Anda di halaman 1dari 37

Digestive Tract

Dr Suyatmi, MBiomedSci
Bagian Histologi FK UNS
Cavum Oris
Dibentuk oleh dasar mulut, bibir, pipi, dan palatum

Bersama sama dengan lidah dan gigi yang melekat pada
ginggiva berperan dalam mastikasi makanan.

Epithel squamous kompleks tanpa keratinisasi melapisi
mukosa dasar mulut, bibir, pipi danpalatum mole

Epithel squamous kompleks dengan keratinisasi, melapisi
mukosa ginggiva dan palatum durum
Cavum Oris
Diagram skematis bibir, ginggiva dan gigi.
Penampang sagital bibir bagian bawah, otot skelet tersusun secara circumoral dilapisi oleh
kulit di bagian luar yang dihubungkan oleh zone transisi (vermilion border) dengan mukosa
mulut dibagian dalam. pada submukosa terdapat banyak kelenjar saliva aksesoris (serous,
mukous dan campuran). Ginggiva dilapisi epithel squamous kompleks dengan keratinisasi
dan gigi dengan komponen strukturalnya yang tertanam pada tulang rahang.

Lidah
Dibentuk oleh 3 lapis jaringan otot lurik yang bersilangan secara tegak lurus
dibungkus oleh mukosa.
Permukaan bagian bawah lidah halus sedangkan permukaan bagian atas (dorsal
surface) dibentuk oleh papillae, yang merupakan peninggian jaringan epithel dan
lamina propria mukosa.
Sulcus terminalis memisahkan 2/3 bagian anterior dari 1/3 bagian posterior lidah
Mukosa pada 2/3 bagian anterior dilapisi oleh tiga jenis papilla pada manusia (4
pada binatang mamalia): yaitu papilla filiformis, papilla fungiformis dan papilla
circumvalata ( pada binatang: papilla foliata).
Kelenjar von Ebner (serous) dan Weber (mukous) bermuara pada dasar papilla
circumvalata.
Kelenjar Blandinuhn bersifat seromukous terdapat pada ujung lidah

1/3 posterior lidah dibentuk mukosa dengan epithel squamous kompleks
nonkeratinisasi yang melapisi jaringan limfoid (Lingual tonsil) yang merupakan
bagian dari Waldeyers ring.

Pengamatan Mikroskopis Lidah
lidah dengan bundel-bundel otot (M) dan papillae (F dan C) pada
permukaan dorsal, kelenjar saliva aksesoris mukous (MG) dan
serous (SG) tersebar diantara bundel otot dan lamina propria (L).
Lokasi dan susunan mikroskopis 3 macam papila
lidah
a. Papilla fungiformis (Fg) dan papilla filiformis (FL). Epithel squamous
kompleks nonkeratinisasi melapisi Fg, epithel squamous kompleks
keratinisasi melapisi FL. Tersebar dibagian anterior lidah dari linea
medialis pararel dengan sulcus terminalis. Pada Fg terdapat taste
bud.
b. Papilla circumvalata (CV) jumlahnya 7-12, ukuran sangat besar
dilapisi epithel squamous kompleks tanpa keratinisasi dan banyak
terdapat taste bud diantara sel-sel epithel pada dinding papilla.
Tersusun pada sulcus terminalis
a b a
Susunan mikroskopis dan lokasi alat pengecap
(taste buds).
a. Taste bud (B) pada lapisan epithel
dinding papilla circumvalata atau
papila fungiformis) b. Dengan teknik
pengecatan imunoperokside,Taste
bud (B) terlihat diantara epithel
papilla dan berhubungan dengan
axon syaraf pencecap pada lamina
propria (warna coklat )

a b
a
c
Taste bud (organon gustus) disusun oleh sel
perasa (sel gustus) dan sel-sel penyokong
(sel sustentakuler) dan berhubungan dengan
serabut saraf afferent.
Lingual tonsil
Jaringan limfoid yang membentuk 1/3 bagian
posterior lidah, dilapisi epithel squamous kompleks
nonkeratinisasi. Lapisan mukosa menembus ke
dalam jaringan limfoid.
Gigi
Lapisan-lapisan penyusun gigi. email,
dentin, sementum gigi, membran
periodontal dan pulpa dentis.
Dentin merupakan kristalisasi material
organik yang dihasilkan oleh odontoblast
(kolagen tipe I, glycosaminoglican,
phosphoprotein, dan phospholipid)
dengan ion calsium dalam bentuk
hydoksiapatit.
Odontoblast melapisi permukaan bagian
dalam dentin, membentuk prosesus
(Toms fibers) yang berjalan didalam
dentinal tubules.
Mengandung sedikit axon tak bermyelin
yang bertanggungjawab terhadap
sensistivitas dentin terhadap berbagai
stimuli.

