Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN

TB PARU DALAM KONTEKS KELUARGA


Disampaikan pada Pelatihan Perkesmas Dinkes Kabupaten Cianjur, di Wisma Haji
2015
TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti sesi pembelajaran ini, peserta
mampu menerapkan asuhan keperawatan kepada klien
dengan tuberkulosis paru dalam konteks keluarga.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti sesi pembelajaran ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan konsep dasar TB Paru yang mencakup
pengertian, penyebab, faktor risiko, cara penularan,
patofisiologi, manifestasi klinik, penatalaksanaan, dan
komplikasi
2. Melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus TB Paru
LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara dengan klien TB terbanyak ke-5 di dunia
setelah India, Cina, Afrika Selatan dan Nigeria (WHO,2009).
Diperkirakan jumlah klien TB di Indonesia sekitar 5,8% dari total jumlah
klien TB di dunia.
Diperkirakan, setiap tahun ada 429.730 kasus baru dan kematian 62.246
orang. Insidensi kasus TB BTA positif sekitar 102 per 100.000 penduduk.
Departemen Kesehatan R.I (2000), menyatakan bahwa TB
merupakan masalah utama kesehatan masyarakat, dimana penyakit
tersebut menyerang sebagian besar kelompok usia produktif (usia
kerja), kelompok ekonomi lemah dan tingkat pendidikan yang rendah.
Sejalan dengan meningkatnya kasus TB, pada awal tahun 1990-an WHO
dan IUATLD mengembangkan strategi pengendalian TB yang dikenal
sebagai strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course)
sebagai salah satu intervensi kesehatan yang secara ekonomis sangat
efektif (cost-efective).
Perawat kesehatan komunitas sebagai salah satu tenaga Puskesmas
diharapkan mampu berkontribusi dalam penanggulangan tuberkulosis
PENGERTIAN

Tuberkulosis adalah penyakit menular


langsung yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium Tuberculosis) dan sebagian
besar kuman TBC menyerang paru dan dapat
juga menyerang bagian tubuh lainnya,
termasuk meningen, ginjal, tulang dan nodus
limfe. (Kemenkes 2011).
PENYEBABNYA
TB Paru disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuber kulosis
Kuman ini biasanya berkembang biak dengan perlahan,
berbentuk batang, merupakan organisme tahan asam yang
tumbuh dengan kapsul protein mirip lilin di luar sehingga tidak
mudah hancur.
Kuman ini dapat bertahan hidup pada udara kering maupun
dalam keadaan dingin. Hal ini terjadi karena kuman berada dalam
sifat dorman.
Sifat lain dari kuman ini adalah aerob yang menunjukkan bahwa
kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan
oksigennya.
Kuman ini biasanya disebarkan oleh orang yang terinfeksi yang
dikeluarkan melalui batuk, bersin, tertawa, berbicara atau
bernyanyi.
Scanning electron micrograph of Mycobacterium tuberculosis
MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS
(STAINED RED) IN SPUTUM.
FAKTOR RISIKO
Individu yang berisiko tinggi untuk tertular TB adalah:
Kontak erat dengan seseorang yang menderita TB aktif;

individu imunosupresif (lansia, klien kanker, klien dalam


terapi kortikosteroid, dan klien HIV/AIDS);
Klien yang memiliki gangguan medis sebelumnya

(diabetes, gagal ginjal kronis, malnutrisi, dll);


Klien tanpa perawatan yang adekuat (tunawisma,

tahanan);
Klien yang tinggal di daerah kumuh;

Klien yang tinggal di institusi (tahanan, perawatan jangka

panjang dan dirawat di RS jiwa) dan


Petugas kesehatan.
CARA PENULARAN
Pada saat individu BTA positif batuk atau bersin, klien
menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak
(droplet nuclei). Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000
percikan dahak. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan
dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi
dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari
langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan
selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab.

