Anda di halaman 1dari 20

BAHAN AJAR 1 :

RISIKO, PERIL, HAZARD, CULPA

Dr. dr. Harimat Hendarwan, M.Kes


Sebagian materi berasal dari pemaparan
dr. Nico, K Lumenta, K.Nefro, MM

RISIKO
Risiko adalah ketidaktentuan (uncertainty) yang mungkin
melahirkan peristiwa kerugian (loss) (A. Abas Salim).
Risiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa
(Soekarto).
Risiko merupakan penyebaran/penyimpangan hasil aktual dari
hasil yang diharapkan (Herman Darmawi).
Risiko adalah probabilitas sesuatu hasil/outcome yang berbeda
dengan yang diharapkan (Herman Darmawi).

Contoh :
Kulit pasien menjadi hitam hangus atau rambut rontok akibat
penyinaran dengan radio therapy, Tulang patah karena kejutan
yang diberikan oleh ETC (Electro Convulsive Therapy).

RISIKO
Risiko = Uncertanty = Ketidakpastian
Risiko Murni (Pure Risk)
Jika suatu ketidakpastian terjadi
maka pasti akan menimbulkan kerugian.
Risiko spekulatif
Jika suatu ketidakpastian terjadi maka
tidak pasti akan terjadi kerugian atau
keuntungan
3

MANAJEMEN RISIKO
Manajemen risikoadalah suatu proses
mengidentifikasi, mengukur risiko, serta
membentuk strategi untuk
mengelolanya melalui sumber daya
yang tersedia. Strategi yang dapat
digunakan antara lain mentransfer risiko
pada pihak lain, mengindari risiko,
mengurangi efek buruk dari risiko dan
menerima sebagian maupun seluruh
konsekuensi dari risiko tertentu.
4

PERIL
Peristiwa atau kejadian yang menimbulkan kerugian.
Merupakan kejadian/peristiwa sebagai penyebab langsung
terjadinya kerugian.
Diartikan pula sebagai musibah atau bencana, misalnya :
kebakaran, pencurian, kecelakaan, dan sebagainya.
Contoh Kasus :
Hujan deras disertai angin kencang yang terjadi Jumat 10
Januari 2014 mengakibatkan atap alumunium pelindung
bangunan gedung rawat anak RSCM, roboh, Jumat 10 Januari
2014. Tukang ojek bernama Dedy yang berteduh di dalam
loket parkir RSCM tewas.
Kebakaran di Rumah Sakit Hyosarang, Janseong, Jeolla, Korea
Selatan, Rabu 28 Mei 2014, menewaskan sedikitnya 20
pasien dan seorang perawat.

HAZARD
Suatu keadaan atau kondisi yang dapat
memperbesar kemungkinan terjadinya
suatu perils
Kondisi yang potensial menyebabkan
terjadinya kerugian atau kerusakan.
Sesuatu yang dapat menyebabkan
cedera pada manusia atau kerusakan
pada alat atau lingkungan.

PHISICAL HAZARD (1)


Keadaan dan kondisi yang memperbesar
kemungkinan terjadinya peril, yang bersumber dari
karakteristik secara fisik dari obyek, baik yang bisa
diawasi/diketahui maupun yang tidak.
Biasanya dicoba diatasi (kemungkinan diperkecil)
dengan melakukan tindakan-tindakan preventif.
Contoh Kasus :
Efek yang ditimbulkan dari radiasi : Leukemia,
genetik, katarak pada lensa, konjungtivitas foto
elektrika, penyakit sumsum darah, kelainan kulit
dan impotensi.

MORAL HAZARD
Keadaan dan kondisi seseorang yang memperbesar
kemungkinan terjadinya peril, yang bersumber pada sikap
mental, pandangan hidup, kebiasaan dari orang yang
bersangkutan.
Keadaan yang berkaitan dengan sifat, pembawaan dan
karakter manusia yang dapat menambah besarnya kerugian
dibanding dengan risiko rata-rata.
Contoh Kasus :
Datangnya stok obat dari pemerintah tujuan Puskesmas Rawat
Inap dicegat oleh pegawai senior puskesmas tersebut,
sehingga jatah obat dari pemerintah untuk puskesmas
tersebut hanya 1/3nya saja, sehingga obat untuk pasien hanya
bisa untuk 2-3x minum saja (pemerataan agar pasien dapat
jatah obat sama rata).

