FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Bayi K, usia 3 hari dikonsul ke divisi perinatologi RS
H.Adam Malik karena wajah dan dadanya terlihat
kuning. Bayi lahir spontan di klinik bersalin ditolong
oleh bidan, G1P0A0, cukup bulan, segera menangis.
Berat lahir 3600 gram. Panjang badan 51 cm,
Lingkar kepala 35 cm. Riwayat pecah ketuban
sebelum lahir dialami ibuu lebih kurang 14 jam
sebelum bayi lahir. Pada pemeriksaan fisik bayi
terlihat aktif, menangis kuat dan mengisap kuat,
pada pemeriksaan fisik di kepala terlihat adanya
caput suksedaneum dan pemeriksaan ikterus
didapati hasil ikterus Kramer II. Pemeriksaan fisik
lain dalam batas normal.
Apa yang terjadi pada bayi tersebut dan
pemeriksaan lanjutan apa yang perlu dilakukan?
Pemeriksaan laboratorium, darah rutin dalam batas
normal, kadar bilirubin total 9 g/dL, bilirubin direk
0,55 g/dL.
Bagaimana pendapat saudara mengenai bayi ini
sekarang?
Mekanisme persalinan normal.
Adaptasi fisiologi neonatus.
Penilaian maturitas janin.
Trauma lahir.
Ikterus fisiologis dan non fisiologis.
Ikterus ASI.
Kern Ikterus.
Penatalaksanaan.
Kala persalinan terdiri dari 4 kala
1. Kala 1
2. Kala 2
3. Kala 3
4. Kala 4
DIMULAI waktu serviks membuka karena his :
kontraksi uterus teratur, makin lama, makin
kuat, makin sering, makin terasa nyeri, disertai
pengeluaran lendir darah
BERAKHIR waktu pembukaan serviks telah
lengkap (bibir portio tidak dapat diraba)
Selaput ketuban biasanya pecah spontan pada
akhir kala I
Fase laten : pembukaan sampai mencapai 4 cm,
berlangsung ± 8 jam
Fase aktif : pembukaan dari 4 cm sampai lengkap.
Terdiri dari :
Fase akselerasi (± 2 jam)
Fase dilatasi maksimal (± 2 jam)
Fase deselerasi (± 2 jam)
Peristiwa penting pada kala I :
1. Keluar lendir darah (bloody show) lepasnya
mucous plug, terbukanya vaskular pembuluh
darah serviks, pergeseran antara selaput
ketuban dgn dinding dalam uterus
2. Ostium uteri internum dan eksternum terbuka
serviks menipis dan mendatar
3. Selaput ketuban pecah spontan
4. Pada primi (± 20 jam), pada multi (± 14 jam)
DIMULAI pembukaan serviks telah lengkap
BERAKHIR saat bayi telah lahir lengkap
His menjadi lebih kuat, lebih sering, lebih lama,
sangat kuat
Selaput ketuban mungkin juga pecah spontan
pada awal Kala II
Peristiwa penting pada kala II :
1. Bagian terbawah janin turun hingga dasar panggul
2. Ibu timbul perasaan ingin mengedan yang makin
berat
3. Perineum meregang dan anus membuka
4. Kepala dilahirkan lebih dahulu, dgn suboksiput di
bawah simfisis, selanjutnya dilahirkan badan dan
anggota badan
5. Mungkin diperlukan episiotomi
6. Pada primi ± 1,5 jam, pada multi ± 0,5 jam
DIMULAI pada saat bayi telah lahir lengkap
BERAKHIR lahirnya plasenta
Lepasnya plasenta dari insersinya : mungkin dari
sentra (Schultze) ditandai perdarahan baru.
Atau dari tepi/marginal (Matthews-Duncan)
tidak disertai perdarahan
Pd keadaan normal, kontraksi uterus bertambah
keras, fundus setinggi pusat, plasenta lepas 5-15
menit setelah bayi lahir
Observasi hingga 2 jam post partum
Hal-hal yang diperhatikan :
◦ Vital sign ibu dalam batas normal
◦ Kontraksi uterus baik
◦ Perdarahan per vaginam < 500 cc
◦ Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir
lengkap
◦ Kandung kemih harus kosong
◦ Luka-luka di perineum harus dirawat
◦ Resume keadaan ibu dan janin
Kepala:
Ekstrakranial
Kranial
Intrakranial
Syaraf
Wajah
Tulang
Intra abdomen
17
Paling sering ditemui Komplikasi
Tekanan pada kulit kepala Jarang
terhadap serviks Kaput hemorargik
Akumulasi darah/serum Infeksi
subkutan, ekstraperiosteal Ikterus
Melintasi garis sutura Anemia
Menghilang dalam beberapa Diagnosa banding :
hari sefalhematoma
TIDAK diperlukan terapi
18
Kulit Kaput Sefalhematoma
Epicranial
aponeuroses Perdarahan subgaleal
Perdarahan
extradural
Periosteum
Tengkorak
Duramater
19
Hati berfungsi sebagai sumber energi pada bayi yg baru
lahir. Bayi mendapat energi dari glikogen yg disimpan
dalam hati, otot dan jantung.
