Anda di halaman 1dari 21

ETIKA PROFESI

Topik ini berkaitan dengan etika profesi guru. Materi


sajian terutama berkaitan dengan esensi etika profesi
guru dalam pelaksanaan proses
pendidikan dan pembelajaran secara profesional, baik di
kelas, di luar kelas, maupun di masyarakat. Peserta PLPG
diminta mengikuti materi pembelajaran secara individual,
melaksanakan diskusi kelompok, menelaah kasus,
membaca regulasi yang terkait, menjawab soal latihan,
dan
melakukan refleksi.

Profesi Guru sebagai


Panggilan Jiwa

Idealnya, pilihan seseorang untuk menjadi


guru adalah panggilan jiwa untuk
memberikan pengabdian pada sesama
manusia dengan mendidik, mengajar,
membimbing, danmelatih, yang diwujudkan
melalui proses belajar-mengajar serta
pemberian bimbingan dan pengarahan
kepada siswa agar mencapai kedewasaan
masing-masing.
Dalam kenyataannya, menjadi guru tidak
cukup sekadar untuk memenuhi panggilan
jiwa, tetapi juga memerlukan seperangkat
keterampilan dan kemampuan khusus.

DEFINISI

Organisasi atau asosiasi profesi guru adalah


perkumpulan yang berbadan hukum yang
didirikan dan diurus oleh guru atau penyandang
profesi sejenis untuk mengembangkan
profesionalitas anggotanya.
Kewenangan organisasi atau asosiasi profesi guru
adalah kekuatan legal yang dimilikinya dalam
menetapkan dan menegakkan kode etik guru,
melakukan pembinaan dan pengembangan
profesi guru, dan memajukan pendidikan
nasional.
Kode Etik Guru adalah norma dan asas yang
disepakati dan diterima oleh guru-guru Indonesia
sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam

Dewan Kehormatan Guru adalah perangkat


kelengkapan organisasi atau asosiasi profesi guru
yang dibentuk untuk menjalankan tugas dalam
memberikan saran, pendapat, pertimbangan,
penilaian, penegakkan, dan pelanggaran disiplin
organisasi dan etika profesi guru.
Pedoman sikap dan perilaku adalah nilai-nilai moral
yang membedakan perilaku guru yang baik dan
buruk, yang boleh dan tidak boleh dilaksanakan
selama menunaikan tugas-tugas profesionalnya
untuk mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik, serta pergaulan sehari-hari di dalam
dan di luar sekolah.

Pembinaan etika profesi adalah


proses kerja yang dilakukan secara
sistematis untuk menciptakan kondisi
agar guru berbuat sesuai dengan
norma-norma yang dibolehkan dan
menghindari norma-norma yang
dilarang dalam proses pendidikan
dan pembelajaran di sekolah, serta
menjalani kehidupan di masyarakat.

Guru dan Keanggotaan


Organisasi Profesi

Konsekuensi logis dari amanat UU No. 14 Tahun


2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa guru
wajib:
1. Menjadi anggota organisasi atau asosiasi profesi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
2. Menjunjung tinggi nama dan kehormatan
organisasi serta Kode Etik Guru dan Ikrar atau
Janji Guru yang ditetapkan oleh organisasi atau
asosiasinya masing-masing.
3. Mematuhi Anggaran Dasar, Anggaran Rumah
Tangga, serta peraturan-peraturan dan disiplin
yang ditetapkan oleh organisasi atau
asosiasinya masing-masing.

4. Melaksanakan program organisasi atau


asosiasi profesi guru secara aktif.
5. Memiliki nomor registrasi sebagai anggota
organisasi atau asosiasi profesi guru dimana
dia
terdaftar sebagai anggota.
6. Memiliki Kartu Anggota organisasi atau
asosiasi profesi dimana dia terdaftar sebagai
anggota.
7. Mematuhi peraturan dan disiplin organisasi
atau asosiasi profesi dimana dia terdaftar
sebagai anggota.

8. Melaksanakan program, tugas, serta


misi organisasi atau asosiasi profesi
dimana dia terdaftar sebagai anggota.
9. Guru yang belum menjadi anggota
organisasi atau asosiasi profesi guru
harus memilih organisasi atau asosiasi
profesi guru yang pembentukannya
sesuai dengan peraturan perundangundangan.

