Anda di halaman 1dari 147

MEMBANGUN

KARAKTER MODERAT
Modul Penguatan Nilai - Nilai Moderasi Beragama
pada Madrasah RA - MI
MEMBANGUN
KARAKTER MODERAT
Modul Penguatan Nilai - Nilai Moderasi Beragama
pada Madrasah RA - MI

Penulis:
Khasan Ubaidillah | Abdulloh Hadziq | Arina Rohmatika
Furqon Ulya Himawan | Abd. Halim | Tri Utami | Azzah
Nilawati

Direktorat KSKK Madrasah, Ditjen Pendidikan Islam,


Kementrian Agama Republik Indonesia
bekerja sama dengan
Pusat Kajian dan Pengembangan Pesantren Nusantara
(PKPPN) IAIN Surakarta
MEMBANGUN
KARAKTER MODERAT
Modul Penguatan Nilai - Nilai Moderasi Beragama
pada Madrasah RA - MI

copy right @ 2019: Direktorat KSKK Madrasah, Ditjend Pendidikan Islam, Kementerian Agama Republik
Indonesia kerjasama dg Pusat Kajian dan Pengembangan Pesantren Nusantara (PKPPN) IAIN Surakarta.

Pertama kali diterbitkan dalam bahasa Indonesia


oleh Penerbit PKPPN IAIN Surakarta, Desember 2019 dengan dukungan Direktorat KSKK Madrasah
Kementerian Agama Republik Indonesia.

PKPPN IAIN Surakarta


Gedung Lab Lt. 1 IAIN
Surakarta
Jl. Pandawa Pucangan Kartasura Sukoharjo Jawa Tengah

Penulis :
Khasan Ubaidillah | Abdulloh Hadziq | Arina Rohmatika
Furqon Ulya Himawan | Abd. Halim |Tri Utami | Azzah
Nilawati

Editor : M. Zainal Anwar dan Abd. Halim

Desain Ilustrasi : SF Lukfianka Sanjaya

Purnama Desain Sampul/Layout : AlamSaef

Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian
Atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari
penerbit

Ukuran buku : 16 x 24
Hal : XI + 112

ISBN : 978-623-91227-1-3
II
Pengantar
Direktur Pusat Kajian dan Pengembangan Pesantren Nusantara
PKPPN IAIN Surakarta

Salah satu ikhtiar untuk menjaga kebhinekaan di nusantara


adalah dengan mengkampanyekan moderasi beragama di semua
lapisan masyarakat. Menggaungkan moderasi beragama ini dirasa
perlu karena tantangan yang datang dari kelompok radikal ekstrem
juga tak kunjung selesai. Di tengah kondisi yang demikian, maka
upaya untuk menggemakan moderasi beragama harus terus
dilaksanakan.

Senyampang dengan kampanye moderasi beragama,


pemerintah juga menggaungkan revolusi mental sebagai upaya
membentuk karakter sumber daya manusia. Karakter ini sebagai
upaya membentuk pribadi yang jujur dan dapat dipercaya, cinta
tanah air dan kewargaan, gotong royong dan saling menghargai,
kreatif, inovatif dan mandiri, berbhineka dan anti diskriminasi.

Salah satu upaya untuk mensosialisasikan pengetahuan


tentang moderasi beragama dan revolusi mental adalah dengan
membuat modul. Mengapa dalam bentuk modul? Kami memilih
media modul karena menggabungkan antara pengetahuan dan
langkah- langkah praktis sehingga mudah diikuti oleh pembaca.

Sasaran modul ini adalah para peserta didik di lingkungan


madrasah mulai tingkat Raudhatul Athfal, Madrasah
Ibtidaiyyah, Madrasah Tsanawiyyah hingga Madrasah Aliyah. Dengan
menyasar generasi muda, maka modul ini selayaknya
instrument investasi pengetahuan yang mungkin panennya tidak
dalam jangka pendek. Kita berharap bahwa generasi muda kita
memiliki karakter moderat dan bermental kuat, tidak mudah
menyerah dan optimis menghadapi tantangan zaman.

III
Modul ini mengambil tema moderasi beragama dan revolusi
mental. Dua tema ini menjadi strategi pembangunan karakter SDM
Indonesia sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional 2020-2024. Tema ini kemudian dipilah
ke dalam 7 topik yaitu pembangunan karakter moderat,
pengenalan kebangsaan, berlaku adil terhadap sesama, menjaga
dan menjalin persaudaraan, bersikap santun dan bijak serta
menjadi pribadi inovatif, kreatif dan mandiri. Topik-topik ini
ditulis menyesuaikan dengan sasaran yakni level RA-MI dan level
MTs-MA.

Lantas, bagaimana modul ini bisa digunakan? Tema modul ini


yakni moderasi beragama dan revolusi mental bukan mata
pelajaran tersendiri. Modul ini adalah bagian dari upaya
pembangunan karakter seorang peserta didik madrasah agar
menjadi siswa yang moderat dan memiliki karakter ke-Indonesia-
an. Karena itu, tema-tema dalam modul ini tidak hanya berkutat
pada aspek keagamaan tapi juga memperkuat nilai-nilai
kebangsaan.

Secara kelembagaan, serap pengetahuan tentang moderasi


beragama dan revolusi mental ini adalah upaya untuk memperkuat
karakter lembaga agar mendukung moto “Madrasah Hebat
Bermartabat.” Selain itu, substansi modul ini juga dalam kerangka
meningkatkan kualitas peserta didik madrasah agar tidak hanya
memiliki ilmu dan pengetahuan yang mumpuni tetapi juga berkarakter
moderat dengan wawasan kebangsaan yang kuat.

Melalui modul ini , PKPPN IAIN Surakarta berperan


menghubungkan berbagai pihak dan beragam kepentingan. Sebagai
sebuah pusat studi di perguruan tinggi Islam, PKPPN IAIN Surakarta
berikhtiar menjadi jembatan antara pihak Pemerintah Pusat
(Direktorat KSKK Madrasah Kemenag RI) dengan warga madrasah
dalam kerangka mewujudkan visi moderasi beragama.

Pada akhirnya, kami berterima kasih kepada berbagai pihak


yang telah berkontribusi penting sehingga modul ini bisa lahir.
IV
Dukungan dari Direktorat Kurikulum, Sarana dan Prasarana,
Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kemenag RI
memungkinkan terselenggaranya acara workshop penyusunan dan
penulisan modul hingga penerbitan modul ini. Para ustadzah-ustadz
dari berbagai madrasah yang telah ikut menyumbangkan
pengalamannya dalam acara workshop. Tidak lupa kepada para
penulis modul ini yang telah mencurahkan waktu dan pengetahuan
sehingga menghasilkan narasi yang enak dibaca. Tidak kalah
penting adalah jajaran pimpinan IAIN Surakarta yang senantiasa
memfasilitasi dan mendukung aktivitas PKPPN IAIN Surakarta.

Omah Santri Kartasura, 31 Desember 2019

M. Zainal Anwar

V
Sambutan

Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK)


Madrasah, Kementerian Agama Republik Indonesia.

Di era digital saat ini, di mana hubungan antar penghuni


dunia semakin cepat dengan terkoneksi melalui media sosial, maka
karakter dan identitas global menjadi sangat cepat mempengaruhi
karakter seseorang. Tren di dunia bisa dengan cepat diadopsi oleh
warga dunia mana pun dengan berbagai media.

Dalam situasi yang demikian, salah satu tugas guru di


madrasah adalah menemukan potensi, bakat dan minat peserta
didik madrasah untuk meningkatkan kualitas lulusan madrasah.
Mengapa hal ini perlu dilakukan? Warga madrasah perlu
menemukan karakter unik setiap peserta didik madrasah.
Karakter unik ini biasanya dioptimalkan melalui kegiatan intra dan
ekstra kurikuler.

Selain memaksimalkan potensi dan bakat peserta didik,


aspek lain yang tidak boleh dilupakan adalah penguatan karakter
pesera didik madrasah pada aspek moderasi beragama dan revolusi
mental. Kehebatan dan profesionalitas peserta didik madrasah
harus seimbang dengan penguatan pada aspek moderasi beragam
dan revolusi mental.

Di masa depan, lulusan madrasah tidak hanya pintar secara


intelektual tetapi juga berkarakter kuat pada aspek moderasi
beragama dan revolusi mental. Dengan kata lain, Kita harus jujur,
berbudaya, berkarakter, bermanfaat dan menjaga sopan santun
terhadap sesama.

Dalam konteks yang demikian, modul tentang moderasi


beragama dan revolusi mental yang ditulis oleh para akademisi di
Pusat Kajian dan Pengembangan Pesantren Nusantara IAIN
Surakarta
VI
ini menemukan momentumnya. Hal ini sejalan dengan instruksi
pengarusutamaan moderasi beragama di lingkungan Kementerian
Agama dan revolusi mental yang menjadi fokus pembangunan
karakter SDM Pemerintah Jokowi-Ma'ruf Amin.

Dengan begitu, maka slogan Madrasah Hebat Bermartabat


yang menjadi slogan madrasah sejak 2018 bisa terwujud. Hebat di
sini berarti meningkatnya kualitas peserta didik dalam aspek
akademik dan non akademik. Adapun aspek bermartabat berkaitan
dengan pembentukan dan pembangunan karakter peserta didik
guna menghasilkan peserta didik yang berakhlakul karimah.

Jakarta, 30 Desember 2019


Dr. H. A. Umar

VII
DAFTAR ISI
MEMBANGUN
KARAKTER MODERAT
Pengantar
Direktur Pusat Kajian dan Pengembangan Pesantren Nusantara
PKPPN IAIN Surakarta.............................................................................................III
Sambutan
Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah,
Kementerian Agama Republik Indonesia................................................................VI
Daftar Isi..............................................................................................................VIII

TOPIK 1 : PEMBANGUNAN KARAKTER MODERAT PESERTA DIDIK.............................1


PENGANTAR................................................................................................2
TUJUAN.....................................................................................................11
MATERI BAHASAN DAN METODE..............................................................11
1. Silarurahim............................................................................................11
a.
Metode Pembiasaan..................................................................12
b.
Metode Karyawisata................................................................. 13
2. Menghormai Orang Lain........................................................................14
a.
Metode Cerita...........................................................................15
a. Metode Bermain Peran.............................................................16
3. Peduli Terhadap Lingkungan..................................................................17
a.
Metode Outbond.......................................................................19
b.
Metode Pembiasaan.................................................................19
KATA BIJAK................................................................................................20

TOPIK 2 : PENGENALAN KEBANGSAAN,


MENCINTAI TANAH AIR DAN RUKUN WARGA........................................................21
PENGANTAR Cerita....................................................................................23
TUJUAN.....................................................................................................27
MATERI BAHASAN DAN METODE..............................................................27
BENDERA NEGARA....................................................................................28
a. Metode Bercerita......................................................................29
b. Metode Berkreasi Melalui Seni..................................................29
BAHASA NEGARA...................................................................................... 30
LAMBANG NEGARA...................................................................................31
a. Metode Bernyayi.......................................................................33
b. Metode Bermain Kuis................................................................33
LAGU KEBANGSAAAN................................................................................33
SEMBOYAN NEGARA.................................................................................34

VIII
KATA BIJAK...............................................................................................36

TOPIK 3 : AGAMA SEBAGAI PENUNTUN KASIH SAYANG.........................................37


PENGANTAR..........................................................................................................38
TUJUAN.....................................................................................................44
MATERI BAHASAN DAN METODE...............................................................44
1. Mengenal Hari Besar Agama..................................................................44
a. Hari Besar Agama Buddha.........................................................44
b. Hari Raya Agama Hindu.............................................................45
c. Hari Raya Agama Islam..............................................................46
d. Hari Raya Agama Katolik...........................................................47
e. Hari Raya Agama Kristen............................................................47
f. Hari Raya Agama Konghucu........................................................48
2. Mengenal Tempat Ibadah Agama..........................................................49
a. Tempat Ibadah Agama Buddha..................................................49
b. Tempat Ibadah Agama Hindu.....................................................50
c. Tempat Ibadah Agama Islam......................................................50
d. Tempat Ibadah Agama Katolik...................................................50
e. Tempat Ibadah Agama Kristen...................................................51
f. Tempat Ibadah Agama Konghucu...............................................51
3. Mengenal Kitab Suci Agama...................................................................52
KATA BIJAK................................................................................................54

TOPIK 4 : KITA SEMUA BERSAUDARA! MENGHORMATI ORANG LAIN DAN BERLAKU


ADIL TERHADAP SEMUA ORANG............................................................................55
PENGANTAR..............................................................................................56
TUJUAN.....................................................................................................58
MATERI BAHASAN DAN METODE...............................................................58
1. Sikap Santun Kepada Anggota Keluarga.................................................58
a. Metode Pembiasaan..................................................................61
b. Metode Mengenal Kesukaan Anggota Keluarga.........................61
2. Sikap Santun Kepada Pendidik...............................................................62
a. Membuat Poster Guru Idola.......................................................63
b. Metode Jabat Tangan Dan Mengucapkan Salam........................63
3. Sikap Santun Kepada Teman.................................................................. 63
a. Metode Mengenal Teman Dan Makanan Favoritnya..................65
b. Metode Tukar Hadiah Makanan................................................65
KATA BIJAK................................................................................................66

IX

TOPIK 5 : BELAJAR KEPADA LINGKUNGAN SEKITAR................................................67


PENGANTAR..............................................................................................68
TUJUAN.....................................................................................................71
MATERI BAHASAN DAN METODE...............................................................72
Belajar Mengenal Lingkungan Sosial..........................................................72
b. Metode Cerita...........................................................................72
c. Metode Pembiasaan..................................................................73
Belajar Mengenal Lingkungan Budaya........................................................73
a. Bermain.....................................................................................74
b. Bernyanyi..................................................................................75
c. Demontrasi................................................................................76
d. Karya wisata / Field Trip............................................................77
e. Media Gambar dan Audio visual................................................78
BELAJAR MENGENAL LINGKUNGAN ALAM.................................................78
a. Karya Wisata / Fieldtrip.............................................................79
b. Menggambar dan Mewarnai.....................................................79
KATA BIJAK................................................................................................80

TOPIK 6 : MENJADI PRIBADI YANG SANTUN, BIJAK DAN JUJUR..............................81


PENGANTAR..............................................................................................83
TUJUAN.....................................................................................................93
MATERI BAHASAN DAN METODE...............................................................93
1. Mengendalikan Diri...............................................................................93
a. Mendampingi Peserta didik Bernyanyi Bersama........................93
b. Outing class...............................................................................95
c. Permainan.................................................................................95
2. Bersikap Sportif.....................................................................................97
a. Lomba PHBN..............................................................................97
b. Melakukan Olahraga.................................................................98
c. Aktivitas Permainan Tradisional.................................................98
d. Bermain Peran..........................................................................98
3. Disiplin..................................................................................................99
a. Metode Pasukan Tugas pacara Bendera...................................100
b. Metode Drumband dan rebana...............................................100
c. Metode Pramuka.....................................................................100
d. Metode Piket kelas..................................................................101
e. Metode Infaq rutin..................................................................101
KATA BIJAK..............................................................................................102

TOPIK 7 : MENJADI PRIBADI YANG KREATIF, INOVATIF DAN MANDIRI..................103


PENGANTAR.........................................................................................................104
TUJUAN...................................................................................................107
MATERI BAHASAN DAN METODE.............................................................107
1. Berkarya..............................................................................................107
a. Metode Kegiatan origami........................................................107
b. Metode Studi Lapangan...........................................................108
2. Keindahan Dan Kesenian.....................................................................109
a. Metode Kegiatan menari.........................................................110
b. Metode Kegiatan kaligrafi........................................................110
c. Metode Kegiatan Drumband....................................................111
d. Metode Kunjungan ke galeri lukis............................................111
3. Tanggung Jawab..................................................................................111
a. Metode Pramuka.....................................................................112
a. Orientasi Kepesantrenan.........................................................113
KATA BIJAK..............................................................................................114
PROFIL PENULIS...................................................................................................115

XI
TOPIK 1 :
PEMBANGUNAN
KARAKTER MODERAT

TOPIK

Membiasakan Diri Berperilaku Baik

PENGANTAR

Liburan Sekolah

TUJUAN
1. Peserta didik mengetahui prilaku baik (akhlakul karimah).

