Anda di halaman 1dari 79

kedaruratan Mata

Dr. Anang Tribowo, SpM


Pagar Alam, 17 Februari 2008
DEPARTEMEN MATA/ ILMU KESEHATAN MATA
RS MOH. HOESIN FK UNSRI PALEMBANG

Out Lines
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Definisi dan klasifikasi


Trauma kimia
Glaukoma
Ablasio retina
Trauma mekanik
Kesimpulan

GAWAT DARURAT MATA

Mekanis atau non mekanis


Kedaruratan atau non kedaruratan

Kedaruratan mata adalah setiap keadaan


yang mengancam tajam penglihatan
seseorang , berupa Penurunan tajam
penglihatan sampai terjadi kebutaan

KLASIFIKASI DIAGNOSIS
1. Sight treatening condition (detik)

Trauma kimia basa > asam


Non mekanis ablasio retina
2. Major condition
Cedera mekanis tumpul dengan hifema
Subluksasi lensa
Uveitis trauma
Glaukoma sekunder
Cedera bola mata terbuka

3. Minor condition
Keluhan subyektif major condition

Trauma Kimia
DEFINISI :
Trauma kimia adalah trauma pada
kornea dan konjungtiva akibat kontak
dengan bahan kimia
JENIS / MACAM :
1. Trauma kimia asam
2. Trauma kimia basa

KELAINAN YANG DITIMBULKAN :


Kerusakan permukaan epitel bola
mata, kornea, & segmen anterior
dan
gangguan visus yang permanen,
unilateral maupun bilateral

TRAUMA KIMIA ASAM :


* kecelakaan industri/ kriminal
* paling sering : asam sulfat
* terjadi pengendapan/
penggumpalan protein
permukaan

* biasanya kerusakan hanya pada

bagian superfisial
Bahan kimia asam terdapat ion H+
presipitasi protein dan membentuk
barrier
* konsentrasi tinggi bereaksi seperti
basa

TRAUMA KIMIA BASA :


* banyak pada bahan pembersih
rumah/ bahan bangunan
* penetrasi lebih dalam sehingga
kerusakan lebih berat

Meningkatkan pH jaringan dan menimbulkan


reaksi saponifikasi asam lemak (ion OH) di
membran sel disrupsi sel dan kematian sel

Kation bereaksi dengan gugus karboksil


(COOH) destruksi pada proteoglikan dan
serat-serat kolagen

BAHAN KIMIA BASA

Ammonia (NH3)
Natrium Hidroksida (NaOH)
Potassium Hidroksida (KOH)
Magnesium Hidroksida (MgOH)
Kalsium Hidroksida (CaOH2)

PENANGANAN sbg kedaruratan mata


* Di lokasi cedera : irigasi dengan air
keran/ air bersih sebanyak
mungkin sebelum dirujuk

*Di ruang gawat darurat :


- anamnesis & pem. singkat
- berikan anestesi tetes mata
- irigasi permukaan kornea,
termasuk forniks konjungtiva
dengan cairan yang banyak

* Periksa pH permukaan mata dengan


meletakkan kertas indikator di
forniks
* Ulangi irigasi bila pH tidak terletak
di antara 7,3 7,7

Trauma kimia asam kuat berkonsentrasi tinggi


(cuka para) ODS

Grading of severity of chemical injuries


Grade I (excellent prognosis)

Clear cornea
Limbal ischaemia - nil

Grade II (good prognosis) Grade III (guarded


prognosis)

Cornea hazy but visible


iris details
Limbal ischaemia < 1/3

Grade IV (very poor


prognosis)

No iris details

Limbal ischaemia > 1/2


Limbal ischaemia - 1/3 to 1/2

Opaque cornea

Surgical treatment of severe chemical


injuries

Division of conjunctival bands

Correction of eyelid deformitiesTreatment of corneal opacity by


keratoplasty or keratoprosthesis

Glaukoma
Definisi
Glaukoma adalah suatu keadaan/sindroma
gangguan integritas struktur dan fungsi bola
mata, yaitu al; defek lapangan pandang dan
atrofi papil nervus optikus yang terjadi
akibat tekanan intraokular yang tinggi

Tekanan intraokular (TIO) normal adalah 10


mmHg 22 mmHg
Berdasarkan onset:
Glaukoma akut gawat darurat
Glaukoma kronis

Glaukoma Akut
Primer
sudut tertutup
Sekunder sudut tertutup dan sudut
terbuka
Gejala :
- Visus turun mendadak
- Nyeri hebat pada mata sampai kepala
- Dapat disertai mual/ muntah

Tanda :
Kongesti pembuluh darah
konjungtiva
Edema kornea
Bilik mata depan dangkal
Iridoplegi
Pupil middilatasi

Penanganan :
-Turunkan segera TIO dengan
memberikan asetazolamid 500 mg
peroral dan tetes mata timolol
0,5% 2 kali 1 tetes bila tidak ada
kontraindikasi
- Segera rujuk pasien untuk
penatalaksanaan lebih lanjut

