Anggaran Rumah Tangga GMI 2019
Anggaran Rumah Tangga GMI 2019
PENGERTIAN UMUM
Pasal 1
Gerakan Milenial Indonesia adalah organisasi kepemudaan yang sekaligus menjadi wadah
muda-mudi penerus bangsa Indonesia dalam pengembangan potensi serta menjadi sarana
pengabdian untuk negeri. Pengabdian yang berasaskan kontribusi kepada nusa dan bangsa
tanpa membedakan suatu suku, agama, dan ras.
BAB II
Pasal 2
Manifesto Organisasi
Gerakan Milenial Indonesia dalam menjalankan organisasi berpijak dan berpegang teguh
pada landasan kedaulatan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
Adapun motivasi dan semangat organisasi Gerakan Milenial Indonesia yang terangkum
sebagai Manifesto Organisasi yang sebagai berikut:
Pasal 4
Pasal 5
Pengurus Pusat adalah Badan / Instansi kepemimpinan Tertinggi pada organisasi Gerakan
Milenial Indonesia. Status kepengurusan yang independen dan mengedepankan kepentingan
Organisasi yang diputuskan dengan pertimbangan dan sepengetahuan Dewan Pembina GMI.
Pasal 6
Gerakan Milenial Indonesia memiliki kepengurusan tingkat nasional yang sah dan absolut,
adapun personalia pengurus Gerakan Milenial Indonesia tingkat Nasional sebagai berikut;
Pasal 7
Gerakan Milenial Indonesia memiliki tugas dan wewenang kepengurusan tingkat nasional
yang sah dan absolut, adapun tugas dan wewenang kepengurusan sebagai berikut;
Pasal 8
Pasal 9
Gerakan Milenial Indonesia memiliki kepengurusan tingkat provinsi yang sah dan absolut,
adapun personalia pengurus Gerakan Milenial Indonesia tingkat Provinsi sebagai berikut;
Kepengurusan Gerakan Milenial Indonesia tingkat Provinsi memiliki tugas dan wewenang
yang sah dan absolut, adapun tugas dan wewenang kepengurusan sebagai berikut;
Pasal 11
Kepengurusan Gerakan Milenial Indonesia tingkat Kabupaten / Kota adalah badan / instansi
koordinatif dari Gerakan Milenial Kepengurusan Provinsi. Kepengurusan Tingkat Kabupaten
/ Kota turut aktif dan mendukung pelaksanaan AD / ART Gerakan Milenial Indonesia.
Pasal 12
Gerakan Milenial Indonesia memiliki kepengurusan tingkat kabupaten / kota yang sah dan
absolut. Adapun personalia kepengurusan tingkat Kabupaten / Kota yang sebagai berikut;
Pasal 13
Kepengurusan Gerakan Milenial Indonesia tingkat Kabupaten / Kota memiliki tugas dan
wewenang yang sah dan absolut, adapun tugas dan wewenang kepengurusan sebagai berikut;
BAB IV
Pasal 14
Untuk dapat dipilih sebagai Koordinator Nasional Gerakan Milenial Indonesia, harus
dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Gerakan Milenial Indonesia memiliki hierarki tertinggi yang dipimpin oleh Koordinator
Nasional. Koordinator Nasional Gerakan Milenial Indonesia memiliki hak absolut dan sah
dalam keorganisasian yang ditunjuk dengan teknis sebagai berikut;
Pasal 16
Masa jabatan Koordinator Gerakan Milenial Indonesia tingkat nasional dimulai dari awal
terbentuknya Organisasi Gerakan Milenial Indonesia yang ditunjuk dengan kesepatan seluruh
anggota GMI kepengurusan nasional secara musyawarah mufakat.
Pasal 17
Pasal 18
Untuk dapat dipilih sebagai Koordinator Tingkat Provinsi Gerakan Milenial Indonesia,
harus dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Pasal 19
Gerakan Milenial Indonesia memiliki hierarki pemegang kendali Provinsi yang dipimpin oleh
Koordinator Provinsi. Koordinator Provinsi Gerakan Milenial Indonesia memiliki hak absolut
dan sah dalam keorganisasian yang ditunjuk dengan teknis sebagai berikut;
Pasal 20
Masa jabatan Koordinator Gerakan Milenial Indonesia tingkat provinsi dimulai dari awal
terbentuknya Gerakan Milenial Indonesia Tingkat Provinsi yang ditunjuk dengan kesepatan
seluruh anggota GMI Provinsi bersangkutan baik secara musyawarah mufakat / pemilihan.