2. Peserta didik memaham bagaimana seharusnya berperilaku


baik dalam kehidupan sehari -hari.

MATERI BAHASAN METODE

Silaturahim 1. Pembiasaan
2. Karyawisata

Menghormati orang lain 1. Cerita


(Salam) 2. Bermain Peran

Peduli terhadap lingkungan 1. Outbond


2. Pembiasaan
1 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI
Pengantar

Liburan Sekolah! Kalian pasti menunggunya, bukan? Tidak


jarang di antara kita yang sudah merencanakan masa liburan
sekolah. Liburan sekolah menjadi hal yang istimewa baik bagi
siswa, orang tua bahkan bagi guru sekalipun. Selain itu, liburan
seakan menjadi momentum untuk mengembalikan kehangatan
keluarga atau juga mempererat pertemanan, setelah disibukkan
dengan aktivitas rutin.

Dalam kitab Faidhul Qadir, Imam An-Nawawi mengatakan:


“Rehatkan jiwa kalian dari rutinitas ibadah, dengan melakukan hal yang
dibolehkan, yang tidak ada dosa tapi juga tidak berpahala." Ini
sebagai bukti, beragama tidak seharusnya selalu diisi dengan
keseriusan dan hal-hal yang monoton. Begitu juga seorang siswa,
ada saatnya belajar ada pula saat untuk liburan dengan catatan
tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT.

Indonesia dengan sumber daya alamnya yang melimpah


menjadikan liburan kita semakin banyak pilihan. Pegunungan, pantai,
hutan, dan tempat wisata lainnya menjadi alternatif sebagian
keluarga kita untuk mengisi liburan sekolah. Namun tidak jarang
sebagian dari kita mengisi liburan dengan cara silaturahim atau
mengunjungi keluarganya yang kebetulan berada di luar kota.
MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 2
Sekarang waktu liburan telah tiba, sebuah keluarga kecil
yang terdiri dari Ayah, Ibu, Agam dan Anisa merupakan keluarga
pendatang yang sukses di Ibu Kota. Mereka berasal dari Sumatera
Utara, salah satu pulau yang berada di wilayah barat kepulauan
Indonesia. Liburan kali ini keluarga mereka memutuskan untuk
silaturahim ke rumah kakeknya yang berada di Dairi Sumatera
Utara.
3 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI
Layaknya anak kecil yang penuh dengan rasa penasaran,
Agam bertanya kepada orang tuanya, kenapa ayahnya
memberitahu tetangga akan tujuan yang akan dilakukannya. Lalu,
dengan tenang dan penuh kasih sayang ayahnya menjelaskan
kepada Agam bahwa di manapun seseorang berada, ia harus
menjaga hubungan baik terhadap orang-orang yang ada di
sekitarnya.

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 4


Sebagian dari kita mungkin pernah mengalami kejadian
yang sama, ketika mau berpergian pamit dengan tetangga.
Menjaga persaudaraan dan kerukunan tidak mesti harus
membuat kesepakatan yang bersifat tertulis. Banyak hal yang
dapat kita lakukan salah satunya dengan saling menyapa,
bercengkrama dan peduli dengan yang ada di lingkungan kita.
Orang jawa bilang, 'pager mangkok luwih kuat tinimbang pager
tembok.' Artinya membangun sosialisasi yang baik dengan tetangga
sekitar lebih baik daripada membangun tembok yang menjulang
tinggi.
5 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI
Selanjutnya, Agam dan keluarganya bergegas untuk
melanjutkan perjalanan ke rumah kakeknya. Mereka menggunakan
pesawat dilanjut dengan perjalanan darat untuk sampai ke
kediaman kakeknya. Perjalanan dari rumah sampai ke kediaman
kakeknya kurang lebih ditempuh selama 4-5 jam, sehingga
membuat anak-anak jenuh.

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 6


7 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI
MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 8
9 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI
MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 10
Kata Kunci :
Silaturahim, Menghormati Orang lain, Peduli Lingkungan.

TUJUAN
1. Peserta didik mengetahui perilaku baik.
2.Peserta didik memahami bagaimana seharusnya
berperilaku baik dalam kehidupan sehari -hari

Materi Bahasan Dan Metode


1. Silaturahim

Tradisi silaturahim di negeri ini biasanya identik dengan


momentum Idul Fitri. Pada dasarnya, tradisi silaturahim
merupakan perilaku mulia yang juga harus dibiasakan dalam
kehidupan sehari- hari. Coba kita amati, ada sesuatu yang menarik
dan unik dari tradisi ini. Dari perilaku yang paling sederhana yakni
berkunjung ke tetangga hingga fenomena mudik tahunan. Fenomena
demikian tentu menjadi tanda tanya besar bagi sebagian orang.

Hal ini tidak lepas dari manfaat silaturahim itu sendiri,


diantaranya :

Pertama, mengasah kecerdasan interpersonal. Tradisi


silaturahim dapat dijadikan sebagai media yang tepat bagi
seseorang untuk membangun interaksi sosial sekaligus menjaga
hubungan baik dengan orang lain.

Kedua, kebermaknaan. Ketika melakukan silaturahim orang


akan mampu mengambil hikmah dari seiap hal yang
didapatkannya. Semisal ketika berkunjung kepada orang-orang
yang dituakan, maka kita akan dapat menggali pelajaran yang
bermakna dari mereka, mulai dari kebijaksanaan dan juga
kesederhanaan nilai hidup.
11 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI
Ketiga, perasaan senang. Perilaku silaturahim dapat
menghasilkan perasaan senang diantara kedua belah pihak. Baik
bagi pihak pengunjung maupun orang yang dikunjungi. Paling tidak
ada perasaan senang sesama manusia yang saling membutuhkan
antara satu dengan lainnya.

Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim


disampaikan, “Siapa yang suka agar dilapangkan rizkinya dan
dipanjangkan umurnya, hendaklah dia menyambung silaturrahmi.”
Maksud dipanjangkan umurnya yaitu senantiasa mendapatkan
bimbingan, taufik dan berkah Allah SWT selama umurnya itu,
bukan berarti tambahan umur yang telah ditetapkan.

Untuk mendalami materi ini, peserta didik dapat dilatih


menggunakan metode pembiasaan. Kasus-kasus yang dapat
dijadikan sebagai bahan diskusi seperti halnya yang berkaitan
dengan lingkungan sekitar. Misalnya tentang profesi seseorang.

Metode Pembiasaan merupakan proses pembentukan sikap


dan perilaku yang relatif menetap dan bersifat otomatis melalui
proses pembelajaran yang berulang-ulang. Proses pembiasaan
berawal dari peniruan, selanjutnya dilakukan pembiasaan di bawah
bimbingan orang tua, dan guru. Sehingga baik atau tidaknya
perilaku anak tidak lepas dari kebiasaan yang dilihat secara terus
menerus dari orang yang ada disekitarnya. Ada beberapa metode
yang bisa dilakukan. Di antaranya:

a. metode pembiasaan.

Langkah-langkah sebagai berikut:

Peserta didik dikenalkan dengan materi yang diinginkan.

Selanjutnya peserta didik dibiasakan secara terus menerus


(berulang-ulang) dijalankan secara teratur sehingga akhirnya
menjadi suatu kebiasaan yang otomatis. Tapi juga
butuh pengawasan dari orang tua, keluarga maupun
pendidik.

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 12


Pendidikan hendaklah konsekuen, bersikap tegas dan tetap
teguh terhadap pendiriannya yang telah diambil. Jangan
memberi kesempatan anak untuk melanggar pembiasaan
yang telah ditetapkan.

Pembiasaan yang mula-mulanya mekanistis harus semakin


menjadi pembiasaan yang disertai kata hati anak itu sendiri.

b.Metode Karyawisata

Metode karyawisata merupakan bentuk mengajar di mana


dalam menyampaikan pelajaran, pendidik mengajak peserta didik
untuk mengunjungi dan mengamati secara langsung kepada objek
yang akan dipelajari yang terdapat di luar kelas. Selain peserta
didik mempelajari objek mereka juga sekaligus rekreasi.

Adapun langkah –langkah yang dapat dilakukan dalam


metode ini yaitu :

Pendidik menetapkan sasaran yang diprioritaskan sesuai


tema kegiatan belajar yang dipilih. Sasaran wisata
diusahakan yang mudah dijangkau anak, tidak melelahkan dan
resiko kecil.

Setelah ditetapkan tempat tujuan selanjutnya pendidik


mengenalkan medan sasaran karyawisata kepada peserta
didik.

Dilanjutkan dengan pendidik merumuskan progam kegiatan


melalui karyawisata, seperti tujuan karyawisata, kesesuaian
karyawisata dengan materi, biaya yang digunakan dan
antisipasi bahaya yang mungkin terjadi dan solusi
mengatasinya.

Menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan untuk


karyawisata.
13 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI
Menetapkan tata tertib berkaryawisata. Tata tertib ini
dimaksudkan untuk memberi batasan apa yang boleh dan
tidak lakukan pada saat karyawisata.

2. Menghormati Orang Lain

Masih ingatkah kita dengan semboyan negara kita, Bhinneka


Tunggal Ika? Iya, berbeda-beda tetap satu jua. Seperti yang kita
ketahui, terkadang masalah perbedaan menjadikan persatuan yang
seharusnya dijaga menjadi terpecah. Lantas apakah memiliki
musuh itu menyenangkan? Tentu jawabannya Tidak!
Perbedaan agama, ras, suku dan bahasa tidak seharusnya
menjauhkan kita dari orang lain. Sebaliknya, perbedaan tersebut
harus kita jadikan sebagai modal yang positif untuk saling
memahami dan menghargai antara satu dengan yang lain.

Dalam Q.S. al-Hujurat ayat 11, Allah SWT berfirman,

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang


laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan
itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan
merendahkan kumpulan perempuan lainnya, boleh jadi yang
direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu
sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung
ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk
sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka
itulah orang-orang yang zalim.”

Dari ayat tersebut dapat dijelaskan bahwa saling


menghormati sangat dianjurkan dalam ajaran agama. Apalagi kita
yang hidup berbangsa dan bernegara, tentu memiliki kewajiban
bersama untuk menjaga perdamaian.

Ada satu kisah menarik dari Nabi Muhammad SAW tentang


cara menghormati orang lain. Penghormatan kepada orang lain
yang dilakukan Nabi Muhammad SAW menimbulkan pengaruh
besar dan

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 14


membawanya menjadi seseorang muallaf. Salah satunya adalah Adi
bin Hatim.

Adi bin Hatim terkesan dengan akhlak Nabi Muhammad


SAW. Sebelum memeluk Islam, Adi pernah berkunjung ke rumah
Nabi Muhammad SAW. Dan dalam pertemuannya dengan dengan
Nabi Muhammad SAW, ia mendapatkan perlakuan yang baik
walaupun yang bersangkutan statusnya sebagai non-muslim. Nabi
Muhammad SAW mengambil sebuah bantal agar Adi bin Hatim
duduk nyaman.

Dengan penuh rasa hormat, ia dipersilakan duduk di atas


bantal itu. Adi semula menolak dan menanyakan bagaimana
dengan Nabi Muhammad SAW sendiri. Menurut dia, sang tuan
rumah lebih berhak duduk di bantal dibandingkan dirinya.
Namun, Nabi Muhammad SAW menegaskan, tamunya lebih
utama. Hati Adi tersentuh dan kagum dengan sikap ayah Fatimah
itu.

Padahal, saat itu Nabi Muhammad SAW telah menjadi


pemimpin di Madinah yang sangat dihormati oleh semua kelompok.
Pada akhirnya, Adi bin Hatim memutuskan mengucapkan syahadat.
Menghormati orang lain, dapat pula diungkapkan dalam hal yang
mungkin dianggap sepele, di antaranya dengan bersikap ramah.
Sikap ramah ini melahirkan persatuan yang kuat di dalam tubuh
umat. Nabi Muhammad SAW pun menyatakan agar Muslim
tak menganggap remeh kebaikan walaupun hanya dengan
menampakkan wajah ramah.

Dari cerita di atas, maka peserta didik dapat mengambil


hikmah dari teladan yang ada pada diri Rasulullah SAW.
Untuk memperdalam cerita ini, pendidik dapat melakukannya dengan
menggunakan beberapa metode berikut :

a. Metode Bercerita.

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan yaitu:


15 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI
Pendidik menetapkan tema dan tujuan cerita.

Selanjutnya pendidik dapat menetapkan bentuk bercerita


yang dipilih, misalnya menggunakan alat peraga atau tidak.

Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan


bercerita.

Selanjutnya menetapkan rancangan langkah-langkah dengan


mengkomunikasikan tujuan dan tema cerita, mengatur
tempat duduk, melaksanakan kegiatan pembukaan,
mengembangkan cerita, menetapkan teknik bertutur,
dan mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan isi
cerita.

Setelah itu peserta didik diminta menyampaikan isi cerita


tersebut

b.Metode bermain Peran.

Bermain peran menjadi cara peserta didik untuk menguasai


bahan pelajaran yang didalamnya terdapat upaya megembangkan
imajinasi dan penghayatan. Penghayatan ini berlaku dalam
pemeranan sebagai tokoh hidup atau benda mati.

Adapun metode bermain peran sebagaimana yang


diungkapkan Sutino (2011: 37) adalah sebagai berikut :

Pendidik dapat mendeskripsikan skenario kajadian atau


situasi yang diperankan.

Peserta didik Mempelajarai karakteristik peranan yang akan


diperankan.

Pendidik memilih pemeran dan menugaskan untuk


menghayati peran yang harus dibawakan

Melaksanakan kegiatan bermain peran

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 16


Selanjutnya setelah pemeranan telah dilakukan dilanjutkan
dengan mendiskusikan hasil bermain peran

3. Peduli Terhadap Lingkungan

Pernahkah kalian melihat banjir, longsor, kebakaran hutan


dan gunung meletus? Bisa jadi diantara kita pernah menjadi korban
dari bencana alam tersebut. Lantas apa yang kalian lakukan pada
saat itu? Apakah kalian hanya menangis kemudian mengungsi
setelah mengalami musibah tersebut? Semua itu patut untuk kita
renungkan, apa yang seharusnya kita lakukan untuk hidup bersama
dengan alam.