Phacolytic glaucoma
Pathogenesis

Signs

Treatment

Control IOP medically

Remove cataract

Deep anterior chamber


Floating white particles

Inflammatory glaucomas
Angle-closure with pupil block

Caused by seclusio pupillae


Anterior chamber is shallow

Signs of advanced
neovascular glaucoma

Severely reduced visual Severe rubeosis iridis


acuity, congestion and pain

Distortion of pupil
and ectropion uveae

Synechial angle closure

Pseudoexfoliation glaucoma

Secondary trabecular block open-angle glaucoma


Affects elderly, unilateral in 60%
Prognosis less good than in POAG

Pseudoexfoliative material Iris sphincter atrophy

Central disc with


peripheral band

On retroillumination

Gonioscopy

Trabecular hyperpigmentation
- may extend anteriorly
(Sampaolesi line)

Pigmentary glaucoma

Bilateral trabecular block open-angle glaucoma


Typically affects young myopic males
Increased incidence of lattice degeneration

Krukenberg spindle and veryFine pigment granules on


deep anterior chamber
anterior iris surface

Mid-peripheral
iris atrophy

Trabecular hyperpigmentation

Papil glaukomatosa

Classification of secondary glaucomas


a

Open-angle
a. Pre-trabecular - membrane over
trabeculum

b. Trabecular - clogging up of trabeculu

Angle-closure

c. With pupil block - seclusio pupillae and


iris bomb

d. Without pupil block - peripheral anteri


synechiae

Tonometers

Goldmann
Contact applanation

Air-puff

Perkins
Portable contact applanation

Pulsair 2000 (Keeler)

Schiotz
Contact indentation

Tono-Pen

portable contact applanation


Non-contact indentationPortable non-contact applanation

Ablasio Retina

Definisi
Ablasio retina adalah terlepasnya retina
dari jaringan koroid yang memberikan
metabolisme kepadanya
Ada 3 mekanisme dasar :
1. Robekan
2. Traksi
3. Eksudasi

Gejala dini :
Adanya kilatan halilintar kecil (fotopsia)
pada lapangan pandang
Penglihatan menurun
Lapangan pandang seperti tertutup tirai

Penyebab terjadinya ablasio retina :


Degenerasi/ adanya jaringan fibrosis di
dalam vitreus (miopia tinggi,
pascaretinitis, degenerasi retina perifer)
Trauma
Adanya timbunan eksudat di bawah retina
(koroiditis)

Pemeriksaan :
Retina pucat akibat retina terangkat
dengan pembuluh darah yang berkelok2 di
atasnya
Dapat terlihat robekan yang berwarna
merah
TIO rendah

Penanganan :
Bed rest
Sikloplegik untuk mencegah akomodasi
Segera rujuk untuk ditatalaksana lebih
lanjut

Pathogenesis of rhegmatogenous RD
Two components for retinal break formation
Acute posterior vitreous detachment (PVD)
Predisposing peripheral retinal degeneration

Possible sequelae of acute PVD

Uncomplicated PVD (85%)

Retinal tear formation and


haemorrhage (10-15%)

Avulsion of retinal vessel and


haemorrhage (uncommon)

Definition and classification

Break - full-thickness defect in sensory retina


Hole - caused by chronic retinal atrophy
Tear - caused by dynamic vitreoretinal traction

Morphology of tears

a. Complete U-tear
b. Linear
c. Incomplete L-shaped

d. Operculated
e. Dialysis

Differential diagnosis of RD
Degenerative retinoschisis

Choroidal detachment

Uveal effusion syndrome

Frequently bilateral

Associated with hypotony

Idiopathic

Smooth, thin and immobile


Occasionally breaks in one
or both layers

Unilateral, brown, smooth, Rare, unilateral


solid and immobile
Combined choroidal and
Ora serrata may be visible
exudative detachments

Proliferative vitreoretinopathy
Grade A (minimal)

Vitreous haze and


tobacco dust

Grade B (moderate)

Retinal wrinkling and


stiffness
Rolled edges of tears

Grade C (severe)

Rigid retinal folds


Vitreous condensations
and strands

Pathogenesis of diabetic tractional RD (1)


Antero-posterior
traction
RD

Preretinal
haemorrhage

Pathogenesis of diabetic tractional RD (2)


A-P
traction

Bridging traction

Preretinal
haemorrhage

Fresh rhegmatogenous RD - signs

Annual incidence - 1:10,000 of population


Eventually bilateral in 10%

Convex, deep mobile elevation

Loss of choroidal pattern

extending to ora serrata


Retinal breaks
Slightly opaque with dark blood vessels

Ablasio retina eksudatif

DIAGNOSIS
Tujuan :
1. Penilaian tajam penglihatan serta fungsi
penglihatan yang lain
2. Pemeriksaan keadaan organ mata
3. Menetapkan penggolongan trauma dan
menentukan dapat tidaknya akibat cedera
tadi diatasi sendiri

