Anda di halaman 1dari 111

MEMBANGUN

KARAKTER MODERAT
MEMBANGUN
KARAKTER MODERAT
Modul Penguatan Nilai - Nilai Moderasi Beragama
pada Madrasah MTs - MA

Penulis:
M. Zainal Anwar | M. Endy Saputro | Hamdan Maghribi | Nur Kafid
Khairul Imam | Abraham Zakky Zulhazmi | Alfin Miftahul Khairi | Nur Rohman

Direktorat KSKK Madrasah, Ditjend Pendidikan Islam,


Kementrian Agama Republik Indonesia
bekerja sama dengan
Pusat Kajian dan Pengembangan Pesantren Nusantara
(PKPPN) IAIN Surakarta
MEMBANGUN
KARAKTER MODERAT
Modul Penguatan Nilai - Nilai Moderasi Beragama
pada Madrasah MTs - MA

copy right @ 2019: Direktorat KSKK Madrasah, Ditjend Pendidikan Islam, Kementerian Agama Republik
Indonesia kerjasama dg Pusat Kajian dan Pengembangan Pesantren Nusantara (PKPPN) IAIN Surakarta.

Pertama kali diterbitkan dalam bahasa Indonesia


oleh Penerbit PKPPN IAIN Surakarta, Desember 2019 dengan dukungan Direktorat KSKK Madrasah
Kementerian Agama Republik Indonesia.

PKPPN IAIN Surakarta


Gedung Lab Lt. 1 IAIN Surakarta
Jl. Pandawa Pucangan Kartasura Sukoharjo Jawa Tengah

Penulis:
M. Zainal Anwar | M. Endy Saputro | Hamdan Maghribi | Nur Kafid
Khairul Imam |Abraham Zakky Zulhazmi | Alfin Mi ahul Khairi | Nur Rohman

Editor: Khasan Ubaidillah, Abraham Zakky Zulhazmi dan Nur Rohman

Desain Ilustrasi: Asrifathin Azizah

Desain Sampul/Layout: AlamSaef

Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang mengu p atau memperbanyak sebagian
Atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit

Ukuran buku: 16 x 24 cm
Halaman: XI + 96

ISBN: 978-623-91227-2-0

II
Pengantar
Direktur Pusat Kajian dan Pengembangan Pesantren Nusantara
PKPPN IAIN Surakarta

Salah satu ikhtiar untuk menjaga kebhinekaan di nusantara


adalah dengan mengkampanyekan moderasi beragama di semua
lapisan masyarakat. Menggaungkan moderasi beragama ini dirasa
perlu karena tantangan yang datang dari kelompok radikal ekstrem
juga tak kunjung selesai. Di tengah kondisi yang demikian, maka upaya
untuk menggemakan moderasi beragama harus terus dilaksanakan.

Senyampang dengan kampanye moderasi beragama,


pemerintah juga menggaungkan revolusi mental sebagai upaya
membentuk karakter sumber daya manusia. Karakter ini sebagai
upaya membentuk pribadi yang jujur dan dapat dipercaya, cinta
tanah air dan kewargaan, gotong royong dan saling menghargai,
kreatif, inovatif dan mandiri, berbhineka dan anti diskriminasi.

Salah satu upaya untuk mensosialisasikan pengetahuan


tentang moderasi beragama dan revolusi mental adalah dengan
membuat modul. Mengapa dalam bentuk modul? Kami memilih media
modul karena menggabungkan antara pengetahuan dan langkah-
langkah praktis sehingga mudah diikuti oleh pembaca.

Sasaran modul ini adalah para peserta didik di lingkungan


madrasah mulai tingkat Raudhatul Athfal, Madrasah Ibtidaiyyah,
Madrasah Tsanawiyyah hingga Madrasah Aliyah. Dengan menyasar
generasi muda, maka modul ini selayaknya instrument investasi
pengetahuan yang mungkin panennya tidak dalam jangka pendek.
Kita berharap bahwa generasi muda kita memiliki karakter moderat
dan bermental kuat, tidak mudah menyerah dan optimis menghadapi
tantangan zaman.

III
Modul ini mengambil tema moderasi beragama dan revolusi
mental. Dua tema ini menjadi strategi pembangunan karakter SDM
Indonesia sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional 2020-2024. Tema ini kemudian dipilah ke
dalam 7 topik yaitu pembangunan karakter moderat, pengenalan
kebangsaan, berlaku adil terhadap sesama, menjaga dan menjalin
persaudaraan, bersikap santun dan bijak serta menjadi pribadi
inovatif, kreatif dan mandiri. Topik-topik ini ditulis menyesuaikan
dengan sasaran yakni level RA-MI dan level MTs-MA.

Lantas, bagaimana modul ini bisa digunakan? Tema modul ini


yakni moderasi beragama dan revolusi mental bukan mata pelajaran
tersendiri. Modul ini adalah bagian dari upaya pembangunan karakter
seorang peserta didik madrasah agar menjadi siswa yang moderat
dan memiliki karakter ke-Indonesia-an. Karena itu, tema-tema dalam
modul ini tidak hanya berkutat pada aspek keagamaan tapi juga
memperkuat nilai-nilai kebangsaan.

Secara kelembagaan, serap pengetahuan tentang moderasi


beragama dan revolusi mental ini adalah upaya untuk memperkuat
karakter lembaga agar mendukung moto “Madrasah Hebat
Bermartabat.” Selain itu, substansi modul ini juga dalam kerangka
meningkatkan kualitas peserta didik madrasah agar tidak hanya
memiliki ilmu dan pengetahuan yang mumpuni tetapi juga berkarakter
moderat dengan wawasan kebangsaan yang kuat.

M e l a l u i m o d u l i n i , P K P P N I A I N S u ra ka r ta b e r p e ra n
menghubungkan berbagai pihak dan beragam kepentingan. Sebagai
sebuah pusat studi di perguruan tinggi Islam, PKPPN IAIN Surakarta
berikhtiar menjadi jembatan antara pihak Pemerintah Pusat
(Direktorat KSKK Madrasah Kemenag RI) dengan warga madrasah
dalam kerangka mewujudkan visi moderasi beragama.

Pada akhirnya, kami berterima kasih kepada berbagai pihak


yang telah berkontribusi penting sehingga modul ini bisa lahir.

IV
Dukungan dari Direktorat Kurikulum, Sarana dan Prasarana,
Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kemenag RI
memungkinkan terselenggaranya acara workshop penyusunan dan
penulisan modul hingga penerbitan modul ini. Para ustadzah-ustadz
dari berbagai madrasah yang telah ikut menyumbangkan
pengalamannya dalam acara workshop. Tidak lupa kepada para
penulis modul ini yang telah mencurahkan waktu dan pengetahuan
sehingga menghasilkan narasi yang enak dibaca. Tidak kalah penting
adalah jajaran pimpinan IAIN Surakarta yang senantiasa memfasilitasi
dan mendukung aktivitas PKPPN IAIN Surakarta.

Omah Santri Kartasura, 31 Desember 2019


M. Zainal Anwar

V
Sambutan

Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK)


Madrasah, Kementerian Agama Republik Indonesia.

Di era digital saat ini, di mana hubungan antar penghuni dunia


semakin cepat dengan terkoneksi melalui media sosial, maka karakter
dan identitas global menjadi sangat cepat mempengaruhi karakter
seseorang. Tren di dunia bisa dengan cepat diadopsi oleh warga
dunia mana pun dengan berbagai media.

Dalam situasi yang demikian, salah satu tugas guru di


madrasah adalah menemukan potensi, bakat dan minat peserta didik
madrasah untuk meningkatkan kualitas lulusan madrasah. Mengapa
hal ini perlu dilakukan? Warga madrasah perlu menemukan karakter
unik setiap peserta didik madrasah. Karakter unik ini biasanya
dioptimalkan melalui kegiatan intra dan ekstra kurikuler.

Selain memaksimalkan potensi dan bakat peserta didik, aspek


lain yang tidak boleh dilupakan adalah penguatan karakter pesera
didik madrasah pada aspek moderasi beragama dan revolusi mental.
Kehebatan dan profesionalitas peserta didik madrasah harus
seimbang dengan penguatan pada aspek moderasi beragam dan
revolusi mental.

Di masa depan, lulusan madrasah tidak hanya pintar secara


intelektual tetapi juga berkarakter kuat pada aspek moderasi
beragama dan revolusi mental. Dengan kata lain, Kita harus jujur,
berbudaya, berkarakter, bermanfaat dan menjaga sopan santun
terhadap sesama.

Dalam konteks yang demikian, modul tentang moderasi


beragama dan revolusi mental yang ditulis oleh para akademisi di
Pusat Kajian dan Pengembangan Pesantren Nusantara IAIN Surakarta

VI
ini menemukan momentumnya. Hal ini sejalan dengan instruksi
pengarusutamaan moderasi beragama di lingkungan Kementerian
Agama dan revolusi mental yang menjadi fokus pembangunan
karakter SDM Pemerintah Jokowi-Ma'ruf Amin.

Dengan begitu, maka slogan Madrasah Hebat Bermartabat


yang menjadi slogan madrasah sejak 2018 bisa terwujud. Hebat di sini
berarti meningkatnya kualitas peserta didik dalam aspek akademik
dan non akademik. Adapun aspek bermartabat berkaitan dengan
pembentukan dan pembangunan karakter peserta didik guna
menghasilkan peserta didik yang berakhlakul karimah.

Jakarta, 30 Desember 2019


Dr. H. A. Umar

VII
DAFTAR ISI
MEMBANGUN
KARAKTER MODERAT

Pengantar
Direktur Pusat Kajian dan Pengembangan Pesantren Nusantara
PKPPN IAIN Surakarta ............................................................................................ III
Sambutan
Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah,
Kementerian Agama Republik Indonesia ............................................................... VI
Da ar Isi ............................................................................................................ VIII
TOPIK 1 : Pembangunan Karakter Moderat ............................................................. 1
PENGANTAR ............................................................................................... 2
TUJUAN ..................................................................................................... 5
MATERI BAHASAN DAN METODE ................................................................ 6
1. Welas Asih dan Toleran .............................................................. 6
2. Penanaman Akhlak Karimah ......................................................7
3. Agama untuk Kemaslahatan ..................................................... 10
KATA BIJAK ............................................................................................... 14

TOPIK 2 : PENGENALAN KEBANGSAAN .................................................................. 15


PENGANTAR ............................................................................................. 16
TUJUAN .................................................................................................... 19
MATERI BAHASAN DAN METODE .............................................................. 19
1. Realitas Keragaman ............................................................................. 19
a. Metode Sebut Cepat ................................................................. 21
b. Metode Refleksi ....................................................................... 21
2. Prinsip Kemajemukan .......................................................................... 22
a. Metode bermain peran ............................................................ 24
b. Metode cerita .......................................................................... 24
3. Empat Pilar Kebangsaan ....................................................................... 25
a. Yel - Yel .................................................................................... 26
b. Menyanyi ................................................................................ 26
KATA BIJAK ............................................................................................... 26

TOPIK 3 : BERLAKU ADIL TERHADAP SESAMA ........................................................ 27


PENGANTAR ............................................................................................. 28

VIII
TUJUAN .................................................................................................... 31
MATERI BAHASAN DAN METODE .............................................................. 31
1. Kesetaraan ............................................................................................ 32
2. An Diskriminasi .................................................................................. 34
3. Ramah Lingkungan ............................................................................... 36
KATA BIJAK ............................................................................................... 40

TOPIK 4 : KITA SEMUA BERSAUDARA! .................................................................. 41


PENGANTAR ............................................................................................. 42
TUJUAN .................................................................................................... 44
MATERI BAHASAN DAN METODE .............................................................. 44
1. Visi Ukhuwah Basyariyah (Persaudaraan Sesama Manusia)................... 45
a. Studi Kasus ............................................................................... 46
b. Camp Antar Agama .................................................................. 47
2. Visi Ukhuwah Wathaniyah (Persaudaraan Sesama Warga Negara) ....... 48
a. Mempopulerkan Pahlawan Nasional dan Safari Ziarah ............. 49
b. Adakan Materi Bela Negara dalam Se ap
Masa Orientasi Siswa ............................................................... 50
3. Visi Ukhuwah Islamiyah (Persaudaraan Sesama Muslim) ..................... 51
KATA BIJAK .............................................................................................. 54

TOPIK 5 : AKOMODASI BUDAYA LOKAL ................................................................. 55


PENGANTAR ............................................................................................ 56
TUJUAN .................................................................................................... 61
MATERI BAHASAN DAN METODE ............................................................. 61
1. Melestarikan Kesenian Lokal ............................................................... 61
2. Melestarikan etos kerja warisan leluhur .............................................. 63
3. Melestarikan nilai sastra leluhur .......................................................... 64
KATA BIJAK .............................................................................................. 66

TOPIK 6 : BERSIKAP SANTUN DAN BIJAK ............................................................... 67


PENGANTAR ............................................................................................ 68
TUJUAN ................................................................................................... 72

IX
MATERI BAHASAN DAN METODE ............................................................. 72
1. Berperilaku Santun .............................................................................. 72
2. Dakwah Santun ................................................................................... 74
Kepemimpinan yang Bijak ....................................................................... 78
KATA BIJAK .............................................................................................. 82

TOPIK 7 : MENJADI PRIBADI YANG KREATIF, INOVATIF, DAN MANDIRI .................. 83


PENGANTAR ............................................................................................ 84
TUJUAN ................................................................................................... 89
MATERI BAHASAN DAN METODE ............................................................. 89
1. Berpikir Terbuka .................................................................................. 89
a. Socra c Circles ......................................................................... 90
b. Story Telling ............................................................................. 92
2. Bernalar Kri s ...................................................................................... 93
a. Membaca dengan Kri s ........................................................... 94
b. Diskusi ..................................................................................... 94
3. Berjiwa Kompe f ............................................................................... 94
a. Membuat Konten krea f ......................................................... 95
b. Persuasi ................................................................................... 96
c. Berkunjung ke Sentra Wirausaha ............................................. 96
KATA BIJAK .............................................................................................. 96
PEOFIL PENULIS ................................................................................................... 97

X
XI
TOPIK 1 :
PEMBANGUNAN
KARAKTER MODERAT

TOPIK

Pembangunan Karakter Moderat

PENGANTAR

Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan di


Tengah Masyarakat Plural

TUJUAN

1. Peserta didik mengetahui esensi dan karakter moderat.


2. Peserta didik memahami perilaku moderat

MATERI BAHASAN METODE

Bakti Lingkungan dan


Welas Asih dan Toleran
Bantu Tetangga

Penanaman Akhlak Karimah


a. Modelling
b. Pembiasaan

a. Gallery Walk
Agama untuk Kemaslahatan
b. Story telling

1 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


Pengantar

Bagi umat Islam, puasa di bulan Ramadhan adalah saat yang


membahagiakan. Bagaimana dengan puasa Ramadhan kalian? Pasti
yang kalian tunggu momen buka puasa, bukan? Semua orang pasti
menunggu-nunggu beduk puasa untuk berbuka. Ya, maka tidak heran
jika banyak orang mengadakan kegiatan bukber atau buka bersama.
Di Indonesia, seolah-olah semua orang ikut larut dalam
suasana Ramadhan. Coba saja kalian datang ke supermarket hingga
menonton tivi. Tapi, apakah kita pernah mendengar warga selain
muslim yang protes dengan suasana Ramadhan? di sinilah terlihat
karakter toleran antar umat beragama di Indonesia. Saling
menghormati dan menghargai.
Ada cerita menarik. Tiga hari sebelum masuk puasa, Bambang
pergi bertugas ke Papua. Ia berharap bisa pulang secepatnya untuk
bisa berpuasa bersama keluarga di rumah. Tapi apa ada daya,
ternyata pria asal Yogyakarta ini masih harus bertugas. Akhirnya
Bambang berpuasa di Papua.