Menurut Catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana


(BNPB), bencana alam yang terjadi pada 2019 meningkat
dibandingkan tahun sebelumnya. Hingga 27 Desember 2019, BNPB
menyatakan ada 3.768 bencana alam di Indonesia.
Sedangkan bencana alam pada 2018 tercatat sebanyak 3.397
peristiwa. Dari data ini dapat dikatakan bahwa tren bencana pada
tahun 2019 mengalami peningkatan.

Oleh karenanya, kesadaran untuk menjaga kelestarian


lingkungan perlu dibagikan kepada anak-anak sejak usia dini.
Selain keluarga, sekolah menjadi lembaga penting lain untuk
membagi kesadaran tersebut. Kita dilahirkan di Indonesia dan
inilah tanah air kita. Kalau bukan kita siapa lagi yang akan
membangun dan menjaga negara ini.

Membangun bangsa tidak harus identik dengan orang-


orang yang berdasi yang bekerja di perkantoran. Membangun
bangsa bisa dimulai dari sejauh mana kita sudah menjaga
lingkungan sekitar? Sudahkah kita membuang sampah pada
tempatnya? atau malah justru sebaliknya, menzalimi alam? JIka
kalian pernah membuang sampah di sungai, menebang pohon
sembarangan, maka itulah salah satu alasan kenapa sekarang
terjadi banjir dan longsor.
17 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI
Banyak hal baik yang bisa ditanamkan pada anak sejak
dini agar menjadi kebiasaan hingga dewasa, salah satunya
adalah kepedulian terhadap lingkungan. Sebab, sekecil apapun
perilaku tidak menjaga lingkungan bisa berdampak buruk bagi
kondisi bumi maupun kelangsungan hidup semua makhluk di
dalamnya.

Diantara kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai


kepedulian terhadap lingkungan diantaranya :

1) Membuang sampah pada tempatnya

Pendidik dan orang tua perlu menjelaskan kepada anak


bahwasanya membuang sampah sembarangan dapat berakibat
buruk bagi lingkungan seperti halnya banjir, penyakit kulit, dan
menjadi sarang nyamuk. Jadi, kalau belum menemukan
tempat sampah, sebaiknya anak menyimpan atau membawa
dahulu s a m p a h n y a , b a r u d i b u a n g d i te m p a t s a m p a h
s e te l a h menemukannya, bukan langsung membuangnya di jalan
raya atau sungai. Pembiasaan membuang sampah pada tempatnya
juga bisa membuat anak-anak mampu membedakan mana sampah
organik dan non-organik. Dengan berperilaku seperti ini akan
timbul kesadaran hingga mereka dewasa nanti.

2) Belajar menanam pohon dan berkebun

Pendidik dan orang tua dapat mengajak anak menanam


pohon atau berkebun di halaman rumah sendiri. Bila tidak memiliki
halaman atau kebun, kita dapat membeli tanaman kecil yang
ditanam di pot. Dengan memiliki tanaman, anak akan belajar
mencintai dan merawat tanaman itu hingga tumbuh besar.
Contohnya menyiram, memberi pupuk, sampai menaruhnya di
tempat yang terkena matahari.

3) Bepergian di alam bebas

Pendidik dan orang tua seharusnya sesekali mengajak anak


untuk menjelajah alam bebas, seperti di daerah pegunungan atau

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 18


pantai. Jangan selalu pergi dan bermain di mall ya!!! Dengan melihat
alam secara langsung, anak dapat mengetahui keindahan alam
serta memahami apa yang seharusnya dijaga dan pedulikan.

Metode yang bisa dilakukan sebagai berikut:

a. Metode Outbound

Outbond merupakan kegiatan di luar ruangan yang bersifat


petualangan dan penuh tantangan sebagai proses pembelajaran
untuk menemukan, menggali potensi-potensi anak sehingga mereka
dapat mengenali dirinya sendiri. juga merupakan kombinasi antara
bermain dan belajar ataupun sebaliknya. Menurut Vygotsky
bermain mempunyai peran langsung terhadap perkembangan
kognisi seorang anak dan berperan penting dalam perkembangan
sosial dan emosionalnya.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan


outbond, yaitu :

Tahap persiapan, dalam tahap ini pendidik menentukan


kegiatan dan materi apa yang akan disampaikan,
menentukan tempat dan alat yang akan digunakan.
Tahap Pelaksanaan, Pendidik dapat membagi anak menjadi
beberapa kelompok dan menjelaskan tugas dan aturan
mainnya.
Tahap Pengakhiran, Tahap ini dilakukan untuk mendengarkan
laporan kegiatan yang dilakukan serta mereview seluruh
kegiatan dari tiap peserta didik.

b.Metode pembiasaan

Metode pembiasaan ini penting dilakukan karena untuk


membentuk karakter peduli terhadap lingkungan dibutuhkan
kontinuitas dalam melakukannya.

19 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI


Metode pembiasaan ini dapat dilakukan dengan cara
membiasakan peserta didik untuk melakukan kegiatan sederhana
untuk mencintai lingkungan sendiri mulai dari membersihlkan
lingkungan sekolah, membuang sampah poada tempatnya,
menanam dan merawat pohon.

Kata Bijak
Sayangilah makhluk yang di bumi, maka
yang di langit akan menyayangimu
(H.R. Abu Dawud dan Al-Tirmidzi)

( 99 Mutiara Pesantren, 2018)

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 20


TOPIK 2 :
PENGENALAN KEBANGSAAN,
MENCINTAI TANAH AIR,
DAN RUKUN WARGA

TOPIK

Mengenal identitas Negara Kesatuan Republik Indonesia


sebagai wujud Komitmen Kebangsaan

PENGANTAR

Cerita tentang bentuk toleransi,


kerukunan dan cinta tanah air melalui olahraga

TUJUAN

1. Peserta didik mengenal Indentitas Negara: bendera,


bahasa, lambang, lagu kebangsaan serta semboyan
Negara Kesatuan Republik Indonesia

2.Peserta didik menyadari kewajiban mencintai tanah air


tanpa melihat ras, suku, bahasa dan agama

3.Peserta didik memahami cara menjaga


kerukunan berdasarkan prinsip bhinneka tunggal
ika

21 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI


MATERI BAHASAN

Bahasa Negara Bahasa Indonesia


Bendera Negara Sang Saka Merah Putih
Lambang Negara Garuda Pancasila
Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
Semboyan Negara Bhineka Tunggal Ika

METODE

1. Bercerita 4. Bernyanyi
2. Berekspresi melalui
5. Kuis
seni
3. Bermain peran

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 22


23 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI
MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 24
25 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI
MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 26
Dari pengantar di atas, kita belajar mengenal identitas
Negara Kesatuan Republik yang berupa bendera, bahasa, lambang,
lagu kebangsaan serta semboyan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Dengan mengenal Indentitas Negara tersebut, kita bisa
mengetahui jati diri kita sebagai warga negara Indonesia
serta meningkatkan rasa nasionalisme. Selain itu, kita juga belajar
bahwa terhadap keberagaman yang kita temui, hendaknya kita
tetap bersikap saling menghormati bekerjasama serta hidup
rukun bersama- sama dalam persatuan sesuai dengan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika.

Kata Kunci
Identitas Negara, Keberagaman, Persatuan, Kerukunan,
Nasionalisme

TUJUAN
1.Peserta didik mengenal Inden`titas Negara: bendera,
bahasa, lambang, lagu kebangsaan serta semboyan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

2. Peserta didik menyadari kewajiban mencintai tanah air


tanpa melihat perbedaan Ras, Suku, Bahasa dan Agama.

3.Peserta didik memahami cara menjaga kerukunan


berdasarkan prinsip bhinneka tunggal ika.

Materi Bahasan dan Metode


Pada materi ini, kita belajar mengenal jati diri kita sebagai
bangsa Indonesia melalui pemahaman akan Identitas Negara
berupa bendera negara, Bahasa Negara, Lambang Negara, dan
Lagu Kebangsaan Indonesia serta Semboyan Negara sebagaimana
yang tertuang dalam UU 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa,
dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.

27 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI


1. Bendera Negara

Sumber Gambar : metro.tempo.co

Bendera negara Indonesia adalah Sang Saka Merah putih.


Bendera Sang Saka Merah Putih atau yang kadang disebut juga
sebagai Sang Dwiwarna (dua warna) karena terdiri dari dua warna
merah dan putih. Merah sendiri berarti Berani dan Putih berarti Suci.

Arti dua warna ini menunjukkan identitas yang harus dimiliki


oleh setiap warga negara Indonesia yang merupakan perwujudan
dari nilai-nilai kepahlawanan dan nasionalisme.

Bentuk bendera ini adalah empat persegi Panjang. Warna


merah di bagian atas dan Putih dibagian bawah. Sebagai
bendera negara, sang Saka Merah Putih biasanya dikibarkan
pada saat upacara-upacara hari besar Negara serta di acara -
acara formal lainnya.

Selain itu, bendera Merah Putih juga akan dikibarkan jika


kita berprestasi di dunia internasional. Misalnya, ketika kita
memenang medali emas Asian games atau Olimpiade. Dari sabang
sampai merauke, dari berbagai suku bangsa dan agama,
bendera kita hanyalah sang Saka Merah Putih.

Mari kita ingat kembali perjuangan mengibarkan bendera


Sang Saka Merah Putih pada masa penjajahan belanda. Kita
ingat bagaimana Bung Tomo, seorang Pahlawan Nasional yang
membangkitkan semangat berjuang bangsa Indonesia pada
pertempuran yang terjadi di Surabaya pada 10 November 1945.
MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 28
Bung Tomo, pada saat i tu, dengan gagah berani
mempertaruhkan nyawanya untuk dapat melihat bendera merah
putih berkibar. Dari sejarah ini, mari kita belajar untuk selalu
menghormati dan menjunjung tinggi bendera Negara kita sebagai
wujud rasa cinta tanah air kita.

Pada masa kini, mencintai bendera negara tidak hanya


dengan mengibarkan bendera merah putih pada saat upacara
bendera, tetapi dengan mengharumkan nama baik Indonesia di
dunia Interansional. Sebagai contoh, ketika kita memenangkan
kejuaraan olahraga di kancah internasional, maka Sang Saka Merah
Putih akan dikibarkan.

Setiap warga negara Indonesia mempunyai kewajiban yang


sama tanpa melihat, suku, Bahasa dan agama. Semua hendaknya
bahu membahu demi satu tujuan yang sama yaitu mengibarkan
Sang Saka Merah Putih di puncak tertinggi.
Metode yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Bercerita

Sekarang mari kita dengarkan cerita tentang Perjuangan


pahlawan Nasional kita, Bung Tomo, dalam menunjukkan rasa cinta
tanah airnya dengan mecintai bendera Sang Saka Merah Putih.
Setelah itu, mari kita lihat foto ketika bendera Merah Putih dikibarkan
ketika mendapatkan Medali emas Olimpiade. Ceritakan kembali
cerita yang sudah kamu dengar kepada temanmu.

b.Berkreasi Melalui Seni

Berikutnya mari kita berkreasi dari biji- bijian. Buatlah gambar


bendera Merah Putih dari biji-bijian yang bewarna merah dan putih.
Kamu juga bisa membat dari bahan yang lain kemudian
mewarnainya. Kamu joga boleh menambahkan kata-kata seputar
bendera negara kita.

29 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI


2.Bahasa Negara

Bahasa Negara kesatuan Republik Indonesia adalah Bahasa


Indonesia. Setelah Proklamasi kemerdekaan Indonesia, Bahasa
Indonesia diresmikan sebagai Bahasa Nasional. Bahasa Nasional ini
disebut juga sebagai Bahasa persatuan yaitu Bahasa yang
digunakan untuk tujuan mempersatukan seluruh bangsa Indonesia.
Berdasarkan data dari sensus BPS pada tahun 2010, Indonesia
memiliki lebih dari 300 kelompok Ras entis suku bangsa yang
tersebar di seluruh Provinsi di Indonesia. Dengan jumlah tersebut,
Indonesia memiliki banyak Bahasa daerah.

Sumber Gambar : https://www.modelbaju.me

Bahasa Daerah adalah bahasa yang digunakan secara


turun- temurun oleh warga negara. Dengan adanya Bahasa
Indonesia, kita jadi bisa berkomunikasi dengan seluruh warga
negara walaupun menggunakan Bahasa daerah yang berbeda.
Walaupun Bahasa Indonesia menjadi Bahasa Negara, Bahasa
daerah tetaplah harus kita jaga dan dipergunakan di daerah
masing- masing di wilayah Indonesia.

Bahasa Indonesia tidak hanya menjadi Bahasa persatuan


tetapi juga menjadi Bahasa Identitas bangsa Indonesia di dunia
Internasional. Oleh karena itu, selain belajar Bahasa daerah, kita juga
harus belajar dan bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Dengan begitu, kita telah menunjukkan rasa cinta dan
bangga terhadap Bahasa Indonesia.

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 30


Untuk mendalami materi ini, kita akan melakukan metode
bermain peran. Indonesia sangat kaya akan suku bangsa dan
Bahasa. Mari bermain peran seperti dalam pengantar cerita di atas.
Lihatlah di kelasmu adakah yang mempunyai Bahasa daerah
yang berbeda? Jika ada, mari kita saling bertanya tentang Bahasa
dan budaya mereka.

3.Lambang Negara

Garuda Pancasila adalah Lambang


Negara Republik Indonesia. Garuda Pancasila
merupakan Burung garuda yang mempunyai
perisai di bagian depan badannya. Pada
bagian kakinya, terdapat pita putih
bertuliskan Semboyan Bhinneka Tunggal
Ika yang dicengkeram kuat.

Garuda Pancasila mempunyai beberapa simbol. Wa r n a


keemasan pada burung Garuda melambangkan keagungan dan
kejayaan. Paruh, sayap, ekor, dan cakar yang melambangkan
kekuatan dan tenaga pembangunan. Mari kita hitung jumlah bulu
Garuda Pancasila yang melambangkan hari proklamasi kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Kamu akan menemukan 17
helai bulu pada masing-masing sayap, 8 helai bulu pada ekor, 19 helai
bulu di bawah perisai atau pada pangkal ekor, 45 helai bulu di leher.

Selanjutnya mari kita lihat pada bagian perisai. Simbol


apakah yang kamu lihat? Iya, benar. Itu adalah sebuah perisai.
Disana terdapat lima simbol dasar negara Pancasila. Yang pertama
adalah lambang bintang segi lima. Ini melambangkan Sila pertama
Pancasila yaitu ketuhanan yang Maha Esa. Ini berarti seluruh warga
negara Indonesia harus beragama sesuai dengan agama-agama
yang diakui di Indonesia. Terhadap perbedaan agama
tersebut, kita hendaknya bersikap toleran dan saling menghormati.

31 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI


Yang kedua adalah lambang Rantai yang disusun dari gelang-
gelang kecil. Ini mewakili sila ke dua Pancasila yaitu kemanusian yang
adil dan beradab. Dari lambing ini kita belajar bahwa, kita harus
selalu adil terhadap sesama dan selalu saling menajga hubungan
baik terlepas jenis kelamin, suku, agama, Bahasa dan bangsa.