Selepas bbrp jam, glikogen pada bayi akan menurun.
Ini menyebabkan proses glukoneogenesis diaktifkan
untuk mendapkan sumber energi.
Jika proses ini mengalami gangguan atau gagal KGD pula
akan menurun hingga 30-40 mg/dl.
Bayi perlu diberikan glukosa bg mengelakkan terjadinya
gangguan saraf, apnea,cyanosis dan koma.
Fungsi hati pada bayi baru lahir kurang efisien
berbanding org kanak2 dan org dewasa.
Bayi yg baru lahir dapat sintesis dan menyimpan
protein (utk pertumbuhan)
90% dari asam amino yg diserap akan digunakan
utk pembentukan protein tubuh
Lemak tidak dapat diabsorsi di GI pada bayi
Motilitas : GET 3-4 jam
Sekresi : terdapat enzim lambung (rennin dan
pepsin) dan HCL, pH <3; enzim intestinal dan
empedu cukup, enzim amilase kurang.
Absorpsi : baik terhadap semua zat nutrisi yg
diperlukan kecuali lemak.
Berat otak bayi Cuma 26% dr otak org dewasa
GROSS MOTOR VISION AND FINE HEARING,LANGU SOCIAL,EMOTIO
MOTOR AGE,SPEECH NAL,BEHAVIOR
Merangsang Kontraksi
(Kontraksi kuat yang belum waktunya)
Kaput Suksedaneum
Cairan akan direabsorpsi <24 jam/3-4 hari
Produksi bilirubin ↑
Bilirubin indirek ↑
Ikterus fisiologis
Ikterus patologis
Kern ikterus
1. Produksi Bilirubin.
2. Uptake, konjugasi dan sekresi bilirubin dari
hepatosit.
3. Ekskresi dan reabsorpsi bilirubin.
Transportasi
Setelah mengalami berbagai tahapan, bilirubin indirek yang bebas
akn diikat oleh albumin. Bayi baru lahir memiliki kapasitas ikatan
plasma yang rendah terhadap bilirubin karena kapasitas ikatan
molarnya lemah. Bilirubin indirek yang tidak terikat albumin dapat
bersifat toksis, misalnya ke otak yang menimbulkan kern ikterus.
Intake
Sel parenkim hepar(pengaturan oleh sitosol) mempunyai cara yang
selektif dan efektif mengambil bilirubin dari plasma. Bilirubin
ditransfer melalui membran sel ke dalam hepatosit sedangkan
albumin tidak, albumin akan terikat ke reseptor permukaan sel. Di
dalam hepatosit, bilirubin diikat ligandin(protein Y, glutation S-
transferase B) dan sebagian kecil pada glutation S-transferase lain
dan protein Z. Proses ini merupakan proses dua arah, tergantung
dari konsentrasi dan afinitas albumin dalam plasma dan ligandin
dalam hepatosit. Sebagian besar bilirubin yang masuk hepatosit di
konjugasi dan di ekskresi ke dalam empedu.
(Sumber: Kern icterus, Shelley C Springer, MD, MBA, MSc, FAAP, JD LS-3,
http://emedicine.medscape.com/article/975276-media)
Pengukuran bilirubin sendiri harus dilakukan secara
klinis karena pengamatan kasat mata belum dianggap
reliable dalam menentukan ada tidaknya ikterus.
How Accurate are Neonatologists in Identifying
Clinical Jaundice in Newborns?, Arieh Riskin, MD ,
Martha Abend-Weinger, MD, David Bader, MD,
Department of Neonatology, Bnai Zion Medical Center,
The B. Rappaport Faculty of Medicine, Technion, Israel
Institute of Technology, Haifa, Israel, Clinical
Pediatrics, Vol. 42, No. 2, 153-158(2003), DOI:
10.1177/000992280304200209.
Ikterus yang timbul pada 24 jam pertama.
• Inkomptabilitas darah Rh, ABO, dll.
• Infeksi Intra Uterin.
• Kadang-kadang oleh Defisiensi Enzim G6PD.
Ikterus yang timbul 24 - 72 jam sesudah lahir.
• Biasanya Ikterus fisiologis.
• Masih ada kemungkinan inkompatibilitas darah
Rh, ABO, dll.
• Defisiensi enzim UDPGt, G6PD atau enzim
lainnya.
• Hemolisis perdarahan tertutup(pendarahan hepar,
trauma lahir, dll).
• Hipoksia.
3. Ikterus yang timbul sesudah 72 jam pertama
sampai akhir minggu pertama.
• Sepsismayoritas.
• Dehidrasi dan Asidosis.
• Defisiensi Enzim G6PD.
• Pengaruh obat-obat.
• Sindroma Criggler-Najjar, Sindroma Gilbert.
4. Ikterus yang timbul pada akhir minggu pertama
dan selanjutnya:
• Karena ikterus obstruktif.
• Hipotiroidisme
• Breast milk Jaundice.