Pasal 21
Berakhirnya masa jabatan Koordinator Gerakan Milenial Indonesia tingkat Provinsi memiliki
teknis penurunan / pemberhentian Koordinator Provinsi yang diatur secara sah. Berakhirnya
masa jabatan tersebut baik yang tidak disengaja maupun yang disengaja. Adapun hal-hal
yang menjadi penting dalam akhir masa jabatannya Koordinator Provinsi GMI;
Untuk dapat dipilih sebagai Koordinator Tingkat Kabupaten / Kota Gerakan Milenial
Indonesia, harus dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Pasal 23
Gerakan Milenial Indonesia memiliki hierarki pemegang kendali Kabupaten / Kota yang
dipimpin oleh Koordinator Kabupaten / Kota. Koordinator Kabupaten / Kota Gerakan
Milenial Indonesia memiliki hak absolut dan sah dalam keorganisasian yang ditunjuk dengan
teknis sebagai berikut;
Pasal 24
Masa jabatan Koordinator Gerakan Milenial Indonesia tingkat Kabupaten / Kota dimulai
sejak terbentuknya Gerakan Milenial Indonesia Tingkat Kabupaten / Kota tersebut yang
ditunjuk dengan kesepatan seluruh anggota GMI Kabupaten / Kota bersangkutan baik secara
musyawarah mufakat / pemilihan.
Pasal 25
Berakhirnya masa jabatan Koordinator Gerakan Milenial Indonesia tingkat Kabupaten / Kota
memiliki teknis penurunan / pemberhentian Koordinator Kabupaten / Kota yang diatur secara
sah. Berakhirnya masa jabatan koordinator tingkat Kabupaten / Kota tersebut baik yang tidak
disengaja maupun yang disengaja. Adapun hal-hal yang menjadi penting dalam akhir masa
jabatannya Koordinator Kabupaten / Kota GMI sebagai berikut;
1. Koordinator Kabupaten / Kota berhenti atau diberhentikan karena:
a. Meninggal Dunia;
b. Berakhirnya masa jabatan;
c. Mengundurkan diri;
d. Menjadi terpidana
e. Melanggar aturan organisasi, norma, atau merusak marwah organisasi.
2. Dalam hal Koordinator Kabupaten / Kota berhenti atau diberhentikan sebagaimana
dimaksud pada ayat 1, maka Sekretaris Kabupaten / Kota akan menjadi pelaksana tugas
dari Koordinator Kabupaten / Kota, sampai dengan dilaksanakan Kongres Daerah untuk
memilih dan menetapkan Koordinator Kabupaten / Kota yang baru;
3. Pelaksana tugas Koordinator Kabupaten / Kota, harus melaksanakan Kongres Daerah
yang dimaksud pada ayat 2, selambat-lambatnya 1 tahun sejak Koordinator Tingkat
Kabupaten / Kota berhenti atau diberhentikan.
BAB V
Pasal 26
Syarat Anggota
Menjadi keanggotan Gerakan Milenial Indonesia memiliki syarat dan aturan yang sah, hal
tersebut menjadi penting karena menimbang marwah dan nama baik organisasi kedepan.
Adapun syarat menjadi keanggotaan Gerakan Milenial Indonesia adalah:
Pasal 27
Hak-Hak Anggota
Setiap anggota organisas Gerakan Milenial yang sudah melengkapi Syarat Keanggotaan yang
diatur pada Pasal 26 Anggaran Rumah Tangga (ART) Organisasi GMI memiliki hak-hak
yang absolut sebagai berikut;
1. Mengeluarkan pendapat dan mengajukan saran-saran serta memilih dan dipilih menjadi
Pengurus Organisasi yang sah dan amanah;
2. Menerima perlakuan yang sama dalam organisasi;
3. Memperoleh pembinaan dan bimbingan sesama anggota organisasi;
4. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas organisasi;