Esensi Kode Etik dan


Etika Profesi

1. Guru Indonesia harus menyadari bahwa jabatan


guru adalah suatu profesi yang terhormat,
terlindungi, bermartabat, dan mulia. Karena itu,
ketika bekerja mereka harus menjunjung tinggi
etika profesi. Mereka mengabdikan diri dan
berbakti untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia
yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia
serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang
maju, adil, makmur, dan beradab.

2. Guru Indonesia selalu tampil secara profesional


dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah. Mereka memiliki
kehandalan yang tinggi sebagai sumber daya
utama untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta
menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.

Rumusan Kode Etik Guru Indonesia

1. Hubungan Guru dengan Peserta


Didik
2. Hubungan Guru dengan
Orangtua/Wali Siswa
3. Hubungan Guru dengan
Masyarakat
4. Hubungan Guru dengan Sekolah
dan Rekan Sejawat
5. Hubungan Guru dengan Profesi
6. Hubungan Guru dengan
Organisasi Profesi

Pelanggaran dan
Sanksi

Pada sisi lain UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan


Dosen mengamanatkan bahwa untuk menjaga dan
meningkatkan kehormatan dan martabat guru dalam
pelaksanaan tugas keprofesian, organisasi atau asosiasi
profesi guru membentuk Kode Etik. Kode Etik dimaksud
berisi norma dan etika yang mengikat perilaku guru
dalam pelaksanaan tugas keprofesian.
Setiap pelanggaran adalah perilaku menyimpang
dan/atau tidak melaksanakana KEGI dan ketentuan
perundangan yang berlaku yang berkaitan dengan
profesi guru. Guru yang melanggar KEGI dikenakan
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku
pada organisasi profesi atau menurut aturan negara.

Latihan dan Renungan

1. Apa esensi etika profesi guru?


2. Sebutkan karakteristik utama profesi guru!
3. Mengapa guru harus memiliki komitmen
terhadap Kode Etik?
4. Mengapa UU No. 14 Tahun 2005 mewajibkan
guru menjadi anggota organisasi profesi?
5. Apa implikasi kewajiban menjadi anggota
organisasi profesi bagi guru?
6. Apa peran DKGI dalam kerangka penegakan
Kode Etik Guru

Hubungan Guru dengan Peserta


Didik
a. Guru berperilaku secara profesional dalam melaksanakan tugas
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
serta mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran.
b. Guru membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati, dan
mengamalkan hak-hak dan kewajibannya sebagai individu, warga
sekolah, dan anggota masyarakat.
c. Guru mengakui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik
secara individual dan masing-masingnya berhak atas layanan
pembelajaran.
d. Guru menghimpun informasi tentang peserta didik dan
menggunakannya untuk kepentingan proses kependidikan.
e. Guru secara perseorangan atau bersama-sama secara terusmenerus harus berusaha menciptakan, memelihara, dan
mengembangkan suasana sekolah yang menyenangkan sebagai
lingkungan belajar yang efektif dan efisien bagi peserta didik.

f. Guru menjalin hubungan dengan peserta didik yang dilandasi rasa


kasih sayang dan menghindarkan diri dari tindak kekerasan fisik yang
di luar batas kaidah pendidikan.
g. Guru berusaha secara manusiawi untuk mencegah setiap gangguan
yang dapat mempengaruhi perkembangan negatif bagi peserta didik.
h. Guru secara langsung mencurahkan usaha-usaha profesionalnya
untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan keseluruhan
kepribadiannya, termasuk kemampuannya untuk berkarya.
i. Guru menjunjung tinggi harga diri, integritas, dan tidak sekali-kali
merendahkan martabat peserta didiknya.
j. Guru bertindak dan memandang semua tindakan peserta didiknya
secara adil.
k. Guru berperilaku taat asas kepada hukum dan menjunjung tinggi
kebutuhan dan hak-hak peserta didiknya.
l. Guru terpanggil hati nurani dan moralnya untuk secara tekun dan
penuh perhatian bagi pertumbuhan dan perkembangan peserta
didiknya.

Anda mungkin juga menyukai