Lambang ketiga adalah Pohon Beringin yang mewakili sila


ketiga Pancasila yaitu Persatuan Indonesia. Tahukah kalian bahwa
pohon beringin adalah pohon yang sangat kuat dan besar? Pohon
Beringin juga mempunyai banyak akar yang menggelantung dari
ranting-rantingnya. Ini mencerminkan Indonesia sebagai negara
kesatuan walaupun memiliki berbagai latar belakang budaya yang
berbeda-beda

Lambang ke empat adalah Kepala Banteng berlatar warna


merah. Lambang ini mewakili sila keempat Pancasila yaitu Kerakyatan
yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan da
l a m Permusyawaratan/Perwakilan. Tentu kalian sudah pernah
melihat banteng, kan? Banteng adalah binatang yang kuat
dan suka berkumpul.

Dari sini, kita diajarkan untuk membiasakan untuk berdiskusi


dalam mengambil keputusan,tidak bersikap menang sendiri dan
mau menghargai pendapat orang lain. Lambang terakhir dari
garuda Pancasila adalah simbol Padi dan Kapas dengan latar
belakang berwarna putih.

Lambang tersebut mewakili sila terakhir Pancasila yaitu; sila


Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Kapas dan padi bisa
kalian temukan di sawah dan kebun. Padi merupakan tanaman
penghasil makanan pokok mayoritas warga negara Indonesia. Kedua
tanaman ini bisa ditemui hampir di seluruh pulau di Indonesia. Hal ini
menunjukkan bahwa seluruh bangsa Indonesia adalah sama dan
harus diperlakukan sama adil.

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 32


Metode yang bisa dipakai untuk materi ini adalah sebagai
berikut:

a. Bernyanyi

Bapak Ibu Guru akan mengajak kalian untuk bernyanyi


lagu- lagu nasional. Salah satu lagu yang cocok adalah Garuda
Pancasila.

b.Kuis

Mari kita bermain kuis “tebak Garuda Pancasila”. Bapak Ibu


Guru akan memberikan gambar Garuda Pancasila. Kalian bisa saling
menanyakan tentang warna dan jumlahnya. Lakukan secara
bergantian dengan temanmu.

4.Lagu Kebangsaan

Setiap negara pasti punya


sat u l agu keban gsaan . Lagu
Kebangsaan negara kita adalah
Indonesia Raya. Lagu Indonesia
Raya ini diciptakan oleh Wage
Rudolf Supratman dan
dikumandangkan pertama kali pada
28 oktober 1928. Selain sebagai
pemersatu bangsa, Lagu
kebangsaan juga menunjukkan cita-
cita dan jati diri bangsa. Oleh
karena itu, kita tidak hanya harus
bisa menyanyikan tetapi juga
menghayati m a k n a y a n g t e r k
a n d u n g d i dalamnya.

Lagu Indonesia Raya, biasanya dikumandangkan dalam


upacara kenegaraan, hari besar negara dan upacara bendera di
sekolah-sekolah termasuk di sekolahmu tentunya. Selain itu, lagu
kebangsaan ini juga dikumandangkan di luar negeri ketika
Indonesia

33 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI


memenangkan kejuaran di dunia Internasional. Sebagai generasi
penerus bangsa, kamu harus punya cita- cita untuk bisa
mengharumkan nama bangsa.

Untuk mendalami materi tersebut, mari kita dengarkan


Bersama-sama lagu Indonesia Raya. Setelah itu, tirukan bapak ibu
guru yang akan menyanyikan lagu tersebut. Setelah kalian bisa,
nyanyikan bersama-sama. Jangan lupa, berdirilah dengan sikap
siap tegap sempurna ketika menyanyikannya.

Berikutnya ceritakan impianmu yang bisa mengharumkan


nama bangsa sehingga Lagu kebangsaan Indonesia Raya bisa
dikumandangkan.

5.Semboyan Negara

Semboyan Bhineka tunggal Ika adalah kutipan dari Kitab


Sutasoma yang ditulis oleh Empu Tantular. Kitab ini ditulis pada masa
kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14 Masehi. Semboyan ini berarti
“ berbeda- beda tetapi tetap satu”. Semboyan ini mengajarkan
kita untuk selalu memahami keberagaman dan menjunjung tinggi
toleransi dimulai dari lingkungan terkecil kita. Dengan memegang
teguh prinsip bhinneka Tunggal Ika ini, kerukunan di Indonesia akan
bisa terwujud dan selalu terjaga.

Perbedaan yang ada, hendaknya tidak menjadi penghalang


bagi kita untuk tetap berteman dan bekerjasama dengan siapa aja
dalam kehidupan sehari-hari. Jika kamu mempunyai teman yang
berbeda agama, suku maupun Bahasa, tetaplah bersikap sama dan
tidak membeda- bedakan. Karena kita semua adalah warga negara
Indonesia.

Dengan prinsip toleransi ini, kita akan menciptakan


kehidupan yang rukun di masyarakat. Kita dapat belajar dari para
atlet yang b e rj u an g b e rsama- sama d e n g an b ah u
me mb ah u d e mi mengharumkan nama bangsa. Para atlet
tersebut berasal dari

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 34


berbagai latar belakang yang berbeda- beda seperti misalnya
mereka mempunyai agama yang berbeda atau suku yang berbeda.
Namun, mereka sama sekali tidak mempermasalahkan perbedaan
tersebut. Justru dengan perbedaan tersebut mereka bisa menjadi
kuat.

Mari kita lihat di sekitar kita. Apakah kalian punya teman


dan saudara yang berbeda agama atau suku bangsa? Bagaimanakah
sikap kalian jika suatu kali mereka meminta bantuan kalian? Ceritakan
pendapat kalian di depan teman-teman yang lain. Selanjutnya,
kalian juga bisa saling memberikan tanggapan terhadap cerita
teman kalian.

35 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI


Kata Bijak

Nabi pernah berdoa “ Ya Allah, cintakanlah kami


kepada Madinah sebagaimana cinta kami
kepada Makkah atau bahkan melebihi.
Jadikanlah ia (Madinah) kota yang sehat dan
berkahilah mud (Takaran) dan sha'nya. Dan
pindahlah panasnya lalu jadikanlah di daerah
Juhfah.” (HR. al- Bukhori)

( 99 Mutiara Pesantren, 2018 )

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 36


TOPIK 3 :
AGAMA SEBAGAI
PENUNTUN KASIH SAYANG

TOPIK

Agama sebagai Penuntun Kasih Sayang

PENGANTAR

Belajar dari cerita “Agama Kasih Sayang”

TUJUAN
1. Peserta didik mengetahui agama sebagai penuntun kasih sayang.

2. Peserta didik memahami agama sebagai penuntun kasih


sayang melalui mengenal perayaan hari besar, tempat ibadah
dan kitab suci agama

MATERI BAHASAN METODE

Hari Besar Agama Metode Audio Visual Interaktif

Tempat Ibadah Agama Metode Menggambar


dan Mewarnai

Kitab Suci Agama Metode Gallery Walk

37 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI


Pengantar

Tahukah, kamu? Di Negara kita terdapat 6 (enam) agama


yang diakui, yaitu; Agama Buddha, Agama Hindu, Agama Islam,
Agama Katolik, Agama Konghucu dan Agama Kristen. Penganut
keenam agama tersebut hidup aman dan damai di Negara kita
karena dilindungi oleh pemerintah. Dalam hal ini, pemerintah
melalui UUD pasal 29 ayat 2 menyatakan menjamin
kemerdekaan semua penduduk Indonesia untuk memeluk
agama dan beribadah sesuai agamanya masing-masing.

Kedamaian kehidupan umat beragama di Indonesia perlu kita


jaga dan lestarikan bersama. Menciptakan kehidupan yang
damai adalah ajaran semua agama, karena agama telah
mengajarkan kepada kita untuk berbuat kebajikan dan
menebarkan kasih sayang kepada semua makhluk yang ada di bumi.
Sehingga menjadi penting bagi kita semua untuk saling
menghormati dan menghargai antar pemeluk agama, salah
satunya dengan menghormati aktivitas keagamaanya.

Lalu, bagaimana cara menghormati aktivitas keagamaan


pemeluk agama lain? mari sejenak kita membaca cerita singkat di
bawah ini;

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 38


39 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI
MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 40
41 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI
MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 42
Dari Kisah di atas, kita belajar tentang pentingnya
menghormati aktivitas keagamaan pemeluk agama lain. Karena
dengan cara tersebut, sebenarnya kita sudah mulai mempraktikan
nilai kasih sayang kepada semua umat beragama. Sehingga
penting bagi kita untuk mulai belajar mengenal dan memahami
agama-agama di lingkungan kita. Untuk itu, marilah kita mulai
belajar tentang ajaran agama melalui mengenal hari besar, tempat
ibadah serta kitab suci agama. Karena dengan proses itu, kita bisa
belajar memahami nilai kebaikan dan kasih sayang yang
terkandung dalam ajaran agama yang ada di Indonesia.

Kata Kunci:
Kasih Sayang, Hari Besar, Tempat Ibadah & Kitab Suci

43 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI


Tujuan
1. Peserta didik mengetahui agama sebagai penuntun kasih
sayang.
2. Peserta didik memahami agama sebagai penuntun kasih
sayang melalui mengenal perayaan hari besar, tempat
ibadah dan kitab suci semua agama.

Materi Bahasan dan Metode

1. Mengenal Hari Besar


Agama
a. Hari Besar Agama Buddha

Sumber Gambar : https://bisniswisata.co.id

Agama Buddha setiap tahun merayakan hari raya Waisak. Di


Indonesia, pemerintah menjadikan Candi Borobudur sebagai pusat
kegiatan perayaan acara Waisak nasional. Hari raya Waisak
merupakan salah perayaan hari besar bagi umat Buddha. Bagi umat
Buddha, Waisak adalah sebuah momentum untuk memperingati
tiga momen penting kehidupan Sidharta Gautama, yaitu momen
kelahiran, momen penerangan sempurna, dan momen mangkatnya.

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 44


Selain perayaan Waisak, umat Buddha masih memiliki tiga
perayaan lainnya, yaitu; Pertama, perayaan Ashada yang dirayakan
setiap bulan Juli untuk menghormati Khotbah pertama sang
Buddha. Kedua, perayaan Kathina yang bertujuan untuk
memberikan keperluan hidup sehari-hari Sang Buddha.
Ketiga, perayaan Maghapujayang untuk memperingati
berkumpulnya orang arahat (orang suci) yang ditasbihkan oleh sang
Buddha.

b. Hari Raya Agama Hindu

Sumber Gambar : Honeycombers.com

Agama Hindu tidak memiliki perayaan hari raya yang bersifat


internasional, karena ajaran Hindu yang bersifat spiritual dan kitab
Weda tidak mengatur mengenai perayaan hari raya. Bagi umat
Hindu, hari raya dianggap sebagai perayaan kebijaksanaan lokal
(local wisdom). Beberapa hari raya local umat hindu adalah
Galungan, Kuningan, Saraswati (Bali), Kasodo (Tengger), dan
perayaan Nyepi yang menjadi perayaan hari raya nasional bagi
umat Hindhu.

Perayaan Nyepi, bagi umat Hindu sebetulnya adalah


merayakan tahun baru kalender caka. Berbeda dengan perayaan
tahun baru masehi yang dirayakan dengan meriah, umat Hindu
merayakan tahun baru dengan menyepi dan semua aktivitas harus
dihentikan. Semua itu bertujuan untuk menyucikan Bhuana Alit (alam
manusia), Bhuana Agung (alam semesta). Saat Nyepi umat Hindu
45 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI
melaksanakan Catur Barata Penyepian, yaitu; Amati Geni
(tidak menyalakan api), Amati Karya atau tidak bekerja, Amati
Lelungan atau tidak bepergian, dan Amati Lelanguan atau tidak
mendengarkan hiburan.

c. Hari Raya Agama Islam

Sumber Gambar : Honeycombers.com

Agama Islam memiliki dua perayaan hari besar, yaitu hari


raya Idul Fitri dan hari raya Idul Adha. Pelaksanaan dua hari raya
tersebut berdasarkan penanggalan kalender Hijriyah. Perayaan hari
raya Idul Fitri atau lebaran dirayakan setiap tanggal 1 Syawal,
untuk merayakan keberhasilan umat Islam dalam melaksanakan
ibadah puasa di bulan Ramadhan. Hari raya Idul Adha atau hari
raya kurban dirayakan setiap tanggal 10 Dzulhijah.

Perayaan dua hari raya di atas diawali dengan pelaksanaan


shalat sunah dua rakaat secara bersama-sama yang bisa
dilaksanakan di masjid atau di lapangan terbuka. Saat perayaan
Idul Fitri, setelah shalat dilanjutkan dengan kegiatan silaturahmi ke
sanak saudara untuk saling bermaafan antara satu dengan
lainnya. Sedangkan pada perayaan Idul Adha, dilanjutkan dengan
kegiatan penyembelihan hewan kurban dan pembagian daging
hewan kurban kepada yang berhak menerima, yang mana
penyembelihan hewan kurban bisa dilaksanakan pada tanggal 10 –
13 Dzulhijjah.

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 46


d. Hari Raya Agama Katolik

Sumber Gambar : http://www.tobasamosirkab.go.id

Agama Katolik memiliki beberapa perayaan perayaan hari


besar, dan yang utama adalah hari raya Paskah. Hari raya Paskah
adalah hari raya umat Katolik untuk memperingati kebangkitan Yesus.
Selain hari raya Paskah ada juga hari raya kenaikan Yesus, hari
raya Pentakosta, dan tentunya perayaan hari raya Natal yaitu
perayan kelahiran Tuhan Yesus Kristus pada tanggal 25
Desember. Ada beberapa tradisi umat Katolik saat merayakan hari
raya Natal, seperti membuat kandang Natal, memasang pohon
Natal, mengirim ucapan selamat Natal, serta merayakan natal
bersama keluarga atau kelompok lainnya.

e. Hari Raya Agama Kristen

Agama Kristen memiliki beberapa perayaan hari raya, seperti


Natal, Jumat Agung, Paskah, kenaikan Tuhan Yesus, dan
Pentakosta. Umat Kristen merayakan Natal sebagaimana umat
Katolik, yaitu pada tanggal 25 Desember untuk merayakan kelahiran
Tuhan Yesus Kristus. Adapun hari raya Jumat Agung adalah
memperingati hari kematian Yesus Kristus di kayu salib dan
diperingati pada hari Jumat sebelum perayaan Paskah. Hari raya
Paskah adalah hari raya memperingati kebangkitan Yesus Kristus
dari kematian-Nya. Sedangkan hari raya
47 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI
Sumber Gambar : sesawi.net

kenaikan Yesus Kristus dirayakan 40 hari setelah perayaan Paskah.


Adapun hari raya Pentakosta adalah hari rurunnya Roh Kudus yaitu
50 hari sejak kebangkitan Yesus Kristus. Turunnya Roh Kudus ini
menjadi penanda kelahiran orang Kristen, yaitu orang-orang yang
dipimpin untuk hidup mengikuti teladan Yesus Kristus.

f.Hari Raya Agama Konghucu

Sumber Gambar : ANTARA FOTO/Adwit B Pramono/kye/17

Agama Konghucu memiliki hari raya keagamaan Imlek atau


yang sering kita dengar dengan sebutan tahun baru Imlek. Umat
Konghucu setiap tahun merayakan hari raya Imlek sebagai wujud
rasa syukur atas kebaikan dan kemakmuran yang sudah didapatkan
pada tahun sebelumnya, dan berharap tahun selanjutnya
juga mendapatkan kebaikan dan kemakmuran yang lebih baik.
Adapun

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 48


hari raya Imlek berakhir pada saat Cap Go Meh pada tanggal 15, yaitu
saat memasuki malam bulan purnama perdana di tahun itu.

