Prinsip
ketakpastian
Heisenberg:
ketakpastian momentum
p dari elektron dlm
34
10
p atom
akan
~ 14menjadi
10 20 kg.m / s
inti
x
10
20
3x108 x10 berorde
Sebuah elektron dgn
momentum
E c.p
20 Mev
13
1.6x10
sebesar ini akan mempunyai
energi
Bukti2 tsb menunjukkan bahwa hipotesis protonelektron dari aturan inti tidak mungkin benar.
13
14
Elemen-elemen
yg
ada
secara
alamiah
dpt
dikelompokkan dlm 2 kelas, yg mempunyai nilai Z
genap atau ganjil.
Elemen-elemen dgn Z ganjil biasanya mempunyai 1
atau 2 isotop stabil.
Elemen-elemen dgn Z genap umumnya mempunyai
isotop stabil dgn jumlah > elemen-elemen dgn Z ganjil.
contoh:
Ca (Z=20), Se (Z = 34), Kr (Z = 36), dsb 6 isotop stabil.
Zn (Z=30), Ge (Z=32), Zirconium (Z=40), dsb 5 isotop
stabil
Cadmium (Z=48) 8 isotop stabil
Tin (Z = 50) 10 isotop stabil (terbesar).
15
17
Z
Z
Z
Z
Tabel 1
Jumlah isotop stabil
Eveneven
164
Even-odd
Odd-even
Odd-odd
Total
54
50
272
D. Model-model inti
atom
18
iii.
iii.
iii.
F. Formula BetheWeizsacker
23
M ( A, Z ) ZM H NM n E B
EB = energi ikat inti;
MH=massa atom hidrogen (1H); Mn=massa neutron;
N=A-Z adalah jumlah neutron dlm inti
24
F. Formula BetheWeizsacker
Energi ikat EB dpt dinyatakan sbg
jumlah dari sejumlah suku yg
diberikan dibawah ini:
Ev a1 A
(i) Energi volume:
a1 = konstanta;
Ev = energi
volume;
volume nuklir sebanding dgn A
F. Formula BetheWeizsacker
25
F. Formula BetheWeizsacker
26
3
( Ze) 2
Z2
Ec
a3 1/ 3
1/ 3
5 4 0 r0 A
A
27
F. Formula BetheWeizsacker
(iv) Energi asimetri:
Dlm inti2 ringan (N = Z) konfigurasi paling stabil.
Utk inti2 yg lebih berat, peningkatan jumlah proton
cenderung melemahkan ikatan karena gaya tolakan
Coulomb diantara mereka.
Beberapa
neutron tambahan harus hadir utk
menyediakan
ikatan2
tambahan
n-n
sbg
kompensasinya. Namun, hal ini mengganggu kondisi
kesamaan Z & N utk membentuk konfigurasi yg
paling stabil ketika efek gaya Coulomb diabaikan.
Jadi karena keasimetrian dlm jumlah neutron proton,
energi asimetri dpt ditulis sbg:
( A 2Z ) 2
E a a4
28
F. Formula BetheWeizsacker
(v) Energi pemasangan:
Inti2 A ganjil terikat dgn lebih kuat drpd inti2 o-o
sementara ikatan mereka kurang kuat
dibandingkan dgn inti2 o-o.
Pengamatan2 ini menunjukkan bahwa kita mesti
menambahkan semacam energi pemasangan utk
EB yg muncul karena pemasangan nukleon2 dari
jenis yg sama dgn spin2 yg berlawanan.