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 2


Karena tinggal di hotel, Bambang meminta pegawai hotel untuk
membangunkannya ketika waktu sahur tiba. Benar saja, ketika waktu
sahur, Titus, pegawai hotel membangunkannya dan menyiapkan
makanan untuk sahur. Bambang pun bertanya ke Titus, “apakah kamu
juga berpuasa?” Titus menjawab bahwa ia beragama Kristen dan
tidak berpuasa. “Ah, saya sudah terbiasa menyiapkan sahur dan buka
Bapak. Saya juga biasa melakukannya di kampung,” ujar Titus dengan
senyum. Bambang pun berterima kasih dan tidak mengira bahwa Titus
yang tidak berpuasa rela memasak dan menghidangkan makanan
untuk santap sahur.

Cerita ini menunjukkan betapa karakter toleran itu ada dan


nyata. Baik Bambang maupun Titus memberi gambaran tentang
kesadaran untuk hidup berdampingan. Titus memang melaksanakan
tugasnya sebaga pegawai hotel. Tapi kalau dia tidak punya rasa
welas asih dan santun, bisa saja dia menolak untuk mengerjakan
tugasnya.

3 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


Saat pulang ke rumah, Bambang heran dengan prilaku Kadir.
Tanpa rasa bersalah, Kadir cerita ke Bambang bahwa sebelum puasa
kemarin ia mendatangi beberapa warung makan dan mengancam
akan menutup paksa jika masih buka ketika Ramadhan datang.
Bambang bilang ke Kadir bahwa setiap orang punya hak berusaha
termasuk membuka warung makan ketika Ramadhan.

“Esensi puasa mengajarkan kita menjadi umat yang bisa


mengendalikan diri dari segala nafsu. Kita berpuasa tidak butuh
penghormatan dari siapapun karena Allah yang akan membalasnya,”
kata Bambang ke Kadir. Kadir pun menyadari dan berjanji tidak
mengulangi lagi serta meminta maaf.

Agama Islam adalah sumber


perdamaian dan kemaslahatan.
Itulah sejatinya pesan Bambang
ke Ka d i r. Ka re n a h i d u p d i
masyarakat yang beragam,
maka kita membutuhkan sikap
yang saling menghormati dan
menghargai. Kita tidak perlu
memaksakan suatu keyakinan dan
pemahaman ajaran agama kepada
orang lain.

Ketika lebaran tinggal beberapa


hari lagi, Bambang pun bersiap untuk
merayakannya. Kedua anak Bambang,
Andi yang berumur 10 tahun dan Siti yang
berusia 8 tahun sama-sama meminta
dibelikan baju. Bambang pun dituntut untuk
berbuat adil. Apakah Bambang harus
mengalokasikan uang yang sama untuk
kedua anaknya?

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 4


Untuk mengatasi hal ini, Bambang ingat jika ia baru saja
membeli buku Wasathiyyah; Wawasan Islam tentang Moderasi
Beragama (2018) yang ditulis Quraish Shihab. Ahli tafsir Al Quran ini
mengatakan bahwa adil adalah keseimbangan dan memberi sesuai
ke b u t u h a n . S e te l a h m e m b a c a b u k u i n i , B a m b a n g p u n
mengalokasikan uang untuk membeli baju sesuai kebutuhan anaknya.

Dari cerita di atas, kita belajar tentang bagaimana menjadi


moderat. Kasus membeli baju menunjukkan bahwa menjadi moderat
adalah berlaku adil untuk mewujudkan perdamaian. Adil tidak berarti
sama rasa dan sama rata tetapi sesuai kebutuhan dan
mempertimbangkan realitas. Moderasi dengan begitu adalah jalan
hidup yang adil dan seimbang dalam segala hal.

Ada tiga hal penting sebagai upaya membentuk karakter


moderat yakni toleransi dan welas asih, penanaman akhlak karimah
dan agama sebagai sumber perdamaian dan kemaslahatan. Ketiga
hal ini merupakan ciri unik untuk membentuk karakter peserta didik
menjadi individu yang moderat.

Kata Kunci
Welas Asih, Toleransi, Akhlak Karimah, Kemaslahatan

TUJUAN
1. Peserta didik mengetahui esensi dan karakter moderat.
2. Peserta didik memahami perilaku moderat.

5 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


Materi Bahasan dan Metode

1. Welas Asih dan Toleran

Islam adalah agama yang penuh kasih sayang. Bertemu


dengan sesama muslim, maka kita dianjurkan menjadi orang yang
pertama kali mengucapkan salam. Di dalam ucapan Assalamu alaikum
Warahmatullah Wabarokatuh, terkandung tiga hal utama yakni
perdamaian, welas asih dan bertambahnya kebaikan.

Ketiga aspek ini ibarat pondasi bagi seseorang untuk menjadi


individu yang moderat. Dalam berinteraksi dengan siapapun, maka
seorang muslim membawa misi perdamaian, menebarkan rasa kasih
sayang dan selalu menambahkan kebaikan di mana pun berada.

Jika kita sudah menjadi pribadi yang damai, welas asih dan
penebar kebaikan, maka menjadi mudah untuk menjadi seseorang
yang toleran. Toleransi merupakan sikap berlapang dada dan
berbesar hati menghargai pendapat atau pendirian orang lain.
Individu yang toleran berarti tidak mengganggu apa yang diyakini
orang lain.

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 6


Secara sikap keseharian, orang yang toleran mau mendengar
pandangan yang berbeda bisa menerima selama tidak merusak
keyakinan orang lain. Jika setiap orang bisa bersikap demikian, maka
hidup ini indah kan?

Coba kalian bayangkan jika dalam kehidupan ini orang tidak


mau saling mendengar orang lain dan memaksakan kehendaknya
sendiri. Tentu yang terjadi adalah pemaksaan kehendak. Jika sudah
terjadi pemaksaan kehendak, maka biasanya akan berujung pada
tindak kekerasan, baik yang berbentuk fisik maupun non fisik.

Pernahkah kalian keliling ke tetangga di rumah? Nah, sekarang


cobalah melakukan aktivitas bakti lingkungan dengan cara
berkunjung ke rumah-rumah tetangga di lingkungan sekitarmu.
Lakukanlah ini bersama teman-teman kalian. Caranya sebagai berikut
ya…

1. Carilah teman-temanmu dan ceritakan tentang niat untuk


membantu tetangga.

2. Setelah itu, pergilah keliling ke tetangga dekat rumah dan


mulailah dengan menyapa memberi salam terlebih dahulu. Lalu,
tanyakan kabarnya dan tawarkan bantuan apa yang bisa
teman-temanmu berikan kepada tetanggamu tadi.

3. Lalu, catatlah apa yang telah kamu dan teman-temanmu


lakukan.

4. Ketika besok masuk madrasah, ceritakan pengalamanmu


membantu tetanggamu tadi.

2. Penanaman Akhlak Karimah

Islam merupakan agama yang memiliki perhatian tinggi


terhadap akhlak, etika atau budi pekerti. Nabi Muhammad SAW
pernah mengatakan bahwa beliau diutus sesungguhnya untuk

7 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


menyempurnakan akhlak. Mari kita bayangkan,
tanpa akhlak atau moralitas, maka tidak akan
ada peradaban. Tanpa memiliki akhlak yang
terpuji, maka kepandaian seseorang bisa
digunakan untuk kejahatan.

Dalam Islam, akhlak memiliki nilai yang


tinggi. Kegiatan yang mungkin terlihat sepele,
misalnya tersenyum kepada orang lain saja
dihitung sebagai sedekah. Senyuman adalah
kegiatan yang membuat orang bahagia dan
merasa dihormati. Membuat orang lain
bahagia dan menghormati orang adalah
diantara sifat dasar dari etika atau tabiat yang
baik atau lazim disebut dengan akhlak karimah.

Apakah akhlak karimah itu? Akhlak merupakan sesuatu yang


berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan
atau perbuatan secara mandiri tanpa dipengaruhi orang lain.

Jika dorongan tersebut menghasilkan tindakan yang baik dan


mulia, maka disebut akhlak karimah. Akhlak yang baik, mulia dan
terpuji adalah pondasi yang baik untuk membangun karakter peserta
didik.

Ada beberapa ciri akhlak karimah yaitu bersikap jujur, dapat


dipercaya, bertanggung jawab, tolong menolong, menghargai dan
menghormati orang lain, selalu berorientasi pada kemaslahatan
dengan merujuk pada tujuan syariah ( maqashid asy-syariah)

Untuk mendalami materi ini, maka peserta didik diajak untuk


meneladani Nabi Muhammad SAW yang memiliki akhlak yang sangat
terpuji. Hal ini merupakan metode modelling dengan menjadikan Nabi
Muhammad sebagai role model dalam kehidupan sehari-hari.
Caranya adalah dengan membaca kisah atau cerita Nabi.

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 8


Salah satu kisah Nabi yang memperlihatkan akhlak karimah
yang penuh kasih sayang adalah ketika Nabi berdakwah ke penduduk
Thoif. Sebagaimana diceritakan dalam kitab sabilul munji karya Ahmad
Abdul Hamid (1955), dakwah Nabi tidak diterima oleh penduduk Thoif.
Bukan hanya ditolak, Nabi juga dicaci maki dan disoraki bahkan
hingga dilempar batu hingga kaki Nabi berlumuran darah. Nabi
memilih tenang dan kembali ke Makkah.

Dikisahkan, malaikat sempat meminta ijin kepada Nabi untuk


membalas perlakuan penduduk Thoif agar binasa. Apakah Nabi
menyetujui? Alih-alih mengiyakan, Nabi justru melarang keras dan
berharap bahwa jika penduduk Thoif yang sekarang belum bisa
beriman, maka semoga anak turunnya mendapat hidayah dan masuk
Islam.

(sumber: https://islami.co/gerakan-islam-santun-upaya-sederhana-
mewartakan-islam-rahmatan-lil-alamin)

Setelah menyimak cerita tentang Nabi Muhammad, maka


peserta didik bisa mengambil apa saja pelajaran berharga yang bisa
dipetik dari cerita yang disampaikan. Untuk memperdalam cerita ini,
ada beberapa langkah yang bisa dilakukan yaitu:

Peserta didik diminta membuat ringkasan cerita dalam bentuk


tulisan pendek.

Setelah membuat ringkasan cerita, peserta didik diminta


menyampaikan pendapatnya tentang cerita tersebut.

Ringkasan cerita ini lalu dipajang di media dinding di kelas atau


madrasah.

Metode lain untuk mendalami materi ini adalah dengan cara


melakukan pembiasaan. Cara ini penting dilakukan karena etika atau
akhlak merupakan kegiatan yang harus terus menerus dilakukan dan
tidak bisa dilakukan hanya satu atau dua kali saja.

9 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


Metode pembiasaan atau habituation ini bisa dilakukan
dengan cara membiasakan peserta didik melakukan penghormatan
kepada orang yang lebih tua atau kepada para guru. Misalnya,
mencium tangan ustadz/ustadzah atau kepada orang tua ketika
hendak berangkat sekolah. Hal ini merupakan penanaman karakter
untuk menghormati orang yang lebih tua daripada kita.

3. Agama untuk Kemaslahatan

Pernahkah kalian mendengar berita tentang bom bunuh diri


yang dilakukan oleh satu keluarga? Ya, peristiwa itu terjadi sekitar
bulan Mei tahun 2018 di Surabaya.
Menurut kalian, kenapa ada orang
yang mau melakukan bom
b u n u h d i r i ? T i d a k h a nya
membuat pelaku tersebut
meninggal tapi juga
berpotensi untuk melukai
bahkan membuat orang lain
meninggal dunia.

Apakah ajaran agama


memerintahkan kita untuk
melakukan tindakan
pengrusakan bahkan menghilang nyawa diri sendiri atau orang lain?
Nah, kita perlu ingat bahwa agama sejatinya adalah sumber
kemaslahatan atau kebaikan. Lalu, bagaimana untuk mempraktikkan
agama untuk tujuan kemaslahatan?

Untuk memiliki karakter muslim yang memiliki karakter kebaikan


atau maslahah, maka kita perlu menjiwai tujuan-tujuan syariah atau
yang disebut dengan maqashid asy-syariah. Dengan memahami
tujuan syariah, maka diharapkan kita mengetahui hak dan kewajiban
dasar sebagai seorang muslim.

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 10


Ada lima hal tujuan syariah (maqashid asy-syariah) tersebut
yakni menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga harta, menjaga
keturunan dan menjaga akal pikiran.