Untuk mengenalkan peserta didik pada hari-hari besar


agama-agama, bisa dilakukan dengan Metode Audio Visual
Interaktif. Metode pembelajaran Audio Visual Interaktif adalah
pembelajaran yang dilaksanakan dengan menayangkan video
dengan teknik stop and go, yang dikombinasikan dengan
penjelasan tambahan dari guru pendamping. Pada pelaksanannya,
peserta didik diputarkan video perayaan hari besar agama,
kemudian pada bagian tertentu bisa dihentikan oleh guru. Teknik
ini digunakan untuk memberikan penjelasan tambahan terkait
nilai yang terkandung dari video yang sedang diputar, agar inti video
bisa dimengerti oleh peserta didik.

Penggunaan metode ini bisa membantu guru untuk


mengenalkan peserta didik tentang perayaan hari besar agama
melalui video, tanpa harus membawa peserta didik pada peristiwa
yang sesungguhnya. Penggunaan metode ini bisa mengakomodasi
tipe belajar anak baik yang audio, visual atau yang audio visual.

2.Mengenal Tempat Ibadah Agama

a. Tempat Ibadah Agama Buddha

Umat Buddha melaksanakan


ibadah sucinya di tempat yang
bernama Vihara. Vihara adalah
tempat ibadah agama Buddha
yang biasanya dipenuhi hiasan
ornamen dan aneka arca dari
Dewa yang disembah (
Sumber Gambar :
Ensiklopedia “Meyakini http://www.viharabuddhagunabali.com
Menghargai”).
49 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI
b. Tempat Ibadah Agama Hindu

Umat Hindu melaksanakan


ibadah sucinya di tempat yang
bernama Pura. Dalam penataanya
struktur atau denah Pura dibagi atas
tiga bagian, yaitu: jaba pura atau
halaman luar, jaba tengah atau
halaman tengah, dan jeroan atau
halaman dalam Sumber Gambar : travelingyuk.com

c. Tempat Ibadah Agama Islam


https://bit.ly/364NEwC
Umat I slam melaksanakan
Ibadah hariannya di tempat yang
bernama Masjid. Masjid terdiri dari
ruangan yang tanpa banyak sekat dan
perabotan seperti meja dan kursi. Di
bagian depan ruangan terdapat ruang
imam dan mimbar untuk khutbah. Umat Sumber Gambar : udaindra.blogspot.com

Islam juga dapat melaksanakan berbagai ibadahnya di Mushala atau


Surau, sebuah bangunan serupa masjid tetapi memiliki ukuran
lebih kecil.

d. Tempat Ibadah Agama Katolik

Umat Katolik melaksanakan


ibadahnya di tempat yang bernama
Gereja. Di dalam Gereja Katolik
terdapat beberapa simbol seperti
salib dengan tubuh Yesus, patung
Yesus, patung Bunda Maria dan
patung orang suci lainny
a (Ensiklopedia “Meyakini
Menghargai”). Sumber Gambar : biarawan.blogspot.com

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 50


e. Tempat Ibadah Agama Kristen

Umat Kristen, sebagaimana


umat Katolik juga melaksanakan
ibadahnya di Gereja. Yang identik
d e n gan ge re j a K r i ste n ad al
ah banyaknya ragam gereja yang
ada dalam agama Kristen, seperti
Gereja Adventis, Anglican, Baptis, Sumber Gambar :
direktoriwisatajombang.blog
Bethel,
Metodis Pentakosta dan lainnya. Untuk menjaga kesatuan di antara
gereja-gereja tersebut, maka berdirilah Persekutuan Gereja-
Gereja Indonesia (Ensiklopedia “Meyakini Menghargai”).

f.Tempat Ibadah Agama Konghucu

Umat Konghucu melaksanakan


Ibadah sucinya di tempat bernama
Klenteng atau Kelenteng. Awalnya
Klenteng adalah sebutan untuk
tempat i badah penganut
k e p e r c a y a a n tradisional Tionghoa
di Indonesia. Karen a pen gan u t
k e p e r c a y a a n tradisional Tionghoa di
Sumber Gambar : Honeycombers.com
Indonesia sering
disamakan sebagai penganut agama Konghucu, maka
klenteng dengan sendirinya disamakan sebagai tempat ibadah
agama Konghucu.

Untuk mengenalkan peserta didik pada tempat ibadah


agama-agama, bisa dilakukan dengan metode menggambar dan
mewarnai. Metode ini memuat aktivitas kreatif untuk membentuk
gambar dan menuangkan warna yang menyampaikan gagasan, ide,
serta simbol sebagai salah satu bentuk ekspresi menggunakan
berbagai teknik guratan dan alat gambar yang beranekaragam.
51 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI
Dalam kegiatan ini, peserta didik diajak menggambar
bangunan tempat ibadah agama yang ada di Indonesia seperti
menggambar Vihara, Pura, Masjid, Gereja, dan Klenteng. Setelah
selesai menggambar, mereka diajak mewarnai obyek gambar yang
telah dibuat sesuai dengan imajinasi mereka atas warna yang
identik dengan tempat ibadah agama tertentu, seperti Vihara dan
Klenteng yang identik dengan warna merah dan emas, bangunan
Pura yang identik dengan warna hitam dan sebagainya.

Penggunaan metode ini bertujuan untuk mengajak anak


mengenal tempat ibadahnya sendiri dan agama lain melalui
visualisasi pengetahuan mereka lewat menggambar dan mewarnai.
Kegiatan ini juga bisa mengaktifkan aspek motorik, kognitif, dan
seni peserta didik secara bersamaan dalam mengenal tempat
ibadah agama di Indonesia.

3.Mengenal Kitab Suci Agama

AGAMA KITAB SUCI


Agama Buddha
Kitab Suci Tripitaka
Agama Hindu Kitab Suci Weda
Agama Islam
Kitab Suci Al Qur'an
Agama Katolik Kitab Suci AlKitab
Agama Kristen
Kitab Suci AlKitab
Agama Konghucu Kitab Suci Shisu Wujing.

Sumber: https://bit.ly/2NDLkGB

Untuk mengenalkan peserta didik pada kitab suci agama-


agama, bisa dilakukan dengan Metode Gallery Walk. Metode ini
memuat cara belajar untuk menilai dan mengingat apa yang telah
dipelajari siswa selama berlangsungnya pembelajaran. Langkah-
langkah penggunaan metode Gallery Walk pada kegiatan ini, dapat
MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 52
diawali dengan memberikan penjelasan kepada peserta didik
tentang kitab suci agama yang ada di Indonesia. Setelah mereka
sudah mengerti, kemudian guru bisa menyediakan 1 lembar kertas
seukuran poster, potongan tulisan nama kitab suci dan potongan
tulisan nama agama. Setelah semuanya siap, kemudian
mereka diminta membuat galeri belajar yang berisi perpaduan
nama agama dan kitab sucinya dengan menggunakan perpaduan
metode index card match.

Setelah galeri belajar jadi, anak-anak dipersilahkan


menempelkan galeri belajarnya di dinding kelas. Setelah semuanya
tertempel, kemudian semua anak diminta berjalan mengitari galeri
satu persatu untuk melihat galeri yang dibuat temannya. Kegiatan
ini bertujuan untuk saling mengecek apakah galeri yang telah
mereka buat sudah benar atau belum? Kalau sudah benar masing-
masing anak diminta menempelkan tanda bintang di galeri, tetapi
kalau belum benar mereka diminta membuat catatan perbaikan
untuk temannya. Kegiatan ini bisa mengaktifkan aspek kognitif,
motorik, bahasa dan sosial peserta didik secara bersamaan untuk
mengenal kitab suci agama yang ada di Indonesia.

53 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI


Kata Bijak

Hiduplah layaknya pohon yang berbuah,


orang-orang melemparinya dengan batu,
tetapi ia membalasnya dengan buah

(Imam al-Ghazali).

( 99 Mutiara Pesantren, 2018 )

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 54


TOPIK 5 :
BELAJAR KEPADA
LINGKUNGAN SEKITAR
TOPIK

Belajar ke Lingkungan Sekitar

PENGANTAR
Gambar dan cerita tentang anak yang sedang bermain dan
belajar di lingkungan sekitar

TUJUAN
1. Peserta didik mengenal dan belajar ke lingkungan
sosial, lingkungan budaya, dan lingkungan alam di
sekitarnya.

2. Peserta didik memahami perilaku bergotong royong


dan saling menghargai dari akomodasi budaya lokal

MATERI BAHASAN METODE

1. Pembiasaan
Lingkungan Sosial
2. Cerita

1. Bermain
2. Bernyanyi
Lingkungan Budaya 3. Demontrasi,
4. Karyawisata / Fieldtrip
5. Gambar & Audio Visual

Lingkungan Alam 1. Karyawisata / Fieldtrip,


2. Menggambar dan Mewarnai
67 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI
Pengantar

Sumber Gambar : Dokumen Penulis

Pernahkah kalian melakukan kegiatan atau bermain seperti


gambar di atas? Kegiatan di atas pasti sangat menyenangkan jika
kita lakukan. Kita bisa belajar dari lingkungan di sekitar kita. Lalu apa
saja yang termasuk lingkungan sekitar kita? Untuk mengetahuinya
mari kita baca kisah di bawah ini.

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 68


Belajar Ke Lingkungan Sekitar

69 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI


MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 70
Dari Kisah di atas kita bisa belajar bahwa belajar di
lingkungan sekitar dapat dimulai dari lingkungan sosial, lingkungan
budaya, dan lingkungan alam. Lingkungan sosial merupakan
lingkungan pertama yang dipelajari anak sebagai makhluk sosial.

Dari lingkungan sosial kita bisa belajar tentang kebiasaan /


aturan yang ada baik di keluarga, masyarakat, maupun sekolah.
Sedangkan di lingkungan budaya kita bisa belajar adat istiadat,
kesenian, norma, atau tradisi yang ada di seluruh nusantara. Dan
di lingkungan alam, kita bisa belajar tentang warisan alam yang
sudah disiapkan oleh Tuhan seperti sawah, sungai, gunung, gurun,
air, dan sebagainya.

Dengan mempelajari lingkungan sekitar baik lingkungan


sosial, budaya, dan alam merupakan wujud dari akomodasi budaya
lokal. Indonesia sendiri dikenal dengan keberagaman budaya,
sosial dan alam yang ada di masing-masing daerah. Selain
itu, dengan mengenalkan budaya lokal, kita juga telah
memupuk semangat bergotong royong dan saling menghargai
antar sesama.

Kata Kunci:
Lingkungan sosial, Budaya, Alam, Gotong Royong dan Menghargai

TUJUAN

1. Peserta didik mengenal dan belajar ke lingkungan sosial,


lingkungan budaya, dan lingkungan alam di sekitarnya sebagai
akomodasi budaya lokal.

2.Peserta didik memahami perilaku bergotong royong dan


saling menghargai dari hasil akomodasi budaya lokal.
71 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI
Materi Bahasan Dan Metode

1. Belajar Mengenal Lingkungan Sosial

Tahukah kalian bahwa lingkungan sosial merupakan


merupakan tempat berlangsungnya bermacam-macam interaksi
sosial dalam lingkup individu maupun kelompok di masyarakat.
Pada lingkungan sosial pun di dalamnya tidak terlepas dari aspek
nilai dan norma yang berlaku. Adapun yang termasuk di dalam
lingkungan sosial antara lain keluarga, masyarakat, dan sekolah.

Contoh kebiasaan atau tata krama di lingkungan keluarga


seperti: makan bersama, berpamitan dengan orang tua atau
keluarga ketika ke luar rumah, bersalaman, tegur sapa, dan aturan-
aturan lain yang dibuat atas kesepakatan bersama di keluarga
masing-masing. Sedangkan Norma-norma yang ada di masyarakat
diantaranya gotong-royong, takziah, wiwit, merti dusun, rasulan,
majemukan, kerja bakti, menjenguk orang sakit, kegiatan bakti
sosial, dan kegiatan atau tradisi lain yang ada di lingkungan
masyarakat. Bentuk kegiatan yang ada di sekolah seperti upacara
bendera, piket harian, kerja bakti, salaman, tegur sapa, dan lain-
lain. Seluruh contoh kegiatan di atas merupakan wujud gotong
royong dan saling menghargai terhadap sesama manusia tanpa
memandang suku, bangsa, dan agamanya.

Metode yang digunakan untuk belajar mengenal lingkungan


sosial diantaranya adalah:
a. Metode Cerita
Cerita merupakan salah satu metode yang sangat digemari
oleh anak, apalagi jika pendidik atau orang tua bisa membawakan
cerita dengan teknik yang tepat. Pendidik dapat membuat cerita
yang berkaitan dengan kehidupan di lingkungan sosial. Dari metode
bercerita anak-anak dapat mengambil pesan atau hikmah yang ada
dalam cerita. Misalnya dari cerita “belajar ke lingkungan” di atas
anak- anak bisa belajar bahwa mengenal lingkungan sosial bisa
dimulai dari
MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 72
lingkungan yang dekat dengan anak. Lingkungan sosial yang dekat
dengan anak antara lain keluarga, masyarakat, dan sekolah. Dari
cerita di atas kita bisa belajar bahwa kebiasaan La Ode di
rumahnya seperti tolong menolong, sarapan bersama, pamitan,
takziah telah membiasakan anak-anak untuk peka dan peduli
terhadap lingkungan sosialnya atau lingkungan masyarakat. Anak-
anak dilatih untuk belajar peduli dan memiliki rasa gotong-
royong terhadap sesama.

b.Metode Pembiasaan

Metode lain yang dapat digunakan untuk mengenalkan


lingkungan sosial pada anak adalah melalui pembiasaan. Anak-anak
dapat diajak untuk tanya jawab mengenai kesepakatan atau
kebiasaan baik yang ada di masing-masing keluarga atau di
lingkungan masyarakat di sekitar mereka. Dari sini anak-anak akan
belajar beberapa contoh kebiasaan baik yang ada di lingkungan
sekitar mereka yang dapat dijadikan panutan. Pendidik dapat
membantu dengan membuat catatan tentang pembiasan baik pada
papan plano kemudian di tempel di tembok sebagai pengingat bagi
anak.

2. Belajar Mengenal Lingkungan Budaya

Belajar mengenal lingkungan budaya berarti mengenal dan


memperlajari berbagai budaya yang ada di seluruh nusantara.
Lingkungan budaya merupakan segala kondisi, baik berupa materi
(benda) maupun nonmateri (bukan benda) yang dihasilkan oleh
manusia melalui aktifitas dan kreatifitasnya. Lingkungan budaya
yang berupa materi (benda) seperti bangunan, peralatan, pakaian,
senjata. Sedangkan budaya yang berujud non-materi seperti tata
nilai, norma, adat istiadat, kesenian, sistem politik dan sebagainya.

