Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN

BANTUAN HIDUP DASAR


RSD MADANI PROP SULTENG
BAB 1

GAMBARAN UMUM
Hak manusia untuk mendapat bantuan hidup dasar diatur oleh Undang-undang. Setiap
orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab untuk menentukan sendiri
pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya.

Sebagai tim pelayanan kesehatan (dalam hal ini perawat dan dokter ) berkewajiban ikut
mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.

Dalam keadaan yang mengancam nyawa sebagai penyelenggara kesehatan wajib


memberikan penyelematan nyawa bagi pasien dengan memberikan bantuan hidup dasar.

Setiap pasien berhak untuk menerima atau menolak sebagian atau seluruh tindakan
pertolongan yang akan diberikan kepadanya setelah menerima atau memahami
informasi mengenai tindakan tersebut secara lengkap. Hak menerima atau menolak
tidak berlaku apabila keadaan pasien tidak sadarkan diri dan memerlukan bantuan hidup
dasar.
BAB II

DASAR HUKUM
Sebagai acuan dan dasar pertimbangan dalam memberikan bantuan hidup dasar RSD
Madani Propinsi Sulawesi Tengah diperlukan peraturan perundang-undangan
pendukung sebagai berikut :

1. Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit


2. Undang-Undang No. 36 tahun tentang kesehatan
3. Peraturan Direktur RSD Madani Propinsi Sulawesi Tengah tentang Hak pasien
dan Keluarga
BAB III

TUJUAN
Panduan hak bantuan hidup dasar dibuat dengan tujuan sebagai berikut :
a. Sebagai panduan bagi penyelenggara kesehatan RSD Madani Propinsi Sulawesi
Tengah untuk menghormati hak pasien dalam mendapatkan bantuan hidup
dasar.
b. Sebagai panduan bagi penyelenggara kesehatan RSD Madani Propinsi Sulawesi
Tengah dalam memberikan bantuan hidup dasar kepada pasien untuk
menyelamatkan nyawanya.
c. Pasien mengetahui tentang haknya untuk mendapatkan bantuan hidup dasar.
d. Pasien mendapatkan bantuan hidup dasar sesuai dengan haknya dalam
mermpertahankan kelansungan hidupnya
BAB IV

PENGERTIAN
1. Bantuan hidup dasar adalah uasaha untuk mempertahankan kehidupan saat pasien
mengalami keadaan yang mengancam nyawa. Bantuan hidup dasar diberikan
kepada pasien dengan henti jantung.
2. Bantuan hidup dasar dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat tidak terbatas
kepada petugas atau tim medis.
3. Bantuan hidup dasra dilakukan dengan konsep rantai kehidupan untuk
meningkatkan kelangsungan hidup bagi korban henti jantung.
4. Bantuan hidup dasar adalah usaha pertama kali untuk mempertahankan kondisi jiwa
seseorang saat mengalami kegawatdaruratan.
BAB V

TATA LAKSANA
1) Dokter menjelaskan kepada pasien tentang kondisi pasien yang memerlukan
bantuan hidup dasar untuk menyelamatkan nyawanya.
2) Tanpa menunggu persetujuan dari keluarga, dokter beserta perawat langsung
memberikan bantuan hidup dasar.
3) Bantuan hidup dasar berhak diterima oleh setiap pasien dalam kondisi yang
mengancam nyawanya dimanapun berada, oleh karena itu setiap orang harus bisa
memberikan bantuan hidup dasar, rumah sakit memberikan pelatihan tentang
bantuan hidup dasar kepada orang awam yang ada di sekitar rumah sakit.