Energi pemasangan (A, Z) bergantung hanya
pd A
a5 A 3 / 4
F. Formula BetheWeizsacker
29
E B ( A, Z ) Ev E s Ec E a
2
(
A
2
Z
)
2/3
2
1/ 3
E B ( A, Z ) a1 A a 2 A a3 Z / A a 4
Peluruhan Alpha
A
Z
A 4
Z 2
Y He
4
2
Q M ( A, Z ) M ( A 4, Z 2) M ( He)
4
Q E B ( A 4, Z 2) E B ( 4 He) E B ( A, Z )
Q E B ( 4 He) 4a1 a2 A2 / 3 ( A 4) 2 / 3
Z2
( Z 2) 2
a3 1/ 3
1/ 3
( A 4)
A
1
1
a4 ( A 2 Z )
A A 4
2
2
8
4
a
Z
Z
4
a
(
A
2
Z
)
f A A( M n a1 a 4 ) a 2 A 2 / 3
p 4a 4 ( M n M H )
1
2/3
q
( a3 A
4a 4 )
A
C 11
B
v
5
34
(2Z 1)
M ( A, Z ) M ( A, Z 1) M H M n a3
A1/ 3
Q M ( A, Z ) M ( A, Z 1) 2me
(2Z 1)
M H M n a3
2me
1/ 3
A
a3 A2 / 3 ( M n M H 2me )
a3 A2 / 3 1.804 MeV
Ef
2M
3 2
np
2
21 MeV
g.
47
V (r ) V0 1 / 2 M 2 r 2
48
49
nlm Rnl (r ) Yl ( , )
m
E ( 3 / 2)
2n l 2
Garis putus-putus
diagonal
menghubungkan
tingkat dengan
kemungkinan
kombinasi yang
berbeda dari n
dan nilai-nilai l.
Energy in
No. of nucleons
Total No. of
unit of
filling up the
nucleons
shell (2
for shell
(2l+1))
closure
3/2
(1, 0)
5/2
(1, 1)
7/2
(2, 0) (1, 2)
12
20
9/2
(2, 1) (1, 3)
20
40
l:
Simbol:
0
s
1
p
2
d
3
f
4
g
5
h
6
i
Interaksi Spin-orbit:
Dalam rangka untuk menjelaskan perbedaan pendapat untuk nomor
ajaib tinggi, Mayer dan independen Haxel, Jensen dan Suess
menyarankan bahwa istilah interaksi spin-orbit harus ditambahkan
dengan potensi pusat V(r).
Kita berasumsi pasangan kuat antara spin dan momentum sudut
orbital dari setiap nukleon individu sehingga menimbulkan
momentum total sudut j untuk masing-masing sehingga kita dapat
menulis j = l + s.
Karena s = 1/2 untuk setiap nukleon, dua nilai yang mungkin
adalah j = l +1 / 2 dan j = l -1 / 2. Kedua level sekarang memiliki
energi yang berbeda karena pasangan spin-orbit yang kuat.
56
57
a. Spin Nuklir
Salah satu aplikasi yang paling sukses dari model kulit
partikel tunggal adalah penjelasan tentang spin dan paritas
keadaan dasar dari inti A ganjil.
komponen nuklir 'spin' digunakan untuk menunjukkan
momentum sudut I dari inti yang merupakan penjumlahan
vektor
I=L+S
asumsi tambahan berikut: suatu jumlah genap dari nukleon
berjenis apapun dalam keadaan j yang sama akan selalu
bergabung untuk memberikan spin resultan 0 dan paritas
genap.
s L
Diagram Schmidt
60
Diagram
disamping
menunjukkan bahwa nilai-nilai
eksperimental
tidak
sesuai
secara umum dengan nilai
Schmidt.
Namun, nilai-nilai eksperimental
selalu terletak diantara dua
garis Schmidt yang membatasi,
untuk inti Z ganjil dan N ganjil.
Sedikit pengecualian adalah 3H,
3
He, 13C dan 15N dan dimana
nilai-nilai eksperimental berada
sedikit di atas atau di bawah
garis pembatas.
Garis Schmidt (a) kasus proton ganjil
(b) kasus neutron ganjil
c. kelompok isomerisme:
Waktu hidup relatif nuklir pada keadaan tereksitasi dikenal
sebagai keadaan isomerik pada beberapa inti
Hal ini terjadi ketika ada
perbedaan besar dalam
momentum sudut antara
keadaan tereksitasi dan
keadaan dasar, terutama
ketika perbedaan energi
antara kedua keadaan
relatif kecil.