Pertama, menjaga agama. Artinya, seorang muslim memiliki


kewajiban untuk menjaga dan menjalankan ajaran-ajaran agama
seperti sholat, puasa, dsb. Tidak hanya mampu menjaga ritual agama,
tetapi juga memahami nilai-nilai yang terkandung dalam ibadah yang
dilakukan.

Kedua, menjaga jiwa. Artinya, seorang muslim punya kewajiban


untuk menjaga jiwa dirinya dan orang lain. Tindakan bom bunuh diri,
misalnya, merupakan contoh seseorang dengan sengaja berusaha
menghilangkan nyawanya sendiri dan nyawa orang lain. Jika kita
mampu mengasihi satu nyawa dan tidak memiliki niat melukai orang
lain, maka penerapan Islam yang penuh nilai-nilai kasih sayang akan
mudah dilakukan.

Ketiga, menjaga harta. Artinya, harta merupakan benda yang


memiliki hak untuk dijaga. Seorang muslim juga tidak diperbolehkan
mengambil harta dengan cara yang salah dan semena-mena.
Menjaga harta bukan berarti pelit. Jika harta yang kita miliki sudah
mencapai batasnya, maka Islam menganjurkan untuk mengeluarkan
zakat.

Keempat, menjaga keturunan. Artinya, seorang muslim wajib


menjaga kehormatan dirinya dan keluarganya. Dalam syariat Islam,
tata cara untuk menjaga keturunan adalah dengan melakukan ikatan
pernikahan yang sesuai dengan tuntunan agama dan aturan
pemerintah.

Kelima, menjaga akal pikiran. Artinya seorang muslim harus


memelihara akal pikirannya dari segala tindakan yang berpotensi
merusak akal pikiran dan menurunkan daya kewarasan. Mengkonsumsi
narkoba, minuman keras hingga kecanduan game online adalah
contoh terkini tindakan yang bisa membuat akal sehat kita menjadi
terganggu.
11 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA
a. Gallery Walk

Untuk mendalami materi ini, peserta didik bisa menggunakan


metode gallery walk. Kasus yang menjadi bahan diskusi dalam materi
ini adalah kasus-kasus yang berhubungan dengan peristiwa
lingkungan misalnya kebakaran hutan atau penumpukan sampah di
sungai. Apa dan bagaimana caranya?

Gallery walk adalah metode yang bisa membuat seseorang


mengingat pengetahuan yang baru diterima dan sekaligus
mendapatkan pengetahuan baru karena kunjungannya ke galeri
orang lain. Metode ini juga akan memperlihatkan bagaimana
sese o ra n g m e ny i ka p i p e r b e d a a n p e m a h a m a n te r h a d a p
pengetahuan yang diperoleh.

Ada beberapa langkah untuk memulai metode gallery walk


yaitu:

Para peserta didik bisa dibagi menjadi beberapa kelompok yang


bisa beranggotakan dua hingga tiga atau empat orang.

Langkah berikutnya adalah memberikan kertas karton/plano


kepada setiap kelompok dan menentukan topik atau tema yang
akan dikaji.

Setelah itu, setiap kelompok mendiskusikan tentang peristiwa


lingkungan dengan perspektif maqashid asy-syariah.

Jika diskusi telah selesai, maka setiap kelompok harus menempel


hasil kerjanya di dinding.

Lalu, setiap kelompok berputar mengamati hasil kerja kelompok


lain. Kelompok yang didatangi menjelaskan materi yang ada di
kertas plano.

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 12


b. Story Telling

Selain gallery walk, metode lain yang bisa dipakai adalah story
telling. Metode ini meminta peserta didik untuk bercerita. Karena itu,
setiap peserta didik diminta menyiapkan cerita yang bisa berasal dari
dirinya, keluarga atau lingkungannya.

Setiap peserta didik membuat bahan cerita, alur cerita hingga


pelajaran apa yang bisa dipetik dari cerita yang akan disampaikan.
Pokok ceritanya tentang bagaimana peserta didik menjadi pribadi
yang memiliki jiwa kasih sayang kepada diri, keluarga dan
lingkungannya.

Untuk memudahkan peserta didik menyusun cerita, ada beberapa


langkah berikut yaitu:

Menemukan ide atau gagasan tentang cerita yang akan dibuat.

Setelah mendapatkan ide, maka peserta didik mulai membuat


kerangka atau alur cerita. Kerangka ini bisa dibuat dengan cara
membuat outline apa saja

Menyiapkan alat peraga sebagai pelengkap cerita. Peserta didik


bisa mencari alat peraga, misalnya boneka atau kertas dan
sebagainya untuk memudahkan penyampaian cerita. Bisa
ditambahkan video dengan barcode tentang story telling.

13 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


Kata Bijak

Jadilah umat yang moderat ( hidup yang


seimbang ) maka kamu akan beruntung

( Musthofa Al - Ghalayini )

( 99 Mutiara Pesantren, 2018 )

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 14


TOPIK 2 :
PENGENALAN
KEBANGSAAN

TOPIK

Pengenalan Kebangsaan

PENGANTAR

Fakta tentang keragaman suku bangsa di Indonesia

TUJUAN

1. Peserta didik menyadari keragaman suku bangsa,


bahasa dan agama yang berada di sekitar mereka.
2. Peserta didik memahami cara mengelola keragaman
tersebut berdasarkan prinsip bhinneka tunggal ika.

MATERI BAHASAN METODE

a. Metode sebut cepat


Realitas keragaman
b. Metode reflektif

a. Metode bermain peran


Prinsip kemajemukan
b. Metode cerita

a. Yel-yel
Empat pilar kebangsaan
b. Menyanyi

15 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


Pengantar

Mari kita lihat peta di bawah ini! Pasti kalian tahu kalau ini adalah
peta Indonesia. Ada lima pulau besar di dalamnya, Papua, Sulawesi,
Kalimantan, Sumatera dan Jawa. Selain itu, masih ada pulau-pulau
kecil lain yang berjumlah ratusan. Pulau-pulau tersebut dihuni oleh
berbagai macam suku bangsa, yang memiliki bahasa, budaya dan
agamanya sendiri.

PETA INDONESIA

Gambar Peta : https://www.vexels.com/vectors/preview/148439/complete-indonesia-map

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 16


Kita sering mengidentikkan pulau besar di Indonesia dengan suku
bangsa tertentu. Pulau Jawa identik dengan suku bangsa Jawa.
Sumatera identik dengan suku bangsa Melayu. Kenyataannya lebih
kompleks daripada identifikasi tersebut. Kita dapat menemukan orang
Jawa yang hidup di kota-kota di pulau Sumatera. Kita juga dapat
melihat tetangga kita bersuku bangsa Melayu hidup menetap di pulau
Jawa. Meskipun berbeda budaya, mereka yang tinggal di luar daerah
asalnya tetap menghormati budaya lokal (akulturasi).

Hari ini genap empat puluh


hari peringatan kematian
Mbah Prapto, kakek
Joko, yang telah
berumur 95 tahun
di kampung
Srondakan,
Grobogan, Jawa
Te n g a h . J o ko
m e n g u n d a n g
kawannya Nashruddin
untuk hadir dalam acara
peringatan tersebut.
Karena berasal dari keluarga
tradisional, keluarga Joko menyelenggarakan acara pembacaan
Yasin dan Tahlil. Nashruddin semula bingung mau datang ke acara
tersebut. Dia baru saja pindah dari Riau, yang memiliki latar belakang
tradisi keagamaan berbeda. Akhirnya, Nashruddin tetap hadir
meskipun tidak ikut serta dalam pembacaan Yasin dan Tahlil.

Sebagian kita tentu pernah merasakan pengalaman tersebut.


Sebagai bagian masyarakat Indonesia, nilai-nilai kerukunan dan
toleransi perlu kita kedepankan, alih-alih menonjolkan keakuan
identitas budaya kita. Toleransi dan kerukunan merupakan budaya

17 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


hidup bersama masyarakat Indonesia. Kedua konsep tersebut ibarat
akar yang tertanam dalam relung warga negara Indonesia. Menurut
fakta sejarah, sejak kerajaan Majapahit berdiri, kedua konsep tersebut
sudah hidup di masyarakat, dibuktikan dengan
konsep bhinneka tunggal ika.

Suku bangsa yang hidup di


Indonesia juga berasal dari pendatang.
Tionghoa, India, Arab, Pakistan dan
Korea adalah beberapa contoh suku
bangsa tersebut. Apakah di daerah
ka l i a n d a p a t d i te m u i teta n g g a -
tetangga yang berasal dari salah satu
dari ketiga suku bangsa tersebut?

Joko melarang Nashruddin ketika


hendak meramaikan acara
peringatan tahun baru Tionghoa di
rumah Liem. Liem tetangga akrab
Nashruddin di Riau, yang juga pindah ke
Jawa Tengah. Liem adalah keturunan
Tionghoa, lahir dan berkartupenduduk Riau. Meskipun begitu, Joko
melihat Liem bukanlah bagian dari Indonesia, karena tidak “asli”
Indonesia. Nashruddin menjelaskan kepada Joko bahwa Liem juga
bagian dari bangsa Indonesia, meskipun kakek buyutnya berasal dari
Tiongkok.

Musyawarah, yang dicontohkan oleh Nashruddin, merupakan


cara masyarakat Indonesia menyelesaikan masalah. Nilai-nilai ini
diformalisasikan di dalam Pancasila—dasar negara kita. Melalui
musyawarah, Nashruddin berhasil meluruskan prasangka Joko
terhadap orang Indonesia keturunan Tionghoa. Dalam kisah tersebut,
masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang terbuka terhadap
suku bangsa yang berasal dari luar Indonesia. Bagaimana pun juga,

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 18


masyarakat keturunan yang lahir dan hidup di Indonesia tidak sedikit
sumbangsihnya kepada bangsa ini. Sebagai misal Laksamana John
Lie yang dinobatkan menjadi pahlawan nasional karena jasa dalam
perang kemerdekaan.

Kata Kunci
Keragaman, Musyawarah, Toleransi, Kerukunan, Nasionalisme

TUJUAN
1. Peserta didik menyadari keragaman suku bangsa, bahasa dan
agama yang berada di sekitar mereka.

2. Peserta didik memahami cara mengelola keragaman tersebut


berdasarkan prinsip bhinneka tunggal ika.

Materi Bahasan dan Metode

1. Realitas Keragaman
Menurut Sensus Penduduk tahun 2010, suku bangsa di Indonesia
berjumlah kurang lebih 1340. Lebih detail portal indonesia.go.id merinci
suku-suku bangsa berdasarkan wilayah tertentu. Kita dapat
menemukan di Kalimantan ada suku bangsa Banjar dan Banjar Kuala.
Di Sumatera, suku bangsa Batak masih dapat dirinci menjadi Batak
Angkola, Batak Karo, Batak Mandailing dan Batak Toba. Di Sulawesi,
ada Bugis, Makassar, Gorontalo dan Minahasa. Suku bangsa
Minahasa sendiri ada bermacam-macam, seperti Bantik, Pasan,
Ponosakan, Tombulu, Tonsawang dan Toulour. Aceh di pulau Sumatera
memiliki varian suku bangsa yang tidak sedikit, seperti Alas, Aneuk
Jamee, Gayo, Gayo Lut, Gayo Luwes dan Tamiang. Suku bangsa di
Maluku lebih banyak lagi, seperti Alfuru, Alune, Ambon, Aputai, Aru dan
Erai. Data ini menunjukkan betapa beragam suku bangsa yang hidup
dan tinggal di Indonesia.

19 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


Suku-suku bangsa di Indonesia saling berinteraksi satu
sama lain. Interaksi tersebut dapat terjadi karena
perpindahan penduduk. Pada era
Presiden Soeharto, transmigrasi
digalakkan. Tidak sedikit
orang Jawa yang
bertansmigrasi ke luar pulau
Jawa, baik ke pelosok
S u m a te ra , Ka l i m a n ta n ,
S u l a wes i , M a l u ku a ta u
Pa p u a . M e r e ka h i d u p
berdampingan dengan
penduduk lokal. Tidak
j a ra n g te r j a d i
perkawinan antarsuku
bangsa, misalnya putra
Jawa menikah dengan putri
Ambon. Dari hasil perkawinan
tersebut, lahir identitas baru: Jawa-Ambon.
Orang Jawa yang berbahasa Ambon, karena lahir
dan besar di Ambon. Ada juga keluarga transmigran Jawa di Papua
yang memiliki keturunan mahir berbahasa Papua tetapi tidak dapat
berbahasa Jawa. Hal ini menunjukkan bahwa antarsuku bangsa,
mereka saling berinteraksi.

Karena alasan pekerjaan, banyak pemuda-pemuda Jawa pergi


ke pedalaman Kalimantan, bekerja di tambang batubara. Ada pula
yang pergi ke daerah Riau untuk menjadi pekerja di perkebunan
kelapa sawit. Selain alasan pendidikan, beberapa pelajar Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi dan daerah lain di luar Jawa merantau ke
Yogyakarta atau Jakarta. Mereka menimba ilmu dari jenjang sarjana,
master bahkan doktoral. Sebagian besar balik kampung sesuai
mendapatkan ijazah, namun tak sedikit yang memilih bekerja di Jawa.
Di antara mereka, banyak yang menikah dan menetap di Jawa. Faktor
MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 20
inilah yang menyebabkan persebaran suku bangsa di Indonesia tidak
hanya berada di pulau asal mereka. Kita dapat menemui orang Papua
di Jawa, sebaliknya kita juga dapat melihat orang Jawa bermukim di
Papua.

Sekarang kita uji seberapa kamu lihai menyebutkan identitas


suku bangsa lain di kampung, kota atau daerahmu. Kamu dapat
mainkan beberapa permainan ini

a. Metode sebut-cepat.