Dewasa dengan 1 penolong


1) Pastikan lokasi untuk memberikan pertolongan, aman pasien, aman penolong, aman
lingkungan.
2) Kaji tingkat kesadaran dengan menepuk atau menggoyang bahu korban sambil
memanggil-manggil dan beri rangsangan nyeri pada bahu dan kepala. Jika tidak ada
respon berarti tidak sadar, perhatikan pula pasien bernafas atau tidak bernafas atau
bernafas tidak normal.
3) Panggil bantuan code blue atau aktifkan bantuan gawat darurat.
4) Memeriksa nadi carotis kurang dari 10 detik.
- Posisikan penderita dalam keadaan telentang pada alas dasar keras ( lantai,
backboard, shot spine board)
- Raba jakun ( tulang krikoid ) di tengah-tengah leher korban dengan jari telunjuk
dan jari tengah.
- Geser jari tangan turun ke sisi leher korban yang dekat dengan penolong ( letak
nadi carotis).
- Tekan dengan lembut dan rasakan denyutannya.
- Jika tidak teraba denyut nadi atau tidak yakin adanya denyut nadi, mulailah
kompresi dada.
5. Melakukan kompresi dada.
- Posisi penolong berlutut setinggi bahu sisi kanan penderita.
- Tentukan lokasi untuk kompresi dada, di tengah-tengah sternum, dua inchi di
atas prosesus xyphoideus.
- Kaitkan kedua tangan di atas dada korban.
- Posisi tangan dan tubuh yang tepat yaitu tegak lurus
- Lakukan kompresi secara vertical dengan kedalaman 5 cm serta relaksasi
komplit setelah tiap kompresi dengan kecepatan minimal 100 kali per menit
- Ucapkan hitungan 1,2,3,4,5,6,7,8,9,1,1,2,3,4,5,6,7,8,9,2,1,2,3,4,5,6,7,8,9,3,
6. Air way.
- Buka jalan napas dengan head tilt chin lift. Untuk curiga trauma servikal,
kondisikan pada posisi jaw thrust.
- Periksa jalan napas dan lakukan finger swap, jika didapatkan benda
asing di jalan napas.
7. Breathing
- Berikan dua kali napas buatan
- Berikan tiupan yang cukup untuk mengembangkan dinding dada
- Berikan kesempatan paru-paru untuk mengempis setelah tiupan napas
8. Lakukan 30 kompresi diikuti dua bantuan napas dalam 5 siklus
9. Pengkajian ulang
- Kaji nadi carotis setiap 5 siklus ( dua menit)
- Jika nadi tidak teraba, lanjutkan RJP
- Jika nadi teraba, kaji pernapasan dengan melihat pergerakan dada, merasakan
hembusan napas, mendengar suara napas
10. Rescue Breathing
- Jika pernapasan tidak ada, berikan rescue breathing dengan menghitung : seribu,
dua ribu, tiga ribu, empat ribu, lima ribu, setiap tiupan.
- Berikan 8 sampai 10 kali rescue breathing dalam 1 menit
- Lakukan pemeriksaan ulang lagi korban setiap dua menit
11. Posisi recovery
- Berikan posisi recovery dengan memiringkan pasien
- Lakukan monitor denyut nadi dan pernapasan korban setiap beberapa menit
karena jantung dan paru dapat berhenti mendadak.

Bayi
1. Pastikan lokasi aman untuk memberikan pertolongan, aman pasien, aman penolong,
aman lingkungan.
2. Kaji tingkat kesadaran dengan menepuk atau menggoyang bahu korban sambil
memanggil-manggil dan beri rangsangan nyeri pada bahu dan kepala. Jika tidak ada
respon berarti tidak sadar, perhatikan pula pasien bernafas atau tidak atau bernafas
tidak normal.
3. Panggil bantuan code blue atau aktifkan bantuan gawat darurat.
4. Circulation.
- Periksa nadi brachialis bayi, kurang 10 detik. Jika nadi tidak teraba lakukan RJP
- Tarik garis imajiner di antara kedua putting susu bayi dengan menggunakan jari
telunjuk dan berhenti di sternum.
- Letakkan jari tengah dan jari manis di sebelah telunjuk
- Posisikan jari tegak lurus
- Angkat jari telunjuk tetapi tetap mempertahankan jari tengah dan jari manis di
atas tulang sternum
- Condongkan badan anda kea rah bayi untuk dapat memberikan RJP secara tepat
- Lakukan kompresi dada dengan kecepatan minimal 100 kali per menit
- Setelah melakukan kompresi dada 30 kali, lanjutkan dengan membuka jalan
napasair
5. Air Way
- Buka jalan napas napas dengan head tilt chin lift
- Periksa jalan napas dan lakukan finger swap, jika didapatkan benda asing di
jalan napas
6. Breathing
- Lakukan bantuan napas sebanyak 2 kali
7. Siklus
- Lakukan 5 siklus RJP yang terdiri dari 30 kompresi dada dan diikuti dengan 2
bantuan napas dalam 2 menit
- Kaji nadi bayi setiap 5 siklus
- Jika nadi tidak teraba lanjutkan RJP
- Jika nadi teraba kaji pernapasan dengan melihat pergerakan dinding dada
8. Rescue Breathing
- Jika pernapasan tidak ada, lakukan rescue breathing dengan menghitung seribu,
dua ribu setiap bantuan napas
- Berikan 12 sampai 20 rescue breathing dalam 1 menit
- Lakukan pemeriksaan ulang nadi brachialis setiap 2 menit
9. Recovery Position
- Berikan posisi recovery jika nadi dan pernapasan ada, bayi tidak sadar dan tidak
ada tanda trauma
- Lanjutkan memonitor denyut nadi pernapasan bayi setiap beberapa menit karena
jantung dan paru dapat berhenti mendadak
BAB VI

DOKUMENTASI
1. Pencatatan dan pelaporan dilakukan oleh seluruh penyelenggara RSD Madani
Propinsi suiawesi tengah dengan menggunakan format yang sudah disediakan oleh
rekam medis
2. Persetujuan pemberian bantuan hidup dasar dengan mengisi formulir persetujuan
yang sudah disediakan oleh rekam medis
3. Seluruh tindakan yang dilakukan dicatat dalam rekam medis resusitasi
BAB VII

PENUTUP
Dengan ditetapkannya panduan Bantuan Hidup Dasar, maka setiap penyelenggara
kesehatan baik medis maupun non medis dapat memberikan bantuan hidup dasar
kepada pasien dalam hal menyelamatkan nyawanya.

DIREKTUR

RSD MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH

Dr. ISHARWATI, M.Kes

Pembina Tk.I

NIP.19590120 198711 2 001

Anda mungkin juga menyukai