Anda di halaman 1dari 15

KERAJAAN

KUTAI
Nama Anggota Kelompok 1;
1. Alfira Nur Hanisah
2. Aulia Arif Akbar
3. Cindi Arista Putri
4. Dhimas Naufal Anggoro

PETA KONSEP
Pengenalan

Kehancuran

Kebudayaa
n

Berdirinya

Sumber
Kerajaan

KERAJAAN KUTAI

Politik

Ekonomi

Letak

Nama Raja

Sosial

SEJARAH BERDIRINYA

Kerajaan Kutaimerupakan kerjaan Hindu tertua di


Indonesia yang berdiri sekitar abad ke-5 M. Kerajaan yang
namanya berasal dari tempat ditemukannya prasasti tersebut
terletak di hulu sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Tidak ada
prasasti yang menjelaskan nama kerajaan sehingga para ahli
memberi nama sesuai dengan ditemukannya prasasti yang
menggambarkan kerajaan tersebut.

Isi prasasti menerangkan bahwa Raja pertama dari Kerajaan


Kutai bernama Kudungga yang memiliki putra bernama
Aswawarman sebagai penggantinya. Kemudian Aswawarman
digantikan lagi oleh anaknya bernama Mulawarman..

SUMBER KERAJAAN
Ditemukannya tujuh buah batu tulis yang disebut Yupa yang mana
ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta tersebut
diperkirakan berasal dari tahun 400 M (abad ke-5). Prasasti Yupa
tersebut merupakan prasasti tertua yang menyatakan telah beridirinya
suatu Kerajaan Hindu tertua yaitu Kerajaan Kutai.
Tidak banyak informasi mengenai Kerajaan Kutai. Hanya 7 buah
prasasti Yupa terseubt lah sumbernya. Penggunaan nama Kerajaan
Kutai sendiri ditentukan oleh para ahli sejarah dengan mengambil
nama dari tempat ditemukannya prasasti Yupa tersebut.
Yupa adalah tugu batu yang berfungsi sebagai tugu peringatan yang
dibuat oleh para Brahmana atas kedermawanan Raja Mulawarman.
Dituliskan bahwa Raja Mulawarman, Raja yang baik dan kuat yang
merupakan anak dari Aswawarman dan merupakan cucu dari Raja
Kudungga, telah memberikan 20.000 ekor sapi kepada para
Brahmana.

Gambar Yupa
Peninggalan Keraan
Kutai

LETAK KERAJAAN
Kerajaan
Kutai
(Kutai
Martadipura)
adalah kerajaan bercorak hindu yang
terletak di muara Kaman, Kalimantan
Timur,
tepatnya
di
hulu
Sungai
Mahakam. Nama kerajaan ini disesuaikan
dengan nama daerah tempat penemuan
prasasti, yaitu daerah Kutai. Hal ini
disebabkan, karena setiap prasasti yang
ditemukan tidak ada yang menyebutkan
nama dari kerajaan tersebut. Wilayah
Kerajaan Kutai mencakup wilayah yang
cukup luas, yaitu hampir menguasai
seluruh
wilayah
Kalimantan
Timur.
Bahkan
pada
masa
kejayaannya
Kerajaan
Kutai
hampir
manguasai
sebagian wilayah Kalimantan.

NAMA NAMA RAJA


Maharaja Kudungga, gelar anumerta
Dewawarman (pendiri)
Maharaja Aswawarman (anak Kundungga)
Maharaja Mulawarman (anak Aswawarman)
Maharaja Gadingga
Maharaja Marawijaya Warman
Warman Dewa
Maharaja Gajayana Warman
Maharaja Indra Warman
Maharaja Tungga Warman
Dewa
Maharaja Jayanaga Warman
Maharaja Sangga Warman
Maharaja Nalasinga Warman
Dewa
Maharaja Nala Parana Tungga
Maharaja Candrawarman

Maharaja Sri Langka Dewa


Maharaja Guna Parana
Dewa
Maharaja Wijaya Warman
Maharaja Sri Aji Dewa
Maharaja Mulia Putera
Maharaja Nala Pandita

SOSIAL
Pada kerajaan Kutai memiliki golongan masyarakat yang telah
menguasai bahasa sansekerta dan bisa menulis huruf Pallawa
yaitu golongan para Brahmana. Golongan yang lain ialah
suatu golongan ksatria yang terdiri atas kerabat dari Raja
Mulawarman. Pada masyarakat kutai akan sendiri merupakan
suatu golongan penduduk yang masih erat memegang teguh
suatu kepercayaan asli dari leluhur mereka. Mulawarman
kemudian menjadi penganut agama hindu syiwa dan golongan
para brahmana.