Di kampung atau kotamu tentu ada berbagai produk budaya


dari suku bangsa tertentu. Produk budaya tersebut dapat berupa
makanan, pakaian, ritual, bahasa, adat istiadat, bentuk rumah dan
lain sebagainya. Permainannya begini, setiap siswa menyebutkan
produk budaya suku bangsa yang mereka ketahui. Urut dari pojok
paling depan sampai ujung paling belakang. Setiap siswa hanya
berhak menyebutkan satu produk budaya tertentu. Apabila seorang
siswa tidak dapat menyebutkan, cukup sebut pas, dan kesempatan
diberikan teman di sebelahnya. Begitu seterusnya sampai tidak ada
siswa yang dapat menyebutkan lagi. Asyik bukan?

b. Metode reflektif.

Yuk klik tautan ini http://bit.ly/ragambahasadaerah.

Coba perhatikan bagaimana saudara-saudara kita di pelosok


Indonesia berbahasa dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana
kesanmu setelah mendengar percakapan di dalam video tersebut?
Apakah ada kesamaan dengan bahasa di daerahmu? Apakah kamu
baru mendengar pertama kali bahasa-bahasa tersebut?

Sekarang coba kita simak video ini :


http://bit.ly/ragamkusayang.

21 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


Apakah kamu menikmati lagu yang dinyanyikan dengan
beragam bahasa tersebut?

Permainan tersebut berguna untuk melihat seberapa peka


kamu terhadap keragaman di sekitarmu. Kita sering kali makan di
warung Nasi Padang, Soto Kudus, Sate Ponorogo, Pecel Madiun, atau
Pempek Palembang, namun tidak sadar bahwa itu bagian dari
keragaman di Indonesia. Kita sering kali memiliki tetangga dari beda
budaya, namun kurang mau mengenal dan memahami budaya
tersebut, sehingga seringkali kita anggap keragaman budaya yang
ada menjadi sebuah perbedaan. Keragaman itu rahmat, tergantung
bagaimana kita dapat mengelolanya.

2. Prinsip Kemajemukan

Di materi sebelumnya, kita melihat betapa beragamnya suku


bangsa di Indonesia. Kita dapat bayangkan betapa sulitnya
mengelola beribu ragam budaya dan identitas. Bagaimana
mempersatukannya ke dalam bingkai keindonesiaan? Kita perlu
belajar dari para pendiri bangsa ini. Menjelang 17 Agustus
1945, para pendiri bangsa ini,
yang terdiri dari utusan
berbagai daerah di
I n d o n e s i a ,
melaksanakan rapat
m e n e n t u ka n a ra h
n e g a r a i n i . M e r e ka
membahas gagasan
tentang Pancasila dan
Undang-Undang Dasar
1945. Selain itu, bhinneka
tunggal ika dijadikan
prinsip pengelolaan
kemajemukan.

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 22


Kutipan bhineka tunggal ika diambil dari Sutasoma, tulisan Empu
Tantular. Kitab ini ditulis pada masa kerajaan Majapahit sekitar abad
ke-14 Masehi. Prinsip bhineka tunggal ika menggambarkan kenyataan
kerukunan hidup antara pemeluk agama Hindu-Siwa dan penganut
agama Buddha. Perbedaan agama tidak menjadi sekat mereka
berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Perbedaan dalam memeluk
agama tersebut justru menjadikan mereka dapat mempraktikkan
prinsip toleransi. Dengan prinsip toleransi ini, terciptalah kehidupan
yang rukun di masyarakat. Kerukunan inilah yang berurat mengakar
dalam kehidupan bangsa Indonesia hingga kini.

Prinsip bhinneka tunggal ika


menunjukkan bahwa sejak dahulu
k i ta te l a h m e m i l i k i a ka r
multikulturalisme.
Multikulturalisme adalah
s e b u a h p r i n s i p
menghargai keragaman
budaya. Multikulturalisme
muncul pertama kali di
Amerika dan Kanada, karena
memperhatikan bahwa banyak
imigran dari luar negeri yang
datang ke dua negeri tersebut. Multikulturalisme kita berbeda dari dua
negara tersebut. Multikulturalisme Indonesia lahir karena negara ini
memiliki kekayaan suku bangsa yang telah lama mendiami pulau-
pulau di Indonesia. Fakta ini menjadi modal kita senantiasa
bertoleransi dengan suku bangsa lain yang berasal dari luar Indonesia.

Kesamaan prinsip bhineka tunggal ika juga menjadi alasan


bapak bangsa mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Sebagai negara kesatuan, bapak-bapak bangsa, seperti M.
Yamin, Soekarno, Hatta, Yap Tjwan Bing, Abdul Kahar Muzakir, AR.
Baswedan, Abdul Wahid Hasyim, Bagus Hadikusumo, A.A. Maramis,

23 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


Liem Koen Hian dan tokoh-tokoh lainnya yang mengikuti rapat BPUPKI,
berpegang teguh menetapkan Pancasila sebagai dasar negara.
Semula dalam rapat BPUPKI dan PPKI menjelang Agustus 1945, ada
pihak yang mengusulkan bahwa Islam menjadi bentuk negara kita.
Alasannya, karena pemeluk Islam adalah mayoritas di Indonesia. Akan
tetapi, setelah terjadi kompromi, negara kita disepakati sebagai
negara Pancasila, karena nilai-nilai Pancasila dapat ditemui di setiap
praktik kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia tidak
memandang agama, suku bangsa atau bahasa.

Dapat disimpulkan bahwa keragaman di negara kita dikelola


dengan prinsip bhineka tunggal ika. Prinsip inilah yang melahirkan
potret kerukunan di Indonesia. Akan tetapi, beberapa tahun ini, kita
dapat melihat di beberapa daerah di Indonesia mengalami konflik
horizontal. Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, bagaimana
sikap kamu? Mari lakukan permainan berikut.

a. Metode bermain peran.

Bentuk satu kelompok yang terdiri minimal tiga orang. Setiap


kelompok membuat skenario permasalahan. Permasalahan dapat
berupa masalah perbedaan pendapat yang sering kamu hadapi
dalam kehidupan sehari-hari. Satu orang tunjuk sebagai penengah.
Mainkan skenario tersebut sebagai sebuah adegan drama di depan
kelas.

b. Metode cerita.

Metode ini dapat dipakai dengan menunjuk siswa yang memiliki


pengalaman bergaul dengan teman yang beragama lain.
Bagaimana isi ceritanya? Apa cerita tersebut menyinggung
perbedaan agama? Apakah cerita tersebut menyangkut kehidupan
sehari-hari? Bagaimana pendapatmu terhadap cerita yang
disampaikan temanmu di depan kelas?

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 24


Permainan berguna untuk melihat bahwa perbedaan bukanlah
perpecahan, sebaliknya sebuah momen untuk mendapatkan solusi
bersama demi terwujudnya kerukunan. Selain itu, memahami isi cerita
tersebut dapat menyadarkan kita bahwa perbedaan dalam
kehidupan sehari-hari bukanlah sebuah masalah.

3. Empat Pilar Kebangsaan

Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika


dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah pilar-pilar
kebangsaan Indonesia. Tanpa keempatnya, mustahil Indonesia dapat
bertahan sampai sejauh ini. Sebagai pilar kebangsaan, keempat
unsur tersebut menjadi sebuah kesatuan yang utuh. Tanpa harus
dihafalkan, nilai-nilai tersebut dapat kita temui dengan mudah dalam
praktik kehidupan sehari-hari.

Keempat pilar kebangsaan tersebut dapat melahirkan


semangat nasionalisme. Nasionalisme wujud cinta air. Akan tetapi,
nasionalisme dapat juga ditingkatkan dengan menyanyikan dan
menghayati lagu-lagu kebangsaan. Tahukah kamu, ketika sidang
Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, WR. Supratman melantunkan
Indonesia Raya untuk pertama kali. Beliau menyanyikan Indonesia
Raya melalui gesekan biolanya.

Kita mengenal ada beberapa lagu wajib, di antaranya: Halo-halo


Bandung, Bagimu Negeri, Rayuan Pulau Kelapa, Tanah Airku, Satu
Nusa Satu Bangsa, Bangun Pemudi Pemuda, Di Timur Matahari,
Berkibarlah Benderaku, Bendera Merah Putih, Garuda Pancasila,
Syukur, Maju Tak Gentar, Hari Merdeka, Andika Bhayangkari, dan
Indonesia Raya. Lagu-lagu ini diciptakan dengan semangat cinta
tanah air yang tinggi. Syair-syairnya mewakili perasaan masyarakat
Indonesia atas semangat nasionalisme. Jika kita menyanyikannya kita
akan sadar pentingnya mencintai tanah air.

25 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


Yuk, kita mainkan permainan ini.

a. Yel-yel.

Bentuk kelompok yang terdiri


minimal tiga orang. Satu kelompok
ber tugas membuat yel-yel, bisa
tentang nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila, Undang-undang
Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika dan
NKRI. Selesai yel-yel, diskusikan apa
makna yel-yel tersebut.

b. Menyanyi.

Menyanyikan lagu-lagu wajib


d a p a t m e l a h i r ka n s e m a n g a t
nasionalisme. Tunjuk kelompok
tertentu untuk menyanyikan satu
lagu wajib. Tunjuk kelompok lain
untuk menyanyikan lagu wajib
lainnya. Selesai menyanyikan lagu,
setiap kelompok dapat mempresentasikan apa yang dirasakan sesuai
menyanyikan lagu tersebut.

Kata Bijak

Tebarkanlah salam, berikanlah makan, sambunglah silaturahim dan


shalatlah saat orang-orang sedang tidur, maka masuklah ke dalam surga
dengan penuh kedamaian (HR. At-Tirmidzi)

( 99 Mutiara Pesantren, 2018 )

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 26


TOPIK 3 :
BERLAKU ADIL
TERHADAP SESAMA

TOPIK

Berlaku Adil terhadap Sesama

PENGANTAR
Peserta didik diberikan pelbagai macam
kasus terkini tentang sikap adil

TUJUAN

Peserta didik mengetahui bahwa semua makhluk Tuhan


sama di hadapan-Nya.
Peserta didik memahami perilaku adil berlaku untuk semua
ciptaan-Nya tanpa terkecuali.

MATERI BAHASAN METODE

Kesetaraan Jigsaw Learning

Anti Diskriminasi Metaplano Session

Ramah Lingkungan Concept Map

27 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 28
sumber: https://www.finansialku.com

Dari gambar di atas, apakah kita tega saat teman tidak bisa
menikmati apa yang kita nikmati? Kita bisa melihat dengan leluasa,
sedangkan teman yang lain tidak bisa melihat karena dia berbadan
pendek. Bukankah bahagia itu sederhana dengan cara berbagi. Jika
berbagi saja kita tidak bisa, bagaimana dengan hal yang lain?

Makna kesamaan berbeda dengan makna keadilan. Kesamaan


belum tentu mengarah kepada keadilan. Tapi jika kita sudah
mempunyai sifat adil, maka kita akan mudah untuk memiliki kesamaan.
Lebih jelasnya, bisa lihat contoh sehari-hari di bawah ini.

Mencintai seluruh anggota keluarga dengan tidak berat sebelah.

Menjalankan hak dan kewajiban baik di lingkungan mana pun


dengan seimbang.

Ber teman dan ber tetangga dengan siapapun tanpa


memandang latar belakangnya.

Melakukan perdagangan dengan jujur seperti tidak mengurangi


takaran timbangan.

Mengadili suatu perkara hukum dengan sikap yang bijaksana dan


keputusan yang adil seadil-adilnya.

Memperhatikan kepentingan orang lain dan diri sendiri, seperti

29 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


kepentingan kesehatan, kepentingan kelangsungan hidup,
kepentingan agama, dan sebagainya.

Belajar dengan giat, tekun, dan rajin. Sebab menjadikan diri


bodoh sama saja telah berbuat tidak adil pada diri sendiri.

Saling tolong menolong terhadap seluruh manusia.

Giat dalam berzakat dan membayar pajak guna memenuhi hak-


hak orang lain

Sebagai seorang pelajar yang


baik, kita bisa mempraktikkan
sikap adil di kehidupan
sehari-hari. Dengan
bersikap adil, kita bisa
melihat kebahagiaan
bukan hanya milik kita
sendiri. S aat kita
membawa bekal makan
ke sekolah, atau saat kita
makan di kantin sekolah dan
melihat teman kita yang
kelaparan, kita bisa membagi
sebagian kepada mereka.

Bersikap adil memang terkesan mudah diucapkan dan sulit


untuk dikerjakan. Kita juga bisa melihat saat teman yang pintar tapi
dia enggan untuk membagi ilmu yang dia miliki. Hal tersebut tidak
patut untuk kita contoh. Apakah kita tega melihat teman kita tidak naik
kelas karena kita pelit ilmu?

Tuhan saja dalam menciptakan semua ciptaan-Nya bersikap


adil. Tidak percaya? Yuk kita buktikan. Tahu buah semangka dan
melon kan? Saat kita melihat pohonnya, kedua buah tersebut tumbuh
di bawah dan mudah untuk dipetik. Jika tumbuhnya seperti pohon

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 30


rambutan, kita tidak bisa bayangkan buahnya jatuh dan menimpa
kepala kita! Itulah bukti keadilan Tuhan.

Karena itu adil tidak selalu mudah, dan karena itu kita harus
terus menerus belajar dan mencoba untuk tahu benar apa hakikat
dan di mana tempat yang hakiki dari segala sesuatu itu. Kita juga
harus punya keberanian dan kesadaran seberapa besar kekuatan
yang kita miliki untuk meletakkan keadilan pada tempat yang kita tahu
memang di situlah tempatnya. Dengan berperilaku adil, kita menjadi
manusia yang beradab.

Lebih lanjut Allah memerintahkan kita untuk berlaku adil. Dalam


Q.S. al-Hujurat ayat ke-9 yang artinya, “Dan berlaku adillah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” Nah,
sudahkah kita bersikap adil?

Kata Kunci:
Keadilan, Persamaan Hak, Manusia Beradab

TUJUAN
Ada dua tujuan dalam pembahasan topik berlaku adil
terhadap sesama yaitu:
1. Peserta didik mengetahui bahwa semua makhluk Tuhan sama
di hadapan-Nya.
2. Peserta didik memahami perilaku adil berlaku untuk semua
ciptaan-Nya tanpa terkecuali.

