Anda di halaman 1dari 18

PROGRESS SKRIPSI

Raeza Praditya Heryantoro


Harmidia Qurotul A.

2315105027
2315105026

Dosen Pembimbing :
Siti Zullaikah, S.T., M.T., Ph.D
Prof.Dr.Ir.H.M.Rachimoellah, Dipl.EST

Deep Eutectic Solvents Formed


between Choline Chloride and
Carboxylic Acids: Versatile
Alternatives to Ionic Liquids
Authors : Andrew P. Abbott,* David
Boothby, Glen Capper, David L. Davies,
and
Raymond K. Rasheed

Rumusan Masalah
Deep Eutectic Solvents (DES) bisa terbentuk antara bermacammacam garam ammonium kuarter dan asam karboksilat. Properti
fisik dipengaruhi oleh struktur asam karboksilat tetapi perilaku fase
campuran dapat dimodelkan dengan berdasarkan fraksi mol asam
karboksilat di campuran. Properti fisika seperti viskositas,
konduktivitas dan tegangan permukaan dari DES ini sama dengan
ionic liquid pada temperatur lingkungan dan penyebab dari properti
ini ditemukan dengan berlandaskan teori.

Tujuan Research
1.

Penelitian ini berfokus pada campuran asam karboksilat dengan choline


chloride dan mempelajari perilaku fase, fluiditas dan konduktivitas
sebagai fungsi dari komposisi dan jenis asam. Mengoptimalkan fluiditas
adalah kunci penting dari desain ionic liquid, karena ionic liquid lebih
viscous daripada molecular liquid.

2. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa DES juga bagus untuk pelarut
oksida logam, sehingga memiliki potensi untuk aplikasi pemisahan logam.

Research Gap
Pada Penelitian ini menunjukan bahwa DES memiliki
karakteristik yang hampir sama dengan Ionic Liquids yang
mana sering digunakan untuk pemisahan oksida logam,
namun dengan biaya komersial yang mahal, maka alternative
DES digunakan sebagai pemisah oksida logam .

Sintesis ChCl dan HBD


Choline Chloride (ChCl) rekristalisasi
dari ethanol
Filter Kristal ChCl

Keringkan As. Karboksilat dengan kondisi vacum

Keringkan dengan kondisi vacum

100 , with stirrer

Campur kedua senyawa sampai homogen


1,/minute

Dinginkan sampai freezing point tercapai

Analysis
viskositas menggunakan viscometer Brookfield DV-E yang dilengkapi dengan
thermostated jacket.
Konduktivitas ditentukan menggunakan conductivity meter Jenway 4071
dengan temperature dan conductivity probes (probe cell constant ) 1.01 cm-1).
Refractive index menggunakan refractometer Bellingham dan Stanley, yang
dikalibrasi menggunakan dichloromethane dan toluene sebagai standard
referensi.
Tegangan permukaan diukur dengan A Kruss K11 tensiometer dilengkapi
dengan mostated jacket .
Kelarutan dibuat dengan pengadukan logam oksida berlebih dalam DES
selama 3 hari pada 50 C. Larutan yang dihasilkan diencerkan dengan volume
setara dengan 0,1 M HCl, disaring dan kemudian dianalisis menggunakan ICPAES.
Keseimbangan geometri dan volume ion dan HBD dihitung
menggunakan metode Hartree-Fock memanfaatkan model G STO-3 yang
disediakan oleh perangkat lunak yang tersedia secara komersial.

3. Result and disscusion


1. Kelakuan phase

Figure 1 menunjukkan diagram fase untuk campuran choline chloride dengan


phenylacetic dan phenylpropionic sebagai fungsi komposisi. Tampak bahwa eutectic
terbentuk pada komposisi 67% mol asam dimana mirip dengan eutectic yang dilaporkan
pada penelitian sebelumnya untuk choline sistem chloride-urea. Dapat dikatakan bahwa
untuk membentuk eutectic, dua molekul asam karboksilat dibutuhkan untuk
melengkapi masing-masing ion chlorida.

Gambar 2 menunjukkan diagram fase untuk berbagai asam dikarboksilat. Untuk sistem ini, eutektik terjadi pada
50l% mol asam yang menunjukkan perbandingan 1:1 antara asam dan ion klorida, atau menjembatani asam
antara ion klorida tetangga. Asam sitrat triscarboxylic dan asam tricarballylic memiliki eutektik pada range
komposisi 30-35% mol asam. Hal ini menunjukkan reologi gel dan mungkin menjembatani asam antara ion
klorida tetangga.

Table 1 menunjukkan titik beku dari campuran eutectic untuk sistem yang
ditunjukkan pada figure 1 dan 2. Penurunan titik beku (sehubungan dengan
campuran yang ideal dari dua komponen) untuk sejumlah sistem eutektik
sangat besar. Misalnya untuk sistem asam oksalat-choline chloride adalah
212C. Penurunan titik beku ini bahkan lebih besar dari yang dilaporkan barubaru ini untuk sistem choline chloride-urea (178 C). Namun tidak sebesar
sistem cholin chloride-zinc klorida (272 C) karena ikatan kovalen yang
terbentuk dalam kasus logam klorida.