Daya penularan dari seorang klien TB ditentukan oleh


banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Semakin
tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, semakin tinggi
risiko penularan. Jika hasil pemeriksaan negatif (tidak terlihat
kuman TB), maka klien tersebut dianggap tidak menular.
Kemungkinan seseorang terinfeksi TB ditentukan oleh konsentrasi
droplet per volume udara dan lamanya menghirup udara tersebut.
Droplet besar-cepat jatuh!
Droplet kecil - melayang
disekitar..
pelahan berkurang
.crystallize membentuk suatu
bahan
1.0 micron droplet nuclei akan jatuh setelah
infeksius dg nucleus didalamnya
jarak 3 m dalam 24 jam!
PATOFISIOLOGI
Infeksi primer terjadi pada saat seseorang terpapar pertama kali dengan
kuman TB. Droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya sehingga dapat
melewati sistem pertahanan mukosilier bronkus dan terus berjalan sampai
alveolus.
Infeksi mulai saat kuman TB berhasil berkembang biak dengan cara
pembelahan diri di paru. Saluran limfe akan membawa kuman TB ke
kelenjar limfe di sekitar hilus paru dan ini disebut sebagai komplek primer.
Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan komplek primer
adalah sekitar 4-6 minggu. Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan
terjadinya perubahan reaksi tuberkulin dari negatif menjadi positif.
Kelanjutan setelah infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman yang
masuk dan besar respon daya tahan tubuh (imunitas seluler). Meskipun
demikian, ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman persisten
atau dorman (tidur).
Kadang-kadang daya tahan tubuh seseorang tidak mampu menghentikan
perkembangan kuman, akibatnya dalam beberapa bulan yang bersangkutan
akan menjadi penderita TB Paru. Masa inkubasi TB sekitar 6 bulan.
M. M. Bovis
Tuberkulosis

Tertiup melalui
udara

Menempel pada
bronchiole atau
WOC TUBERCULOSIS

alveolus

Proliferasi sel epitel disekeliling basil dan


membentuk dinding antara basil dan organ yang
terinfeksi (tuberkel)

Basil menyebar melalui kelenjar getah bening


menuju kelenjar regional

Inflamasi /infeksi <-- Lesi primer menyebabkan


kerusakan jaringan
- Demam
-
Anoreksia Meluas keseluruh paru-paru (bronchiolus atau
- Malaise pleura)
-Batuk
- BB turun Erosi pembuluh darah - Nyeri
- Pucat -Dada
MK : - -Haemaptue
Perubahan Anemia - keletihan
nutrisi - Lemah Basil menyebar
kedaerah yang dekat
dan jauh
MK: Ggn pertukaran
- Demam
MK : Risiko tinggi gas
- Kerusakan
infeksi Pola nafas tak
jaringan
efektif
Defisit perawatan
diri
MANIFESTASI KLINIK
Gejala utama adalah batuk berdahak selama 2-3
minggu atau lebih.
Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu:
dahak bercampur darah,
batuk darah,
sesak nafas,
badan lemas,
nafsu makan menurun,
berat badan menurun,
malaise,
berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik,
demam meriang lebih dari satu bulan.
PENATALAKSANAAN

1. Pengobatan TB
Pengobatan TB berkolaborasi dengan tim medis, obat

tuberkulosis diberikan dalam bentuk kombinasi dari


beberapa jenis, dalam jumlah cukup dan dosis tepat
selama 6-
8 bulan, agar semua kuman (termasuk kuman persister)

dapat dibunuh. Jika paduan obat yang digunakan tidak


adekuat (jenis, dosis, dan jangka waktu pengobatan)
maka kuman TB akan berkembang menjadi kuman kebal

obat (resisten). Program NasionalPenangulangan TB di


Indonesia menggunakan paduan OAT (Kemenkes,2011) :
a. Kategori 1: 2(HRZE)/4(HR)3.
b. Kategori 2: 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3.
2. Penanganan efek samping obat
a. Efek samping ringan antara lain: tidak nafsu makan, mual, sakit perut,
nyeri sendi, kesemutan, ruam sedang kadang gatal, dan warna
kemerahan pada air seni.
Perawat perlu menjelaskan tentang cara penanganan efek samping
pada klien. Meminimalisir efek samping obat membantu
memastikan kepatuhan berobat klien. Perawat harus memberitahu
klien tentang efek samping obat dan meminta mereka untuk segera
melaporkan setiap gejala.
Klien yang mengalami efek samping ringan memerlukan dukunga
untuk menyelesaikan pengobatannya. Perawat harus memikirkan cara-
cara untuk membantu mengurangi gejala seperti mengubah waktu
berobat, diet, dan/atau menawarkan obat anti emesis, antacids atau
anti histamin ringan.

b. Efek samping berat antara lain: gatal dan kemerahan di kulit, kuning
seluruh tubuh (ikterus), muntah-muntah, gangguan keseimbangan
tubuh, gangguan penglihatan, tuli, ruam parah dan renjatan (syok). Jika
terjadi efek samping yang berat maka segera rujuk klien ke pelayanan
kesehatan.
Komplikasi

