Anda di halaman 1dari 21

Refreshing

Asuhan Persalinan Normal

Aikardi
Elsis Leli Murtika
Marham

dr. H. Abdul Rauf. SpOG


Definisi

Persalinan adalah suatu


proses pengeluaran hasil
konsepsi (janin+uri), yang
dapat hidup ke dunia luar,
dari rahim melalui jalan lahir
atau dengan jalan lain.
Partus Berdasarkan Cara
Persalinan

Partus biasa (Normal) disebut


juga partus spontan, adalah
proses lahirnya bayi dengan
tenaga ibu sendiri tanpa bantuan
alat-alat serta tidak melukai ibu
dan bayi yang umumnya
berlangsung kurang dari 24 jam.
Partus Luar Biasa
(Abnormal)
Persalinan pervaginam
dengan bantuan alat-alat atau
melalui dinding perut dengan
operasi caesarea
Kala I Persalinan

Tanda dan gejala inpartu

Penipisan dan pembukaan serviks


Kontraksi uterus yang mengakibatkan
perubahan serviks (frekuensi minimal 2 kali
dalam 10 menit)
Cairan lendir bercampur darah (show) melalui
vagina
Fase-Fase pada Kala I Persalinan

Fase Laten pada Kala Satu Persalinan

Dimulai sejak awal berkontraksi yang


menyebabkan penipisan dan pembukaan
serviks secara bertahap
Berlangsung hingga serviks membuka
kurang dari 4 cm
Pada umumnya, fase laten berlangsung
hampir atau hingga 8 jam.
Fase Aktif pada Kala I
Persalinan

Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan


meningkat secara bertahap (kontraksi
dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga
kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan
berlangsung selama 40 detik atau lebih)
Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai
pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi
dengan kecepatan rata-rata 1 cm perjam
(nulipara atau primigravida) atau lebih dari
1cm hingga 2 cm (multipara)
Terjadi penurunan bagian terbawah janin
Pada fase ini berlangsung selama 6 jam dan dibagi
atas 3 subfase, yaitu :
Periode akselerasi, berlangsung 2 jam
pembukaan menjadi 4 cm
Periode dilatasi maksimal (steady) : selama 2
jam pembukaan berlangsung cepat menjadi 9
cm
Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam
waktu 2 jam pembukaan jadi 10 cm atau
lengkap
Manajemen Aktif kala I

Memantau Kontraksi Uterus

Untuk memantau kontraksi uterus dengan


cara letakan tangan penolong diatas
uterus dan palpasi jumlah kontraksi yang
terjadi dalam kurun waktu 10 menit,
gunakan jarum detik pada jam.
Memantau tiap jam sekali pada fase
aktif.
Menentukan Tinggi fundus
Uteri

Lakukan pengukuran pada saat uterus tidak


berkontraksi menggunkan pita pengukur atau
meteran pengukur. Ibu dengan posisi setengah
duduk dan tempelkan ujung pita (posisi
melebar) mulai dari tepi atas simpisis pubis,
kemudian rentangkan pita mengikuti aksis/linea
mediana dinding depan abdomen hingga ke
puncak fundus. Jarak tepi atas simfisis pubis
dan puncak fundus uteri adalah tinggi fundus.
Memantau Denyut Jantung Janin
Menentukan Presentasi
Menentukan Penurunan Bagian Terbawah Janin
Periksa Dalam
Partograf pada kala 1 fase aktif (untuk menilai
kemajuan persalinan)
Kontrol tanda-tanda vital ibu tiap 4 jam
Pemberian obat bila ada indikasi dan bila diperlukan
Kala Dua Persalinan
Gejala dan tanda pada kala II persalinan adalah :
Ibu merasakan ingin meneran bersamaan
dengan terjadinya kontraksi
Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan
pada rectum dan/atau vagina
Perineum menonjol
Vulva vagina dan sfingter ani membuka
Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur
darah
Tanda pasti kala dua ditentukan
melalui periksa\ dalam yang hasilnya :
Pembukaan serviks telah lengkap,
atau
Terlihatnya bagian kepala bayi
melalui introitus vagina
Pemantauan Selama Kala II
Nadi Ibu setiap 30 menit
Frek dan lama kontraksi setiap 30 menit
DJJ setiap selesai meneran atau setiap 5-10 menit sekali
Penurunan Kepala Bayi setiap 30 menit melalui pemeriksaan
(pemeriksaan luar) dan pemeriksaan dalam setiap 60 menit atau
jika ada indikasi, hal ini dilakukan lebih cepat
Warna cairan ketuban jika selaputnya sudah pecah (jernih atau
bercampur mekonium atau darah)
Apakah ada presentasi majemuk atau tali pusat di samping atau
terkemuka
Putaran paksi luar segera setelah kepala bayi lahir
Kala III Persalinan

Kala III merupakan waktu untuk


pelepasan dan pengeluaran uri,
dimulai setelah lahirnya bayi
dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban
Tanda-tanda terlepasnya
plasenta

Perubahan bentuk dan tinggi


fundus
Semburan darah yang
mendadak dan singkat
Tali pusat memanjang
Manajemen aktif kala III

Pemberian suntikan oksitosin


dalam 1 menit pertama setelah
bayi lahir
Melakukan penegangan tali
pusat terkendali
Massase fundus
Kala IV Persalinan
Pemantauan Pada Kala IV
Massase uterus
Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan
anda secara melintang dengan pusat sebagai patokan.
Memperkirakan kehilangan darah secara keseluruhan
Dengan cara melihat volume darah yang terkumpul
dan memperkirakan berapa banyak botol 500ml dapat
menampung semua darah itu. Bisa juga dengan cara
tidak langsung dengan cara melalui penampakan
gejala dan tekanan darah
Periksa kemungkinan perdarahan dari robekan
(laserasi atau episiotomi)
5 Aspek dasar

Membuat keputusan klinik


Asuhan sayang ibu dan sayang bayi
Pencegahan infeksi
Pencatatan (dokumentasi)
Rujukan
Daftar Pustaka

Prawirohardjo, Pror. Dr. dr. Sarwono, Sp.OG.


Ilmu Kebidanan Ed. 4, Cet. 1. PT. Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. 2008. hal.334-347.
Sinopsis Obstetri, Jilid I Edisi 2. Jakarta : ECG,
1998.
Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal.
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan
Reproduksi. Jakarta. Oktober 2002.

Anda mungkin juga menyukai