Anda di halaman 1dari 25

Tembaga, Paduannya

dan Material-material
Lain pada Asam Sulfat

Penamaan Tembaga dan Paduannya


Standar ASTM : lima digit angka yang diawali dengan
huruf C.
C-100000 hingga C-79999 digunakan untuk tembaga
tempa dan paduannya.
C-80000 hingga C-99999 digunakan untuk penamaan
tembaca cor dan paduannya.

Klasifikasi Tembaga
Tembaga murni : Kandungan tembaga minimal 99,3%
Paduan dengan kandungan tembaga tinggi : Paduan
tembaga dengan kadungan tembaga 96% hingga 99,3%
Kuningan : Paduan tembaga dengan unsur paduan utama
berupa seng (Zn). Dibagi menjadi :

1. Paduan tembaga-seng
2. Paduan tembaga-seng-timbal (kuningan dengan timbal)
3. Paduan tembaga-seng-timah (kuningan dengan timah)

Perunggu : Paduan tembaga dengan unsur paduan utama selain


seng (Zn) dan nikel (Ni). Dibagi menjadi :
1. Paduan tembaga-timah-fosfor (perunggu dengan fosfor)
2. Paduan tembaga-timah-timbal-fosfor (perunggu dengan fosfor
dan timbal)
3. Paduan tembaga-timah-nikel (perunggu dengan nikel dan timah)
4. Paduan tembaga-aluminium (perunggu dengan aluminium)
Paduan tembaga-seng lainnya : Terbagi menjadi dua sub-grup yang
berupa paduan tembaga-nikel (cupronikel) dan paduan tembagaseng-nikel (nikel-silver)

Tembaga Murni dan Kandungan


Tembaga Tinggi
Pada lingkungan air dan asam yang tidak mengoksidasi
dan tanpa oksigen terlarut, tembaga tidak mudah
terkorosi.
Pada asam sulfat, tembaga lebih rentan terkorosi
terutama dengan adanya oksigen terlarut dan zat-zat
pengoksidasi lainnya, contoh: CN dan MHA.

Secara umum tembaga tahan korosi pada kondisi :


Air laut
Air panas maupun dingin
Asam sulfat, asam fosfat, asam sitrat dan asam-asam
lain yang tidak mengoksidasi, yang tidak mengandung
oksigen terlarut
Kondisi atmosfer

Tembaga akan sangat rentan terhadap korosi pada


kondisi :
Asam pengoksidasi, contoh : asam nitrat, dan asam
sulfat konsentrasi tinggi pada temperatur tinggi
Amonium hidroksida dengan oksigen terlarut
Aliran yang cepat dengan oksigen terlarut, larutan
aqueus
Garam pengoksidasi, contoh : ferric klorida, ferric sulfat,
dst.
Hidrogen sulfat dan bentuk sulfur lainnya

Paduan Kuningan
Mengalami dezincification
Kandungan Zn lebih dari 15% lebih rentan mengalami
dezincification
Ketahanan kuningan pada asam sulfat umumnya sama
dengan ketahanan tembaga
Sangat rentan terhadap korosi pada asam sulfat
temperatur tinggi.

Admiralty dan naval brasses mengandung tambahan


timah -> sedikit lebih tahan
Penambahan unsur-unsur paduan lain seperti arsenik,
antimony, dan fosfor kurang dari 0,1% juga dapat
meningkatkan ketahanan terhadap dealloying.

Paduan Perunggu
Perunggu merupakan paduan antara tembaga dengan
timah sebagai unsur tambahan utama dan fosfor
(kurang dari 0,5%) sebagai pengoksidasinya.
Pada lingkungan asam sulfat, perunggu tahan terhadap
korosi hingga konsentrasi asam sulfat sebesar 60% dan
temperatur 175oF.
Paduan dengan timah lebih dari 5% membuat perunggu
tahan terhadap impingement attack.

Paduan Tembaga Aluminium


Disebut juga sebagai aluminium bronze
Membentuk oksida aluminium dan oksida tembaga yang membuat
paduan aluminium-tembaga tahan korosi
Sering disebut super alloy
Tahan korosi terhadap mineral-mineral yang tidak mengoksidasi,
dan asam-asam organik dan alkali
Tahan terhadap korosi pada asam sulfat
Contoh : penyulingan minyak di mana terdapat asam sulfat yang
mengandung endapan karbon
Merupakan satu-satunya paduan tembaga yang aman terhadap
korosi pada lingkungan asam sulfat

Ketahanan korosi tembaga,


kuningan, dan aluminium bronze

Paduan Tembaga Nikel


Biasanya mengandung 10% dan 30% persen nikel untuk
ketahanan terhadap korosi.
Biasa ditambahkan paduan besi, mangan, silicon dan
niobium dalam jumlah kecil untuk meningkatkan
ketahanan terhadap korosi
Tahan korosi pada lingkungan alkali, garam netral,
organic, dan asam yang tidak mengoksidasi
Pada asam sulfat dengan temperatur tinggi, atau
mengandung oksigen terlarut, paduan ini rentan
terhadap korosi.

Material Lain
Logam mulia seperti emas dan platina yang memiliki
ketahanan korosi sempurna pada lingkungan asam
sulfat.
Digunakan pada bagian-bagian yang tidak boleh terjadi
korosi atau tidak boleh terjadi kontaminasi contohnya
spinneret pada pembuatan rayon yang selalu terendam
dalam asam sulfat.

Tantalum memiliki ketahanan korosi yang baik pada


asam sulfat dengan konsentrasi tinggi (maksimal
98%)dan pada suhu dibawah 150oC dengan konsentrasi
maksimal 99% asam sulfat
Banyak digunakan sebagai bahan lapisan untuk
perlindungan terhadap korosi
Pada suhu diatas 150oC, laju korosinya lebih lambat
dibanding hastelloy, zirconium, molybdenum, dan
titanium.

Zirkonium rentan terhadap korosi pada asam sulfat


dengan konsentrasi lebih dari 60% pada titik didihnya
dan hingga 200oF pada asam yang lebih kuat
Titanium sangat rentan terhadap korosi pada asam
sulfat kecuali pada konsentrasi dan temperatur yang
rendah
Ketahanan korosi pada titanium dapat ditingkatkan
dengan penambahan unsur paduan yang berfungsi
sebagai inhibitor
Penggunaan paling umum pada titanium adalah pada
pemurnian bijih nikel menggunakan asam sulfat dengan
temperatur tinggi

Molybdenum memiliki ketahanan yang sempurna


terhadap asam sulfat. Kandungan oksigen pada asam
sulfat tidak berpengaruh pada laju korosinya.
Pada 160oF dengan konsentrasi 10-95% laju korosinya di
bawah 1 mpy dan dibawah 5 mpy untuk temperatur
didih asam hingga konsentrasi 50%.
Pada temperatur 400oF, laju korosi molybdenum kurang
dari 1 mpy pada konsentrasi 10% dan kurang dari 4
mpy pada 20% asam sulfat.

Pembandingan beberapa material


pada asam sulfat

Daftar Pustaka
Davis, J. R. 2000. Corrosion Understanding the Basic.
Ohio : ASM International
http://www.tantaline.com/Sulfuric-Acid-Corrosion-57.asp
x
http://corrosion-doctors.org/MatSelect/corrbrass.htm
http://corrosion-doctors.org/Forms-selective/dezinc.htm
Schweitzer, Phillip A. 2006. Fundamental of Metallic
Corrosion. Boca Raton : CRC Press

Anda mungkin juga menyukai