Anda di halaman 1dari 26

MANAGEMEN SIRKULASI

Husi Husaeni, dr. SpAn.


Bagian/SMF Anestesiologi & Perawatan Intensif
Fakultas Kedokteran UNPAD/RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

C
Tujuan

CIRCULATION MANAGEMENT
(PENGELOLAAN SIRKULASI)
: Mengembalikan fungsi sirkulasi darah

Diagnosa : denyut nadi karotis (-) (5 - 10 detik)


diagnosa syok :
- nadi radialis - lemah
- tidak teraba
- cepat
- pucat
- kulit dingin - basah
- capilary refill time > 2 detik

Macam-macam syok :

Hipovolemik
Kardiogenik
Distributik
Obstruktif

Tidak semua hipotensi adalah syok


Pada hipertensi dengan curah jantung

Gagal / kelainan jantung

Catatan :
1. Menilai respon pada pemberian cairan
syok hipovolemik
respon minimal cari perdarahan aktif
hentikan
2. Pasang CVP tergantung situasi
3. Transfusi - Whole blood, PRC
- Hangatkan dulu
- Tidak perlu diberi Ca glukonas
4. Cairan elektrolit 1 cc darah diganti
2 - 3 cc elektrolit
5. Respons baik - klinis
- produksi urin

Pengelolaan umum
1. Syok hipovolemik karena perdarahan
Prinsip: Penggantian volume yang hilang dan perbaikan oksigenasi jaringan

Klasifikasi syok

Penemuan klinis

Pengelolaan

Klas I : kehilangan
volume darah <15%

Hanya takikardia
minimal (<100x/menit)

Tidak perlu penggantian


volume

Klas II : kehilangan
volume darah 15-30%

Takikardia (100-120x/mt)
Takipneu (20-30x/mt)
Penurunan pulse pressure
Penurunan produksi urine
(20-30cc/jam)

Penggantian volume
dengan cairan kristaloid
(3x kehilangan)

Klas III : kehilangan


volume darah 30-40%

Takikardia (>120x/mt)
Takipneu (30-40x/mt)
(confused), penurunan
produksi urine (5-15cc/jam)

Penggantian volume
dengan cairan kristaloid
dan darah

Klas IV : kehilangan
volume darah > 40%

Takikardia (>140x/mt)
Takipneu (>35x/mt), pucat
dingin, perubahan mental
(confused & lethargic),
bila kehilangan volume >50%,
pasien tidak sadar, tekanan
sistolik = diastolik, produksi
urine minimal atau tidak keluar

Syok hipovolemik karena dehidrasi (muntah, diare)


Klasifikasi

Penemuan klinis

Pengelolaan

Dehidrasi ringan :
Kehilangan cairan
tubuh sekitar 5%

Selaput lendir kering, nadi


normal atau sedikit
meningkat

Penggantian volume
dengan cairan
kristaloid (NaCl 0,9%
atau RL)

Dehidrasi sedang :
Kehilangan cairan
tubuh sekitar 10%

Selaput lendir sangat kering


Status mental tampak lesu.
Nadi cepat.
Tekanan darah mulai
menurun.
Oliguria.

idem

Dehidrasi berat :
Kehilangan cairan
tubuh >15%

Selaput lendir pecah-pecah.


Pasien mungkin tidak sadar.
Tekanan darah turun.
Anuria.

idem

Sel-sel pada jaringan / organ memerlukan O2


yang kontinyu

O2 sampai ke sel / jaringan melalui sistim


kardiovaskuler

Bila terhenti 3 menit akan menyebabkan


kerusakan sel yang permanen

Sistim Kardiovaskuler :
Jantung: sebagai alat pompa
Pembuluh darah: - kompartemen tempat darah
mengalir
- merupakan sistim yang
tertutup
Darah: zat untuk pengangkutan oksigen dalam
bentuk: - terlarut
- berikatan dengan Hb

Penyebab henti jantung - primer


- sekunder
Henti jantung primer:
- fibrilasi ventrikel & asistol o/k:
Iskemik myokard
Heart block
Obat - obatan
Electric shock

Penyebab henti jantung sekunder :


Rapid secondary cardiac arrest
Asphyxia ok : - airway obstruction
- apnea
Kehilangan darah cepat
Alveolar anoksia o/k : - edema paru akut
- menghirup gas yang tidak
mengandung oksigen

Slow secondary cardiac arrest


Severe hypoxemia o/k :

Edema paru
Konsolidasi paru shock lung
Oligemic atau distributive shock
Cardiogenic shock
Acute brain insults (medullary failure & severe
intractable hypotension & apnea)

Identifikasi henti jantung :


gambaran klinis berupa :
gambaran henti sirkulasi a/l :
hilang kesadaran
apnea atau gasping
sianosis atau pucat
tidak ada pulse (karotis atau femoralis)
Bila pulse : - radialis teraba tek sistolik > 80 mmHg
- femoralis teraba tek sistolik > 70 mmHg
- karotis teraba
tek sistolik > 60 mmHg
Dilatasi pupil terjadi 1 menit setelah henti sirkulasi
Perabaan art karotis pada anak-anak dapat menekan
airway laryngospasm

Tujuan external chest compression :


sistemik
untuk mengadakan sirkulasi
paru
artificial circulation dapat dihasilkan
dengan teknik
intermitten chest
compression
(aliran darah yang lambat dapat diperbaiki
dengan ratio kompresi & relaksasi 50 : 50)

Teknik external intermitten chest compression:


Secara intermitten menekan sternum ke arah bawah
Menekan jantung antara sternum dan tulang belakang
menimbulkan: heart pump mechanism
Hal ini menimbulkan perubahan tekanan intratorakal
(chest pump mech):
Waktu toraks ditekan, terjadi oksigenisasi darah di paru - paru
dan pemompaan darah ke sirkulasi sistemik, tek intra torakal
tinggi mendorong darah keluar dari jantung,paru dan
pembuluh darah besar.
Waktu tek terhadap intra torakal dilepaskan
Jantung dan paru melebar
Darah masuk ke pemb darah intra torakal (thoracic diastole)

Kompresi sternal dapat menghasilkan:


Tekanan sistolik 100 mmHg
Diastolik 10 mmHg (tanpa epinefrin)

Route intra cardiak :


Pada kompresi jantung luar
tidak dianjurkan
Pada kompresi jantung terbuka
bisa dilakukan
suntikan langsung ke cavum ventrikel kiri
dosis 0,5 dari dosis iv

Route intra muscular :


tidak ada tempat pada resusitasi

Route intra pulmoner :


Obat-obat dapat dimasukkan lewat ETT
Efeknya cepat iv
Obat yang dapat menggunakan route ini al:
Epinephrine
Lidocaine
Atropine
Dosis 1-2x lipat dosis iv,
diencerkan dengan aquabidest 10 cc

Route vena sentral :


Untuk memantau CVP
( normal 3-10 Cm H2O )
Akses iv
Memudahkan mendapat sampel dari vena
Dipasang setelah timbul sirkulasi spontan

Husi Husaeni , 2000

Anda mungkin juga menyukai