• Infeksi.
• Hepatitis Neonatal.
Metode Kramer
Cara pemeriksaannya ialah dengan menekan jari
telunjuk ditempat yang tulangnya menonjol
seperti tulang hidung, tulang dada, lutut dan lain-
lain. Kemudian penilaian kadar bilirubin dari tiap-
tiap nomor disesuaikan dengan angka rata-rata
pada tabel
Derajat Daerah Ikterus Perkiraan kadar Bilirubin (rata-
rata)
Ikterus
Aterm prematur
1 Kepala sampai 5,4 -
leher
2 Kepala, badan 8,9 9,4
sampai dengan
umbilicus
3 Kepala, badan, 11,8 11,4
paha, sampai
dengan lutut
4 Kepala, badan, 15,8 13,3
ekstremitas sampai
dengan tangan dan
kaki
5 Kepala, badan,
semua ekstremitas
sampai dengan
Pemeriksaan laboratorium
Tujuannya lebih kepada menentukan arah etiologi
hiperbilirubinemia.
Bilirubin total dan direk.
Serum albumin.
Tes urin.
Glukosa darah.
Kultur darah untuk menilai ada tidaknya infeksi. Misalnya oleh
TORCH, hepatitis, dll.
Alpha-fetoprotein(AFP) menilai ada tidaknya anomali kongenital.
Radiologi
USG, foto hepatobilier.
Untuk melihat adanya obstruksi saluran empedu, usus, hati.
Transcutaneous bilirubimentry(TcB)
Mengukur derajat kekuningan ikterus melalui refleksi panjang
gelombang.
Histopatologi
Biopsi jaringan.
Pada 1-2% bayi ASI ikterus dapat disebabkan karena
bahan yang dihasilkan dalam ASI yang menyebabkan
kadar bilirubin meningkat. Bahan ini dapat
mencegah pengeluaran bilirubin melalui usus
Sangat jarang berlaku,1 dalam 200 bayi
Jarang mengancam jiwa
Breast milk jaundice tends to run in families. It
occurs equally often in males and females and
affects approximately 0.5% to 2.4% of all newborns
Untuk kuning yang dipicu ASI itu sendiri, para ahli
belum bisa memastikan prosesnya. Diduga ada zat
yang bernama pregnanediol yang memecahkan
eritrorosit lebih banyak sehingga menimbulkan
kuning
Sebelumnya, pregnanediol diduga lebih berperan ke
arah proses pemecahan darah janin yang tidak
dipakai untuk membantu menghilangkannya.
Maksudnya supaya bayi memproduksi darah baru,
dengan cara menimbulkan kuning tersebut
Ciri-ciri BMJ yang bisa dideteksi:
* Lebih sering terjadi beberapa hari setelah kelahiran,
seminggu misalnya, atau tidak sesaat setelah bayi
dilahirkan. Kuningnya bisa menetap hingga 2-3 bulan.
* Pertumbuhan bayi normal, misalnya berat badan bayi
bagus, aktif, tampak sehat, minumnya giat, dan
sebagainya.
* Umumnya kadar bilirubin Breast Milk Jaundice tidak
terlalu tinggi, meskipun terkadang bisa sampai 15. bila
sudah di atas 12, perlu diobservasi, terutama bila bayi
jadi lemas dan tampak sakit karena mungkin terjadi
infeksi. Tapi kalau kuningnya sedang dan memanjang,
tapi anak sehat, biasanya kuningnya tidak terlalu
berbahaya.
PENCEGAHAN
Ikterus ASI tidak boleh dicegah
Bila kondisi ini timbul,maka sangat penting untuk
mendeteksi/mengenal warna kuning pada bayi
secepat yang mungkin.
Kadar bilirubin diperiksa untuk memastikan tiada
masalah liver yang lain
PENYEBAB 1
Pd sebagian ibu,ASI mengandungi metabolite yg
mengandungi progesterone yg dikenali sbg ‘3 –
alpha-20-beta-pregnanediol’
Substance ini menghalang (inhibit)kerja enzim
uridine diphosphoglucuronic acid(UDPGA)glucuronyl
transferase yg bertanggungjawab dalam proses
konjugasi dan ekskresi bilirubin
↓konjugasi bilirubin akan ↑ kadar bilirubin dalam
darah
PENYEBAB 2
Suatu enzim dalam ASI yg disebut sebagai
‘lipoprotein lipase’ menghasilkan nonesterified free
fatty acids.
Konsentrasi fatty acids yg tinggi akan menghalang
hepatic glucuronyl transferase di mana sekali lagi ↓
konjugasi dan diikuti ekskresi bilirubin
Kern ikterus adalah perubahan neuropatologi yang
ditandai oleh deposisi pigmen bilirubin pada
beberapa daerah otak terutama pada ganglia
basalis dan pons, serebelum.
Bilirubin enselopati adalah manifestasi klinis yang
timbul akibat efek toksis bilirubin pada sistem
saraf pusat tersebut.
PENATALAKSANAAN IKTERUS
<5 All