Anda di halaman 1dari 24

Time-dependent analysis and

representation of force
distribution and occlusion
contact in the masticatory cycle
Bernd Koos1,2, Johanna Hller2, Christine Schille3, Arnim Godt2
J Orofac Orthop 2012; 73:204-214
Norma Avanti

PROBLEM
Sampai saat ini, kekuatan oklusi dan distribusi titik
kontak selama oklusi belum dianalisis secara detail.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan
dengan tepat dan menganalisis hubungan kekuatan
dalam lengkung gigi dan korelasi titik kontak gigi
antagonis, menggunakan instrument analisis oklusal (TScan III; Cumdente, Tbingen, Jerman).

Oklusi dibagi 2:
1. Oklusi statik: tanpa pergerakan mandibular
2. Oklusi dinamis: ada pergerakan mandibular (lateroatau mediotrusi)
Definisi ini didasari oleh titik awal sentrik, habitual
occlusion, maximum intercuspation

Kata kunci yang menjadi focus penelitian:


- Bagaimana distribusi oklusi secara kuantitatif?
- Dalam proporsi oklusal yang tercatat seperti apakah kontak gigi
antagonis awal terjadi pada gigi lateral atau anterior, atau
apakah seragam, berlangsung kontak awal sirkular?
- Bagaimana kekuatan pengunyahan relatif berkembang antara t1
dan T15?
- Gigi mana yang berada dalam kontak antagonis di t1?
- Bagaimana persentase distribusi kekuatan oklusi antara t2 dan
t10?

- Apakah distribusi gaya pengunyahan relatif simetris,


dan jika demikian, apakah perubahan simetri dari waktu
ke waktu dengan meningkatnya oklusi?
- Apakah ada perbedaan spesifik-gender dalam gaya
pengunyahan relatif?

MATERIAL DAN METODE


Kriteria inklusi:
- Sebanyak 190 siklus pengunyahan pada 38 orang dengan ras Kaukasia (18
perempuan dan 20 laki-laki, berusia 21-32 tahun, rata-rata 25,3 tahun) diukur
dan dievaluasi; setiap siklus diulang 5 kali.
- Subjek dengan oklusi bilateral netral (deviasi sebesar 0,5 lebar premolar),
Kriteria eksklusi:
- maloklusi seperti crossbite, nonocclusion, open bite,
- status setelah ekstraksi premolar,
- restorasi bridge yang luas,
- implan,
- gangguan medis umum seperti basic motor, penyakit saraf pusat atau psikologis

- Semua subjek memiliki gigi permanen lengkap; 37%


memiliki gigi bungsu.
- Sebelum
diukur,
subjek
penelitian
diperiksa
menggunakan
formulir
skrining
gangguan
temporomandibular(TMD)
dan
menginformasikan
tentang prosedur pengujian.
- Menurut laporan ringkasan TMD, 86% dari subyek
mempunyai fungsional TMJ yang sehat; 14% disfungsi
TMD nya masih bisa dikompensasi.

Pengukuran diambil dengan T-Scan III (Gambar 1,


Gambar 2, Gambar 3), yang diproduksi oleh Tekscan Inc,
South Boston,MA, USA (didistribusikan oleh Cumdente
GmbH, Tbingen, Jerman) pada posisi tertentu.
Para pasien duduk tegak di kursi gigi dengan punggung
kursi tegak dan kepala tegak beristirahat di sandaran
kepala.

- Saat oklusi, kontak gigi antagonis pertama ditetapkan


sebagai t1, dan gigi yang berpartisipasi dalam oklusi
pada saat itu sesuai gaya pengunyahan relatif subjek
penelitian dicatat. Prosedur ini diulang dalam langkahlangkah dari 0,01 s untuk selanjutnya waktu poin t2 ke
T15.
- Data dikumpulkan dan dianalisis statistik menggunakan
Microsoft Office Excel 2007 (Microsoft Corporation,
Redmond, WA, USA) dan versi 9.0.1 dari JMP (SAS
Institute Inc., Cary, NC, USA).
- Distribusi nilai gaya pengunyahan relatif diperiksa

- Analisis siklus oklusi menggambarkan jumlah gigi


berkontak antagonis (Gambar 4).
- Kontak pertama terjadi pada rata-rata 1,9 kontak gigi
antagonis, jumlah ini telah meningkat empat kali lipat
setelah 0,04 s (rata-rata 8,2 gigi).
- Pada T8, sudah ada rata-rata 10,7 kontak gigi. Seiring
waktu berjalan, kurva mendatar secara signifikan hingga
nomor kontak maksimum 12,5 gigi.