MORALE HAZARD
Keadaan dan kondisi seseorang yang memperbesar kemungkinan
terjadinya peril, yang bersumber pada perasaan hati orang yang
bersangkutan, yang umumnya karena pengaruh dari suatu keadaan
tertentu dan dari hasil ketidaksengajaan, ketidakpedulian atau
kemalasan.
Contoh Kasus :
Tn.S kecelakaan dengan luka jempol kaki kiri remuk tepat di depan RS X
Kabupaten Tegal, Tn.S tidak rawat inap. 3 hari kemudian Tn.S menggigil
hebat keesokan harinya meninggal dunia meninggalkan 1 istri dan 3
anak. Setelah ditelusuri Tn.S ditangani lukanya saja, diberi obat
pengurang rasa sakit dan pencegah infeksi tetapi tidak diberi suntikan
Anti Tetanus Serum (ATS). Tidak diketahui apakah pihak RS tidak
menyediakan ATS, kehabisan ATS atau pihak pegawai RS sendiri enggan
memberikan ATS sehingga menyebabkan Tn.S meninggal dunia. Jika di
RS tersebut tidak menyediakan ATS atau kehabisan ATS bisa saja dokter
merujuk Tn.S ke RS terdekat agar segera diberikan suntikan ATS.

LEGAL HAZARD
Perbuatan yang mengabaikan peraturan-peraturan atau
perundang-undangan yang berlaku (melanggar hukum), sehingga
memperbesar kemungkinan terjadinya peril.
Contoh Kasus :
Kebijakan kepala puskesmas di Puskesmas Y Kabupaten Z yang
melanggar/tidak memenuhi Undang-undang Tentang
Keselamatan Kerja terhadap pegawai yunior, tentang
pembatasan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang akan
memperbesar kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja saat
menolong pasien terutama yang berhubungan dengan cairan
tubuh (menular). Para pegawai yunior merasa terganggu
bekerjanya bila menolong pasien tanpa APD (terutama pasien
kecelakaan) sehingga banyak pasien yang dirujuk ke rumah sakit
dengan alasan sepele.

LOSSESS (1)
Kerugian yang diderita akibat kejadian/peristiwa yang
tidak diharapkan tetapi terjadi.
KERUGIAN LANGSUNG.
Contoh Kasus :
Jumat, 23 November 2007, dokter W dan RS Y terbukti
melakukan perbuatan melawan hukum berupa
malpraktik. Keduanya harus membayar ganti rugi secara
tanggung renteng sekitar Rp520 juta, pengadilan
menentukan porsi tanggung jawab masing-masing
tergugat: dokter W 70 % dan RS X 30 % dari total
pembayaran ganti rugi.

LOSSESS (2) :
KERUGIAN TIDAK LANGSUNG.
Contoh Kasus:
Tanggung jawab rumah sakit Harapan Kita (Harkit)
Jakarta terhadap kerugian keluarga pasien, Ayu Tria
Desiani meninggal dunia (27 Desember 2012)
setelah tidak bisa menjalani pengobatan lantaran
ruang ICU RS Harapan Kita tempatnya berobat
digunakan syuting sinetron. Anak itu menderita
leukimia, ia meninggal karena terlambat menjalani
kemoterapi. Hal ini dianggap sebagai kelalaian
institusi RS dan karenanya ICU tidak lagi steril.

LOSSESS (3)
Tanggung jawab Rumah Sakit C, sebagai rumah sakit
lengkap dan menjadi rujukan untuk merawat pasien dari
berbagai penjuru daerah di Indonesia telah digugat (18
Agustus 2011) oleh Gunawan, salah seorang keluarga
pasien yang ditangani pihak RS C, karena sejumlah
dokter yang menangani anaknya telah melakukan
malpraktik yang mengakibatkan anaknya mengalami
cacat permanen. Cacat permanen yang dialami anak
Gunawan yakni berupa kebocoran pada organ kantong
kemih sehingga mengharuskannya memakai alat
berupa kateter seumur hidup.

LOSSESS (3) :
KERUGIAN PENDAPATAN (NET INCOME),
seperti penghentian kegiatan sementara yang disebabkan oleh
suatu kerugian di mana tidak boleh ditempatinya ruangan kerja.
Contoh Kasus :
Prita Mulyasari vs RS Omni Internasional Tangerang Selatan,
Sebuah Contoh Bunuh Diri Sosial (7 Agustus 2008 s/d 29
Desember 2009). Senin, 14 Desember 2009 , pernyataan
Manajemen RS Omni Internasional Tangerang Selatan bahwa
dukungan masyarakat terhadap Ibu Prita telah diterjemahkan
sebagai ancaman terhadap nasib karyawan RS Omni Internasional
yang terancam bangkrut akibat diboikot oleh masyarakat
pendukung Ibu Prita.
Jumlah pasien menurun pendapatan pun menurun.