Gigi (ctd)
Enamel, merupakan bagian paling keras terbentuk oleh kristal
hydroksiapatit yang tersusun oleh 96% mineral, 1% material organik dan
3% air.

Matriks enamel tersusun oleh berbagai macam protein diantaranya
amelogenins dan enamelins dihasilkan oleh ameloblast

Pulpa tersusun oleh jaringan pengikat longgar yang dibentuk oleh
odontoblas, fibroblas, kolagen dan glycosaminoglican. Kaya pembuluh
darah dan serabut saraf bermyelin. Peka terhadap rasa sakit.

Periodontium disusun oleh cementum, periodontal ligamen alveolar
bone dan ginggiva melekatkan gigi pada tulang rahang.
Traktus digestivus
Terdiri dari pharing, oesophagus, gaster, intestinum
tenue, intestinum crasum, rectum, anus.
Secara umum dinding saluran pencernaan tersusun
oleh tunika mukosa, submukosa, muskularis dan
serosa.
Mukosa dibentuk oleh lapisan epithel, lamina
propria dari jaringan pengikat longgar, dan
muskularis mukosa
Submukosa tersusun oleh jaringan pengikat
padat ireguler yang kaya pembuluh darah dan
vasa limfatika serta jaringan saraf yang disebut
plexus Meissners

Tunika muskularis tersusun oleh otot polos yang
membentuk bundel berjalan secara cirkuler (interna)
dan longitudinal (eksterna). Mengandung pleksus
myenterikus Auerbachs.

Tunika serosa merupakan jaringan pengikat
longgar yang membentuk lapisan pelindung. Dilapisi
oleh epithel squamous selapis (mesothelium) kaya
akan pembuluh darah , vasa lymfatika dan jaringan
lemak.

Oesophagus
.

T. Mukosa dilapisi oleh epithel
squamous kompleks tanpa
keratinisasi Lamina propria
pada bagian didekat gaster
terdapat kelenjar mucous : klj.
Cardio-oesophagus

T. Pada submukosa terdapat
kelenjar esophagus yang
bersifat mucous
T. Muskularis:terdiri dari 2 lapis.
Circular dibagian dalam dan
longitudinal dibagian luar.
1/3 proksimal terdiri dari otot
lurik, bagian tengah terdiri dari
otot polos dan otot lurik, distal
end: otot polos,

Gaster (Ventrikuli)
Peralihan antara esophagus dan gaster ditandai dengan perubahan epithel
mukosa dari squamous kompleks menjadi kolumnair simplek dengan fungsi
sekretorik.

Secara anatomis gaster dibagi menjadi cardia, fundus, corpus dan pylorus.
Masing masing bagian dicirikan oleh fungsi sekretorik yang berbeda.

T. Submucosa disusun oleh jaringan pengikat yang kaya akan pembuluh darah,
vasa limfatika dan sel-sel lymfoid,makrofag dan sel mast.

Tunika muskularis tersusun atas 3 lapisan dengan orientasi oblique pada bagian
dalam, circuler pada bagian tengah dan longitudinal pada bagian luar. Lapisan
otot bagian tengah menebal pada pylorus membentuk sphincter pylori.

Bagian luar diselibungi oleh tunika serosa.


Pembagian Gaster
Sel-sel penyusun mukosa dan kelenjar pada gaster
Sel mukous permukaan kelenjar: melapisi
permukaan luminal kelenjar, mempunyai
mikrovili, menghasilkan ion bicarbonat
(HCO
3
-
)
Sel mukous pada bagian leher kelenjar
menghasilkan cairan mukus
Sel parietal menghasilkan HCl dan intrinsik
faktor.
Chief sel atau peptic sel atau zymogenic sel
menghasilkan pepsin
Sel neuroendokrin menghasilkan serotonin
dan berbagai hormon (gastrin, glucagon,
secretin, motilin dll)
Stem sel terdapat pada bagian leher dari
kelenjar berfungsi menggantikan sel2 yang
rusak.
Diagram sel parietal memperlihatkan proses sintesis hydrochloric acid (HCl).