Pada t1, 44% dari subyek penelitian, oklusi pertama kali


di regio molar; 40% oklusi pertama di regio anterior.
Kontak sirkular yang seragam di awal oklusi terjadi hanya
16% (Gambar 5).

Gaya pengunyahan meningkat bertahap sehubungan


dengan semakin banyak kontak gigi antagonis. Pada
akhirnya, peningkatan gaya pengunyahan efektif rata
secara signifikan (Gambar 6).

Gigi yang berpartisipasi dalam terbentuknya oklusi ini


disajikan secara rinci (Gambar 7, Tabel 1).
Pada awal terbentuknya oklusi,insisivus sentral
mendominasi (rata-rata 41%) dibandingkan dengan gigi
caninus (rata-rata 20%) atau molar (rata-rata 32%).
Tetapi ketika pusat utama distribusi gaya telah selesai,
molar dan premolar (86%).
Keterlibatan signifikan dari insisivus sentral (70%) dan
gigi caninus (72%) pada akhir terbentuknya oklusi juga
dicatat.

- Pada t2, gigi seri sentral mendominasi distribusi


pengunyahan.
- Pada t10 (ketika 57,6% dari kekuatan maksimum hadir),
kekuatan pengunyahan terbesar adalah antara molar
pertama dan kedua, diikuti oleh gigi insicive sentral, dan
kemudian
premolar.
Proporsi
terendah
kekuatan
pengunyahan ada di gigi insisivus lateral pada semua
titik waktu (dengan pengecualian dari molar ketiga).
- Dilihat dari waktu ke waktu, gigi insicive sentral
mengalami oklusi awal lebih sering. Seiring waktu
berjalan, oklusi bergeser dari depan ke belakang. Pada

- Mengenai perubahan gaya pengunyahan per regio,


dicatat peningkatan 3,7% antara t2 dan t10 di molar dan
0,9% di daerah premolar.
- Gaya pengunyahan di regio gigi insicivus menurun 3,2%
antara t2 dan t10.
- Distribusi gaya pengunyahan relative juga berubah dari
waktu ke waktu: di awal pengunyahan ada gaya relatif
besar di insisivus sentral yang kemudian bergeser ke
regio molar.

Penelitian ini secara statistik belum ditemukan


perbedaan gender yang mempengaruhi gaya
pengunyahan.

KESIMPULAN
Hingga saat ini, "oklusi ideal" digambarkan dalam
literatur sebagai peningkatan kekuatan pengunyahan
secara simultan dan seragam dan hubungan titik kontak
antara gigi antagonis di rahang atas dan rahang bawah
dari waktu ke waktu.
Dengan instrument analisis fungsional menggunakan TScan III dapat menunjukkan gambaran oklusi dengan
menganalisis distribusi kontak gigi antagonis secara
kualitatif dan kuantitatif.

- Pada t1, 44% dari subyek oklusi pertama kali di regio molar; 40% di regio
anterior. Kontak sirkular yang seragam di awal oklusi terjadi hanya 16%.
- Dilihat dari waktu ke waktu, gigi insicive sentral mengalami oklusi awal
lebih sering. Seiring waktu berjalan, oklusi bergeser dari depan ke
belakang. Pada t10 (setelah 0,1 s), molar dan premolar berkontak lebih
sering daripada gigi insicive sentral.
- Distribusi gaya pengunyahan relative juga berubah dari waktu ke waktu:
di awal pengunyahan ada gaya relatif besar di insisivus sentral yang
kemudian bergeser ke regio molar.
- Asimetri distribusi gaya pengunyahan (kanan lebih besar dari kiri)
menurun dengan terbentuknya oklusi statis, secara statistic signifikan
9,6% (di t10: 47,4% di sisi kiri dan 52,6% di sisi kanan).

Anda mungkin juga menyukai