Metabolisme energi pada Trypanosomatids diperoleh dari sumber karbon yang
tersedia di dalam host. Dalam bentuk trypomastigote, Trypanosoma brucei dan Trypanosoma cruzi menggunakan glukosa yang dari icairan vertebrata host mereka. Adaptasi hematophage thdp vektor serangga mendapatkan energi dari l-proline dan/atau l-glutamin, yang berasal dari hemolymph dan cairan jaringan. Akibatnya, pada serangga trypanosomatids melakukan katabolisme asam amino, dengan menggunakani l-prolin. Pada Trypanosoma cruzi (tapi tidak Trypanosoma brucei dan Leishmania major) memiliki kapasitas untuk memanfaatkan d-prolin dan l-histidin. Selain itu,tahap serangga Leishmania spp. (promastigote) juga menggunakan enzimatik untuk metabolisme disakarida, sebagai adaptasi hematophage terhadap vektor serangganya (sandflies), yang juga memakan nektar dan kutu melon. Sumber karbon yang digunakan dalam tahap intra seluler tergantung pada di bagian mana mereka tinggal dihost, amastigotes Trypanosoma cruzi berada di dalam sitoplasma sel inang dengan adanya pemasukan gula fosfat dan pengembangan metabolism glukosa, sedangkan amastigotes Leishmania berkembang biak dalam bagian lisosom makrofag dan lebih memilih asam lemak sebagai sumber energi.
Dalam trypanosomatids, berdasarkan aliran darah Trypanosoma
brucei memiliki metabolisme energi yang paling sederhana, yang hanya berdasarkan tahap glikolisis ,terdapat glukosa dalam darah host vertebrata. Jalur glikolitik yaitu enzim mengubah glukosa menjadi 3phosphoglycerate yang berada di dalam glycosomes (peroksisom), sementara enzim terakhir berada dalam sitosol. Dalam kondisi aerobik, piruvat adalah satu-satunya hasil akhir yang diekskresikan dan sintesis ATP terjadi di sitosol yang dikatalisis oleh piruvat kinase, sedangkan pada glycosomes diproduksi dari ATP scr seimbang. Demikian pula pada glycosomal keseimbangan redoks dipertahankan, karena, NADH yang dihasilkan oleh gliseraldehida-3-fosfat dehidrogenase adalah reoxidized melalui gliserol3-fosfat dan adanya alternatif oksidase dalam mitokondria. Katabolisme glukosa (glikolisis) menggunakan cara sitoplasmik menghasilkan ATP sedikit. Ttp pada organisme yg terdpt aerobik mitokondria dengan menggunakan oksidasi karbon, menghasilkan elektron dari reaksi katabolik shg energi yang didapat lebih besar, disbt oksidasi phosphorylasi
TRANSPORT ELEKTRON DI DALAM PARASIT PROTOZOA
Trichomanas vaginalis memiliki hydrogenosome yang dlm
proses metabolik terjadi pada tahap glycolysis. Fungsi metabolik hydrogenosome ini penting dalam oksidatif dekarboksilasi piruvat ke asetil CoA dengan mediasi ferredoxin di dalam sistem transport elektron. Enzim yang terlibat adalah iron-sulfur yang terdiri pyruvate ferredoxin oxidoreductase (PFOR), dan transport elektron dihasilkan oleh kebutuhan PFOR (2Fe-2S) ferredoxin dan (Fe) hidrogenase. Pada Trichomonas vaginalis, sianida dan azida mempunyai pengaruh kecil terhadap penggunaan oksigen dan peroksidase merupakan hasil terakhir respirasi.
Flavoprotein sebagai oksidasi di dalam transport elektron
yang terdpt di dalam Trichomonas foetus, dimana insensitif terhadap sianida dan azida tetapi tidak terdeteksi aktivitas oksidasi sitokrom. Katalase juga terdapat pada Trichomonas foetus. Di dalam Trichomonas vaginalis dan Trichomonas foetus, transport elektron tidak ditemukan sistem sitokrom. Pigmen sitokrom belum terdeteksi di dalam amoeba (Entamoeba histolytica) dan adnya sianida dan azida pertumbuhannya akan terhambat jika konsentrasi tinggi. Respirasi Plasmodium gallinaceum, Plasmodium berghei, dan Plasmodium knowlesi ditemukan sensitif terhadap sianida dan Plasmodium knowlesi sensitif juga terhadap karbonmonoksida, dimana oksidase sitokrom dapat terjadi di membran mitokondria. Toxoplasma gondii juga sensitif sianida dan mempunyai sitokrom a, b, dan c dan berikatan dengan Fe disbt reaksi reduksi
Kajian Aspek Farmakokinetik Klinik Obat Antidiabetik Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Gangguan Fungsi Ginjal Di Poliklinik Khusus Rsup. Dr. M. Djamil Padang PDF