Anda di halaman 1dari 13

RUPTURA UTERI

Dr.Leo Simanjuntak,SpOG.

Definisi.
Ruptura uteri adalah robekan atau
diskontinuitas dinding rahim akibat
dilampauinya daya regang
miometrium.
Robekan dapat mengenai kandung kemih
dan pembuluh darah pada vasa uterina

Pembagian.
Ruptura uteri komplit, apabila seluruh
lapisan uterus ruptur, sehingga janin
dapat berada dalam rongga perut.
Ruptura uteri inkomplit, apabila
peritonem visceralis atau tonika serosa
masih utuh yang disebut juga dehisensi
uterus <uterine dehiscence>.

Pembagian lain ruptura uteri.


Ruptura spontan pada rahim yang utuh,
dimana terjadi rintangan pada saat
persalinan. Biasanya pada panggul sempit,
CPD, kelainan letak,atau tumor jalan lahir.
Ruptura uteri traumatik<violenta>,
misalnya kecelakaan,versi, ekspresi
Kristeller,ekstraksi forsep,plasenta
manual,embriotomi.
Ruptura pada bekas operasi uterus,
misalnya seksio sesarea, miomektomi,dll.

Faktor risiko.
1. Multiparitas/Grandemultipara.
2. Induksi atau augmentasi persalinan yang
tidak tepat.
3. Plasenta akreta,plasenta inkreta dan
plasenta perkreta.
4. Kelainan bentuk uterus seperti uterus
bikornu.
5. Hidramnion.

Penyebab terbanyak ruptura uteri adalah


bekas seksio sesarea, tu terutama
bekas insisi klasik atau korporal.
Pada bekas insisi korporal, pada
sepertiga kasus ruptura terjadi pada
minggu-minggu terakhir kehamilan.
Insidensi di Indonesia masih tinggi yaitu
1:92 sampai 1:428 persalinan.

Ruptura pada uterus yang utuh.


Lebih sering pada multipara, terutama
grandemultipara dp primipara.
Penyebab yang sering adalah, panggul
sempit, letak lintang, hidrosefalus,
presentasi dahi atau muka.
Ruptura biasanya terjadi pada kala
pengeluaran.

Ruptura uteri iminens.


Sebelum terjadi ruptur, biasanya didahului
tanda-tanda ruptura uteri iminens, yaitu:
Lingkaran retraksi patologis/lingkaran Bandl
yang tinggi.
Kontraksi uterus kuat dan terus-menerus.
Nyeri perut bawah juga diluar his.
Ligamentum rotundum tegang, juga diluar
his.
Gelisah
Pada perabaan perut terasa nyeri.

Gejala-gejala ruptura uteri.


1. Sewaktu kontraksi uterus yang kuat
pasien tiba-tiba merasa nyeri yang
menyayat diperut bagian bawah.
2. SBR nyeri sekali pada saat palpasi.
3. His berhenti / hilang.
4. Ada perdarahan pervaginam
walaupun biasanya tidak banyak.

5. Bagian-bagian janin mudah diraba jika


janin keluar kerongga abdomen.
6. Disamping janin teraba rahim.
7. Pada periksa dalam bagian terbawah
janin mudah didorong.
8. DJJ tidak terdengar.
9. Syok.
10. Meteorismus dan perut memapan bila
sudah berlangsung lama.
11. BAK bisa berdarah.

Penanganan.
Perbaiki keadaan umum, dengan
pemberian cairan yang cukup serta
transfusi darah.
Laparotomi segera. Umumnya
dilakukan histerektomi. Histerorafi
hanya pada kasus dimana pinggir
robekan masih segar dan rata, tdk
terdapat infeksi,tdk terdapat jaringan
nekrosis.

Pada

ibu yang sudah cukup anak dan


dilakukan histerorafi, dilakukan juga
sterilisasi. Tetapi pada ibu yang
belum cukup anak dilakukan seksio
sesarea primer pada persalinan
berikutnya.

Prognosis.
Ruptura uteri merupakan malapetaka bagi
ibu maupun janin, oleh karena itu tindakan
pencegahan sangat penting dilakukan.
Setiap persalinan harus ditangani dengan
cermat, sehingga dapat diambil tindakan
segera apabila ada kelainan.
---------------------------

Anda mungkin juga menyukai