Tidak seperti pada model partikel tunggal yang ekstrim, satu hal
yang harus dipertimbangkan tentang pemasangan dari momentum
sudut dari semua nukleon ganjil yang menduduki sublevel terakhir
di luar inti dari kulit tertutup
j
3/2
5/2
7/2
9/8
k
1
2
1
2
1
2
3
1
2
3
4
1
2
3
4
5
0
3/2
0, 2
5/2
0, 2, 4
3/2, 5/2, 9/2
7/2
0, 2, 4, 6
3/2, 5/2, 7/2, 9/2, 11/2, 15/2
0, 22, 42, 5, 6, 8
9/2
0, 2, 4, 6, 8
3/2, 5/2, 7/2, (9/2)2, 11/2, 13/2, 15/2, 17/2, 21/2
02, 22, 3, 43, 5, 63, 7, 82, 9, 10, 12
, 3/2, (5/2)2, (7/2)2, (9/2)3, (11/2)2, (13/2)2, (15/2)2, (17/2)2, 19/2, 21/2, 35/2
aturan Nordheim.
Aturan kuat
Aturan lemah
: N = 0, I = jn - jp
: N = l, I adalah salah satu dari jn - jp, atau
jn + jp
Dalam model ini, juga dikenal sebagai model partikel bebas, semua
nukleon-nukleon A diasumsikan bergerak secara bebas satu sama lain
dalam medan potensial yang biasa.
Model
ini
dapat
pula
digunakan untuk memperoleh
fungsi gelombang dari sistem
yang pada dasarnya cukup
akurat,
meskipun
dalam
prakteknya ia bergantung pada
validitas aproksimasi model
kulit sampai batas tertentu.
52
1 2 ,3 2
6
MeV
52
52
72
12
32
72
12
32
2
0
12
32
Perhitungan
1 2 ,3 2
72
52
Li
Be
Eksperimen
Menurut dia, gerakan tersebut mengarah ke polarisasi inti ganjilganjil, yang dengan hal tersebut diasumsikan bentuk bulat.
Aage Bohr (putra Niels Bohr yang terkenal) dan B. Mottleson (1953)
merinci lebih lanjut model, menggabungkan partikel tunggal dan
gerakan kolektif menjadi model terpadu yang memberikan deskripsi
yang lebih lengkap dari inti terdeformasi.
Kita dapat menulis total energi sebagai jumlah dari energi rotasi,
vibrasi dan energi nukleonik inti:
Spektrum Vibrasi/Getaran.
68
Jika (x', y', z') merupakan koordinat tetap dalam nukleus, maka
transformasi antara (x, y, z) dan (x', y', z') dapat dilakukan dengan
bantuan sudut Euler (1, 2, 3) pada sumbu utama inti
Transformasi antara sumbu bendatetap dan sumbu ruang-tetap pada
deformasi nukleus. 1, 2, 3 adalah
sudut Euler pada sumbu utama.
Gambar sebelah kanan menunjukkan
pemasangan momentum sudut pada
inti deformasi.
Rotasi Nuklir.
70
1
1 3
2
2
2
T B ( ) I k k2
2
2 k 1
Materi nuklir di permukaan berputar sebagai sebuah gelombang. Gambar di tengah dan
di sebelah kanan berturut-turut berhubungan dengan irrotasional dan rotasi benda tegar.
71
2
K
J ( J 1) K 2 K ,1 / 2 a (1) J 1 / 2 ( J 1 / 2)
2I
72
I (2 I 1)Q0
( I 1)(2 I 3)
Resonansi Raksasa.
75
Penutup
76
Bab ini menjelaskan tentang model-model nuklir. Modelmodel tersebut dikembangkan oleh para ahli kimia untuk
memahami sifat-sifat yang teramati dari inti sebuah atom. Pada
awalnya, diasumsikan bahwa inti atom mengandung proton dan
elektron. Namun, hipotesis proton-elektron dari aturan inti ini
mempunyai banyak kekurangan. Pada 1932, Heisenberg
mengajukan gagasan bahwa inti-inti terbentuk dari protonproton dan neutron-neutron (bukan dari proton dan elektron).
Sebuah inti dari nomor massa A dan nomor atom Z
mengandung Z proton dan N = A Z neutron, sehingga jumlah
total partikel dalam inti sama dengan nomor massanya A.
Penutup
77
Penutup
78
Penutup
79
SYUKRON