Materi Bahasan dan Metode

Ada tiga materi bahasan dalam pembahasan topik berlaku adil


terhadap sesama yaitu:

31 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


1. Kesetaraan

Kes e ta ra a n a ta u
setara memiliki ar ti
adalah sejajar, sama
tingginya, sama
rendahnya, sama
t i n g ka ta n nya ,
s a m a
ke d u d u ka n n ya ,
sama kualitasnya,
sebanding, sepadan,
seimbang dan lain
se b a g a i nya . S e d a n g ka n
kesetaraan sosial artinya adalah suatu tata politik sosial di mana
masing-masing orang ada pada status yang sama di lingkup
masyarakat atau kelompoknya. Kesetaraan sosial ini mencakup hal-
hal seperti hak hukum, keamanan, kebebasan berpendapat, hak
suara, dan hak-hak lainnya yang bersifat personal.

Sebagai peserta didik yang baik,


menganggap remeh ciptaan Tuhan,
sama halnya mempermalukan diri kita
sendiri. Sikap meremehkan muncul
karena kita menganggap diri sendiri
unggul dari orang lain. Berbeda level dan
tidak setara. Sikap yang seperti ini
membuat kita jauh dari pergaulan teman
sebaya dan mudah untuk mencela
orang lain. Sikap yang merugikan diri
sendiri tentunya.

Tahukah kalian film Taare Zameen


Par? Kalau belum tahu, nanti bisa minta

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 32


ke ibu atau bapak guru ya. Film India yang sangat menyentuh itu
mengajarkan kita akan makna kesetaraan dalam hal persamaan hak
belajar. Sekolah yang baik adalah sekolah yang tidak membeda-
bedakan muridnya.

Contoh lainnya perbedaan antara si kaya dan si miskin. Dalam


lingkup sekolah, semua peserta didik mempunyai hak yang sama
dalam memperoleh pembelajaran. Guru tidak diperbolehkan pilih
kasih kepada peserta didiknya. Semua peserta didik sama dan setara.

Tuhan pun memandang makhluk-Nya sama dan Dia bersikap


adil. Tidak pandang bulu. Yang membedakan hanya ketakwaan.
Manusia tidak boleh memandang rendah manusia yang lain.

Untuk memperdalam materi, kita bisa menggunakan metode


Jigsaw. Dengan aturan sebagai berikut;

Peserta didik dibagi menjadi kelompok kecil (3-5 orang).

Saat sesi pertama, setiap kelompok mendiskusikan tema yang


diberikan tentang kesetaraan.

Setiap individu bertanggungjawab atas pemahaman materi


tersebut.

Saat sesi kedua, peserta didik dibagi lagi menjadi kelompok kecil
untuk mendiskusikan kembali apa yang sudah dibahas di sesi
pertama.

Durasi waktu tergantung dari pemahaman peserta didik akan


materi yang diberikan.

Jigsaw mengajarkan kepada peserta didik untuk memahami


lebih mendalam materi dan menuntut mereka mengajarkan hal yang
sama kepada teman sebayanya. Lebih lanjut, peserta didik juga bisa
mengakrabkan dirinya dengan teman yang lain tanpa ada rasa
perbedaan.

33 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


2. Anti Diskriminasi

Indonesia memiliki perbedaan suku bangsa, etnis, agama,


bahasa, kesenian, dan kedaerahan yang dianggap sebagai
karakteristik bangsa. Masyarakat Indonesia bersifat majemuk dan
manusia pada hakekatnya adalah sama dan sederajat.

Keberagaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia tidak


terlepas dari faktor penyebabnya. Yaitu Indonesia adalah negara
yang tergabung dari beberapa gugusan pulau. Di mana setiap pulau
mempunyai kekhasan dalam berbagai aspek (budaya, bahasa, suku).
Dalam istilah populer lebih dikenal dengan multikulturalisme.

Maka, sebetulnya, langkah pemerintah memindahkan ibu kota


ke pulau Kalimantan patut diacungi jempol. Sebuah langkah yang
menegaskan bahwa Indonesia adalah dari Sabang sampai Merauke.
Hal ini untuk menghapus kesan bahwa Indonesia hanya Jawa.

Demikian juga dengan hal infrastruktur. Pemerataan bangunan


infrastruktur di setiap pulau di Indonesia membuat ekonomi makin
bergeliat. Lancarnya distribusi logistik berdampak pada efisiensi
waktu. Juga untuk mengurai kemacetan yang terjadi di beberapa titik,
saat libur nasional misalnya.

Dalam lingkup kecil, bisa kita lihat di sekolah. Tempat kita


mencari ilmu. Sikap anti diskriminasi bisa dalam kegiatan pemilihan
ketua kelas. Awalnya, ketua kelas identik dengan laki-laki. Tapi dalam
ke nya ta a n nya , p e re m p u a n b i sa m e n g a m b i l a l i h to n g ka t
kepemimpinan tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada diskriminasi dalam


pemilihan ketua kelas karena perbedaan kelamin. Pemilihan ketua
OSIS juga berlaku hal yang sama. Semua peserta didik bisa
mengajukan dirinya untuk maju sebagai calon ketua OSIS, selama dia
cakap dan terampil dalam memimpin.

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 34


35 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA
MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 36
Selama satu dekade terakhir, secara beruntun Indonesia didera
berbagai macam musibah. Mulai dari tsunami Aceh, Palu, gempa
bumi, kebakaran hutan dan kabut asap yang menjadi agenda
tahunan, tanah longsor, kecelakaan transportasi, hingga banjir yang
tidak pernah surut di Jakarta dan sekitarnya.

Jarang sekali kita menyalahkan diri sendiri atas bencana yang


terjadi. Instrospeksi atau muhasabah menjadi hal yang pertama harus
kita lakukan. Perilaku suka menyalahkan orang lain atau sesuatu
membuat kita mempunyai sifat negative thinking atau su'udzon.
Seperti gambar di bawah ini.

sumber : karya Dody dalam buku komik kompilasi Negara ½ Gila

Longsor yang terjadi karena kita terlalu berlebihan dalam


mengeksplorasi kekayaan alam di hutan. Kabut asap yang setiap
tahun menjadi agenda rutin karena manusia enggan untuk
bersahabat dengan alam. Begitu juga terjadinya banjir karena kita
suka membuang sampah bukan pada tempatnya.

37 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


Kelalaian manusia berakibat fatal. Tugas menjadi khalifah tak
dijalankan, abai terhadap perintah Tuhan. Menjaga keharmonisan
sesama ciptaan-Nya harus selalu digalakkan. Mari kita hayati lirik dari
penyanyi terkenal Indonesia pada zamannya, Ebiet G. Ade yang
berjudul Berita Kepada Kawan.

Barangkali di sana
ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan
Melihat ngkah kita yang selalu salah dan bangga
dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan
Bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada
Rumput yang bergoyang

Muamalah ma'al bi'ah (hubungan dengan alam) menjadi


bagian tidak terpisahkan dari segala lini kehidupan kita. Semua harus
sadar dan serempak menjaganya dari segala kerusakan yang
diakibatkan oleh ulah tangan manusia itu sendiri. Kita tidak bisa
menyerahkan hanya kepada yang berwenang, tapi kita harus bisa
memulai dari diri kita sendiri.

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 38


Untuk memperdalam materi ketiga ini, metode yang diberikan
adalah mind mapping. Tahapan metode mind mapping sebagai
berikut:

Setiap peserta dibagi menjadi kelompok kecil (3-5 orang)


Setiap kelompok kecil diberikan kertas kosong atau bisa
menggunakan laptop
Kemudian mereka mendiskusikan terkait materi ramah lingkungan
(bisa membahas lingkungan di sekitar rumah, lingkungan sekolah
atau berita dari koran/media sosial)

Hasil diskusi dibuatkan mind mapping untuk mempermudah


pemahaman setiap kelompok.

Akhir dari diskusi, semua kelompok mempresentasikan di depan


kelas berikut ditampilkan mind mapping yang dibuat.

Mind mapping sangat berguna membantu peserta didik


menyederhanakan sesuatu yang abstrak menjadi konkrit dan jelas.
Guru berfungsi sebagai supervisor dalam kegiatan ini.

39 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


Kata Bijak

Sesungguhnya diri manusia secara umum


bersifat mulia dan agung dan ini mutlak
adanya, tidak ada pengecualian
disebabkan warna kulit, ras dan agama
(Raghib al-Hanafi al-Sirjani)

( 99 Mutiara Pesantren, 2018 )

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 40


TOPIK 4 :
KITA SEMUA
BERSAUDARA
TOPIK

Kita semua bersaudara

PENGANTAR

Menceritakan kisah Nabi dan mengajak siswa untuk


menemukan padanannya di era sekarang

TUJUAN

Peserta didik mengetahui bahwa setiap manusia pada


dasarnya bersaudara, baik sesama manusia, sesama
warga negara, dan sesama manusia

Peserta didik mengetahui Perilaku persaudaraan, baik


sesama manusia, sesama warga negara, dan sesama
manusia

MATERI BAHASAN METODE

a. Bermain peran
Penanaman Visi Ukhuwah b. Studi kasus
Basyariyah
a. Camp Lintas Agama
Penanaman Visi Ukhuwah b. Safari Ziarah Pahlawan
wathaniyah Nasional

Penanaman visi ukhuwah a. Mempopulerkan Pahlawan


islamiyah Lewat Infografis
b. Pelatihan Bela Negara
pada Masa Orientasi Siswa

41 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


Gambar I Gambar II

https://www.bestcoloringpagesforkids.com/nature-coloring-pages.html

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 42


Demikian juga dengan kehidupan kita sebagai bangsa dan
warga dunia. Adalah sebuah hukum Allah (sunnatullah) bahwa kita
diciptakan beragam. Baik beragam Agama, budaya, warna kulit, cara
berfikir, maupun ragam yang lainnya. Itu semua pasti dan tidak bisa
dihindari. Akan tetapi, justru di situlah letak keindahannya. Jika kita
diciptakan sama, atau satu warna, maka dunia ini tak berwarna.

Sekarang kita lihat Indonesia, negara kita tercinta memiliki


keragaman budaya, suku, agama, warna kulit yang sangat kaya nan
indah dan itu semua adalah kekayaan. Yang Namanya kekayaan,
maka harus kita jaga dan lestarikan. Jangan sampai hilang, jangan
sampai habis. Agar tidak hilang dan habis, maka kita perlu
menjaganya dengan menyadari bahwa kita adalah saudara.
Bagaimana caranya? Pertama, tentu kita harus memiliki kesadaran
bahwa perbedaan itu adalah kekayaan yang harus dijaga. Kedua,
untuk menjaganya, kerukunan menjadi modalnya. Ketiga, kerukunan
akan tercapai jika semuanya saling menghargai dan terus
menggelolarakan semangat perdamaian dan persatuan.

Dalam ajaran Islam, banyak sekali ajaran yang mendorong kita


semua untuk berlaku damai. Salah satunya adalah kisah Nabi
Muhammad di usia remaja yang berhasil mendamaikan masyarakat
Makkah ketika hendak berselisih dalam rangka pembangunan Ka'bah.

Dahulu, ketika Nabi Muhammad belum diangkat menjadi Rasul,


beliau sudah melakukan prestasi dalam rangka mewujudkan
perdamaian di kotanya. Masyarakat Makkah yang bersuku-suku,
saling menonjolkan keunggulannya. Sebut saja suku A merasa paling
kaya sehingga paling berhak atas pembangunan Ka'bah. Suku B,
merasa paling dekat dengan Ka'bah, sehingga merasa paling berhak
untuk membangun Ka'bah. Suku C merasa paling terhormat, sehingga
harus membangun Ka'bah. Dimikian juga suku D, dan seterusnya.

Melihat hal itu, Nabi Muhammad muda tampil dengan selembar


kain. Beliau mengajak para pembesar-pembesar suku itu untuk

43 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


bersama-sama memegang ujung kain, untuk diangkat bersama-
sama memperbaiki Ka'bah. Sehingga yang terjadi bukan lagi adu
kekuatan, namun perdamaian dan kebersamaan memperbaiki Ka'bah
yang menjadi pusat peribadatan semua masyarakat.

Dari kisah itu, kita dapat memahami bahwa dalam membangun


sebuah negara ataupun kota, yang harus didahulukan pertama kali
adalah perdamaian dan persatuan. Dengannya sebuah masyarakat
dan bangsa dapat dengan mudah membangun apapun yang
diinginkan dengan baik.

Kata Kunci:
Persaudaraan Sesama Manusia, Keragaman, Keragaman, Saudara
Sebangsa

TUJUAN
1. Peserta didik mengetahui bahwa setiap manusia pada
dasarnya bersaudara. Persaudaraan sebagai manusia,
sebangsa, dan sesama pemeluk agama Islam.

2. Peserta didik mengetahui perilaku persaudaraan sesama


manusia, persaudaraan sebangsa, dan persaudaraan
sesama pemeluk agama Islam.

Materi dan Metode Pembelajaran

Kisah di atas memuat hal penting dalam konteks moderasi


beragama, yaitu semangat persaudaraan sesama manusia,
persaudaraan sesama warga negara dan persaudaraan sesama
muslim. Untuk itu, dalam pembahasan topik ini, ada tiga hal yang harus
ditekankan, yaitu :

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 44


45 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA
MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 46
Sekarang coba kita simak kembali
https://www.youtube.com/watch?v=IJ0EqTuO6Ac

47 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 48
dapat memahami bahwa sebagai rumah bersama, tidak ada alasan
bagi kita untuk tidak membela negara Indonesia.

Wujud pembelaan kita terhadap negara ini bisa bermacam


cara. Sebagai seorang pendidik, kita wajib memiliki rasa cinta tanah air
yang kemudian ditanamkan juga kepada semua peserta didik.
Sebagai pemeluk agama Islam, wawasan paham washatiyah
(wawasan moderat) harus terus kita jaga dan gaungkan. Ada
beberapa cara atau metode yang dapat dilakukan untuk
menanamkan rasa cinta tanah air kepada para peserta didik, di
antaranya yaitu;

a. Mempopulerkan Pahlawan Nasional dan Safari Ziarah

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa


para pahlawan”. Begitu kata bijak yang sering kita dengar. Sekarang,
mari kita lihat peserta didik kita, apakah mereka hafal nama-nama
pahlawan, perjuangannya, asal daerahnya, beserta jasa-jasanya.
Jika tidak, maka upaya untuk
mempopulerkan kembali para
Pa h l a wa n N a s i o n a l d a r i
berbagai daerah di Indonesia
menjadi penting.