Komplikasi yang sering terjadi pada klien dengan


stadium lanjut adalah:
- batuk darah berat (hemoptisis),
- kolaps paru spontan karena kerusakan jaringan
paru (pneumothorax spontan),
- bronkhiektasis dan fibrosis paru,
- insufisiensi kardio pulmoner,
- penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak,
tulang,
- persendian dan ginjal.
PENGKAJIAN
1. Identitas Kelomok TBC
Besar dan kecilnya klp
Latar belakang pendidikan
Tingkat sosek
Kebiasaan (terkait dengan TBC,batuk tdk
menutup mulut, buang air liur sembarangan,
penggunaan alat makan bersama, kasur tdk
pernah dijemur, tidur bersama anggota klg yg
lain, dll)
Adat istiadat
Pekerjaan
Agama
Lokasi tempat tinggal
PENGKAJIAN (2)

2. Masalah Kesehatan
Masalah yang sering terjadi (batuk lama)
Besarnya anggota klp yang punya masalah
Sifat masalah klp (mengancam kes atau
sdh mengancam hidup)
PENGKAJIAN (3)

3. Pemanfaatan fasilitas kes.(U/


mengatasi msl TBC)
Puskesmas
Posyandu
Polindes,
dll
PENGKAJIAN (4)

4. Keikutsertaan dlm upaya kes.


Sbg kader kes
Dana Upaya Kes. Masy.
Dasa Wisma
dll
PENGKAJIAN (5)

5. Status kes. Klp.


Penyakit yg pernah diderita (menular)
Keadaan gizi klp umumnya kurang
Imunisasi tidak lengkap terutama BCG
Keadaan hygiene perseorangan kurang
PENGKAJIAN (6)

6. Kondisi sanitasi lingkugan


Perumahan padat dan kumuh
Sumber air minum air sumur yang kurang
bersih
Pembuangan limbah sembarangan
Pembuangan sampah tidak pada
penampungan
Pembuangan air liur/sputum sembarangan
tanpa ditampung pd tempat yang berisi
desinfektan
ANALISA DATA
Pengolahan data u/ menemukan masalah
yang dialami kelompok serta kebutuhan
klp akan pelayanan kes.
Data Subyektif
Mengeluh batuk lama, susah bernafas,
nafsu makan menurun, BB menurun,
mengeluh lelah, sulit tidur pada malam
hari, menggigil atau berkeringat dengan
nyeri, nyeri dada berulang meningkat
karena batuk berulang, pasien
mengeluh batuk berdahak atau tidak,
pasien mengeluh demam
ANALISA DATA (2)
Data Obyektif
BB turun
Penggunaan alat makan bersama
Lingkungan kumuh, ventilasi dan sirkulasi kurang
Buang ludah sembarang
Tidak ada tempat penampungan khusus air ludah
yg diisi desinfektan
Ruangan lembab, tidur bersama anggota klg yg
lain
takikardia, takipnea, nafas pendek, turgor kulit
kering, gelisah, frekwensi, nafas meningkat,
pengembangan dada tidak simetris, sputum (hijau
purulen, mukoid kuning atau bercak darah
PERUMUSAN MASALAH DAN
PRIORITAS
Sifat masalah
Tingkat bahaya yg mengancam klp
Kemungkinan masalah u/ diatasi
Berat ringannya masalah
Sumber daya yg tersedia
Diagnosa Keperawatan kelompok
TBC
Risiko penularan TBC terhadap
kelompok lain sehubungan dengan
tingginya perilaku membuang ludah
sembarangan, kurangnya pemahaman
kelompok tentang cara penularan
penyakit TBC
Perencanaan
Disusun bersama kader kes.
Jadwal kegiatan
Tujuan, untuk mncegah terjadinya
penularan penyakit TBC kepada
kelompok lain
Sasaran, seluruh anggota kelompok yg
mempunyai masalah TBC
jenis pelayanan, Penyuluhan kes.
Biaya, dari sumbangan masyarakat
sekitar
Kriteria hasil, Seluruh anggota kelompok
memahami cara penularan penyakit
TBC dan tidak membuang ludah
sembarangan
PERENCANAAN (2)
Jadwal kunjungan, setiap hari ke
masing-masing rumah penderita
selama 2 jam
Tenaga pelaksana
pengorganisasian kegiatan, oleh
kader kesehatan wilayah sekitar
kelompok bekerjasama dengan
petugas kesehatan puskesmas
Perencanaan (3)
Berdasarkan rencana kerja yg telah
disepakati, yg disesuaikan dengan kebutuhan
Lakukan pendidikan dan pelatihan kader kes
tentang TBC
Beri penyuluhan kesehatan tentang penyakit
TBC dan penularannya
Lakukan imunisasi terhadap masyarakat
sekitar
Lakukan survey untuk menemukan kasus TBC
lain
Rujuk ke pelayanan kesehatan lain bila
diperlukan
Evaluasi/ Penilaian
Penilaian saat berlangsungnya
kegiatan
Penilaian terhadap keseluruhan
kegiatan yang dilakukan
Disesuaikan dengan tujuan yang
telah ditetapkan
Rencana tindak lanjut
KASUS ASKEP KLIEN TB DALAM KONTEKS
KELUARGA