5. Membela diri selama aktivitas kegiatan organisasi.
Pasal 28
Kewajiban Anggota
Setiap anggota organisas Gerakan Milenial yang sudah melengkapi Syarat Keanggotaan yang
diatur pada Pasal 26 Anggaran Rumah Tangga (ART) Organisasi GMI memiliki kewajiban-
kewajiban anggota yang absolut sebagai berikut;
Pasal 29
Berakhirnya Keanggotaan
Keanggotaan Gerakan Milenial dapat berhenti / berakhir dengan yang disengaja maupun
yang tidak disengaja. Adapun berakhirnya keanggotaan GMI dengan atau karena berikut;
Pasal 30
Gerakan Milenial Indonesia mengatur keanggotaan yang merangkap jabatan, baik merangkap
jabatan dalam kepengurusan internal organisasi GMI ataupun yang merangkap jabatan
dengan organisasi lain. Adapun yang mengatur hal tersebut sebagai berikut;
a. Dalam keadaan tertentu anggota GMI dapat merangkap menjadi anggota organisasi lain
atas persetujuan Pengurus Nasional, Pengurus Provinsi dan Pengurus Kabupaten / Kota;
b. Untuk merangkap jabatan harus mendapatkan persetujuan dari Koordinator Nasional,
dengan persetujuan dari GMI Kepengurusan Nasional;
c. Pengurus GMI tidak dibenarkan untuk merangkap jabatan pada organisasi lain sesuai
ketentuan sesuai ketentuan yang berlaku, sesuia dengan Point ayat (b);
d. Ketentuan tentang jabatan seperti dimaksud pada ayat (b) di atas diatur dalam ketentuan
tersendiri yang mengikat dan absolut;
e. Anggota GMI yang mempunyai kedudukan pada organisasi lain di luar keanggotaan GMI,
harus menyesuaikan tindakannya dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan
ketentuan-ketentuan organisasi lainnya.
Pasal 31
Sanksi Keanggotaan
Gerakan Milenial Indonesia membuat aturan dan tata tertib yang berlaku untuk seluruh
anggota organisasi, adapun sanksi untuk siapapun yang melanggar aturan sebagai berikut;
a. Sanksi adalah bentuk hukuman sebagai bagian proses pembinaan yang diberikan
organisasi kepada anggota yang melalaikan tugas, melanggar ketentuan organisasi,
merugikan atau mencemarkan nama baik organisasi, dan/atau melakukan tindakan
kriminal dan tindakan melawan hukum lainnya.
b. Sanksi dapat berupa teguran, peringatan, skorsing, pemecatan atau bentuk lain yang
ditentukan oleh pengurus dan diatur dalam ketentuan tersendiri.
c. Anggota yang dikenakan sanksi dapat mengajukan pembelaan di forum yang ditunjuk
dengan persetujuan kepengurusan wilayah bersangkutan.
BAB VI
Pasal 32
Gerakan Milenial Indonesia Tingkat Nasional merupakan hierarki tertinggi organisasi yang
bersifat sah dan absolut. Adapun hal-hal yang mengatur Hak, Kekuasaan, dan Wewenang
dari pengurus tingkat nasional sebagai berikut;
Pasal 33
Pasal 34
BAB VII
Pasal 35
Pasal 37
Gerakan Milenial Indonesia dalam melaksanakan Musyawarah, baik yang dilaksanakan pada
Tingkatan Nasional meninjau pada Pasal 37, maupun yang dilaksanakan pada Tingkatan
Daerah meninjau pada Pasal 38, memiliki Kuorum dalam setiap pengambilan keputusan
musyawarah, adapun hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut;
1. Musyawarah Daerah yang sebagaimana dimaksud dalam pasal 37 dan 38 adalah sah
apabila dihadiri setidaknya oleh 2 /3 jumlah peserta musyawarah;
2. Pengambilan keputusan dilakukan secara musyawarah untuk mufakat dan apabila tidak
tercapai mufakat, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak;
3. Setiap Koordinator Pengurus Provinsi atau pihak yang dikuasakan oleh Pengurus
Kabupaten / Kota hanya memiliki 1 (satu) hak suara;
4. Pengambilan keputusan pada Musyawarah sekurang-kurangnya disetujui oleh lebih dari
setengah jumlah peserta yang wajib hadir, kecuali ditentukan lain dalam AD/ART;
5. Ketentuan mengenai Musyawarah Daerah sebagaimana tercantum pada Pasal 37
sampai Pasal 38 berlaku secara mutatis mutandis untuk Musyawarah Luar Biasa.
6. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Musyawarah Daerah baik ada tingkat
Nasional maupun pada tingkat Daera diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi.