TAHAPAN PEMERIKSAAN
1. a. Tajam penglihatan
(Snellen chart)
b. Penglihatan warna
c. Gerakan bola mata

(Ishihara)

TAHAPAN PEMERIKSAAN

2. Pemeriksaan organ mata :


Loupe
Lampu senter
Anastesi topikal
Pemeriksaan penunjang

3. Menentukan kondisi pasien


Slit lamp
Marker radiologis

Anterior segment complications of blunt trauma

Hyphaema

Sphincter tear

Cataract

Lens subluxation

Iridodialysis

Angle recession

Vossius ring

Rupture of globe

Posterior segment complications of blunt trauma

Commotio retinae

Choroidal rupture and


haemorrhage

Avulsion of vitreous base


and retinal dialysis

Equatorial tears

Macular hole

Optic neuropathy

Complications of penetrating trauma

Flat anterior chamber

Vitreous haemorrhage

Uveal prolapse

Tractional retinal detachment

Damage to lens and iris

Endophthalmitis

KORPUS ALIENUM (GRAM)


DI KORNEA

EKSTRAKSI KORPUS ALIENUM


(menggunakan spatula)

Erosi kornea

Korpus alienum di
kelopak mata atas

Korpus alienum
(plastik)

Hematom palpebra

Subconjunctival bleeding

Ruptur sklera
dengan prolaps
koroid

Edema retina
(commotio retina)

Dislokasi lensa

Ruptur koroid

BLOWOUT FRACTURE
Enoftalmos
Anestesi infraorbita
Diplopia vertikal

Sinar-X herniasi
ke antrum maksila

Ruptur kornea
dengan prolaps iris

Katarak traumatika

Ruptur sklera

Ruptur Palpebra +

Prolaps iris

Hematoma periokular
dan subconjunctival
bleeding

Hematoma periokular
yang berat

CONTOH KASUS

Isi bola mata


kanan keluar
( prolaps )

RIWAYAT
1 mg demam + mata kanan merah, nyeri, pandangan kabur, keluar kotoran mata +,
diberi tetes mata (lupa ??), ada Rx DM MRS Puskesmas 3 hari sakit mata kanan
berkurang.
dirumah : mata kanan mulai bengkak lagi + nyeri. tiba-tiba keluar cairan kental
dari bola mata ke RSUD ( rawat 1 hari) Tx cefotaxim inj 2x1g IV, asam mefenamat
3x500mg dan gentamicin ED setiap dirujuk ke RSMH.

J, laki-laki, 23 tahun
Kecelakaan lalu-lintas
RIWAYAT
1 jam SMRS,keluhan mata kanan keluar dari
tempatnya, nyeri (+), darah(+), pandangan
hilang(+) . Penderita mengalami kecelakaan LL

S/ laki-laki /31 thn


Kena percikan air aki
RIWAYAT :
2 jam SMRS terpercik air
aki yang meledak
kedua mata terasa nyeri,
berair-air, merah dan
silau dan kabur

S /laki-laki / 50 tahun
Trauma/ kecelakaan
RIWAYAT
8 jam sebelum MRS
mata kanan tertimpa kayu
berdarah, nyeri, berair
ke Puskesmas ke
RSD dirujuk ke RSMH

S ,laki-laki,48 tahun
RIWAYAT:
1 hari sebelum MRS
mata kiri tiba-tiba
mengeluarkan darah dan
cairan bening.
3 bulan sebelumnya mata
kiri terkena kayu berobat
ke mantri dan diberi obat
tetes. Bbrp hari kemudian
timbul bercak putih pada
mata makin meluas.

R , laki-laki , 12 th
terkena pecahan gelas
RIWAYAT :
4 jam sebelum MRS
terjatuh dari kursi
mata kiri terkena
pecahan gelas yang
ada dibawahnya
Timbul benjolan hitam,
berdarah -, keluar cairan
bening -,
merah, berair air
RSD dirujuk ke RSMH.

S, wanita,80 tahun
mata berdarah
RIWAYAT :
2 bln sebelumnya mata
kiri sakit diberi obat
tetes mata kadaluarsa
Timbul bercak putih
kedokter (menolak MRS)
1 jam SMRS kepala
pasien terbentur mata
berdarah

H , laki-laki, 55 tahun
Terkena Padi
RIWAYAT
2 bln yl mata kanan
terkena padi
merah(+), nyeri (+),
berair (+).
Satu minggu timbul
bercak putih pada mata.
Penglihatan kabur (+)

Selulitis Orbita

Abses Orbita

Nekrosis palpebra superior pada selulitis orbita


yang disebabkan oleh jamur

KESIMPULAN
DIAGNOSIS TEPAT DAN PENANGANAN
SEDINI MUNGKIN SANGAT
MEMPENGARUHI PROGNOSIS TAJAM
PENGLIHATAN PASIEN KEDARURATAN
PADA MATA

Anda mungkin juga menyukai