Data pada Tabel 1 menunjukkan tidak ada korelasi antara titik beku
campuran dan titik beku asam murni. Tidak ada korelasi yang diamati
antara titik beku campuran dan entalpi pembentukan atau peleburan
dari asam murni. Dari data pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa secara
umum semakin rendah berat molekul asam semakin besar penurunan
titik beku. Titik beku campuran HBD-garam akan tergantung pada
energi kisi dari garam dan HBD dan bagaimana ia dinetralkan oleh
interaksi anion-HBD dan perubahan entropi yang timbul dari
pembentukan cairan. Untuk garam amonium kuaterner yang
diberikan, energi kisi dari HBD akan terkait dengan interaksi anionHBD dan karenanya untuk perkiraan pertama penurunan titik beku
akan
dihubungkan dengan perubahan entropi. Tabel 1 juga
menunjukkan semua DES memiliki nilai refractive index yang besar,
yang sebanding dengan ionic liquid lainnya. Refractive index
berhubungan dengan
kepolaran elektronik dari medium, dan
karenanya DES dengan campuran phenyl memiliki refractive index
yang lebih tinggi karena cicncin aromatik akan sangat terpolarisasi.

Figure 3 menunjukkan penurunan titik beku sebagai fungsi


fraksi massa asam dalam campuran. Data sebelumnya yaitu
titik beku amida ditambahkan untuk menunjukkan penerapan
ide ini untuk bebagai campuran HBD dengan ChCl.

2. Viskositas

Viskositas DES yang tercantum dalam Tabel 1 berubah secara signifikan sebagai fungsi temperatur, jenis donor ikatan
hidrogen dan komposisi campuran, seperti yang ditunjukkan pada figure 4. Nilai viskositas ditemukan mencakup rentang
50-5000 cP, dimana nilai ini mirip dengan cairan ionik. Perubahan viskositas () dapat dijelaskan oleh persamaan:

o adalah konstanta
E adalah energi aktivasi aliran viscous

Tegangan
Permukaan
ini Menyatakan nilai tegangan permukaan yang
Pada
palingJurnal
besar adalah campuran malonic aci dan phenyl
acetic, dengan nilai tegangan permukaan : 65.68 mN/m dan
41.86 mN/m. Hal ini mengacu pada teory Hole, yang
menjelaskan mobility ion , dengan rumus :
4(r2) = 3.5
Dengan keterangan :
k
: Boltzmann constant
T
: Absolute Temperatur

: Tegangan Permukaan
Hal ini meninjau radius rata rata dari larutan DES yang memiliki kesamaan
dengan Ionic Liquids, jika dilihat pada nilai average void radiusnya,

Conductivity

Pada tabel diatas larutan DES memiliki konduktivity pada range 0.1 sampai 10 mS/cm dengan
variabel perubahan nilainya komposisi dan temperature, menganalisa nilai konduktivity dapat
memanfaatkan nilai data Viskositas, yaitu dengan rumus :

denga EA sebagai energy activasi untuk konduksi. Figure 7 menunjukan data semua DES yang
telah menggunakan equation diatas, nila energy aktifasi berkisar antara 29-54 kJ/mol dan sama
sepereti energy aktivasi pada viskositas larutan , nilai tertinggi didapatkan pada molten salt

Pada figure 8a menjelaskan tentang salah satu larutan DES (Oxalic


acids:Choline Chloride) pada 45 dengan komposisi 50% Acid memiliki nilai
energy aktivasi paling rendah, dan pada figure 8b menunjukan garis terdekat pada
komposisi 30%-70% acid, dimana nilai konduktivitas semakin besar apabila komposisi
asam pada DES semakin besar pula, demikian juga dengan nilai energy aktivasinya.

Seperti pada figure 9 dilihatkan semua komposiis DES dengan beberapa


asam , menunjukan nilai konduktivity yang tinggi pada komposisi asam
yang tinggi pula, hal ini dilihatkan pula komposisi (Oxalic Acid : Choline
Chloride) yang memiliki nilai konduktivity yang paling tinggi
dibandingkan dengan komposisi DES yang lainnya,dan (Phenyl
Acid:Choline Chloride) yang memiliki nilai konduktivity yang terkecil

4. Kesimpulan
1. Deep Eutectic Solvents dapat dibentuk antara berbagai asam karboksilat dan
kolin klorida.
2. Sifat fisik dan perilaku fase mirip dengan ionic liquid dan tergantung pada
jumlah fungsi asam, subtituen aril/alkil dan komposisi campuran.
3. Transportasi dicampuran ini secara dominan dikendalikan oleh mobilitas ion,
yang dipengaruhi oleh viskositas cairan. Viskositas cairan dipengaruhi oleh
ion besar:rasio ukuran lubang dan hubungan sederhana yang ditunjukkan
antara energi aktivasi untuk aliran viskos dan rasio ion untuk void radius. Hal
ini terbukti berlaku tidak hanya untuk berbagai cairan ionik dan suhu tinggi
garam cair, tetapi juga untuk molekul pelarut hidrokarbon.
4. Kemudahan sintesis, ketersediaan dan biodegradasi dari komponen membuat
DES menjadi alternatif yang fleksibel untuk cairan ionik.

Anda mungkin juga menyukai