Pasal 38
Gerakan Milenial Indonesia sebagai organisasi kepemudaan yang demokratis dan terbuka, hal
tersebut menjadi aspek penting dalam setiap pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan
baik di tingkat Nasional, tingkat Provinsi, maupun tingkat Kabupaten / Kota. Gerakan
Milenial Indonesia sepakat bahwa pentingnya diadakan Rapat Koordinasi Nasional sebagai
wadah menginkubasi pendapat dan aspirasi seluruh anggota organisasi. Adapun petunjuk
umum Rakornas GMI sebagai berikut;
Pasal 39
Gerakan Milenial Indonesia sebagai organisasi kepemudaan yang demokratis dan terbuka, hal
tersebut menjadi aspek penting dalam setiap pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan
baik di tingkat Nasional, tingkat Provinsi, maupun tingkat Kabupaten / Kota. Gerakan
Milenial Indonesia sepakat bahwa pentingnya diadakan Rapat Kerja Nasional sebagai wadah
menginkubasi ide gerakan dan arah perjuangan seluruh anggota organisasi. Adapun petunjuk
umum Rakernas GMI sebagai berikut;
Pasal 40
Gerakan Milenial Indonesia sebagai organisasi kepemudaan yang demokratis dan terbuka, hal
tersebut menjadi aspek penting dalam setiap pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan
baik di tingkat Nasional, tingkat Provinsi, maupun tingkat Kabupaten / Kota. Gerakan
Milenial Indonesia sepakat bahwa pentingnya diadakan Rapat Koordinasi Daerah sebagai
wadah menginkubasi pendapat dan aspirasi seluruh anggota GMI pada tingkat Kepengurusan
Provinsi. Adapun petunjuk umum Rakorda GMI sebagai berikut;
Pasal 41
Gerakan Milenial Indonesia sebagai organisasi kepemudaan yang demokratis dan terbuka, hal
tersebut menjadi aspek penting dalam setiap pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan
baik di tingkat Nasional, tingkat Provinsi, maupun tingkat Kabupaten / Kota. Gerakan
Milenial Indonesia sepakat bahwa pentingnya diadakan Rapat Kerja Daerah sebagai wadah
menginkubasi ide gerakan dan arah perjuangan seluruh anggota organisasi pada Tingkat
Provinsi. Adapun petunjuk umum Rakerda GMI sebagai berikut;
1. Rapat Kerja Daerah dihadiri oleh:
a. Peserta;
b. Peninjau;
c. Undangan.
2. Peserta Rapat Kerja Daerah terdiri atas:
a. Dewan Pembina;
b. Pengurus Daerah Tingkat Provinsi;
c. Unsur Pengurus Tingkat Kabupaten / Kota.
3. Peninjau Rapat Kerja Daerah terdiri atas unsur Pimpinan Kepengurusan Gerakan
Milenial Indonesia tingkat Kabupaten / Kota;
4. Undangan Rapat Kerja Daerah terdiri atas:
a. Perwakilan Institusi,
b. Perorangan.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) akan
diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi.
Pasal 42
Rapat Keanggotaan
Gerakan Milenial Indonesia baik yang ada pada Tingkat Nasional, Tingkat Provinsi, dan
Tingkat Kabupaten Kota menjadikan Rapat Keanggotan sebagai komponen penting dalam
merajut komunikasi dan harmonisasi dalam berorganisasi. Adapun petunnjuk umum Rapat
Keanggotan pada Organisasi Gerakan Milenial Indonesia sebagai berikut:
Pasal 43
Gerakan Milenial Indonesia tidak menutup kemungkinan akan adanya pendirian dan
pemekaran kepengurusan GMI baik pada Tingkat Provinsi maupun pada Tingkat Kabupaten /
Kota di seluruh Indonesia. Hal ini dilihat dari antusiasme dan semangat keanggotaan GMI
yang tersebar hampir di seluruh Provinsi di Indonesia. Hal yang sekiranya menjadi penting
terkait pendirian dan pemekaran wilayah GMI, adanya hal-hal yang patut diperhatikan yaitu;
a. Wilayah dapat dibentuk dan didirkan berdasarkan Permintaan dari Pengurus Wilayah
tersebut Kepada Kepengurusan Gerakan Milenial Indonesia Tingkat Nasional.
b. Untuk mendirikan atau membentuk GMI pada tingkat wilayah setidaknya harus ada
sedikitnya 50 Anggota GMI di wilayah tersebut.