Salah satu hal yang bisa


dilakukan adalah dengan cara
memasang infografis di
lingkungan Madrasah/Sekolah
yang berisi tentang deskripsi
para pahlawan nasional dari
lintas daerah di Indonesia.
Gambar berikut ini menjadi
salah satu contoh yang cukup
baik.
GAMBAR III INFOGRAFIS
(Sumber: https://ekon.go.id/berita/view/peringatan-hari-pahlawan.3625.html)

49 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


Pemasangan infografis ini bertujuan agar peserta didik dengan
mudah membacanya. Setelah itu, setiap memulai pembelajaran bisa
diawali dengan tanya jawab seputar pahlawan nasional dan
perjuangannya. Mengenang perjuangan para leluhur, selain
menumbuhkan semangat nasionalisme sekaligus dapat menjadi
ajang memotivasi peserta didik agar mempunyai daya juang yang
tinggi.
Setelah metode ini berjalan, tahap selanjutnya adalah
mengajak para peserta didik untuk melakukan ziarah ke makam para
pahlawan. Pada tahapan ini, guru menjelaskan kepada peserta didik
tentang profil dan sejarah pahlawan yang didatangi. Ini juga menjadi
ajang pembelajaran dan memperkenalkan kepada peserta didik
untuk mengenalkan para pahlawan.

b. Materi Bela Negara dalam Setiap Masa Orientasi Siswa


Setelah merdeka, para fonding fathers merumuskan bersama
dasar dan filosofi negara ini. Para pendahulu kita sadar betul, bahwa
Indonesia Tidak hanya memiliki satu macam agama, suku, ataupun
budaya. Akan tetapi Indonesia terdiri dari keragaman dan
kemajemukan. Oleh karena itu, mereka sepakat Pancasila sebagai
dasar negara yang dijabarkan di dalam batang tubuh UUD 1945.
Dengannya negara mengatur bahwa semua warga negara berhak
memeluk agama dan melaksanakan keyakinan sesuai ajaran masing-
masing agama.
Agama Islam sendiri memberikan penjelasan dalam Al-Qur'an
bahwa tidak ada paksaan di dalam agama (laa ikraha  al-din)
sebagaimana terdapat dalam Q.S. al-Baqarah: 256. Ayat tersebut
diturunkan karena ada penyebabnya. Sebagaimana penjelasan Ibn
Katsir dari riwayat Ibn Abbas, bahwa pada masa Nabi ada seorang
sahabat Anshar bernama Husain dari Bani Salim bin 'Auf yang
mempunyai dua anak laki-laki beragama Nasrani. Sahabat Husain ini
bertanya kepada Nabi, apakah ia (Husain) harus memaksa anaknya
untuk masuk Islam?. Lalu turunlah ayat ini.
MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 50
51 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA
MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 52
53 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA
Kata Bijak

“Mendengarlah dengan telinga toleran,


melihatlah dengan mata kasih saying dan
berbicaralah dengan cinta”. (Jalaluddin Rumi).

( 99 mutiara pesantren, 2018 )

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 54


TOPIK 5 :
AKOMODASI
BUDAYA LOKAL

TOPIK

Akomodasi Budaya Lokal

PENGANTAR

Cerita Walisongo

TUJUAN

1. Peserta didik mengetahui akomodasi budaya lokal


2. Peserta didik memahami akomodasi budaya lokal Indonesia

MATERI BAHASAN METODE

Menyanyi dan memainkan


Melestarikan kesenian lokal
alat musik daerah

Mengamalkan etos kerja


Pembiasaan
warisan leluhur

Melestarikan nilai 1. Menyanyi dan berdiskusi


sastra leluhur 2. Outing class

55 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 56
Ketika berbicara hubungan budaya dan agama, kita bisa
mengingat kisah Ahmad Tohari. Saat sedang menunaikan ibadah haji
di tanah suci Ahmad Tohari merenungkan perbedaan pohon kurma
dan kelapa. Sebelum berangkat haji salah satu keinginan Tohari
adalah melihat langsung pohon kurma. Katanya, sejak kecil ia sudah
melihat gambar pohon kurma dan memakan buahnya tapi belum
pernah melihat langsung pohonnya.

Saat keinginannya melihat pohon kurma tercapai, Tohari


bertanya-tanya mengapa pohon kurma dapat tumbuh subur di tanah
Arab? Sementara ketika kurma ditanam di kampung halamannya tidak
bisa tumbuh dengan baik dan bahkan tidak berbuah. Padahal pohon
kurma bersaudara dekat dengan pohon kelapa yang banyak dan
mudah dijumpai di kampung Tohari, dan Indonesia pada umunya.

S ete l a h m e re n u n g c u ku p l a m a , To h a r i m e n e m u ka n
jawabannya. Menurut Tohari, pohon kurma dan pohon kelapa
“membutuhan kondisi-kondisi lokal yang sudah beproses sejak ribuan
tahun sebelumnya untuk mencapai pertumbuhan yang optimal”.

57 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


Dengan logika semacam itu, Tohari melihat agama dan lokalitas. Ia
menganggap pertautan agama dengan budaya lokal menjadi
penting.

Tohari mengatakan pada akhirnya nilai-nilai lokalitas mesti


merasuk dalam penghayatan agama. Ia berpandangan Islam tidak
boleh menjadi tamu di mana pun. Ia harus mampu bersenyawa
dengan segala kondisi di mana ia datang. Mesti tercipta hubungan
harmonis antara Islam dengan unsur-unsur lokal. Tentu setelah
dilakukan proses penyaringan terhadap hal-hal yang bertentangan
dengan nilai dasar Islam.

Menurut Tohari, masing-masing pohon telah menjalin harmoni


dengan unsur tanah, air, udara di mana ia tumbuh. Maka, pohon kurma
hanya akan tumbuh subur di tanah Arab dan kelapa akan tumbuh
subur di Indonesia. Tidak bisa saling ditukar. Sebagaimana
diilustrasikan Tohari, kelapa dan kurma sama-sama tumbuh. Begitu
pula agama dan keraifan lokal, Islamnya tetap sama, namun kondisi-
kondisi lokal berbeda-beda. Ilustrasi yang dikisahkan Tohari tersebut
mengingatkan kita pada dakwah Walisongo di Jawa.
(sumber: https://islami.co/ahmad-tohari-dan-kisah-pohon-kurma/)

Kita tahu, Walisongo menyebarkan Islam di Jawa dengan


penuh toleransi dan penghormatan kepada budaya lokal. Sunan
Kudus misalnya, melarang umat Islam meneyembelih sapi untuk
menghormati kepercayaan setempat dan menggantinya dengan
kerbau. Kita juga bisa melihat arsitektur Masjid Menara Kudus yang
kental dengan lokalitas.

Tidak hanya itu, sejarah juga mencatat bagaimana Walisongo


memanfaatkan medium wayang untuk berdakwah. Beberapa bagian
asli dari wayang sedikit dimodifikasi dan lantas dimanfaatkan sebagai
wahana penyebaran agama Islam.

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 58


Setidaknya terdapat tiga pola interaksi antara Islam dan
budaya lokal, yakni menerima, menolak dan mengubah. Islam
menerima kebudayaan di suatu daerah selama tidak bertentangan
dengan Islam. Kebudayaan di sini meliputi banyak hal, mulai dari adat,
bahasa, busana, seni, arsitektur, politik, dll. Maka, ketika terdapat
masjid yang kental dengan arsitektur khas daerah tidak pernah
dipermasalahkan. Hal yang sama juga terjadi dalam hal alat penutup
aurat. Setiap daerah tentu punya busana khas masing-masing.
Selama tidak menyalahi aturan Islam dan memenuhi syarat menutup
aurat maka boleh-boleh saja. Batik boleh, songket boleh, tenun boleh,
dst.

Penolakan Islam terhadap budaya lokal hanya ketika budaya


itu tidak selaras dengan nilai dasar Islam. Sebagai contoh, sebelum
Islam datang ke Indonesia, budaya Hindu-Budha telah lebih dulu ada.
Dalam Hindu, orang yang meninggal akan dibakar atau dalam tradsi
Bali disebut Ngaben. Islam tidak melanjutkan tradisi itu meski sudah
lebih dulu ada. Sebab dalam Islam sudah jelas tatacara
memperlakukan orang yang telah meninggal.

59 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


Tidak semua diterima dan ditolak, ada beberapa tradisi yang
diubah. Sebelum Islam datang, orang datang ke kuburan untuk nyekar
sekaligus memohon pertolongan kepada roh leluhur. Saat Islam
datang, tradisi nyekar dipertahankan tapi kontennya diubah. Tidak
lagi memohon kepada orang yang telah meninggal tapi
mendoakannya. Pola “mempertahakan kemasan, mengganti konten”
ini terjadi dalam banyak ritual kegamaan di Indonesia. Sebuah pola
yang terilhami cara dakwah Walisongo.

Cara penyebaran Islam ala Walisongo adalah cara yang efektif.


Menempuh jalur kebudayaan, Walisongo telah mengupayakan Islam
yang moderat, toleran dan akomodatif. Apa yang telah diwariskan
Walisongo merupakan modal penting untuk membangun moderasi
beragama di Indonesia. Oleh karenanya, akomodasi budaya,
pelestarian budaya lokal dan pengamalan etos kerja warisan leluhur
menjadi penting diajarkan kepada peserta didik dalam konteks
mewujudkan moderasi beragama dan revolusi mental.

Kata kunci
Budaya, Indonesia, akulturasi, akomodasi

Yuk, Scan Barcode diatas dan liat video interaktif nya

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 60


TUJUAN
Terdapat dua tujuan dalam pembahasan topik akomodasi
budaya lokal yaitu:

1. Peserta didik mengetahui akomodasi budaya lokal Indonesia


2. Peserta didik memahami akomodasi budaya lokal Indonesia
dengan cara melestarikan kesenian lokal dan mewarisi etos kerja
leluhur Materi Bahasan dan Metode

Materi Bahasan dan Metode


1. Melestarikan Kesenian Lokal

Menyanyi dan memainkan alat musik daerah dapat menjadi


sarana melestarikan kesenian lokal. Salah satu upaya melestarikan
kesenian lokal yang dapat dilakukan siswa madrasah adalah hadrah.
Melalui hadrah peserta didik di MTS dan MA didekatkan dan
dikenalkan dengan kebudayaan lokal yang sudah secara turun
temurun selama bertahun-tahun dilakukan para leluhur.

61 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


Selain sebagai sarana pelestarian budaya lokal, latihan hadrah
juga menjadi wahana latihan dakwah dan penguatan mental peserta
didik. Artinya peserta didik diberikan bekal sebelum kelak terjun ke
masyarakat. Dakwah dengan lagu dapat menjadi dakwah yang
efektif dan diterima dengan baik di masyarakat (Cak Nun dan Kiai
Kanjeng adalah salah satu contohnya, atau di masa lalu Rhoma Irama
populer dengan Nada dan Dakwah)

Secara teknis, latihan hadrah ditempuh dengan menghadirkan


pelatih hadrah. Pelatih bisa dari guru yang memiliki kemahiran bermain
hadrah atau dapat pula menghadirkan pelatih dari luar. Latihan
hadrah dilakukan seminggu sekali. Peserta didik yang tergabung
dalam tim hadrah diberikan kesempatan untuk tampil di acara-acara
madrasah. Selain itu juga tim hadrah diikutkan sejumlah perlombaan
untuk mengasah mental dan menumbuhkan semangat kompetitif.

Hadrah tentu hanya salah satu contoh, di tempat lain banyak


kesenian lokal yang telah menyatu dengan Islam. Di Jakarta kita
mengenal marawis misalnya dan masih banyak lagi contoh lain di
daerah-daerah lain.

Kiranya madrasah perlu menyediakan alat musik daerah


(gamelan misalnya) yang dapat dijadikan media pembelajaran.
Madrasah dengan ciri kebudayaan yang kuat tentu akan memiliki poin
plus sendiri. Madrasah turut serta melestarikan kearifan lokal di tengah
gempuran modernitas.

Mengapa kesenian-kesenian yang hidup di masyarakat perlu


terus dijaga dan dilestarikan? Karena hal tersebut sejalan dengan
semangat Islam moderat. Bahwa Islam tidak memusuhi budaya.
Bahwa antara Islam dan budaya lokal dapat bertemu dan
bersenyawa, menjadi suatu hal yang bernilai dan membawa
kemaslahatan.
(Sumber: https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/angklung-warisan-
budaya-sunda-kebanggaan-indonesia)

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 62


2. Melestarikan etos kerja warisan leluhur

Gotong royong merupakan etos kerja warisan leluhur yang mesti


terus dijaga. Karakter manusia Indonesia salah satunya ditandai
dengan semangat gotong royong yang kuat. Jika ditelisik ke belakang,
kita mencatat bahwa kemerdekaan Indonesia dicapai dengan kerja
bersama, gotong royong dan mengesampingkan ego kedaerahan.

Pada masa kini, kerja bakti merupakan merupakan wujud nyata


budaya gotong royong, ajaran mulia warisan para leluhur dan jatidiri
bangsa. Gotong royong menjadi penting ditanamkan di era sekarang
mengingat menguatnya individualisme, terutama di perkotaan.

Kerja bakti merupakan sebuah upaya memupuk kerja sama di


kalangan siswa madrasah. Siswa diajak untuk peduli terhadap
lingkungan madrasah. Caranya adalah dengan mengadakan kerja
bakti rutin seminggu sekali membersihkan lingkungan madrasah
(Jumat Bersih). Dilakukan penjadwalan kelas yang melakukan kerja
bakti. Selain untuk kebersihan madrasah, kerja bakti memupuk
semangat kebersamaan dan dapat mengakrabkan siswa dan guru di
madrasah.