POLITIK
Sejak muncul dan berkembangnya pengaruh hindu (India) di
Kalimantan Timur, terjadi perubahan dalam kepemerintahan,
yaitu dari pemerintahan suku dengan kepala suku yang
memerintah menjadi kerajaan dengan seorang raja sebagai
kepala pemerintahan.
Raja Kudungga
Adalah raja pertama yang berkuasa di kerajaan kutai. Dapat
kita lihat, nama raja tersebut masih menggunakan nama lokal
sehingga para ahli berpendapat bahwa pada masa
pemerintahan Raja Kudungga pengaruh Hindu baru masuk ke
wilayahnya. Kedudukan Raja Kudungga pada awalnya adalah
kepala suku. Dengan masuknya pengaruh Hindu, ia mengubah
struktur pemerintahannya menjadi kerajaan dan mengangkat
dirinya sebagai raja, sehingga penggantian raja dilakukan
secara turun temurun.

Raja Aswawarman
Prasasti yupa menceritakan bahwa Raja Aswawarman adalah raja
yang cakap dan kuat. Pada masa pemerintahannya, wilayah
kekuasaan Kutai diperluas lagi. Hal ini dibuktikan dengan
dilakukannya Upacara Asmawedha pada masanya. Upacara-upacara
ini pernah dilakukan di India pada masa pemerintahan Raja
Samudragupta ketika ingin memperluas wilayahnya. Dalam upacara
itu dilaksanakan pelepasan kuda dengan tujuan untuk menentukan
batas kekuasaan Kerajaan Kutai ( ditentukan dengan tapak kaki kuda
yang nampak pada tanah hingga tapak yang terakhir nampak
disitulah batas kekuasaan Kerajaan Kutai ). Pelepasan kuda-kuda itu
diikuti oleh prajurit Kerajaan Kutai.
Raja Mulawarman
Raja Mulawarman merupakan anak dari Raja Aswawarman yang
menjadi penerusnya. Raja Mulawarman adalah raja terbesar dari
Kerajaan Kutai. Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Kutai
mengalami masa kejayaannya. Rakyat-rakyatnya hidup tentram dan
sejahtera hingga Raja Mulawarman mengadakan upacara kurban
emas yang amat banyak.

EKONOMI
Adapun mata pencaharian yang utama dalam masyarakat
zaman kerajaan kutai merupakan beternak sapi. Pada mata
pencaharian yang lain ialah bercocok tanam dan lewat
berdagang. ini dilihat dari letak kerajaan kutai berada
ditepian sungai mahakam yang sangat subur sehingga
cocok untuk pertanian.

KEBUDAYAAN

Prasasti berbentuk Yupa merupakan ciri khas peninggalan


kebudayaan Kerajaan Kutai. Penggunaan huruf Pallawa
menunjukkan adanya pengaruh India Selatan dalam
penulisan pada prasasti berbentuk Yupa tersebut. Perlu
diingat bahwa yupa merupakan bentuk kelanjutan dari
kebudayaan asli nenek moyang bangsa Indonesia zaman
Megalitikum. Yupa merupakan perkembangan dari bentuk
menhir yang berfungsi sebagai tempat untuk memuja roh
nenek moyang. Yupa diperkirakan sebagai tempat untuk
mengikat korban yang akan dipersembahkan kepada para
dewa.

PROSES KEHANCURAN
Kerajaan Kutai berakhir pada saat Raja Kutai yang bernama
Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan di tangan
Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji
Mendapa. Perlu diingat bahwa Kutai ini (Kutai Martadipura)
berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yang saat itu
ibukota di Kutai Lama (Tanjung Kute).
Kutai Kartanegara inilah, di tahun 1365, yang disebutkan
dalam sastra Jawa Negarakertagama. Kutai Kartanegara
selanjutnya menjadi kerajaan Islam. Sejak tahun 1735
kerajaan Kutai Kartanegara yang semula rajanya bergelar
Pangeran berubah menjadi bergelar Sultan (Sultan Aji
Muhammad Idris) dan hingga sekarang disebut Kesultanan
Kutai Kartanegara.

TERIMKASIH

Anda mungkin juga menyukai