Tahukah kalian bahwa berdasarkan data dari pusat


statistik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2019
menjelaskan bahwa jumlah budaya yang berupa benda pada tahun
2018 terdiri

73 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI


dari 2.319 cagar budaya dan 435 museum di 34 provinsi di Indonesia.
Sedangkan warisan budaya yang tidak berwujud benda (kesenian,
kepercayaan dan tradisi, dan sejarah) pada tahun 2018 saja terdapat
225 warisan budaya di seluruh nusantara. Dengan rincian 33 tradisi
ekspresi lisan, 72 adat istiadat/tradisi di masyarakat, 10 pengetahuan
atau kebiasaan perilaku, 74 seni pertunjukan, dan 36
kemahiran kerajinan tradisional. Fantastik, kan?

Mengenalkan lingkungan budaya pada anak tidak hanya


sebatas mengenalkan kesenian saja. Tetapi juga harus
mengenalkan seluruh warisan budaya baik yang berwujud benda
maupun warisan non benda. Dengan mengajarkan kebudayaan
sejak dini maka akan menimbulan rasa cinta kasih kepada anak
untuk mencintai budaya dan ikut melestarikan budaya yang ada di
nusantara.

Berbagai metode yang dapat gunakan untuk mengenalkan


lingkungan budaya kepada anak antara lain:

a. Metode Bermain

Salah satu cara mengenalkan lingkungan budaya pada


anak adalah melalui metode bermain. Hal ini dikarenakan dunia
anak merupakan dunia bermain, sehingga bermain merupakan
salah satu hal menyenangkan yang dapat digunakan untuk
mengenalkan lingkungan budaya bagi anak. Anak-anak dapat
dikenalkan dan diajak untuk memainkankan berbagai permainan
tradisional yang ada diberbagai daerah di Indonesia yang
jumlahnya sangat banyak sekali. Anak-anak dapat diminta
menyebutkan dan mempraktikkan permainan tradisional yang
mereka ketahui.

Berikut merupakan salah satu contoh permainan tradisional


dari berbagai yaitu engklek. Permainan ini dikenal dengan nama
yang berbeda-beda di setiap daerah. Engklek sendiri berasal dari
Bahasa Jawa, di Betawi umum dikenal dengan dampu bulan, di
daerah Riau disebut Setatak, di NTT dikenal dengan siki doka, dan
di daerah Batak Toba dikenal dengan Marsitekka. Ada juga yang
menyebut sunda
MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 74
manda serta masih banyak nama-nama lainnya. Permainan ini
dikenal juga dengan nama batu lempar atau gacok. Setelah selesai
membuat gacok, carilah lapangan atau halaman sebagai lokasi
bermain. Batas lokasi bermain dibuat garis kotak-kotak. Garisnya
dibuat dengan kapur atau batu bata. Jika bermain di tanah,
kotaknya bisa dibuat dengan ujung kayu atau ranting. Buatlah
enam kotak dari atas ke bawah. Pada kotak kelima, buat lagi kotak
kanan dan kiri sehingga membentuk seperti huruf T. Setelah selesai,
silakan bermain. Permainan engklek bisa dilakukan dengan satu
atau dua batu lempar. Pada permainan dengan satu batu lempar,
pemain boleh dua orang atau lebih. Pemain pertama melempar
batunya dari kotak terdekat atau kotak pertama. Jika
batu lempar tida
k meleset, pemain
pertama b o l e h m e l a
n j u t k a n d e n gan m
e l an gkah i kotak
pertama. Cara m e l
ewat i n ya sam b i l
jinjit.Gambar anak-anak
bermain engklek

b.Metode Bernyanyi

Metode lain yang dapat digunakan untuk mengenalkan


lingkungan budaya adalah menggunakan metode bernyanyi. Metode
bernyanyi di lakukan untuk mengenal berbagai lagu tradisional
yang berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia yang
jumlahnya sangat banyak. Hal ini dikarenakan di satu provinsi saja
memiliki lebih dari 1 lagu daerah. Anak-anak diminta untuk
menyanyikan lagu daerah yang berasal dari daerahnya secara
bergantian, sehingga mereka dapat saling mengetahui lagu daerah
dari tiap provinsi. Guru juga bisa mengajak anak menyanyikan
misalnya lagu Ampar-ampar pisang dari Kalimantan Selatan, lagu
Anak Kambing Saya dari NTT, lagu Ayam Den Lapeh dari Sumatra
Barat, lagu Gundhul Pacul dari
75 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI
Jawa Tengah, dan lagu Apuse dari Papua. Pendidik juga dapat
mencari referensi berbagai lagu daerah di seluruh Indonesia
pada laman.

Untuk contoh bisa melihat video dari link berikut:


https://www.youtube.com/watch?v=VoIV-evpeMo

c.Metode Demonstrasi

Metode lain yang digunakan untuk mengenalkan budaya pada


anak adalah melalui metode demontrasi. Metode Demonstrasi bisa
digunakan untuk mengenalkan berbagai permainan tradisional dari
masing-masing daerah dan juga mengenalkan berbagai alat musik
tradisional. Contoh alat musik tradisional yang dapat dikenalkan
seperti gamelan, angklung, seruling, rebana, dan beberapa alat
musik lain dari seluruh nusantara. Langkahnya adalah guru
bisa menyediakan permainan atau alat musik yang akan
dimainkan. Selanjutnya guru mengenalkan namanya dan
memberikan contoh atau mempraktekkan cara memainkan
permainan atau alat musik tersebut. Setelah selesai anak-anak bisa
diminta untuk mencoba mempraktikkan permainan atau alat musik
tersebut. Guru juga dapat mengambil referensi alat musik tradisional
dari seluruh Indonesia pada laman di bawah ini.

Alat Musik Tradisional

KALIMANTA SELATAN JAWA TENGAH RIAU SULAWESI SELATAN SULAWESI BARAT


Panting Gamelan Gambus Kaso - Kaso Kecapi

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 76


MALUKU
Nafiri

GORONTALO MALUKU UTARA PAPUA BARAT PAPUA


Polo Palo Fu Guoto Tifa

KALIMANTA TIMUR BALI SUMATRA SELATAN BANGKA BELITUNG LAMPUNG


Sampek Genceng Accordion Gendang Melayu Bende

Untuk contoh alat musik tradisional bisa melihat


video dari link berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=QBtBK_1rR4U

d. Metode Karyawisata / fieldtrip

Metode karyawisata dapat dilakukan dalam mengenalkan


lingkungan budaya pada anak. Metode karyawisata tidak hanya
dimaknai sebagai kegiatan rekreasi / piknik, akan tetapi metode
karyawisata merupakan kegiatan pembelajaran dengan mengajak
anak belajar langsung ke tempat sesuai dengan tema yang
dipelajari. Misalnya untuk mengenalkan tentang budaya wayang,
maka guru bisa mengajak anak ke pengrajin wayang atau ke
museum wayang agar anak bisa belajar secara langsung.
Selain itu kegiatan karyawisata bisa dengan mengajak anak-anak
untuk mengunjungi situs-situs budaya seperti candi, goa, museum,
ziarah ke makam wali, dan tempat-tempat lain yang berkaitan
dengan budaya yang dekat dengan lingkungan anak.
77 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI
e.Media Gambar dan audio visual

Gambar dan Flashcard merupakan media yang dapat


digunakan untuk mengenalkan budaya seperti alat musik pada
anak. Anak-anak dapat mengenal berbagai jenis warisan budaya
seperti rumah adat, pakaian tradisional, candi, dan alat musik
tradisional di Indonesia melalui gambar. Guru dapat menyiapkan
gambar warisan budaya tersebut dan memperkenalkannya
pada anak. Selain memperkenalkan warisan budaya tersebut
melalui gambar, guru juga bisa memperkenalkan melalui audio
visual. Misalnya dengan melihat video interaktif tentang kebudayaan
di Indonesia melalui laman.

Untuk contoh Gambar dan Audio Visual bisa


melihat video dari link berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=sTG7sFq_XhQ

3.Belajar Mengenal Lingkungan Alam

Lingkungan alam merupakan lingkungan yang dalam proses


terciptanya tanpa adanya intervensi dari tangan manusia.
Lingkungan alam sangat beragam sekali macamnya, mulai dari
laut, sawah, pegunungan, hutan, danau, lembah, gunung, sungai,
gurun, dan sebagaina yang telah disediadakan oleh alam.
Lingkungan alam merupakan salah satu sumber belajar yang
menyenangkan bagi anak. Melalui alam, anak-anak akan belajar
secara langsung untuk menemukan berbagai informasi baru bagi
anak. Berbagai lingkungan alam yang dapat dikenalkan pada
anak antara lain sawah, pengunungan, lapangan, sungai, hutan,
danau, laut, dan tempat lain yang ada di alam.

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 78


Metode yang dapat digunakan untuk mengenalkan lingkungan
alam adalah

a)Metode karyawisata

Metode karyawisata merupakan media yang paling tepat


digunakan untuk mengenalkan lingkungan alam kepada anak.
Melalui metode ini anak dapat mengenal dan berinteraksi dengan
lingkungan alam secara langsung. Harapannya anak-anak
akan mencintai lingkungan alam yang ada disekitarnya dan
ikut menjaga atau melestarikan lingkungana alam.

Langkah Kegiatan :

Anak-anak di ajak berkumpul di halaman sekolah,


melaksanakan kegiatan fisik sederhana, dan berbaris
membentuk kereta.
Anak-anak diajak berjalan menuju lapangan atau sawah.

Di sepanjang perjalanan anak-anak dapat dikenalkan jenis-


jenis tanaman yang mereka temui. Anak-anak diajak
mengamati dan mengenal semua jenis tanaman yang
ditemui.
Sesampainya di lapangan dan di sawah anak-anak diajak
untuk mencari belalang, belajar untuk membajak sawah
menggunakan kerbau, belajar menanam tanaman, bermain
di sungai, dan kegiatan lain yang dilakukan di alam bebas.

b)Metode Menggambar dan Mewarnai

Metode menggambar dan mewarnai merupakan kegiatan


menyenangkan bagi anak. Anak-anak dapat diajak untuk
mengambar tentang lingkungan alam sesuai keinginan anak. Anak-
anak dapat diajak menggambar dengan beberapa teknik misalnya
menggambar dengan pensil, dengan cat air, dan bisa juga dengan
nger painting. Setelah anak-anak selesai menggambar dengan tema
79 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI
lingkungan alam mereka dapat diajak untuk mewarnai hasil
gambarannya dengan menggunakan cat air, pewarna, dan crayon.
Melalui kegiatan ini anak akan belajar tentang lingkungan alam di
sekitarnya.

Kata Bijak

Sesungguhnya semua manusia itu mulia dan


agung. Ini mutlak adanya dan tidak ada
pengecualian disebabkan warna kulit, ras dan
agama (Raghib al-Sirjani)

( 99 Mutiara Pesantren, 2018)

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 80


TOPIK 6 :
MENJADI PRIBADI
YANG SANTUN,
BIJAK DAN JUJUR

TOPIK

Menjadi Pribadi yang Santun, Bijak dan Jujur

PENGANTAR

Pengantar ditulis dengan cara menyampaikan


Kisah “Raja Kaimana dan Benih Bunga”

TUJUAN

1.Peserta didik memahami apa dan bagaimana berperilaku


santun, bijak dan jujur.
2. Peserta didik memahami apa dan bagaimana
cara mengendalikan diri, berperilaku sportif dan
disiplin

81 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI


MATERI BAHASAN METODE

1. Lagu
Mengendalikan diri 2. Outing class
3. Permainan

Bersikap sportif

1. Lomba PHBN
2. Olahraga
3. Bermain peran

1. Pasukan TUBPBB
Disiplin 2. Drumband dan rebana
3. Pramuka
4. Piket kelas
MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 82
Raja Kaimana dan Benih Bunga

83 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI


MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 84
85 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI
MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 86
87 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI
MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 88
89 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI
MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 90
Sumber: Buku Pendidikan Nilai Untuk Anak

91 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI


Kisah Raja Kaimana dan benih bunga merupakan suatu
contoh seorang putri yang bernama Arina Amarala yang memiliki
sikap santun dan jujur. Berkat sifat baiknya tersebut Arina terpilih
menjadi penerus tahta Kerajaan Kaimana oleh Rajanya yang sangat
bijak.

Bersikap santun memiliki arti berkata lemah lembut serta


bertingkah laku sopan dan baik. Misalnya, Arina menghormati Raja
yang berusia jauh lebih tua dan berperilaku santun di hadapannya.
Arina disiplin dalam merawat benih bunga yang diberikan oleh Raja.
Ayah Arina yang menghargai proses bukan mementingkan hasilnya
memiliki peran penting dalam membentuk sikap Arina yang jujur.

Bersifat jujur bermakna memiliki ketulusan hati dan


mengatakan yang sebenar-benarnya. Dalam cerita di atas,
Arina berhasil mengendalikan diri untuk tidak berbuat curang
dengan mengganti tanaman yang kosong dengan tanaman yang
sudah berbunga seperti yang dilakukan oleh temannya, Mira.

Arina bersikap sportif mengungkapkan tidak ada hasil apapun


dari menanam benih pada Raja dengan apa adanya. Raja
Kaimana sangat bijak karena selalu menggunakan akal budinya
serta pandai menghargai seluruh sifat baik Arina. Pada akhirnya
memilih Arina menjadi Ratu berikutnya.

Kata Kunci:
Santun, Mengendalikan Diri, Sportif dan Disiplin

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 92


Tujuan

1. Peserta didik RA dan MI memahami apa dan bagaimana


berperilaku santun, bijak dan jujur.

2. Peserta didik RA dan MI memahami apa dan bagaimana cara


mengendalikan diri, berperilaku sportif dan disiplin.

Materi Bahasan dan Metode

1. Mengendalikan Diri

Adalah sebuah ajakan pada peserta didik untuk dapat


mengendalikan dorongan dalam melakukan sesuatu dan
mengendalikan keinginan akan sesuatu. Selain itu mengendalikan
diri berarti kemampuan anak mematuhi norma sosial tanpa
pengawasan. Pengendalian diri merupakan salah satu aspek
kecerdasan moral.

Terdapat beberapa metode yang dapat dipraktekkan


peserta didik RA dan MI:

a. Mendampingi Peserta Didik Menyanyi Bersama

Menyanyi merupakan aktivitas yang mudah dilakukan.


Menyanyikan lagu yang bernada ceria dengan pesan moral yang
terkandung di dalamnya bisa diterima dan diingat dengan mudah
oleh peserta didik. Misalnya dua lagu ini:
93 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI
Anak Santun
(lirik:penulis/irama:Anak Gembala)

Aku adalah anak yang santun


Selalu ramah, juga tersenyum
Karena senyum itu shodaqoh
Seperti yang diajarkan
Rasululloh Lalalalalalala…
Aku bangga jadi anak santun
Lalalalalalala…
Berteman dengan siapapun selalu rukun.

Lagu pertama Anak Santun mengajarkan supaya menjadi


anak yang ramah, santun dan suka tersenyum seperti yang telah
diajarkan oleh baginda Rasulullah SAW. Tujuannya supaya peserta
didik dapat mengendalikan diri jika emosi atau marah.

Tangan Kebaikan
( lirik:penulis/irama: Duan Tangan saya )

Dua tangan saya


Untuk bersalaman
Untuk tolong teman
Lakukan kebaikan

Lagu kedua Tangan Kebaikan mengajarkan agar peserta didik


menggunakan tangannya untuk selalu berbuat baik kepada
orang lain. Misalnya ketika peserta didik memiliki konflik dengan
teman sekelasnya, terkadang peserta didik menggunakan tangan
untuk memukul temannya. Lewat lagu ini mengajak supaya anak
dapat berdamai dengan saling bersalaman.