63 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


Bentuk lain gotong royong yang dapat dilakukan siswa dan
guru madrasah adalah dengan menjadi relawan bencana apabila di
daerah sekitar terjadi bencana. Menjadi relawan juga menumbuhkan
kepedulian dan solidaritas. Atau jika jauh dari lokasi bencana dapat
pula dengan menggalang bantuan (uang dan barang) untuk korban
bencana.

Gotong royong memang dekat dengan solidaritas dan


kemanusiaan. Dua hal itu memang perlu terus didorong untuk tumbuh
dalam diri siswa. Siswa dipantik untuk peduli sesama. Banyak cara
yang dapat ditempuh misalnya dengan menyelenggarakan donor
darah di madrasah. Dapat pula dengan melakukan bakti sosial di
desa-desan terpencil/pelosok.

3. Melestarikan nilai sastra leluhur

Kita mencatat banyak tembang yang hidup di masyarakat


merupakan warisan leluhur. Tembang-tembang tersebut memiliki lirik
yang kuat, mendalam, dan bernilai tinggi. Tembang Lir-ilir misalnya.
Tembang ciptaan Sunan Kalijaga yang sarat makna itu masih terus
dilantunkan hingga kini dan mesti terus dilestarikan.

Lir ilir tandure wus sumilir


Tak ijo royo-royo
Tak sengguh temanten anyar

Bocah angon bocah angon penekno blimbing kuwi


Lunyu-lunyu penekno kanggo mbasuh dodot-iro

Dodot-iro dodot-iro lumintir bedah ing pinggir


Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore

Mumpung jembar kalangane


Mumpung padang rembulane

Yo surako
Surak: iyooo!

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 64


Tembang tersebut dapat diajarkan dan dinyayikan bersama di
dalam kelas. Selanjutnya siswa dan guru mendiskusikan makna lirik
lagu tersebut bersama-sama. Tembang Ilir-ilir memiliki makna (secara
umum) sebagai berikut:

Tandure wis sumilir artinya benih yang ditanam sudah mulai tumbuh.
Benih adalah permisalan dari iman. Jika benih iman dirawat dengan
baik maka akan tumbuh subur. Karena jika tidak dirawat maka benih
iman itu akan rusak dan mati.

Cah angon diartikan sebagai orang yang menggembala hewan


ternak. Cah angon di sini dimaknai sebagai yang menggembala hawa
nafsu. Apabila nafsu tidak digembala dengan baik maka bisa merusak
diri sendiri. Melakukan maksiat tanpa kontrol karena tidak digembala
dengan baik, misalnya.

Penekno blimbing kuwi, perintah memanjat buah belimbing karena


pada umunya buah belimbing mempunyai gigir berjumlah lima yang
perlambang dari rukun Islam. Lunyu-lunyu penekno, bermakna
meskipun licin (susah) kita harus tetap memanjat pohon belimbing
tersebut, dalam arti sekuat tenaga kita tetap berusaha kanggo
mbasuh dodotiro, artinya untuk mencuci pakaian kita yaitu pakaian
takwa.

Syair Lir-Ilir karya sunan Kalijaga menjadi bukti bahwa sastra dan
dakwah dapat kita menjadi satu dan dikemas oleh Walisongo.

(Sumber: https://alif.id/read/abdus-salam/mengkaji-syair-lir-ilir-karya-
sunan-kalijaga-b221759p/ )

Tembang Ilir-ilir menjadi salah satu contoh. Daerah lain tentu


memiliki kearifan-kearifan berbeda yang bersumber dari karya sastra
leluhur, baik berupa tembang atau bentuk lain. Pada prinsipnya
madrasah memiliki upaya untuk melestarikan khazanah budaya lokal.

Selain menyanyi dan berdiskusi, peserta didik bisa diajak outing


class untuk mengenal budaya Indonesia. Tujuan outing class bisa ke

65 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


museum. Di sana peserta didik bisa belajar sejarah
dan kebudayaan Indonesia. Di Surakarta, misalnya,
terdapat Museum Keris. Di kota-kota lain juga
terdapat museum yang tentu dapat dikunjungi.

Tuj u a n o u t i n g c l a s s l a i n nya a d a l a h
pertunjukan-pertunjukan seni yang dapat
disaksikan peserta didik. Seni sangat beragam,
mulai dari seni tari sampai seni musik. Indonesia
sangat kaya dalam hal seni. Di Aceh, salah satu
contohnya, dapat kita saksiskan Tari Saman.
Kesenian-kesenian khas Indonesia bersumber
dari karya-karya klasik para luluhur.

Selain itu, peserta didik dapat diajak bertemu para budayawan


dan seniman, di kantong-kantong seni/padepokan di masing-masing
daerah. Atau dapat pula mengunjungi pesantren-pesantren di mana
kitab-kitab karya ulama Nusantara terus dijaga.

Kata Bijak
Sesungguhanya agama itu memudahkan,
barangsiapa yang memberat -
beratkannya akan dikalahkan oleh agama
(HR. al - Bukhari)

( 99 Mutiara Pesantren, 2018 )

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 66


TOPIK 6 :
BERSIKAP SANTUN
DAN BIJAK

TOPIK

Menjadi Pribadi yang Santun dan Bijak

PENGANTAR

Pengantar ditulis dengan cara menyampaikan kisah santun dan bijak

TUJUAN

1. Peserta didik mengetahui pribadi yang santun dan bijak.


2. Siswa memahami bagaimana berperilaku santun dan bijak.

MATERI BAHASAN METODE

Berperilaku Santun Metode Kliping

Dakwah Santun Metode Studi Kasus

Kepemimpinan yang Bijaksana Bermain Peran

67 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 68
69 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA
MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 70
71 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA
TUJUAN
a. Peserta didik mengetahui karakter pribadi yang santun dan bijak.
b. Peserta didik memahami bagaimana berperilaku santun dan
bijak dalam kehidupan sehari-hari.

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 72


Ajaran Islam mengenal apa yang dinamakan mudarah .
Mudarah adalah bersikap lemah lembut, menampilkan senyum, dan
berbicara halus terhadap orang lain. Karena Islam pada dasarnya
adalah agama cinta dan kasih sayang.

Jika kita ashback pada awal Nabi Muhammad menyebarkan


agama Islam, cacian dan makian menjadi makanan sehari-hari
beliau. Kaum Quraisy saat itu jelas menolak ajakan Nabi Muhamad
untuk masuk agama Islam. Selain bersebrangan keyakinan, Islam juga
dianggap ancaman untuk keberlangsungan ekonomi mereka.
Selain cacian dan makian, Nabi juga diludahi oleh umatnya
sendiri. Mereka menolak mentah-mentah ajakan masuk agama Islam.
Tapi Nabi tetap menghadapi perilaku mereka dengan senyuman.
Bahkan dengan mendoakan mereka agar hatinya terbuka. Usaha
yang tidak sia-sia, secara perlahan umat Islam bertambah seiring
dengan berubahnya zaman. Bagaimana dengan kita?
Pergaulan kita dengan orang lain akan indah dan harmonis jika
dihiasi dengan sikap santun. Di antara contoh berperilaku santun
antara lain; menyapa dan mengucap salam ketika bertemu,
menghormati orang yang lebih tua, bertutur kata lemah lembut
kepada siapa saja, serta menyampaikan informasi yang benar.
Kita bisa meliihat contoh lain di kehidupan sehari-hari. Bullying atau
mengejek selalu menjadi persoalan peserta didik di sekolah. Baik
mengejek fisik maupun non fisik. Tidak terhitung sudah berapa banyak
korban berjatuhan akibat perilaku tercela ini. Bahkan sampai
merenggut nyawa.

Bullying adalah perilaku negatif. Karena negatif harus kita lawan


dengan perilaku yang positif. Prestasi adalah jawaban konkrit atas
ejekan yang menerpa kita. Prestasi tidak harus selalu akademik, non-
akademik juga dianjurkan. Terlalu memikirkan hal-hal yang negatif,
membuat tenaga kita habis dan tidak produktif. Maka, sebaiknya kita
hindari saja dan tetap berperilaku santun.

73 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


Adapun metode yang bisa digunakan melalui metode kliping
koran. Langkahnya sebagai berikut:

Peserta didik dibagi menjadi kelompok kecil (3-6 orang)

Setiap kelompok diwajibkan mencari berbagai macam kasus


tentang materi perilaku santun di koran cetak.

Berita tersebut dipotong lalu ditempel di buku atau kertas.

Kemudian didiskusikan antar kelompok

Selanjutnya hasil diskusi dipresentasikan di depan kelas

Metode kliping koran sangat berguna sekali untuk diberikan


kepada peserta didik. Agar mereka bisa membedakan berita hoaks
atau bukan. Juga sekaligus mengenalkan bahwa berita di koran harus
terpercaya dan kredibel.

b. Dakwah Santun

Dakwah itu mengajak. Islam menekankan perlunya mengajak


kepada kebaikan, memerintahkan yang ma'ruf, dan mencegah yang
munkar. Ketika berdakwah, nilai-nilai Ilahi tidak boleh dipaksakan,
tetapi hendaknya disampaikan secara santun dalam bentuk ajakan
yang baik.

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 74


Dalam Q.S. An-Nahl:125 Allah berfirman : Ajaklah ke jalan Tuhan-mu
dengan cara bijaksana, nasihat (yang menyentuh hati) serta
berdiskusilah dengan mereka dengan cara yang lebih baik”. Mengajak
dengan cara lemah lembut adalah cara yang terbaik dalam
berdakwah.

Kelemah lembutan, kalimat yang menyentuh hati dan


mendinginkan adalah ciri dakwah santun yang telah diterapkan oleh
Rasulullah SAW. Ciri dakwah Rasulullah bukanlah dengan cara yang
menyengsarakan atau menyulitkan. Karena jika kita berlaku keras
dengan hati yang kasar, maka orang akan menjauhkan dirinya dari
kita.
Semua cara dakwah Rasulullah ditampilkan dengan cara lemah
lembut dan kalimat kalimat sopan yang mudah dipahami. Tujuannya
agar mengundang simpati sehingga yang diajak mau untuk
mengamalkan. Itulah dakwah santun nan moderat yang dicontohkan
beliau kepada kita.

Selain dengan cara yang santun, dakwah juga bijak. Yakni,


bagaimana memahami situasi, latar belakang, dan keadaan orang-
orang yang mendengarkan dakwah kita. Ini agar dakwah bisa efektif
dan tidak menyinggung perasaan orang atau umat lain.
Kita punya banyak contoh tentang bagaimana dakwah santun.
Kalangan ulama Nusantara zaman dulu berdakwah dengan
mengedepankan kebijaksanaan dan kearifan. Semua itu karena
melihat realitas masyarakat yang masih terikat dengan tradisi nenek
moyang terdahulu.

Para Ulama Walisongo yang berdakwah di tanah Jawa misalnya,


mengedepankan prinsip-prinsip penghormatan dalam berdakwah.
Bahkan, demi menghargai tradisi dan kepercayaan yang sudah ada di
masyarakat, para wali menggunakan strategi atau pendekatan
kultural. Misalnya, lewat media wayang, lagu tradisional, dan berbagai
bentuk kesenian lainnya.

75 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


Lain Walisongo, lain juga Nabi Ibrahim. Dikisahkan pada zaman
dahulu, Nabi Ibrahim mengajak ayahnya berdiskusi tentang Tuhan.
Nabi Ibrahim bertanya mengapa ayahnya menyembah berhala yang
tidak bisa mendengar, tidak bisa melihat dan tidak bisa menolong?
Untuk meyakinkan ayahnya, Nabi Ibrahim mengatakan bahwa ia
memiliki ilmu pengetahuan yang tidak dimiliki ayahnya dan berharap
ayahnya mau mendengar dan mengikuti jalan akidah Nabi Ibrahim.

Lantas, apa jawaban ayah Nabi Ibrahim? Adzar berkata pada


Nabi Ibrahim, apakah kamu benci dengan tuhan-tuhanku itu wahai
Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti berdakwah, maka ayahnya akan
merajam Nabi Ibrahim dan meminta anaknya untuk meninggalkannya.

Apakah Nabi Ibrahim marah? Atau apakah Nabi Ibrahim minta


bantuan malaikat untuk mengatasi persoalan yang sedang
dihadapi? Tidak. Nabi Ibrahim memilih mendoakan agar ayahnya
diberi keselamatan dan mendapat ampunan dari Allah.

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 76


Tidak hanya menghadapi ayahnya, dakwah Nabi Ibrahim juga
dihadang oleh penguasa otoriter sekelas Namrudz dan para
pendukungnya yang terus menerus menebarkan ujaran kebencian
kepada Nabi Ibrahim. Puncaknya, seruan Nabi Ibrahim dibalas dengan
hasutan untuk membunuh
d a n m e m b a ka r nya
h i d u p - h i d u p. N a b i
Ibrahim akhirnya
dibakar hidup-hidup
t e t a p i A l l a h
m e n u n j u k ka n
kebesaran-Nya
d e n g a n
m e n ye l e m a t ka n N a b i
Ibrahim.

Kisah di atas mengajarkan pentingnya kesantunan dan


kesabaran dalam berdakwah. Sikap keras hati yang ditunjukkan ayah
Nabi Ibrahim dibalas dengan doa keselamatan dan permohonan
ampunan kepada Allah. Perbedaan keyakinan yang terjadi antara
Nabi Ibrahim dengan ayahnya tidak membuat putus ikatan
silaturahmi.

Tindakan yang dilakukan Nabi Ibrahim ini jelas menjadi cermin bagi
kita di era di mana orang mudah menyalahkan dan mengkafirkan
orang lain. Perbedaan akidah bukan penghalang bagi kita untuk
bersikap santun dan ramah terhadap siapa saja.

Nabi Ibrahim telah menunjukkan kepada kita betapa sikap ramah


dalam berdakwah dengan hikmah harus dipelihara karena hal itulah
yang bisa dilakukan manusia. Soal apakah orang yang kita dakwahi
akan mengikuti atau tidak maka Allah yang akan menentukan.

(sumber: islami.co)

77 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


Menurut Moh. Ali Aziz, dalam dakwah terdapat sejumlah kode
etik yang wajib dipatuhi: tidak memisahkan ucapan dan perbuatan,
tidak menghina sesembahan non muslim, tidak melakukan
diskriminasi, tidak memungut imbalan, dan tidak menyampaikan hal-
hal yang tidak diketahui.

Selain itu, dakwah juga memiliki prinsip-prinsip yang menjadi


pedoman dasar dan acuan. Di antara prinsip-prinsip itu: mencari titik
temu, menggembirakan sebelum menakuti, memudahkan tidak
mempersulit, memperhatikan tahapan
b e b a n d a n h u ku m , m e m p e r h a t i ka n
psikologis mad'u, tidak mengkafirkan
sesama muslim, dan tidak menghakimi.

Metode studi kasus dalam materi ini


menekankan peserta didik untuk mencari
pelbagai macam kasus di sekitar mereka.
Kasus yang dicari bisa melalui buku, atau
sumber referensi lainnya. Guru bertugas
untuk mengarahkan dan membimbing
peserta didik. Kasus lalu didiskusikan dan
dicari pelajaran atau hikmahnya. (Sumber: muslimheritage.com)

c. Kepemimpinan yang Bijaksana

Orang yang bijaksana menggunakan akal budinya, cermat dan


teliti ketika melakukan suatu perbuatan. Ia akan memancarkan rasa
keadilan, kerendahan hati dan kebeningan hati. Pemimpin bijak selalu
memikirkan segala sesuatu yang akan dia lakukan terlebih sebelum
berbicara.
Kualitas seseorang bisa dilihat dari kata-kata yang mereka
ucapkan. Orang bijak akan berbicara jika yang dibicarakan
bermanfaat bagi orang lain. Dan sebaliknya, orang bijak memilih diam
jika memang dirasa tidak perlu.

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 78


Pemimpin yang bijaksana juga memberi perhatian yang besar
dalam membina persatuan dan kesatuan. Bukan malah memunculkan
rasa permusuhan dan perselisihan. Pemimpin bijak akan menampilkan
kemudahan dalam bertindak dan mengedepankan rasa senang dan
bahagia dalam melakukan suatu perbuatan.

Kepemimpinan yang bijaksana bisa kita lihat di lingkungan


sekolah. Contohnya ketua kelas. Menjadi ketua kelas tidak mudah.
Akan selalu menjadi sorotan. Setiap perilaku dan tingkah laku kita
harus selalu dijaga. Menyikapi berbagai masalah yang terjadi di
dalam kelas harus dengan sikap bijak dan tidak pandang bulu.
Apalagi menjadi ketua OSIS.

Sikap moderat bisa dikembangkan seorang pemimpin dalam


kehidupan pribadi dan masyarakat. Di antaranya, memiliki sikap
pengetahuan dan pemahaman yang benar. Selain itu, seorang
pemimpin harus mampu mengendalikan emosi secara seimbang,
agar dalam menetapkan sesuatu tidak berlebihan.

Kita bisa bermain peran sebagai metode untuk melatih diri


menjadi seorang pemimpin yang bijaksana. Bermain peran bisa
dengan langkah berikut ini:

79 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


Tentukan kasus apa yang akan dimainkan
Setiap peserta didik mendapatkan peran masing-masing
Peserta didik diarahkan menjiwai peran yang diberikan
Drama yang dimainkan bisa dari kisah nyata atau bisa juga kisah
fiksi

Salah satu contoh peran yang dapat dimainkan oleh peserta


didik adalah peran Umar bin Khatab. Seorang pemimping yang
sangat layak menjadi teladan kita semua.

Alkisah, suatu hari, Umar berjalan-jalan melihat kondisi


masyarakatnya. Sudah menjadi kebiasaan Umar mengunjungi
rakyatnya dengan menyamar sebagai orang biasa.
Umar bertamu ke rumah seorang nenek miskin. Nenek itu tinggal
di sebuah gubuk yang tidak layak untuk dihuni. Umar bertanya kepada
nenek itu : apa pendapatmu tentang khalifah Umar?
Nenek menjawab, “semoga Allah tidak memberi kebaikan
kepadanya.”
Umar bertanya lagi, “mengapa demikian?”
“Ia pemimpin yang tidak peduli pada rakyatnya yang miskin.
Aku tak pernah mendapat satu dirham pun darinya,” jawab nenek itu.
Umar tertegun, ia menenteskan air mata dan berkata, “maukah
engkau menerima 25 dinar untuk membayar kezaliman Umar?”

Uang itu diterima sang nenek. Namun tiba-tiba datanglah Ali


bin Abi Thalib dan Abdullah bin Mas'ud. Melihat Umar, mereka memberi
salam kepada sang khalifah.

Mendengar salam tersebut, tahulah nenek bahwa tamu yang


berbicara dengannya tadi adalah Khalifah Umar. Dengan perasaan
takut dan gementar nenek berkata “Masya Allah, celakalah aku dan
ampunilah kelancanganku tadi wahai Amirul Mukminin. “

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 80


Dengan welas asih Umar menjawab “Tidak apa-apa, mudah-
mudahan Allah memberi rahmat kepada nenek.” Umar kemudian
menyobek sebagian bajunya dan menulis: Bismillahirrahmanirrahim,
dengan ini Umar menebus kezalimannya atas seorang nenek sejak ia
menjadi khalifah hingga saat ini dengan 25 dinar. Jika nenek ini menuntut
di hadapan Allah, maka Umar telah berlepas diri. Disaksikan oleh Ali dan
Mas'ud.

Umar lantas memberikan potongan kain yang telah ditulisi itu


kepada anaknya. Ia berpesan, "Jika kelak aku meninggal, maka
sertakan kain ini di kafanku untuk dibawa ke hadirat Tuhanku nanti.”

Kisah di atas yang memberi keteladanan kepemimpinan.


Bahwa saat kita mendapat amanah untuk memimpin, kita pantang
untuk berlaku sewenang-wenang. Apalagi kepada mereka yang
lemah. Kewajiban pemimpin adalah menyejahterakan rakyatnya.
Pemimpin haruslah memiliki sikap peduli dan welas asih, tidak boleh
tinggi hati dan bertangan besi.

(Sumber: https://islamsantun.org/raja-lalim-dan-si-miskin/)

81 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


Kata Bijak
Hiduplah layaknya pohon yang berbuah,
mereka melemparinya dengan batu, tetapi
ia membalasnya dengan buah.

(Abu Hamid al-Ghazali)


( 99 Mutiara Pesantren, 2018 )

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 82


TOPIK 7 :
MENJADI PRIBADI YANG KREATIF,
INOVATIF DAN MANDIRI

TOPIK

Menjadi Pribadi yang Kreatif, Inovatif, dan Mandiri

PENGANTAR
Kisah ilmuwan dan penemu Muslim.
Kisah Muadz bin Jabal dalam berijtihad.

TUJUAN

1. Peserta didik mengetahui pribadi yang kreatif, inovatif dan mandiri.


2. Peserta didik memahami pribadi yang kreatif, inovatif dan mandiri.
3. Peserta didik mampu berprilaku sebagai pribadi yang kreatif,
inovatif dan mandiri

MATERI BAHASAN METODE

a. Socratic Circles
Berpikiran terbuka
b. Story Telling

a. Membaca kritis
Bernalar kritis
b. Diskusi

a. Membuat konten kreatif


Berjiwa kompetitif b. Persuasi
c. Berkunjung ke Sentra Wirausaha

83 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


Namanya Syarif Al-Idrisi. Ia adalah seorang ilmuwan muslim
penemu peta dunia dan perancang bola dunia. Ia lahir pada abad ke
11 M di Sebtah, perbatasan Maroko dan Spanyol. Al-Idrisi muda pergi
mencari ilmu di pusat keilmuan dan kebudayaan di Kordoba,
Andalusia. Ia sangat mencintai ilmu, khususnya astronomi, matematika
dan geografi. Karena kecintaan itu, ia memutuskan untuk mengelilingi
dunia.

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 84


Gambar : https://indonesia-menalar.com/

85 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 86
87 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA
MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 88
TUJUAN
1. Peserta didik mengetahui pribadi yang kreatif, inovatif
dan mandiri.
2. Peserta didik memahami pribadi yang kreatif, inovatif
dan mandiri.
3. Peserta didik mampu berprilaku sebagai pribadi yang
kreatif, inovatif dan mandiri

89 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 90
91 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA
MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 92
93 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA
MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 94
Peserta didik harus berlatih untuk bersaing dengan dirinya
sendiri. Maksudnya adalah selalu memotivasi diri untuk menjadi
lebih baik lagi.

Memahami dengan baik, bahwa berkompetisi bukan untuk


mencari menang-kalah, melainkan tentang melakukan yang
terbaik.

Berani mengambil resiko.

Sebagai makhluk sosial, para peserta didik harus diberi


pemahaman bahwa berjiwa kompetitif berarti kolaborasi,
m e n j a l i n ko n e ks i , d a n b e rs i n e rg i u n t u k m ew u j u d ka n
kebermanfaatan dan kemaslahatan.

Untuk mengajarkan peserta didik agar berjiwa kompetitif bisa


menggunakan metode sebagai berikut:

a. Membuat konten kreatif

Great marketing is great story telling. Untuk menanamkan jiwa


kompetitif, guru bisa meminta para peserta didik untuk berlomba
dalam membuat konten kreatif tentang tema-tema yang telah
ditentukan. Konten kreatif bisa berupa tulisan, photo, atu video singkat
yang menggugah para pembaca. Peserta didik harus diajarkan untuk

95 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


memaksimalkan sosial media untuk membuat creative content; baik
FB, IG, Twitter, atau Youtube. Kemudian hasil karya para peserta didik
ditampilkan satu persatu di depan kelas untuk kemudian dikomentari
secara bergantian oleh guru dan para peserta didik.

b. Persuasi

Persuasi adalah kemampuan berkomunikasi untuk mengubah


atau mempengaruhi kepercayaan, sikap, perilaku seseorang sehingga
bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan.

Strategi ini bisa dilakukan dengan cara, guru meminta peserta


didik untuk mempresentasikan tulisan atau karyanya dengan sebaik
mungkin, lalu mempersilahkan peserta didik yang lain untuk
berkomentar. Sehingga terjadi komunikasi dua arah yang akan melatih
para peserta didik untuk berkomunikasi secara baik dan persuatif.
Namun perlu diingat, persuasi yang dimaksudkan di sini adalah yang
sesuai dengan fakta.

c. Berkunjung ke Sentra Wirausaha

Metode ini digunakan untuk membiasakan strategi Amati Tiru


Modifikasi (ATM) untuk mengasah kreatifitas dan inovasi para peserta
didik. Berkunjung ke sentra wirausaha merupakan cara yang sesuai
untuk merangsang dan mengasah proses berpikir kreatif peserta didik.
Di samping menarik, peserta didik juga bisa langsung praktek
membuat kreasi di tempat kunjungan.

Kata Bijak

Mudahkanlah, jangan mempersulit. Berikanlah kabar gembira


jangan membuat orang lain lari. (HR. al - Bukhari)

( 99 Mutiara Pesantren, 2018 )

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 96


PROFIL
PENULIS
M. Zainal Anwar
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta. Direktur Pusat
Kajian dan Pengembangan Pesantren Nusantara (PKPPN) IAIN Surakarta.
Kepala Pusat Penelitian dan Penerbitan LP2M IAIN Surakarta.

M. Endy Saputro
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta. Ketua Bidang
Penelitian Pusat Kajian dan Pengembangan Pesantren Nusantara (PKPPN)
IAIN Surakarta.

Hamdan Maghribi
Staf Pengajar Fakultas Adab dan Bahasa IAIN Surakarta. Ketua Bidang
Kerjasama Pusat Kajian dan Pengembangan Pesantren Nusantara (PKPPN)
IAIN Surakarta.

Nur Kafid
Staf Pengajar Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta. Wakil Direktur
Pusat Kajian dan Pengembangan Pesantren Nusantara (PKPPN).

97 MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA


Khairul Imam
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta. Ketua Bidang
Pengabdian Masyarakat Pusat Kajian dan Pengembangan Pesantren
Nusantara (PKPPN). Ketua Prodi Manajemen Bisnis Syariah FEBI IAIN
Surakarta.

Abraham Zakky
Staf Pengajar Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta. Sekretaris
Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam FUD IAIN Surakarta.

Alfin Miftahul Khairi


Staf Pengajar Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta. Sekretaris
Prodi Bimbingan dan Konseling Islam FUD IAIN Surakarta.

Nur Rohman
Staf Pengajar Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Surakarta. Wakil
Sekretaris Pusat Kajian dan Pengembangan Pesantren Nusantara (PKPPN)
IAIN Surakarta. Sekretaris Prodi Ilmu Alquran dan Tafsir FUD IAIN Surakarta.

MEMBANGUN KARAKTER MODERAT, MTs - MA 98


Lulusan madrasah tidak hanya pintar secara intelektual tetapi juga
berkarakter kuat pada aspek moderasi beragama dan revolusi mental.
Dalam konteks yang demikian, modul yang ditulis oleh para akademisi di
Pusat Kajian dan Pengembangan Pesantren Nusantara IAIN Surakarta ini
menemukan momentumnya. Hal ini juga sejalan dengan instruksi
pengarusutamaan moderasi beragama di lingkungan Kementerian Agama
dan revolusi mental yang menjadi fokus pembangunan karakter SDM
Pemerintah Jokowi-Ma’ruf Amin. Dengan begitu, maka slogan Madrasah
Hebat Bermartabat bisa terwujud.

- Dr. H. A. Umar -
Direktur Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK)
Madrasah Kementerian Agama Republik Indonesia

Modul ini mengambil tema moderasi beragama dan revolusi mental.


Dua tema ini menjadi strategi pembangunan karakter SDM Indonesia
sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2020-2024. Tema ini kemudian dipilah ke dalam
beberapa topik misalnya pembangunan karakter moderat, pengenalan
kebangsaan, berlaku adil terhadap sesama, menjaga dan menjalin
persaudaraan, bersikap santun dan bijak serta menjadi pribadi inovatif,
kreatif dan mandiri.

ISBN 623912272-6

9 786239 122720

Anda mungkin juga menyukai