Aktivitas enzym carbonic anhydrase menhasilkan asam
carbonat dari CO2 darah.
Asam carbonat selanjutnya dipecah menjadi ion
bicarbonat dan H
+
.
Ion H+ dipompakan secara aktif ke dalam lumen gaster
melalui H
+
/K
+
pump digantikan dengan masuknya ion K
+

kedalam sel. Obat proton pump inhibitor: omeprazol,
bekerja melalui hambatan proses ini)
Konsentrasi K+ intrasel dipertahankan oleh Na
+
,K
+

ATPase, sedangkan ion HCO3
-
diganti oleh ion Cl
-

Secara fisiologis aktifitas sintesis ion H
+
distimulasi oleh
hormon Gastrin dan dan histamin.
Histamin bekerja melalui ikatan pada reseptor H2 pada
sel parietal (obat H2 blocker: cimetidin, ranitidin.
Bekerja memblokir reseptor H2)
Perbedaan susunan mikroskopis mukosa kardia,
fundus dan pilorus

Kardia
Mukosa terdiri dari kelenjar tubuler sederhana atau bercabang.
Kelenjar mensekresikan mucous dan lysozyme yang melisiskan
dinding bakteri.
Juga terdapat sedikit sel parietal yang menghasilkan HCl.

Fundus
Lamina propria ditembus oleh glandula fundica yang berbentuk
tubular dan bercabang.
Pada bagian leher kelenjar ditemukan sel-sel: sel mukous, sel
parietal, dan stem sel
Pada bagian basal kelenjar ditemukan sel-sel: chief sel, dan sel
enteroendokrin.
Photomicrograph fundus (glandula fundica).
Sel-sel epithel mukus permukaan
dengan sitoplasma jernih.

Sel Parietal (tercat terang)
mendominasi bagian atas dan
tengah dr gld. fundica

chief (zymogenic) cells (tercat
gelap) mendominasi bagian
bawah dr gld. Fundica.

Perbedaan susunan mikroskopis mukosa kardia, fundus dan
pilorus (lanjutan)
Pylorus
Kelenjar Pylori dengan
karakterisitik: tubuler bercabang
yang membentuk lekukan
lekukan yang lebih dalam dengan
pars sekretoris yang lebih
pendek dibanding kelenjar di
cardia dan fundus.
Kelenjar pylori tersusun oleh sel-
sel kelenjar yang menghasilkan
mukous, lysozyme, gastrin, dan
somatostatin.

Photomicrograph pylorus.
Foveola gastrica (gastric
pits) dalam dengan glandula
pylorica yang pendek2 pada
lamina propria.
H&E stain. Low
magnification.
Regenerasi sel2 epithelial mukosa gaster dan intestinum tenue. Terdapat
perbedaan lokasi stem sel antar mukosa gaster dan intestinum tenue.
Intestinum tenue (Usus halus)
Dibedakan menjadi duodenum, yeyenum dan ileum.
Pada yeyenum tunika mukosa dan submukosa membentuk lipatan semilunar,
cirkular atau spiral yang disebut plika sirkularis (valvula Kerckrings).
Tunika mukosa dan lamina propria membentuk penonjolan penonjolan ke arah
lumen yang disebut villi intestinalis yang mendukung fungsi absorbsi nutrisi
dalam usus.
Kelenjar intestinalis yang dikenal sebagai kelenjar (crypte) Lieberkuhn bermuara
diantara villi intestinalis
Lamina propria kaya akan pembuluh darah, vasa limfatika, serabut saraf dan sel-
sel otot polos.
Persyarafan terdiri dari 2 pleksus yaitu pleksus Meissners pada submukosa dan
pleksus myenterikus Auerbachs pada tunika muskularis.
Tunika muskularis tersusun oleh dua lapis otot polos, sirkuler dibagian dalam dan
longitudinal dibagian luar.
Dibagian luar dilapisi oleh tunika serosa dengan mesothelium.
Diagram skematis intestinum tenue.
A. Pada villus di sebelah kiri diperlihatkan
desquamasi sel epithel. Sel epithel mukosa
diganti secara terus menerus oleh proses
mitosis yang terjadi secara konstan pada ujung
terminal kelenjar dan migrasi sel-sel baru ke
bagian atas.
B: Gld Intestinalis Lieberkhun dengan sel2
epithelial dan sel goblet pada bagian atas, bag
bawah tampak mitosis dari sell progenitor,
terdapat juga sel Paneth dan sel
enteroendokrine. Mikrovilli (brush border)
dibentuk pada proses differensiasi sel2
epithelial.
Blood circulation (left), lymphatic circulation (center), and innervation (right) of the
small intestine. The smooth muscle system for contracting the villi is illustrated in the
villus on the right.
Duodenum
mukosa dilapisi epithel kolumnair
selapis yang membentuk villi
intestinalis dan berkelanjutan
dengan kripte Lieberkuhn.
Epithelium mukosa dan kelenjar
disusun oleh sel-sel enterosit
dengan microvilli, sel Goblet dan
sel Paneth.
Kelenjar Brunners bermuara pada
kripte Lieberkuhn.