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 94


b. Outing Class

Setiap peserta didik memiliki kemampuannya masing-masing


dalam melakukan adaptasi di tempat yang berbeda. Metode
outing class atau belajar di luar kelas dapat menjadi media
pembelajaran peserta didik untuk dapat beradaptasi di lingkungan
yang baru serta berlatih untuk mengendalikan diri. Seperti yang
telah dilakukan di RA Banat Kudus.

Sebelum melakukan outing class misalnya ke Mubarok


Food, ada peraturan yang telah diberitahukan pada peserta didik
hal apa diperbolehkan dan hal yang tidak diperbolehkan selama
melakukan outing class. Aturan ini sangat penting untuk
memberikan pelajaran tentang pengendalian diri pada peserta didik.
Contoh ketika di dalam bis peserta didik harus duduk di tempatnya
masing-masing dan tidak diperkenankan berjalan-jalan di
sepanjang lorong bis karena dapat menyebabkan peserta didik
terjatuh.

c. Permainan

Dalam melakukan permainan, peserta didik senang dapat


bermain sekaligus belajar. Guru dapat memberikan permainan di
sela-sela pelajaran supaya peserta didik tidak bosan. Misalnya
dua permainan sebagai berikut:
· Kado Rahasia

Cara bermain: Seorang guru membuat kado sederhana.


Kado dibungkus semenarik mungkin. Isi kado boleh makanan
ringan yang bisa dimakan oleh seluruh peserta didik di kelas. Kado
ditaruh di depan meja salah seorang peserta didik.
Aturannya guru tidak boleh memberitahukan isi kado pada
peserta didik. Guru memberitahukan pada peserta didik untuk tidak
membuka kado sampai waktu yang ditentukan. Kado tidak boleh
dipindahkan dari tempat asalnya. Pada hari ketiga kado boleh
dibuka oleh ketua kelas. Seluruh peserta didik boleh menikmati
makanan Bersama.

95 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI


Di akhir permainan dilakukan evaluasi pembelajaran
dengan menanyakan beberapa pertanyaan pada peserta didik:
Pelajaran apa yang kalian dapatkan dari permainan kado
rahasia? Apa yang kalian rasakan ketika melihat kado tergeletak
di meja? Apa harapan dari kalian ketika melihat kado rahasia?

Tujuan dari aktivitas permainan kado rahasia ini adalah untuk


mengajarkan pada peserta didik agar bisa mengendalikan diri tidak
melanggar aturan permainan. Peserta didik belajar untuk
menghargai kesepakatan yang telah dibuat dalam kelas. Selain itu
peserta didik dapat saling mengingatkan kawan lainnya jika akan
melanggar aturan. Kerja sama dalam satu kelas untuk menaati
peraturan akan menjadi kebiasaan yang baik.

Kereta Kencana

Cara bermain: Satu kelas dibagi ke dalam beberapa


kelompok. Satu kelompok terdiri dari 6-9 peserta didik. Ada satu
peserta didik dalam tiap kelompok yang menjadi masinisnya. Selain
masinis mata peserta didik ditutup oleh kain penutup. Peserta didik
diminta membentuk satu barisan dengan saling memegang bahu.

Aturan mainnya tidak boleh ada satu anggota kelompok pun


yang berbicara. Hanya masinis yang boleh berbicara dan memegang
kendali kereta. Tiap kelompok diminta untuk berkompetisi sampai di
luar kelas. Kelompok yang sampai terlebih dahulu itulah yang
menang.

Di akhir permainan dilakukan evaluasi pembelajaran


dengan menanyakan beberapa pertanyaan pada peserta didik:
Pelajaran apa yang kalian dapatkan dari permainan kereta
kencana? Apa yang kalian rasakan ketika tidak boleh berbicara?
Apakah masinis berhasil untuk mengendalikan keretanya?

Tujuan dari kegiatan permainan kereta kencana ini adalah


untuk mengajarkan pada peserta didik anggota kelompok untuk
mengendalikan diri tidak berbicara selama kereta berjalan.
Peserta
MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 96
didik belajar untuk menjaga kekompakan dan kerja sama kelompok.
Akan muncul sifat kepemimpinan dan tanggung jawab dari masinis
atau ketua yang ditunjuk.

2.Berperilaku Sportif

Kita simak cerita berikut yuk;

Desa Lingsar di Lombok Barat memiliki satu adat yang


bernama Perang Topat. Aksi saling lempar ketupat berukuran mini antar
umat Islam dan umat Hindu menjadi simbol kerukunan umat
beragama. Tak ada amarah, baik umat Islam maupun umat Hindu.
Justru saling lepas tawa untuk saling membalas lemparan. Mereka
saling bersikap sportif. Ritual Perang Topat di Desa Lingsar digelar pada
hari ke-15 bulan ke tujuh pada penanggalan Sasak Lombok yang
bernama purnama sasih kepitu.

Dari cerita di atas kita dapat belajar tentang kerukunan umat


beragama dan sportivitas oleh umat Hindu dan Islam di Desa
Lingsar Lombok Barat. Dalam konteks ini bersikap sportif
merupakan dorongan pada peserta didik untuk memiliki
pengalaman berkompetisi sesuai dengan kemampuan anak dan
bakatnya.

Disini ada pemahaman konsep tentang menang dan kalah.


Target pada peserta didik bukan untuk menjadi pemenang akan
tetapi motivasi. Hal yang terpenting adalah menikmati prosesnya
bukan hanya fokus pada hasilnya.

Adapun metode yang dapat dilakukan RA dan MI sebagai


berikut;

a. Lomba Dalam Peringatan Hari Besar Nasional

Setiap madrasah memiliki tradisi atau kebiasaan dalam


memperingati hari besar nasional. Salah satunya mengadakan
perlombaan dalam rangka hari kemerdekaan bangsa Indonesia tiap
tanggal 17 Agustus. Para peserta didik selalu menyambut gembira
97 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI
kegiatan ini. Lomba yang populer saat 17-an antara lain lomba
makan kerupuk, lomba balap karung atau lomba yang
membutuhkan kerja sama seperti lomba tarik tambang. Seperti
yang telah dilakukan oleh sekolah Raudhatul Athfal Banat Kudus.
Melalui berbagai perlombaan tersebut, peserta didik dapat
belajar bersikap sportif. Peserta didik dapat dengan lapang dada
menerima kekalahan dan kemenangan yang lainnya.

b. Melakukan Olahraga

Olahraga memiliki manfaat yang sangat baik untuk


kesehatan. Selain itu olahraga dapat mengajarkan anak berperilaku
sportif. Setiap sekolah sudah mengajarkan olahraga pada peserta
didiknya. Misalnya olahraga sepak bola dan kasti.

Aturan main dalam olahraga sudah sangat jelas. Dalam


olahraga tim, ada banyak karakter anggota tim yang mewarnai
dinamika kelompok. Perlu ada proses kerja sama supaya
semangat sportivitas dijunjung tinggi. Seperti yang dilaksanakan
oleh MI Pulutan.

c. Aktivitas Permainan Tradisional

Dengan berkembangnya teknologi kecenderungan permainan


anak menjadi bergeser. Anak makin akrab dengan gawai dan
mudah untuk emosi jika tidak sesuai harapannya. Hal ini disebabkan
karena permainan dalam gawai tidak mengajarkan sportivitas
secara utuh karena hanya berlangsung satu arah. Permainan
tradisional seperti gobak sodor, balap eggrang dapat melatih
peserta didik bersikap sportif. Kebersamaan dan sportivitas akan
terbangun dengan melakukan permainan tradisional.

d. Bermain Peran

Bermain peran berkontribusi pada perkembangan fisik,


emosional, kognisi dan sosial anak. Pada usia anak RA bermain
peran secara berkelompok dapat membuat anak memperhatikan
perasaan
MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 98
orang lain dan mengembangkan kemampuan berpikir. Dalam
pengawasan dan dukungan guru, anak di usia RA dapat
berkomunikasi satu sama lain sambil mengambil peran sebagai
guru, peserta didik, dokter, pasien, pegawai toko dan sebagainya
dalam berbagai situasi bersama temannya.

Pada usia anak MI bisa disesuaikan dengan situasi atau


skenario yang lebih kompleks. Misalnya mengangkat situasi banjir,
ada peran korban, penolong, pejabat pemerintah, oknum yang tidak
bertanggung jawab. Setiap anak dapat belajar sportif untuk saling
bergantian peran bukan hanya peran yang disenangi. Setiap profesi
atau tokoh memiliki peranan masing-masing yang sama-sama
penting.

3.Disiplin

Mari kita simak kisah berikut:

Muhammad Rai Mursalim, menyita perhatian publik saat gelaran


Piala AFC U-19 tahun 2018. Rai menjadi bintang lapangan sejak
menjadi top skorer Liga Santri Nusantara (LSN) 2016. Rai adalah seorang
santri, Ia ingin membuktikan bahwa santri tidak hanya pandai mengaji
tetapi juga bisa berprestasi di bidang olah raga. Bagi Rai,
kesuksesannya adalah buah dari doa kyai dan kawan-kawannya di
pesantren serta kedisiplinannya dalam berlatih.

Dari kisah singkat di atas dapat kita ambil pelajaran bahwa


kesuksesan dapat diraih salah satunya dengan disiplin. Dalam
konteks ini sebuah pembiasaan pada peserta didik untuk patuh
pada waktu atau aturan yang telah ditetapkan baik dalam
keluarga maupun madrasah.

Beberapa metode yang dapat diterapkan di MI sebagai


berikut:

99 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI


a. Pasukan Tugas Upacara Bendera

Upacara bendera dilaksanakan tiap hari Senin dan Hari Besar


Nasional. Petugas upacara dilaksanakan oleh peserta didik kelas 3,
4, 5 dan 6. Seperti yang dipraktekkan oleh Madrasah Ibtidaiyyah Al-
Islam Tonoboyo, Bandongan, Magelang. Tujuan dari kegiatan ini:

· Mempersiapkan peserta didik agar siap dalam pelaksanaan


upacara.
· Meningkatkan kedisiplinan, etos serta fokus peserta didik
terhadap aba-aba dan perintah.
· Menguatkan fisik dan stamina peserta didik.

· Meningkatkan kecintaan pada tanah air dalam koridor


“pengenalan” atas simbol-simbol negara melalui upacara
bendera.
· Meningkatkan kepercayaan diri peserta didik.

b. Drumband dan Rebana

Memainkan alat musik dapat membuat peserta didik lebih


disiplin. Seperti yang telah dilakukan oleh Madrasah
Ibtidaiyyah Ngaliyan dan Madrasah Ibtidaiyyah Mangunsari.
Kedua sekolah tersebut memiliki kegiatan ekstra kurikuler
drumband dan rebana. Peserta didik harus mengikuti aturan dalam
memainkan musik.

Dalam berlatih peserta didik juga mesti disiplin. Jika hal


tersebut dilanggar maka performanya akan tidak bagus. Ada banyak
kompetisi dalam kegiatan ini. Jika peserta didik dapat disiplin maka
dapat meraih prestasi dengan baik.

c. Pramuka

Dalam kegiatan Pramuka ada banyak nilai kebaikan yang


diajarkan dan tertuang dalam dasa dharma Pramuka. Sasaran
kegiatan Pramuka adalah peserta didik kelas 4-6 MI/SD. Kegiatan

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI


100
Pramuka diselenggaran tiap satu minggu sekali. MI Ma'arif Mangunsari
mengadakan kegiatan ini tiap hari Kamis jam 14.00.

Kegiatan ekstra Pramuka dilaksanakan untuk menanamkan


pada peserta didik nilai nasionalisme, cinta tanah air, gotong
royong, bekerjasama, kedisiplinan dan kekompakan. Nilai
kedisiplinan dalam Pramuka yang diajarkan misalnya ketika
melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan. Jika
kedisiplinan tidak diterapkan maka akan terjadi kesalahan dan
kerugian pada orang lain.

d. Piket Kelas

Untuk menjaga kebersihan lingkungan tiap sekolah terutama


kelas, dibentuk piket kelas. Tiap peserta didik memiliki tanggung
jawab piket kebersihan kelas satu kali dalam satu minggu. Berbeda
dengan yang dilakukan oleh MI Al-Islam Tonoboyo Program
Takhassus kelas 1- 3, mereka diberikan tanggung jawab untuk
memberikan makan ikan di kolam pendidikan MI Al-Islam.

Tujuan dari pembuatan kolam pendidikan adalah agar para


peserta didik mengenal ekosistem ciptaan Allah SWT. Ikan yang
diberi makan adalah ikan yang dibeli dari iuran peserta didik,
makanannya juga berasal dari peserta didik Hasilnya diberikan
untuk para guru sebagai wujud bakti dan terima kasih untuk
mereka. Kegiatan memberi makan ikan ini dilakukan pada pagi hari
dan siang hari. Kegiatan ini dapat mengajarkan peserta didik untuk
disiplin dan rutin memberi makan ikan.

e. Infaq Rutin

Beberapa sekolah memiliki program infaq rutin untuk para


peserta didiknya supaya menyisihkan uang sakunya. Infaq tersebut
diberikan kepada orang yang membutuhkan. MI Qudsiyyah memiliki
program dana kemisan, dana sosial oleh MI Raudhatul Athfal.
Program ini menumbuhkan rasa empati dan disiplin pada peserta
didik untuk selalu menyisihkan tiap minggunya.

101 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI


Demikian metode-metode yang dapat dipraktekkan di sekolah
kalian masing-masing. Tujuannya untuk memotivasi peserta didik
mengendalikan diri, mendorong peserta didik untuk bersikap sportif
dan membiasakan peserta didik disiplin.

Kata Bijak

Barangsiapa yang tidak beretika


maka tidak ada ilmu baginya,
barangsiapa yang tidak bersabar maka
tidak ada agama baginya, barangsiapa
yang tidak menjaga kehormatannya maka
ia tidak akan beruntung (Hasan al-Bashri).

( 99 Mutiara Pesantren, 2018 )

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 102


TOPIK 7 :
MENJADI PRIBADI
YANG KREATIF,
INOVATIF DAN MANDIRI
TOPIK

Menjadi Pribadi yang Kreatif, Inovatif dan Mandiri

PENGANTAR
Cerita Ataka

TUJUAN
1. Peserta didik mengetahui pribadi yang kreatif,
inovatif dan mandiri.

2. Peserta didik memahami pribadi yang kreatif, inovatif


dan mandiri.
3. Peserta didik bisa berperilaku sebagai pribadi
yang kreatif, inovatif dan mandiri.

MATERI BAHASAN METODE

Berkarya 1. Kegiatan origami


2. Berkunjung ke sentra kerajinan

1. Kegiatan menari
2. Kegiatan kaligrafi
Keindahan dan Kesenian
3. Kegiatan Drumband
4. Kunjungan ke galeri lukis

Tanggung Jawab 1. Kegiatan pramuka


2. Orientasi Kepesantrenan

103 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI


Pengantar

Sudahkah kalian
semua tahu kisah Ataka?
Itu loh, seorang anak
berumur 11 tahun yang
sudah bisa mencuci
piring sendiri sehabis
makan. Jika belum, mari
kita simak bersama.