LOSSESS (4) :
KEWAJIBAN MENGGANTI KERUGIAN ORANG LAIN
(LIABILITY LOSSES)
Karena rusaknya hak milik orang lain atau
terlukanya orang lain.
Contoh Kasus :
Pada Desember 2011, seorang pria di Ohio dua
kain lap di tubuh setelah operasi di rumah
sakit Veteran dan memenangkan gugatan US$
275 ribu dari pemerintah federal.

LOSSESS (5) :
KERUGIAN PERSONALIA (PERSONNEL LOSSES)
Kerugian bagi perusahaan, karena kematian, cacat, atau
mengundurkan diri pegawainya, langganan atau pemilik.
Contoh Kasus :
Jakarta, Kamis (10/7/2014) dr. BSSp.B., dihukum 1,5 tahun
penjara karena meninggalkan benang jahitan di perut
pasien sehingga pasien meninggal dunia. Vonis ini jauh di
atas tuntutan jaksa yang hanya menuntut Rp 100 juta,
tanpa pidana penjara. Pasien Johanes dioperasi pada
pada 21 Oktober 2007 di RS DKT Madiun dan meninggal
dunia pada 20 Juli 2008. Dr. BS dihukum sesuai dengan
UU Praktik Kedokteran pasal 76.

CULPA DAN CULPA LATA


Culpa (dalam arti luas) : berarti kesalahan pada umumnya.
Culpa (dalam arti sempit) : bentuk kesalahan yg berupa
kealpaan.
Istilah2 : sembrono, teledor, kelalaian, kealpaan,
kesalahan, seharusnya diketahuinya, sepatutnya
diketahuinya.
Culpa Lata : Tindakan yang sangat ceroboh atau kelalaian
yang disengaja atau kelalaian berat.
Culpa Lata : Tindakan atau kelalaian ini dengan
mengabaikan keselamatan atau hak milik orang lain,
bahkan dapat menimbulkan kematian dan cacat
permanen.
Culpa Lata : Pelaku dapat dihukum pidana dan perdata.

CULPA LATA
Kealpaan dengan kesadaran (bewuste schuld). Dalam hal ini, si
pelaku telah membayangkan atau menduga akan timbulnya suatu
akibat, tetapi walaupun ia berusaha untuk mencegah, toh timbul
juga akibat tersebut.
Kealpaan tanpa kesadaran (onbewuste schuld). Dalam hal ini, si
pelaku tidak membayangkan atau menduga akan timbulnya suatu
akibat yang dilarang dan diancam hukuman oleh undang-undang,
sedang ia seharusnya memperhitungkan akan timbulnya suatu
akibat.
Contoh Kasus:
Innsbruck, Austria, November 2010 - Seorang ahli bedah Austria
dan asistennya diseret ke pengadilan karena salah mengamputasi
kaki perempuan berusia 90 tahun. Rumah sakit Sankt Johann,
tempat operasi berlangsung, mengatakan terjadinya kesalahan
manusia serta langkah keamanan yang tidak ditepati. Sang ahli
bedah diskors oleh rumah sakit selama 25 tahun.

CULPA LEVIS
Culpa levis adalah kelalaian ringan yang tidak disengaja. Semua orang
menunjukkan kelalaian biasa dan umum. Ini semacam kelalaian
biasanya, tidak dihukum. Namun, jika hasil kelalaian dalam
konsekuensi bencana bagi kehidupan dan hak milik orang lain, orang
yang melakukan culpa levis juga dapat dihukum (secara perdata saja).
Hal ini juga disebut kelalaian yang bisa dimaafkan.
Contoh Kasus :
Pasien Ny.S datang ke Bidan Ny.A untuk suntik KB 3 bulanan, karena
keasyikan berbincang-bincang dengan Ny.S saat tindakan Bidan Ny.A
lupa melakukan aspirasi sehingga ada sedikit udara turut disuntikkan,
Bidan Ny.A langsung menyadari kesalahannya, Bidan Ny.A tidak
menyampaikan hal tersebut kepada Ny.S kliennya dikhawatirkan akan
menimbulkan kecemasan Ny.S. Walaupun Ny.S sampai 3 bulan
mendatang datang kembali tanpa keluhan namun Bidan Ny.A telah
melakukan culpa.

TERIMA KASIH
201

Anda mungkin juga menyukai