Yeyenum dan Ileum
Mukosa dilapisi epithel kolumer selapis
membentuk villi intestinalis dan kripte
Lieberkuhn.
Epithel tersusun oleh sel-sel enterosit dengan
microvilli, sel Goblet dan sel Paneth.
Jaringan lymfoid pada yeyenum tersusun
diantara sel2-sel epithel, terdapat sel plasma
yang menghasilkan IgA.
Pada ileum sel-sel limfosit membetuk agregasi
sebagai peyers patches (plaque Peyers) pada
semakin dominan di bagian distal, sangat
jelas pada usus besar.
Section treated
immunohistochemically to
demonstrate the presence of
lysozyme in the Paneths cells of the
small intestine (arrowheads) and the
macrophages (M) of the connective
tissue. Medium magnification.
A. Susunan sel-sel imunokompeten pada yeyenum: lymfosit terletak di antara sel-sel epithel mukosa di bawah
tight junction. Terdapat makrofag dan sejumlah sel plasma yang menghasilkan IgA.
B. Ileum: Sel-sel limfosit mengelompok dibawah sel Microfold (sel M) . Sel M menyajikan substansi asing ke
lymfosit yang terletak di bawahnya.
Regenerasi sel2 epithelial mukosa gaster dan intestinum tenue. Terdapat
perbedaan lokasi stem sel antar mukosa gaster dan intestinum tenue.
Appendiks
Merupakan penonjolan dinding usus yang
berbentuk tubuler di sebelah distal ileocoecal
junction
Secara struktural menyerupai usus besar.
Mukosa dan submukosa dicirikan oleh jaringan
lymfoid. Bentukan-bentukan folikel jaringan limfoid
dengan germinal centernya dapat ditemukan.
Fungsi appendiks pada manusia kurang jelas.
susunan mikroskopis mukosa apendiks
a. Gambaran
mikroskopis
appendiks pada
pembesaran lemah.
Tampak appendiks
dengan dinding
yang menyerupai
susunan didnding
usus besar.
b. Appendiks dengan
pembesaran kuat,
tampak infiltrasi sel-
sel lymfosit pada
tunika mukosa dan
submukosa. Sel-sel
lymfosit membentuk
folikel.
Intestinum crasum (usus besar)
Tunika mucosa tersusun atas sel-sel absorbtive yang berbentuk kolumner dengan
mikrovili irregular, sel goblet dan sedikit sel enteroendokrin. Sel-sel tersebut
mendukung fungsi usus besar dalam absorbsi air, membentuk feses dan produksi
mukus sebagai pertahanan terhadap infeksi bakteri.

Bangunan plika sirkularis dan villi intestinalis tidak ditemukan pada usus besar.
Pada daerah rektum tepat diatas anus mukosa membentuk lipatan-lipatan yang
disebut rectal columns of Morgagni.

Pada lamina propria ditemukan agregasi sel-sel lymfoid yang membentuk Gut
Associated Lymfoid Tissue (GALT)

Tunika muskularis terdiri dari dua lapis dengan lapisan luar terbentuk oleh 3
bundel otot longitudinal membentuk taeniae coli.

Gambaran mikroskopis Intestinum crasum
a. Gambaran mikroskopis usus besar dengan perbesaran lemah
memperlihatkan struktur penyusun dengan kekhasan pada
tunika muskularis yang tebal.
b. Perbesaran kuat pada mukosa usus besar. Tampak sel-sel
goblet dalam jumlah banyak melapisi mukosa yang membentuk
kelenjar tubuler simplek tanpa percabangan.
Rektum dan Anus
Rektum merupakan bagian akhir dari usus besar (intestinum
crasum). Secara struktural mempunyai susunan yang sama
dengan usus besar.
Anus merupakan bagian akhir dari traktus digestivus.
Terdapat beberapa perubahan struktural.
Mukosa anus tersusun atas epithel squamous kompleks
tanpa keratinisasi yang kemudian bertransisi menjadi kulit
dengan epithel squamous kompleks berkeratin dengan
kelenjar sudorifera dan sebacea.
Kelenjar sirkumanal pada lamina propria bermuara pada
daerah recto-anal junction
Tunika muskularis membentuk muskulus sphincter ani
internum dan eksternum
Susunan mikroskopis anus


Susunan mikroskopis
anus. Mukosa dilapisi
oleh epithel squamous
kompleks tanpa
keratinisasi. Kelenjar
sirkumanal tersusun
oleh sel absoptive dan
sel goblet bermuara
pada daerah recto-anal
junction.
Perbandingan susunan dinding traktus digestivus

Anda mungkin juga menyukai