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 104


105 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI
Kisah di atas adalah contoh seorang anak bernama Ataka
yang memiliki pribadi kreatif karena bisa membuat gantungan
baju dari bambu. Ia juga tipe anak mandiri karena telah bisa
merapikan tempat tidurnya dan mencuci piring kotor setelah
makan.

Kata Kunci :
Karakter, Tanggung Jawab, Bahagia

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI 106


TUJUAN

1. Peserta didik mengetahui pribadi yang kreatif,


inovatif, dan mandiri.
2. Peserta didik memahami pribadi yang kreatif, inovatif
dan. Mandiri.
3. Peserta didik bisa berprilaku sebagai pribadi
yang kreatif, inovatif dan mandiri.

Materi Bahasan Dan Metode

1. Berkarya

Allah memberikan akal dan hati kepada semua manusia agar


mau belajar, mencari ilmu, berpikir dan mengamalkan ilmunya
serta berkarya. Seperti Ataka yang bisa membuat gantungan baju
dari bambu. Jadi secara sederhana, berkarya adalah sebuah proses
berpikir untuk membuat sesuatu.

Dalam membuat karya, seluruh aspek ikut terlibat, yakni


kognitif atau berpikir, afektif atau perasaan, dan psikomotorik atau
gerak. Oleh karenanya, berkarya tidak bisa hanya dijelaskan namun
harus praktek. Agar peserta didik RA dan MI mampu berkarya, bisa
menggunakan rumus ATM yakni Amati, Tiru dan Modifikasi.
Adapun metodenya bisa dengan kegiatan origami atau
studi lapangan.

a. Kegiatan Origami

Origami adalah seni melipat kertas dari Negara Jepang.


Kegiatan melipat kertas atau origami sangat cocok bagi peserta
didik RA dan MI untuk mendorong mereka membiasakan membuat
karya.

107 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI


Kenapa kegiatan origami cocok untuk peserta didik RA-MI?
Karena selain kegiatan origami menyenangkan, sangat mudah dan
sederhana, bentuk origami juga lucu yang pastinya membuat
peserta didik RA-MI senang. Seperti membuat origami bunga, kupu-
kupu, burung, dan robot-robotan. Selain itu, kegiatan
origami bisa menumbuhkembangkan kemampuan daya kreatif dan
inovatif peserta didik. Misalnya membuat origami burung bangau.

Caranya, pendamping atau guru harus menyiapkan bahannya


berupa kertas untuk membuat origami. Ukurannya harus sama
panjang dan lebar. Bisa 13x13cm, atau 14x14cm. Setelah itu, guru
kertas dilipat beberapa kali sampai akhirnya menjadi origami
burung bangau.

Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat video youtube cara


membuat origami burung bangau:

Untuk contoh membuat Origami bisa melihat


video dari link berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=Jm7SZoCczfw

Nah, sekarang mari kita siapkan kertas dan ikuti langkah-


langkah seperti yang ada ada dalam video itu.

b.Studi Lapangan

Metode kedua untuk membiasakan peserta didik berkarya


adalah dengan Studi Lapangan. Ini adalah sebuah metode belajar
sambil berekreasi. Metode ini cocok bagi peserta didik RA-MI untuk
merangsang proses berpikir dan berkarya. Selain menyenangkan,
peserta didik juga bisa langsung praktek membuat karya di lokasi
kunjungan.

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI


108
Misalnya, peserta didik diajak berkunjung ke sebuah lokasi
kerajinan gerabah di daerah Kasongan, Bantul, DIY, atau ke lokasi
Kampung Dolanan anak di Pandes, Panggungharjo, Sewon, Bantul,
DIY. Di lokasi ini peserta didik bisa diajak untuk mengamati, meniru
atau langsung praktek membuat gerabah dan dolanan anak.

Sejumlah sekolah sudah menerapkan metode studi lapangan


atau kunjungan untuk memudahkan peserta didik dalam berkarya
dan memahami persoalan yang terjadi. Seperti RA Banat Kudus,
Jawa Tengah yang menggunakan metode kunjungan atau studi
lapangan untuk memudahkan peserta didik memahami persoalan
yang sedang terjadi.

Metode ini, selain peserta didik bisa langsung praktek


membuat karya, peserta didik juga bisa belajar mengetahui dan
merasakan bagaimana sulitnya membuat sebuah karya. Dengan
begitu, peserta didik mampu merasakan dan terbiasa menghargai
karya orang lain.

2. Keindahan dan Kesenian

Allah itu indah dan mencintai keindahan. Begitulah ajaran


dalam Islam yang diyakini pemeluknya. Ajaran itulah yang
menjelaskan bahwa agama Islam tidak hanya berisi hukum dan
etika yang membuat kehidupan menjadi teratur, tapi ada juga
nilai-nilai estetika yang membuat kehidupan menjadi indah.

Dalam Islam, banyak cara untuk mengekspresikan keindahan


dan berksenian, seperti seni melukis, seni kaligrafi, seni rebana,
dan seni tarian sufi. Itu semua adalah contoh tradisi seni yang telah
berkembang dalam Islam sejak ratusan tahun.

Untuk mengetahui dan memahami keindahan perlu


pembelajaran khusus untuk mengasah aspek afektif, tidak hanya
kognitif saja. Jadi, kegiatan ini membutuhkan perhatian peserta didik
karena aspek yang paling berperan aktif adalah afektif atau
perasaan.

109 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI


Nah, agar peserta didik RA-MI bisa mengerti serta memahami
keindahan dan berkesenian, rumusnya masih menggunakan ATM,
yakni Amati, Tiru dan Modivikasi. Ada sejumlah cara atau metode
yang bisa diterapkan madrasah untuk menerapkan rumus ATM.

a. Kegiatan Menari

Ke g i a ta n m e n a r i m e n j a d i m eto d e ya n g p a s u n t u k
menumbuhkembangkan pemahaman dan pengertian nilai-nilai
keindahan dan kesenian. Misalnya dalam tarian sufi, murid cukup
melihat dan mengamati secara teliti gerakannya kemudian
menirukan gerak tarian yang diiringi musik.

Seni tari yang diajarkan bisa disesuaikan dengan daerahnya


masing-masing. Salah satu RA yang menerapkan metode ini adalah
RA Al-Muntadlor, Ungaran Barat, Jawa Tengah. Di RA ini, kegiatan
menari juga menjadi media untuk melatih keseimbangan dan
konsentrasi murid.

Metode menari juga diterapkan di MA al-Muttaqin Sumberejo


Troso, tujuannya selain menumbuhkembangkan pemahaman dan
pengertian murid terhadap keindahan dan kesenian, juga sebagai
metode untuk melestarikan tradisi dan mencintai budaya lokal.

b.Kegiatan Kaligrafi

Kegiatan ini bisa menjadi metode yang pas untuk mengajak


murid memahami dan mengerti tentang keindahan dan kesenian.
Murid cukup mengamati, melihat dan menirukan apa yang ditulis
pelatih.

Madrasah yang telah mengadakan kegiatan seni kaligrafi


adalah Madrasah Qudsiyyah Kudus. Di madrasah ini, murid-murid
diajarkan untuk menulis kaligrafi memahmi bagaimana indahnya
seni kaligrafi. Selain akhirnya menyukai keindahan, para peserta didik
juga memiliki peran aktif sebagai pelestari tradisi.

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI


110
c. Kegiatan Drumband

Metode ini bisa menjadi cara yang pas untuk mengajak murid
memahami dan mengerti tentang keindahan dan kesenian. Murid
cukup mengamati, melihat dan menirukan apa yang dilakukan
pelatih. Selain itu, murid bisa berkreasi dengan lagu-lagu yang
sudah ada.

Kegiatan ini sudah dilaksanakan di MI Raudlatul Athfal


Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah. Murid-murid yang ikut
kegiatan ini adalah kelas 3-6. Tujuannya, selain untuk mengajak
murid memahami dan mengerti arti keindahan dan kesenian juga
bisa melatih murid untuk disiplin dan kreatif.

d. Kunjungan ke Galeri Lukis

Kunjungan ke galeri lukis adalah metode yang cocok untuk


murid-murid RA-MI belajar tentang keindahan dan kesenian. Selain
menyenangkan karena murid diajak jalan-jalan ke sebuah tempat,
di galeri murid juga bisa langsung mengetahui proses
bagaimana keindahan dan kesenian itu tercipta.

Misalnya, murid-murid diajak berkunjung ke sebuah galeri lukis


Amri Yahya, atau Galeri Lukis Tino Sidin di Yogyakarta. Di lokasi, guru
pembimbing memperkenalkan kepada murid, siapa pelukisnya dan
mengajarkan cara mengapresiasi karya seni. Dengan begitu, murid
akan terbiasa melihat karya seni dan suka kepada keindahan.

3.Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah sebuah sikap berani menanggung


resiko atas segala perbuatan baik sengaja atau tidak disengaja.
Seperti Ataka yang berani bertanggung jawab mengakui kesalahan
kepada Ibu Elita ketika Ataka memecahkan piring, padahal Ataka
tidak sengaja memecahkannya.

111 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI


Tanggung jawab juga memiliki arti menjalankan kewajibannya,
seperti Ataka yang bertanggung jawab membersihkan piring yang
pecah dan membuagnya ke tempat sampah.
Tanggung jawab juga berkaitan dengan kewajiban. Misalnya,
sebagai seorang anak, Ataka memiliki kewajiban untuk mematuhi
perintah kedua orangtuanya untuk belajar dan menghormati
orangtua. Jadi secara sederhana, tanggung jawab tidak hanya
berani menaggung resiko dan tapi juga melaksanakan
kewajibannya.
Dalam ajaran Islam, terkandung 3 ajaran tanggung jawab,
yakni tanggung jawab kepada Allah seperti menjalankan rukun
Islam, tanggung jawab kepada lingkungan seperti tidak
membuang sampah sembarangan dan tanggung jawab
kepada orang lain seperti tidak menyakiti dan selalu bergotong
royong berbuat baik dengan semua manusia.

Untuk menanamkan sikap tanggung jawab kepada murid RA-


MI bisa dengan menggunakan sejumlah metode seperti cerita,
dan mengadakan kegiatan pramuka.

a. Kegiatan Pramuka

Metode ini bisa menjadi cara yang pas untuk melatih murid
memiliki karakter yang bertanggung jawab. Di dalam kegiatan
pramuka, murid dilatih menjadi anak yang mandiri dan kreatif dan
inovatif.
Metode ini telah digunakan di sejumlah madrasah, seperti di MI
Takhassus Ma'arif Jogonalan, Klaten, Jawa Tengah, MI Ma'arif
Pulutan Salatiga, Jawa Tengah, dan di MI Ma'arif Mangunsari,
Salatiga, Jawa Tengah. Pesertanya bisa dimulai dari kelas 3 sampai
kelas 6. Kegiatan pramuka selain menjadikan murid memiliki pribadi
yang bertanggung jawab juga bisa membentuk murid menjadi
pribadi yang mandiri, kreatif, inovatif. Selain itu, kegiatan ini
bisa menanamkan sikap menghormati sesama,
kebersamaan dan kesetiakawanan, keteladanan dan suka
tolong-menolong.

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI


112
b. Kegiatan orientasi kepesantrenan

Orientasi kepesantrenan hampir sama dengan kegiatan


pramuka. Namun kegiatan ini cukup dilakukan di madrasah, tidak
perlu harus keluar dan bertempat di tanah lapang.

Kegiatan kepesantrenan ini sudah dilaksanakan di MI Munzalam


Mubaroka, Bulukerto-Wonogiri. Di madrasah ini murid kelas 4-
6, sebulan sekali pada hari Sabtu-Minggu menginap di madrasah.

Selama kegiatan, murid diajarkan rasa kebersamaan dan


kegotongroyongan. Misalnya, makan bersama, belajar bersama dan
salat berjamaah. Ini bisa melatih murid memiliki karakter mandiri,
kreatif dan tanggung jawab atas semua hal yang dilakukan.

113 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI


Kata Bijak

Wahai kaum muda yang mulia,


sesungguhnya jalan kebahagiaan berada di
depanmu. Carilah kebahagiaan itu dalam ilmu
dan amal yang baik, serta akhlak yang utama.
Dan jadilah orang yang menyeimbangkan
segala urusan, maka kamu akan bahagia.”
(Syekh Musthafa al-Ghalayini)

( 99 Mutiara Pesantren, 2018 )

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI


114
PROFIL
PENULIS

Khasan Ubaidillah

Staf Pengajar Fakultas Ilmu Tarbiyah IAIN Surakarta. Sekretaris


Pusat Kajian dan Pengembangan Pesantren Nusantara
(PKPPN) IAIN Surakarta. Kepala Pusat Studi Gender dan Anak LP2M
IAIN Surakarta.

Abdulloh Hadziq

Staf Pengajar Fakultas Ilmu Tarbiyah IAIN Surakarta. Ketua Bidang


Advokasi Pusat Kajian dan Pengembangan Pesantren Nusantara
(PKPPN) IAIN Surakarta. Sekretaris Program Studi Pendidikan
Agama Islam FIT IAIN Surakarta.

Arina Rohmatika

Staf Pengajar Fakultas Adab dan Bahasa IAIN Surakarta. Bendahara


Pusat Kajian dan Pengembangan Pesantren Nusantara (PKPPN) IAIN
Surakarta.

115 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI


Furqon Ulya Himawan

Wartawan Media Indonesia. Founder Portal Online gangsiput.com.

Abd. Halim
Staf Pengajar Fakultas Ilmu Tarbiyah IAIN Surakarta. Ketua Bidang
Publikasi Pusat Kajian dan Pengembangan Pesantren Nusantara
( P K PP N) I A I N S u rakar ta. Pe mi mp i n Re d aksi Po r tal On l i n e
Islamsantun.org

Tri Utami
Staf Pengajar Fakultas Ilmu Tarbiyah IAIN Surakarta. Sekretaris
Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini FIT IAIN Surakarta.

Azzah Nilawati
Staf Pengajar Fakultas Ushuludin dan Dakwah IAIN Surakarta.
Bergiat di PW Fatayat NU DIY.

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, RA - MI


116
Lulusan madrasah tidak hanya pintar secara intelektual tetapi
juga berkarakter kuat pada aspek moderasi beragama dan revolusi
mental. Dalam konteks yang demikian, modul yang ditulis oleh para
akademisi di Pusat Kajian dan Pengembangan Pesantren Nusantara IAIN
Surakarta ini menemukan momentumnya. Hal ini juga sejalan dengan
instruksi pengarusutamaan moderasi beragama di lingkungan
Kementerian Agama dan revolusi mental yang menjadi fokus
pembangunan karakter SDM Pemerintah Jokowi-Ma’ruf Amin. Dengan
begitu, maka slogan Madrasah Hebat Bermartabat bisa terwujud.

- Dr. H. A. Umar -
Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK)
Madrasah Kementerian Agama Republik Indonesia

Modul ini mengambil tema moderasi beragama dan revolusi


mental. Dua tema ini menjadi strategi pembangunan karakter SDM
Indonesia sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional 2020-2024. Tema ini kemudian dipilah ke
dalam beberapa topik misalnya pembangunan karakter moderat,
pengenalan kebangsaan, berlaku adil terhadap sesama, menjaga dan
menjalin persaudaraan, bersikap santun dan bijak serta menjadi
pribadi inovatif, kreatif dan mandiri.

ISBN 623912271-8

9 786239 122713

Anda mungkin juga menyukai