Deskripsi Kasus:
Keluarga Bp.M (32 tahun) dan Ibu H (28 tahuh) memiliki 2 orang anak

balita An. J (3 tahun ) dan An. S (1 Tahun). Bapak M sejak 2 bulan yang
lalu dinyatakan menderita tuberkulosis. Saat ini mengeluh cepat lelah,
kurang nafsu makan dan kadang terasa nyeri di dada. Hasil pemeriksaan
tanda-tanda vital :TD: 130/70 mmHg, N: 82x/ menit, S: 38C, R: 24x/
menit. BB sekarang : 50 kg (BB bulan lalu: 55 kg), TB: 160 cm.
Hasil pemeriksaan sputum: BTA positif (3 bulan yang lalu). Klien tampat
pucat, keringat dingin dan sering batuk-batuk berdahak. Keluarga
mengatakan sejak dinyatakan menderita tuberkulosis, Bp.M sudah
minum OAT, dan selanjutnya berhenti minum obat karena selalu merasa
mual. Bapak M bekerja sebagai buruh angkut di pasar, pendapatan
sehari- hari tidak menentu. Bp.M biasa mengkonsumsi nasi dengan lauk
tempe atau tahu. Saat ini Bp.M tidak bisa menghentikan kebiasan
merokok. Keluarga Bp.M tinggal di lingkungan kumuh dan padat
penduduk.
TUGAS

1. Identifikasi data-data yang perlu dikaji


lebih lanjut terkait kasus diatas
2. Rumuskan diagnosis keperawatan
berdasarkan analisa data
3. Buatlah rencana keperawatan
berdasarkan prioritas masalah yang
ada
Petunjuk Penugasan Bermain Peran:
1. Peserta dibagi menjadi 4 kelompok (7-8 orang)
2. Masing-masing kelompok membahas kasus asuhan keperawatan individu dalam konteks
keluarga dengan masalah TB sesuai dengan kasus yang diberikan
5. Masing-masing kelompok mendiskusikan kasus dan membuat asuhan keperawatan mulai dari
pengkajian, diagnosis keperawatan, dan perencanaan

Topik:
Topik 1: Melakukan kunjungan rumah untuk mengkaji individu dengan masalah TB

Topik 2: Melakukan intervensi keperawatan pada individu dengan masalah TB

Pembagian Peran:
a. Satu orang sebagai narator
b. Satu orang berperan sebagai perawat
c. Anggota yang lain sebagai individu dan keluarga:
Satu orang sebagai klien
Tiga orang sebagai anggota keluarga yang lain

6. Pelaksanaan simulasi dilakukan dengan cara mengundi 2 kelompok yang akan melakukan
roleplay asuhan keperawatannya secara bergantian, sedangkan kelompok lain sebagai pengamat

7. Pelaksanaan roleplay dilakukan selama 10-15 menit

8. Setelah seluruh permainan peran selesai, masing-masing pengamat menyampaikan hasil


pengamatan/ penilaiannya

RANGKUMAN
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi menular
yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
yaitu suatu kuman batang aerobik, tahan asam, dan
merupakan organisme patogen maupun saprofit.
Manifestasi klinis tuberkulosis mungkin belum
muncul pada infeksi awal, dan mungkin tidak akan
pernah timbul apabila tidak terjadi infeksi aktif.
Penatalaksanaan pada klien dengan TB. Paru adalah
Minum obat teratur dan melibatkan anggota
keluarga untuk mengawasi dan memastikan pasien
minum obat TB dengan benar
Terima Kasih...

Anda mungkin juga menyukai