Anda di halaman 1dari 10

ETIKA BISNIS

dalam
PRAKTIK INVESTASI
Padlah Riyadi., SE.,Ak.,CA.,MM

Bisnis cenderung bersifat tamak dan


mementingkan dirinya sendiri ketika
mencari keuntungan adalah tujuan
utamanya
Joel Bakan

Analisis Teoritis dan Pembahasan


Pasar modal adalah pertemuan permintaan dan penawaran dana jangka
panjang yang diwujudkan dalam bentuk elemen-elemen keuangan yang dapat
diperjualbelikan. Dalam pasar ini terdapat dua pelaku utama yang terlibat,
yaitu investor sebagai pihak yang menanamkan dana dan emiten sebagai
pihak yang menerima dan mengelola dana investor. Sehingga etika dalam
investasi dan pasar modal terutama terkait dengan etika bagi kedua belah
pihak, selain etika bagi profesi penunjang seperti akuntan publik, penilai,
konsultan hukum, dan lain-lain.

Etika Bagi Emiten


Dalam menanamkan dana, investor menilai kondisi dan kinerja perusahaan. Untuk itulah
informasi yang menggambarkan kondisi dan kinerja emiten menjadi hal yang sangat krusial
dalam pasar modal. Dengan posisinya sebagai pihak yang pasif dan tidak mengetahui secara
detail seluk-beluk perusahaan, investor berpotensi menjadi pihak yang dirugikan dalam
kaitannya dengan keandalan informasi.
Meskipun telah dilindungi dengan aturan, investor masih merupakan pihak yang berpotensi
dirugikan. Hal ini disebabkan karena banyak celah yang belum diatur oleh peraturan dan
sifat dari akuntansi yang memiliki berbagai alternatif dalam menyajikan kondisi atau
aktivitas ekonomi emiten. Dengan sifat akuntansi yang demikian, maka laporan keuangan
yang dihasilkan juga dapat disajikan dengan berbagai pendekatan. Emiten sebagai pengelola
dana tidak boleh sekedar memenuhi batasan-batasan yang tertuang dalam aturan. Emiten
harus mengutamakan kepentingan investor meskipun tidak diatur dalam aturan. Dalam hal
ini kepentingan investor adalah laporan keuangan yang handal dan relevan.

Etika Bagi Emiten


Terkait dengan penyajian laporan
keuangan, Bapepam-LK mewajibkan
emiten untuk menyerahkan laporan
keuangan tahunan dan laporan keuangan
triwulanan. Laporan keuangan tahunan
wajib diaudit oleh akuntan publik yang
terdaftar di Bapepam-LK. Sedangkan
laporan keuangan triwulanan tidak wajib
diaudit.

Praktik penyimpangan yang terjadi pada pasar


modal:

Insider Trading.
Marking the close
Painting the tape
Cornering the market,
Pools
Wash Sale

Contoh Kasus
Contoh dari perilaku tidak etis emiten terkait laporan keuangan kuartalan
adalah PT Indofarma, Tbk. pada tahun buku 2002. INAF membukukan laba
hingga kuartal ketiga tahun 2002 sebesar Rp 80 miliar. Akan tetapi setelah
laporan keuangan diaudit oleh KAP Hans Tuanakota Mustofa (Afiliasi
Deloitte Touche Tohmatsu), laporan keuangan INAF menunjukan rugi
sebesar Rp 59 miliar. Kondisi tersebut sangat membingungkan investor
karena dalam kurun waktu satu kuartal, kondisi dan kinerja perusahaan
mengalami perubahan yang sangat tragis. Setalah diusut oleh otoritas pasar
modal, ditemukan bahwa manajemen INAF tidak melaporkan secara benar
kondisi perusahaan dalam laporan kuartal dengan tidak menghapus
persediaan yang telah usang.

Etika Bagi Investor


Dalam melakukan investasi di pasar modal kebanyakan investor mencari dan
memfokuskan perhatiannya terhadap investasi yang aman dan menjanjikan
keuntungan yang tinggi, hanya sedikit yang memperhatikan investasi yang
beretika. Apabila investor akan melakukan investasi yang berdasar etika,
hendaklah perhatian utamanya ditujukan kepada produk dan jasa perusahaan
tersebut. Misalnya, jangan melakukan investasi di perusahaan yang
memproduksi bahan-bahan yang mengakibatkan penyakit atau merusak
lingkungan.
Selanjutnya, memperhatikan bagaimana dana yang diperoleh perusahaan
tersebut disalurkan, misalnya investasi di reksadana dapat menjadi investasi
yang tidak beretika apabila dana yang dihimpun diinvestasikan di
perusahaan-perusahaan yang produksinya mengakibatkan penyakit atau
merusak lingkungan.

Contoh Kasus
Produk investasi reksadana fiktif yang menyeret tiga institusi, PT Antaboga
Delta Sekuritas, PT Bank Century Tbk (BCIC), dan PT Signature Capital
Securities. Investasi reksadana fiktif tersebut menyebabkan nasabah
mengalami kerugian. Produk investasi fiktif yang dijual melalui Bank Century
ini menunjukkan bahwa ada unsur ketidakjujuran yang bertujuan untuk
memperkaya diri sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa dalam lingkungan
bisnis yang semakin kompetitif, etika dalam berbisnis telah ditinggalkan
hanya untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dengan
menghalalkan segala cara bahkan cara yang tidak jujur dan tidak
mempedulikan pihak-pihak yang dirugikan akibat tindakan mereka.

Anda mungkin juga menyukai