dan Lembaga Teknis Daerah, dan

Peraturan Daerah Kota Sungai Penuh Nomor 21 Tahun 2012 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain, serta secara lebih terperinci

juga dijelaskan melalui Peraturan Walikota Sungai Penuh.

Pembahasan

A. Faktor-faktor Pendukung dan Faktor-Faktor Penghambat

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang

Organisasi Perangkat Daerah di Kota Sungai Penuh.

1. Faktor Pendukung

a. Faktor Pendukung Eksternal

1) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang

Organisasi Perangkat Daerah.

2) Peraturan Pemerintah pasal 15 ayat (7) Nomor 18 Tahun

2016 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan

73
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.

3) Peraturan Menteri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk

Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah.

4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 107 Tahun 2017

tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja

Inspektorat Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Peraturan-peraturan di atas memberikan kemudahan bagi

daerah dalam melakukan penyusunan organisasi perangkat

daerahnya. Karena dalam peraturan-peraturan di atas, diberikan

penjelasan tentang urusan wajib dan pilihan yang harus

dilaksanakan oleh daerah, ini berkaitan dengan pembentukan

dinas daerah dan lembaga teknis daerah yang maksimal di

bentuk daerah serta bagi sumber daya manusianya, berkaitan

dengan analisis kerja dan analisis jabatan. Dimana akan terjadi

banyak penyesuaian-penyesuaian berkaitan dengan pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Organisasi

Perangkat Daerah di Kota Sungai Penuh.

b. Faktor Pendukung Internal

1) Kesiapan sumber daya manusia Pemerintah Kota Sungai

Penuh.

Sumber daya manusia yang paling berperan adalah bagian

Hukum Pemerintah Kota Sungai Penuh. Karena bagian

Hukum harus bekerjasama dengan banyak dinas, terutama

74
berkaitan dengan analisis kerja dan analisis jabatan di

masing-masing dinas, banyaknya pegawai fungsional yang

dibutuhkan, visi dan misi organisasi dinas dan lembaga

teknis daerah dan penentuan rentang kendali tanggung jawab

antara atasan dan bawahan.

Secara prinsip, SDM yang ditugaskan untuk mengisi

jabatan-jabatan baru yang ditetapkan dalam Peraturan

Daerah Kota Sungai Penuh Nomor 21 Tahun 2010 tentang

Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Sungai

Penuh sudah sangat siap. Apabila ada PNS yang belum siap

atau tidak sesuai kompetensinya, maka akan diadakan

pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan oleh Badan

Kepegawaian dan Pengelolaan SDM.

2) Kesiapan fasilitas (sarana dan prasarana) pemerintah Kota

Sungai Penuh.

Secara umum, Pemerintah Kota Sungai Penuh dalam hal

sarana dan prasarana untuk melaksanakan Peraturan

Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Organisasi

Perangkat Daerah sangatlah siap. Dalam banyak hal,

Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang

Organisasi Perangkat Daerah tidak secara agresif merombak

organisasi perangkat dinas yang lama, walaupun ada

beberapa perubahan nomenklatur. Karena Peraturan

75
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Organisasi

Perangkat Daerah di buat dengan tujuan keseragaman

organisasi perangkat dinas.

2. Faktor Penghambat

a. Faktor Penghambat Eksternal

Faktor penghambat eksternal adalah Peraturan Pemerintah

Nomor 18 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah itu

sendiri. Selain merubah organisasi perangkat dinas yang lama,

pemerintah Kota Sungai Penuh semacam memperoleh satu paket

kebijakan utuh yang harus dilaksanakan dan harus disesuaikan

dengan potensi lokal daerah masing-masing.

Karena termasuk tipe B, maka Kota Sungai Penuh hanya

bisa memiliki Sekretariat Daerah dengan paling banyak tiga

Asisten, Sekretariat DPRD, dinas daerah sebanyak 15 buah,

lembaga teknis daerah sebanyak 10 buah, Satuan Polisi Pamong

Praja, Kecamatan, Kelurahan dan Inspektorat. Peraturan

Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat

Daerah menyebabkan ada dinas yang berubah menjadi badan,

badan yang berubah menjadi dinas, dinas atau badan yang

berubah mnomenklaturnya menjadi kantor, dan juga

pembentukan dinas-dinas baru yang merupakan pecahan dari

76
dinas yang lama.

b. Faktor Penghambat Internal

1. Perubahan rentang kendali dalam organisasi

Perubahan rentang kendali dalam organisasi terjadi karena

ada beberapa bagian yang berubah karena digabung dan

dihilangkan. Sebagai contoh pada bagian Hukum dan Hak

Asasi Manusia, dulu ada empat subbagian, yaitu peraturan

perundang-undangan, bantuan hukum, dokumentasi hukum,

dan hak asasi manusia sekarang hanya menjadi tiga

subbagian karena penggabungan bantuan hukum dan hak

asasi manusia.

Perubahan juga terjadi di Dinas Pendidikan, Pemuda dan

Olahraga, karena adanya penyerahan sebagian kewenangan

pendidikan ke daerah otonom, maka ada juga pembagian

bidang dan subbidang yang dulunya tidak ada menjadi ada,

yaitu bidang pendidik dan tenaga kependidikan. Dalam

organisasi perangkat dinas yang lama, bidang pendidik dan

tenaga kependidikan menjadi satu bagian tak terpisahkan

dari bidang pendidikan masing-masing pendidikan dari

tingkat dasar sampai menengah. Jadi ada rentang kendali

yang tambah panjang.

2. Evaluasi yang tidak bisa langsung dilaksanakan

Menurut amanat Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun

77
2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah, evaluasi baru

bisa dilaksanakan setelah satu tahun berjalannya Peraturan

Daerah Kota Sungai Penuh Nomor 21 Tahun 2010 tentang

Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Sungai

Penuh. Padahal dalam pelaksanaan di lapangan, ada

kendalakendala yang secara cepat dan tepat harus ditangani,

bagaimana menempatkan kembali pegawai yang diganti dan

berada tetap pada eselonnya. Kendala ini membutuhkan

analisis jabatan dan analisis beban kerja yang menyeluruh

dari Badan Kepegawaian dan Pengelolaan SDM dan dinas

terkait yang membuat konsep visi dan misi organisasi,

pelembagaan fungsi staf dan fungsi lini serta pendukung

secara tegas, efisiensi dan efektifitas, rentang kendali serta

tata kerja yang jelas. Untuk mengatasi ini, biasanya BKD

bekerjasama dengan instansi terkait untuk mengadakan

pelatihan bagi pejabat dan staf pendukungnya yang akan

menduduki jabatan baru.

78

Anda mungkin juga menyukai