Anda di halaman 1dari 4

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)

No.Dokumen : 440/73.01/SOP/
PKMPUJIMULYO/
SOP 2023
Revisi :
Tgl Terbit :
Halaman : 1/4
UPT.
Veronika L. Onie, A.Md.Kep
PUSKESMAS
NIP : 196802011988032011
PUJIMULYO
1. Pengertian Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah upaya mempertahankan hidup
seseorang untuk sementara melalui penguasaan jalan nafas, memberikan
bantuan pernafasan dan membantu mengalirkan darah ketempat yang
penting dalam tubuh korban, sehingga pasokan oksigen ke otak terjaga
untuk mencegah matinya sel otak
2. Tujuan Sebagai acuan Langkah-langkah petugas untuk melaksanakan Bantuan
Hidup Dasar (BHD)
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT. Puskesmas Pujimulyo Nomor
800/47.01/SK/PKMPUJIMULYO/2023 Tentang Pelayanan Klinis di UPT
Puskesmas Pujimulyo
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.07/MENKES/1936/2022 tentang Panduan Praktik Klinik Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 47 Tahun
2018 tentang Pelayanan Kegawat Daruratan
5. Prosedur/ I. Persiapan Alat Dan Bahan
Langkah-
1. ATK
langkah
2. Alat BHD
II. Petugas Yang Melakukan
III. Langkah-langkah
1. Penolong memastikan korban tidak sadar diri dan tidak berespon
dengan cara menepuk bahu pasien dan rangsang nyeri;
2. Penolong memastikan keamanan penolong dan keamanan
lingkungan sebelum menolong;
3. Jika korban tidak berespon penolong meminta bantuan sekitar
dengan teriak minta bantuan;
Orang disekitar, pengunjung, petugas Puskesmas, perawat, bidan,
dokter, dll;
4. Penolong menilai pernafasan dengan cara lihat, dengar, rasakan :
a. Angkat dahu + tengadah kepala;
b. Lihat, dengan dan rasakan pernafasan dalam waktu < 10 detik;
c. Pastikan korban bernafas normal atau tidak normal;
d. Gaspring (megap-megap) = tidak normal;
5. Penolong melakukan kompresi jantung 30 x dengan cara:
a. Membebaskan jaln anfas;
b. Meletakkan pangkal telapak tangan yang satu di Tengah dada;
c. Meletaktakan pangkal telapak tangan yang lainnya diatas
tangan yang satu;
d. Kedalaman kompresi 5 cm dan tidak lebih dari 6 cm;
e. Kecepatan 100x/menit, teratur;
f. Beri kesempatan dada mengembang panuh dengan sendirinya;
g. Kompresi tidak boleh terputus kecuali untuk memberi nafas
buatan atau memindahkan pasien (tidak boleh berhenti > 10
detik);
6. Penolong memberi nafas buatan 2 x + kompresi jantung 30 x (30 :
2) dengan cara:
a. Memberikan tiupan melalui mulut korban sambal melihat
naiknya permukaan dada;
b. 1 tiupan nafas = 1 detik;
c. Berikan kesempatan udara keluar dan lihat turunnya permukaan
dada;
7. Petugas jangan menghentikan 30 : 2 sampai datang tim medik;
8. Bantuan dasara hidup dihentikan bila :
a. Kembalinya denyut jantung dan nafas spontan ( pasien
bergerak spontan) an lakukan posisi recovery;
b. Pasien alih pertolongan oleh tim medik;
c. Adanya perintah jangan diresusitasi oleh tim medik atau dokter.
6. Unit Terkait Semua unit layanan UPT Puskesmas Pujimulyo
7. Diagram Alir

Korban tidak sadar dan


tidak berespon

Periksa keamanan

Minta bantuan sekitar

Nilai pernafasan – lihat – dengan -


rasakan

Kompresi jantung 30 x

8. Dokumen Catatan rekam medik


Terkait
9. Hal-hal yang 1. Prinsip resusitasi A-B-C (airway-breathing-circulation);
perlu 2. Setelah pasien stabil dan tidak memiliki cedera leher, tulang
diperhatikan punggung atau cedera lainnya diletakkan pada posisi recovery (posisi
pemulihan);
3. Pada psien cedera leher atu tulang belakang pada pembebasan jalan
nafas dilakukan Jaw Thrust Maneuver (pendorongan rahang bawah)
jangan angkat dagu + tekan dahi;
4. Bantuan hidup dasara pada anak
a. Teknik dasar sama dengan pada dewasa;
b. Kompresi dada dengan satu tangan pada anak usia 1 – 8 tahun.
5. Bantuan hidup dasar pada bayi:
a. Bayi = usia 1 – 12 bulan;
b. Kompresi dada menggunakan dua jari, misal : jari tulunjuk + jari
Tengah + jari manis, 2 ibu jari;
c. Nafas buatan : dari mulut ke mulut + hidung bayi
10. Rekaman No. Yang di rubah perubahan Di berlakukan tgl
Historis
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai