Anda di halaman 1dari 1

1. Pemulung dipandang sebagai strata kasta paling bawah di dalam masyarakat kita.

Mungkin karena pekerjaan mereka yang bersinggungan langsung dengan sampah, yang berarti kotor, dekil, dan bau. Jauh dari pemandangan sebagai manusia normal. Sudah menjadi rahasia umum jika mereka ditolak dimana-mana. Namun pada dasarnya,pemulung hanya bekerja untuk mencari nafakah diantara tumpukan sampah yang bisa didaur ulang. 2. Pemulung Dilarang Masuk, tulisan seperti itulah yang kerap kita temui di pintu gerbang memasuki sebuah desa ataupun memasuki ke sebuah perumahan penduduk. Pemulung di mata masyarakat memiliki konotasi negatif karena selain mereka mencari barang-barang rongsokan yang ada di tempat sampah mereka juga katanya sering mengambil barangbarang dari masyarakat yang seharusnya belum mereka buang yang kebetulan mereka taruh di belakang rumah atau di tempat yang keliatannya barang tersebut sudah tidak dipakai. Akan tetapi pemulung adalah orang yang berjasa bagi lingkungan kita. Pasalnya pernahkah kita menyadari kita membuang sampah sembarangan yang kemudian diambil oleh pemulung untuk dikumpulkan dan diadaur ulang. Dari sinilah pemulung dapat diartikan bisa mengurangi dampak pencemaran lingkungan. 3. Kita memang tidak bisa menyalahkan pandangan negatif masyarakat tentang keberadaan pemulung seperti halnya kita memungkiri fakta bahwa ada banyak pencuri dan perampok yang berkedok pemulung. Disatu sisi keberadaan pemulung membantu dalam penanganan sampah, terutama sampah daur ulang seperti plastik, aluminium, besi dll. Tapi disisi lain kebiasaan mereka yang hanya memilah sampah tertentu membawa masalah baru, yakni terkadang sampah yang sudah terkumpul mnjadi berserak gara-gara diacak-acak oleh mereka. 4. Sudah saatnya pemerintah memberikan kontribusi yang baik bagi pemulung agar bisa dipandang positif untuk masyarakat. Tempatkan mereka pada posisi yang baik. Berikanlah modal untuk bisa mengembangkan usaha ataupun membuat lapangan pekerjaan baru. Berikan pendidikan yang layak agar mereka bisa menjadi anak bangsa yang berprestasi. 5. Jangan menganggap pemulung sebagai manusia yang kotor dengan pekerjaannya. Pada dasarnya pemulung memiliki latar belakang ekonomi yg lemah. Sehingga untuk bisa bertahan hidup mereka hanya bisa memungut sampah yang bisa didaur ulang. Daripada mereka harus meminta minta kepada orang lain. 6. Hanya beberapa orang saja dari masyarakat kita yang menyadari betapa be sa r s es u ng g u hny a pe ra n p em ul u ng d a lam pe n ge lo l aa n sam pa h . A pa y an g dilakukan oleh pemulung merupakan salah satu bentuk nyata dalam pengelolaan lingkungan hidup, karena sampah-sampah yang diambil oleh pemulung ratarata merupakan sampah anorganik seperti botol/gelas minuman dari plastik, kardus-kardus bekas, besi rongsokan, kaca dan sebagainya yang kesemuanya itu masih mempunyai nilai jual. Jadi yang disisakan oleh pemulung adalah sampah-sampah organik yang bagian pengelolaannya adalah tugas dari Pemerintah Daerah dalam hal ini adalah tugas dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota

Anda mungkin juga menyukai