Pasal 44
Dinamika organisasi tidak menutup kemungkinan adanya Gerakan Milenial Indonesia yang
berada pada tingkatan wilayah adanya wilayah yang penuh. Adanya wilayah yang penuh
tersebut dapat diturunkan statusnya menjadi GMI wilayah persiapan, hal tersebut apabila
memenuhi salah satu atau seluruh hal berikut :
BAB VIII
Pasal 45
Gerakan Milenial Indonesia menjadikan Posisi Dewan Pembina sebagai fungsi kontrol yang
sah dan absolut dalam berjalannya aktifitas dan kegiatan organisasi. Sesuai yang tertuang
pada Anggaran Rumah Tangga (ART) pada Pasal 4, perlu adanya hal-hal sebagai berikut;
a. Dewan Pembina Gerakan Milenial Indonesia yang akan menjadi Dewan Pembina GMI
pada semua tingkatan dan pada semua wilayah;
b. Dewan Pembina Gerakan Milenial Indonesia berfungsi melakukan pengawasan terhadap
kinerja Kepengurusan Tingkat Nasional dalam melaksanakan AD/ART dan aturan
dibawahnya. Memberikan penilaian konstitusional yang bersifat final dan mengikat atas
perkara konstitusional di tingkat Pengurus Nasional.
c. Anggota Dewan Pembina Gerakan Milenial Indonesia atau alumni dari Gerakan Milenial
Indonesia (GMI) yang memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Bertaqwa kepada Allah SWT;
2. Warga Negara Indonesia;
3. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi karena melanggar AD/ART;
4. Sehat secara jasmani maupun rohani;
5. Berwawasan keilmuan yang luas.
d. Apabila salah satu anggota Dewan Pembina Gerakan Milenial Indonesia meninggal,
mengundurkan diri, maka akan diganti dengan calon Dewan Pembina Gerakan Milenial
Indonesia.
Pasal 46
Sesuai yang tertuang pada Anggaran Rumah Tangga (ART) pada Pasal 4, adapun yang
mengatur tugas dan wewenang dari Dewan Pembina GMI, yaitu sebagai berikut;
BAB IX
Pasal 47
Gerakan Milenial Indonesia dalam aspek pengelolaan keuangan dan harta benda organisasi,
memiliki petunjuk teknis dan prinsip pengelolaan yang sebagai berikut:
1. Prinsip Halal
Prinsip halal maksudnya adalah setiap satuan dana yang diperoleh tidak berasal dan tidak
diperoleh dengan cara-cara yang bertentangan dengan nilai-nilai norma dan aturan berlaku.
2. Prinsip Transparansi
Prinsip transparansi maksudnya adalah adanya keterbukaan tentang sumber dan besar dana
yang diperoleh serta kemana dan besar dana yang sudah dialokasikan.
4. Prinsip Efektif
Prinsip efektif maksudnya adalah setiap satuan dana yang digunakan berguna dalam rangka
usaha organisasi dalam rangka mewujudkan dan mensukseskan tujuan organisasi GMI.
5. Prinsip Efisien
Prinsip efisien maksudnya adalah setiap satuan dana yang digunakan tidaklah berlebihan.
6. Prinsip Berkesinambungan
Prinsip berkesinambungan maksudnya adalah setiap upaya untuk memperoleh dan
menggunakan dana tidak merusak sumber pendanaan lain dalm tetap mengedepankan aspek
jangka panjang yang tidak akan membebani generasi yang akan datang.
BAB X
ATRIBUT ORGANISASI
Pasal 48
Logo, Lambang, Atribut, Lagu, Slogan, Motto yang melambangkan organisasi lainnya diatur
dalam ketentuan tersendiri yang ditetapkan pada Musyawarah Nasional. Hal tersebut menjadi
penting karena merupakan salah satu identitas sebagai sumber nama baik organisasi.
BAB XI
Pasal 49
Adapun hal-hal yang patut diperhantikan pada Perubahan Anggaran Rumah Tangga;
a. Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan pada Musyawarah Nasional.
b. Perubahan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan melalui Musyawarah
Nasional yang pada waktu perubahan tersebut akan dilakukan dan disahkan serta dihadiri
oleh 2/3 peserta utusan Musyawarah Nasional dan disetujui oleh minimal 50%+1 jumlah
peserta utusan Musyawarah Nasional yang hadir.
BAB XII
Pasal 50
Adapun hal-hal yang menjadi prinsip dasar seluruh keanggotaan GMI untuk selalu berpegang
teguh pada AD/ART Organisasi, yaitu;
a. Setiap anggota dianggap telah mengetahui isi dari Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Organisasi Gerakan Milenial Indonesia (GMI);
b. Setiap anggota dan pengurus harus mentaati dan menjalankan organisasi berdasarkan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Milenial Indonesia (GMI);
c. Struktur kepemimpinan GMI seluruh Indonesia berkewajiban untuk melakukan sosialisasi
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga keseluruh anggota organisasi GMI.