Rumusan masalah:
Seorang Istri 43 tahun sedang mendapatkan pengobatan tbc paru
dan sudah berjalan 3 bulan.
Anak perempuannya berumur 9 tahun saat ini batuk-batuk sudah 3
minggu yang lalu dan tidak kunjung reda walaupun sudah berobat
ke puskesmas
Sasaran Belajar
Mampu menjelaskan konsep kejadian sakit dengan
berbagai teori.
Mampu menjelaskan pola penularan penyakit.
Mampu menjelaskan penanganan suatu
masalah/penyakit dengan pendekatan kedokteran
keluarga.
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan
dengan pendekatan kedokteran keluarga.
Mampu melaksanakan kegiatan promotif(konseling),
preventif dan diagnosis dini-pengobatan yang tepat
terhadap masalah kesehatan/penyakit dalam keluarga.
Etiologi
Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit menular yang
Epidemiologi
WHO menduga kasus TBC di Indonesia merupakan nomor 3
Penularan
Diagnosis
Seseorang ditetapkan sebagai tersangka penderita
Manifestasi Klinis
Demam lama (>2 minggu) dan atau berulang tanpa sebab
yang jelas
Nafsu makan tidak ada (anoreksia)
Batuk lama >3 minggu
Batuk kronik
Penurunan Berat badan 2 bulan berturut-turut
ke rumah sakit.
Tetap bertanggung jawab atas pasien yang dirujukan ke
Dokter Spesialis atau dirawat di RS.
Memantau pasien yang telah dirujuk atau dikonsultasikan
Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi
pasiennya.
Mengkoordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk
kepentingan pasien.
Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar
Melakukan penelitian untuk mengembangkan ilmu kedokteran
secara umum dan ilmu kedokteran keluarga secara khusus.
RHZ (75/50/150)
RH (75/50)
5-9
1 tablet
1 tablet
10-14
2 tablet
2 tablet
15-19
3 tablet
3 tablet
20-32
4 tablet
4 tablet
Farmakoterapi
Isoniazid
Indikasi: semua bentuk tuberkulosis
aktif
Mekanisme kerja : menghambat
biosintesis asam mikolat (micolic
acid)
Efek samping : gatal-gatal dan
ikterus, polyneuritis,letih dan lemah
serta anoreksia.
Farmakokinetik :
Difusi cepat dari usus ke jaringan dan
cairan tubuh
INH diasetilasi oleh
enzimasetiltransferase menjadi metabolit
inaktif.
t nya antara 1 dan 4 jam
Eksresinya : ginjal
vit.B6: 10mg/kgBB
Dosis: 5-10 mg/kgBB(max
300 mg/hr-600 mg/hr).
Tunggal
Farmakoterapi
Rifampisin
Indikasi : OAT yang dikombinasikan
dengan OAT lain untuk terapi awal
maupun ulang
Mekanisme kerja : Menganggu
sintesis enzim RNA polymerase
bakteri
Efek samping : Icterus-hepatotoksik ,
gangguan saluran cerna seperti mual,
muntah, sakit ulu hati, kejang perut
dan diare
Farmakokinetik
Reabsorpsi di usus sangat tinggi,
distribusi ke jaringan dan cairan tubuh
baik.
t : 1,5 sampai 5 jam.
Ekskresinya : empedu
KI : Hipersensitifitas
terhadap Rifampisin,
Penderita yang pernah
diketahui menderita
hepatitis akibat Rifampisin,
Wanita hamil
Sediaan dan Dosis
Tablet/kapsul/suspense
Dosis dewasa: BB<50kg=450
Farmakoterapi
Pirazinamid
Mekanisme kerja :
Merubah enzim pyrazinamide(dari
basil TBC) menjadi asam pirazinat
Efek samping : Hepatotoksis,
terhadap Pirazinamid,
Gangguan fungsi hati atau
gangguan fungsi ginjal,
Hiperurisemia dan atau gout /
asam urat, Hipoglikemia (kadar
gula darah rendah), Penderita
diabetes, Wanita hamil.
Dosis
Farmakoterapi
Etambutol
Indikasi: terapi kombinasi
tuberkulosis dengan obat lain,
sesuai regimen pengobatan jika
diduga ada resistensi
Mekanisme kerja: menghambat
sintesis metabolit sel sehingga sel
mati.
Efek samping : jarang , penurunan
ketajaman penglihatan, ruam kulit
dan demam.
Farmakokinetik
Pemberian oral 75-80% etambutol di
absorpsi baik
T1/2: 2-4 jam
Bakteriostatik
KI: Hipersensitivitas
terhadap etambutol
seperti neuritis optik,
Anak dibawah 6 tahun.
Sediaan dan dosis
Tablet: tunggal;
ditambah INH
Dosis: 15 mg/kgBB/hr
Farmakoterapi
Streptomisin
Indikasi : Sebagai kombinasi,
atau untuk penderita yang
dikontra indikasi dengan 2 atau
lebih obat kombinasi tersebut.
Mekanisme kerja :
menghambat sintesa protein kuman
Farmakokinetik
Reabsorpsinya baik (75-
80%)
t nya 3-4 jam
Ekskresi: ginjal (80%).
KI:Hipersensitif
terhadap
aminoglikosida lain.
Sediaan dan dosis
Bubuk untuk injeksi
Dosis: 20 mg/kgBB/IM
Kesimpulan
TBC adalah suatu infeksi bakteri menular yang disebabkan